Anda di halaman 1dari 12

AKSARA DAN SENI SASTRA

A.    AKSARA DAN SENI SASTRA


Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau
tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis
bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang seni
ukir. Berkaitan dengan itu berkembang seni kaligrafi. Di samping pengaruh sastra Islam
dan Persia, perkembangan sastra di zaman madya tidak terlepas dari pengaruh unsur
sastra sebelumnya. Dengan demikian terjadilah akulturasi antara sastra Islam dengan
sastra yang berkembang di zaman praIslam. Seni sastra di zaman Islam terutama
berkembang di Melayu dan Jawa.
Pengaruh india akan membwa perkembanga seni sastra di Indonesia. Seni satra
waktu itu ada berbentuk prosa  dan ada yang berbentuk tembang(puisi).bedasarkan
isinya kesustraan dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu tutur(pitutur kitab
keagamaan),kitab huku,dan wiracarita(kepahlawanan).
Bentuk wiracarita ternyta sangat terkenal di Indonesia ,terutama kitab
Ramayana dan mahabarata.kemudian timbul wiracarita hasil gubahan dari para
pujangga Indonesia .misalnya baratayuda yang digudah oleh mpuh sedah dan mpu
panulu.juga munculnya cerita-cerita carangan.
Berkembangnya karya sastra yang bersumber dari mutabarata dan
Ramayana,melahirkan seni budaya wayang kulit(wayang purwa).pertunjukan wayang
kulit di indoensia khususnya dijawa sudah begitu mendarah daging.isi dan cerita
pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat edukatif pertunjukan
wayang berasal dari india tetapi wayang nya asli dari Indonesia .seni pahat ragam
luasanya pada wayang disesuaikan dengan seni diindonesia.
Disamping bentuk hias dan ragam wayang,muncul pula tokoh-tokoh
pewayangan khas diindonesia .misalnya seperti tokoh penakawan seperti
semar,gareng,dan petruk .perkembangan seni sastra sangalah berkembang cepat 
didukung dengan penggunaan huruf pallawa,misalnya dalam karya-karya satra jawa
kuno .pada prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsure india dan unsure budaya
indoensia.misalnya ada prastati dengan huruf nagari(india)dan huruf bali
kuno(diindonesia).
Dilihat dari corak dan isinya, ada beberapa jenis seni sastra seperti berikut.
 Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng. Dalam
hikayat banyak ditulis berbagai peristiwa yang menarik, keajaiban, atau hal-hal yang
tidak masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau
prosa). Hikayat-hikayat yang terkenal, misalnya Hikayat Iskandar Zulkarnain,
Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat si Miskin, Hikayat 1001 Malam,
Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Amir Hamzah.

 Babad mirip dengan hikayat. Penulisan babad seperti tulisan sejarah, tetapi isinya
tidak selalu berdasarkan fakta.Jadi, isinya carapuran antara fakta sejarah, mitos, dan
kepercayaan.Di tanah Melayu terkenal dengan sebutan tambo atau salasilah. Contoh
babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, dan Babad
Surakarta.

 Syair berasal dari perkataan Arab untuk menamakan karya sastra berupa sajak-sajak
yang terdiri atas empat baris setiap baitnya. Contoh syair sangat tua adalah syair
yang tertulis pada batu nisan makam putri Pasai di Minye Tujoh.
 Suluk merupakan karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal-
soal tasawufnya. Contoh suluk yaitu Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang
Sumirang.

B.     Perkembangan Aksara dan Seni Sastra (Kesusastraan)


Masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia sangat berpengaruh terhadap
perkembangan seni aksara dan seni sastra di Nusantara. Aksara dan seni sastra Islam
pada awal perkembangannya banyak dijumpai di wilayah sekitar selat Malaka dan
Pulau Jawa, walaupun jumlah karya sastra dan bentuknya sangat terbatas.

1.   Aksara Masa Awal Islam


Tradisi tulis di Indonesia diawali dengan penemuan prasasti Kutai yang berhuruf
Pallawa, India. Pada perkembangan berikutnya muncul aksara setempat yang
berakar dari huruf Pallawa, yaitu aksara Jawa dan Bali. Pada awal perkembangan
Islam di Indonesia aksara Arab digunakan dengan huruf Jawi (Melayu). Aksara-
aksara tersebut makin menambah keanekaragman Tradisi tulis di Nusantara.

2.  Seni Sastra Masa Awal Islam


Masuknya Islam dan penggunaan huruf Arab mampu mengembangkan seni
sastra Islam di Indonesia. dilihat dari bentuknya, sastra Islam di Jawa berbentuk
tembang (syair), sedangkan di Sumatra, selain bentuk syair juga ditemukan yang
berbentuk gancaran (prosa). Syair Islam tertua di Indonesia terpahat di sebuah nisan
makam seorang putri Raja Pasai di Minye Tujuh terdiri atas 2 bait, dan masing-
masing bait berisi 4 baris.

Karya-karya sastra awal Islam antara lain Bustanul Salatin yang ditulis oleh
Nuruddin ar Raniri, seorang ulama besar Aceh masa pemerintahan Sultan Iskandar
Thani. Hikayat Raja-Raja Pasai karangan Hamzah Fansuri, Pustakaraja, Jayabaya,
Paramayoga, karangan R.Ng. Ronggowarsito. Sastra Gending, karangan Sultan Agung,
dan masih banyak lagi karya sastra Islam lainnya yang tidak diketahui pengarangnya
(anonim).

Selain bentuk karya sastra tersebut di atas, terdapat suluk, yaitu kitab yang
bersifat magis dan berisi ramalan-ramalan, seperti misalnya Suluk Sukarsa (berisi
pengalaman Ki Sukarsa mencari ilmu), Suluk Wijil (berisi wejangan-wejangan Sunan
Bonang kepada Wijil), Syair Perahu, Syair Si Burung Pingai, dan sebagainya. Juga
terdapat tarekat, yaitu jalan atau cara yang ditempuh kaum sufi untuk mendekatkan
diri pada Tuhan. Hal ini berkaitan dengan munculnya ajaran tasawuf di Indonesia.
Contoh tarekat, antara lain Qadariyah, Naqsyabandiyah, Syaftariah, dan Rifa’iyah.

C.    Sistem Kepercayaan
Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih
menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses
akulturasi, agama Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama
Hindu, agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga
dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. 
Sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan
manusia, dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak
diskriminatif). Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana
asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

Kepercayaan nenek moyang kita adalah animisme dan dinamisme. Keadaan alam


Nusantara memaksa mereka harus pandai berlayar sebab Nusantara terdiri atas
kawasan kepulauan serta adanya tuntutan kebutuhan untuk saling mencukupi.
Akhirnya, muncul perdagangan antarpulau dan berkembang menjadi perdagangan
antarnegara. Pelayaran lintas laut telah membawa bangsa Indonesia mampu
mengarungi lautan internasional sehingga terciptalah hubungan dagang yang maju,
yang melibatkan kawasan Nusantara. Kita ketahui bahwa kemajuan pelayaran
perdagangan antara Cina – India yang melewati kawasan Nusantara menyebabkan
terjalinnya perdagangan di Nusantara juga, namun pengaruh India di Nusantara jauh
lebih besar. Pengaruh India yang masuk ke Nusantara membawa perkembangan bagi
kemajuan hidup masyarakat di Nusantara pada saat itu dan berkembang sampai
sekarang, misalnya, dalam bidang pemerintahan, budaya, sosial, dan kepercayaan.
KESENIAN
Seni adalah hasil yang diperoleh lewat kegiatan cipta, rasa, karsa dimana
mendefinisikan keterpaduan antara kreativitas, penemuan dan motivasi yang sangat
dipengaruhi oleh emosi. Adapun berdasarkan jenisnya untuk memaknai kebudayaan
adalah menurut para ahli sangat beragam bentuknya. Seni sangat diperlukan dalam
keragaman budaya nusantara di Indonesia terutama macam-macam kesenian dengan
kreativitas, penemuan dan motivasi. Sebagaimana contoh pendapat pakar atau ahli
dalam Herbert Read (1959) bahwa pengertian Seni adalah ekspresi dari penuangan
hasil pengamatan dan pengalaman yang dihubungkan dengan perasaan, aktifitas fisik
dan psikologis ke dalam bentuk karya. Secara Umum, Seni (bahasa Inggris: Art) adalah
hal-hal yang Baik / bagus ( sifatnya kongkret ), Halus / luwes ( sifatnya abstrak ), kecil
dan indah. Dimana secara sestematik atau menurut arti katanya bahwa kesenian ialah
hal-hal yang berhubungan dengan kehalusan.
JENIS-JENIS
Lalu apa saja jenis-jenis seni itu?. Apabila ditinjau dari keterpaduan antara kebudayaan
dan kesenian, secara umum dengan menyimpulkan pendapat para pakar maka batasan-
batasan seni dibagi menjadi 5 jenis atau macam ialah:
 Seni Rupa.
Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang mengandung unsur keindahan.
 Seni Musik.
Seni musik atau seni suara adalah keterpaduan antara kreativitas seni yang diserap
melalui indra pendengaran.
 Seni Tari.
Seni Tari adalah keterpaduan antara kreativitas seni yang diserap melalui indra
penglihatan.
 Seni Drama/Theater.
Seni Theater adalah keterpaduan antara kreativitas seni peran atau lakon yang
umumnya dimainkan di atas panggung.
 Seni Sastra.
Seni Sastra adalah keterpaduan antara kreativitas seni yang dikemukakan melalui
susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa
senang tanpa pamrih bagi orang yang membacanya.
Secara umum macam-macam seni dibedakan menurut jenis indra penserapannya
yaitu seni audio, seni visual, dan seni audio-visual.
JENIS-JENIS DALAM CABANG KESENIAN BERUNSUR SENI BUDAYA NUSANTARA
Budaya nusantara Indonesia sangat kaya dan beranekaragam. Salah satu jenisnya
adalah seni tari, yang merupakan cabang dari bentuk kesenian. Budaya dan Seni
nusantara tari sendiri terdiri dari jenis tari daerah (adat), tari rakyat, tari balet, tari
modern dance, tari musik pangggung/ opera, tari rekreasi.
1. Tari Daerah (adat) Jenis untuk cabang tari dengan adat daerah memiliki ciri yang
saling berkaitan baik sebagai pelengkap maupun perantara untuk mencapai tujuan
budaya nusantara.
2. Tari Rakyat Jenis untuk cabang tari dengan kegiatan cipta, rasa, karsa memiliki ciri
yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat Nusantara atau tarian yang
berorientasi pada koreografi yang berkembang di masyarakat Indonesia.
3. Tari Balet Jenis untuk cabang tari dengan kegiatan cipta, karsa ini merupakan suatu
tarian yang mempunyai disiplin tinggi dan aturan- aturan ketat serta didasari tradisi-
tradisi tua.
4. Tari Modern Dance Jenis untuk cabang tari dengan kegiatan cipta berdasarkan
sejarah awal tari modern karena adanya penolakan terhadap bentuk yang formal
seperti pada tari balet.
5. Tari Musik Opera Jenis untuk cabang tari dengan kegiatan rasa, cipta, karsa tari ini
merupakan perpaduan antara gerak tari, dramatikal dan musik iringan. Koreografi
bersifat kolabarasi dengan demikian ketiga unsur seni yang mendukung tidak
menjadikan dominan pada salah satunya.
6. Tari Rekreasi Jenis untuk cabang tari dengan kegiatan kreativitas, motivasi,dan
penemuan motitarin ini merupakan pertunjukan individual dari tari rakyat tradisi
Negara-negara eropa maupun Indonesia (Nusantara).
KALENDER
Menjelang tahun ketiga pemerintahan khalifah umar bin khattab, beliau berusaha
membenahi kelender islam. Perhitungan tahun yang dipakai atas dasar predaran bulan
(Komariyah). Umar menetapkan tahun 1 H bertepatan dengan tanggal 14 September
622 M, sehingga sekarang kita mengenal tahun hijriyah.
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam (bahasa Arab: ‫ ;التقويم الهجري‬at-taqwim al-hijri),
adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam memilihkan tanggal
atau bulan yang bersesuaian dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini
dinamakan Kalender Hijriyah, sebab pada tahun pertama kalender ini adalah tahun
dimana terjadi kejadian Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni
pada tahun 622 M. Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender
Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Islam
menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa
(kalender Masehi) yang menggunakan peredaran Matahari.
Sejarah
Penentuan dimulainya suatu hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada
Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, suatu hari/tanggal dimulai pada pukul
00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, suatu hari/tanggal dimulai
saat terbenamnya Matahari di tempat tersebut.
Kalender Hijriyah dibangun sesuai rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar
(qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik
bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708
hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah semakin pendek sekitar 11
hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender
Hijriah bergantung pada letak bulan, bumi dan Matahari. Usia bulan yang mencapai 30
hari berpadanan dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, adalah jarak
terjauh selang bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak
terdekatnya dengan Matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlanjut 29
hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan
dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari Matahari (aphelion). Dari
sini terlihat bahwa usia bulan selalu berubah melainkan berganti-ganti (29 - 30 hari)
sesuai dengan letak ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari).
Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan
(visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak).
Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga letak hilal
berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, karenanya jumlah
hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak benar aturan khusus bulan-
bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya
tergantung pada penampakan hilal.
Penetapan kalender Hijriyah dipertontonkan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab,
yang menetapkan kejadian hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Kalender
Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari.
terdapat beberapa bentuk lain dan akulturasi antar kebudayaan pra-islam
dengan kebudayaan islam. Misalnya upacara kelahiran, perkawinan dan kematian.
Masyarakat jawa juga mengenal berbagai kegiatan selamatan dengan bentuk kenduri
selamatan diadakan pada waktu tertentu. Misalnya, selamatan atau kenduri pada 10
muharam untuk memperingati hasan-husen ( Putri Ali Bin Abu Thalib, Maulid Nabi
untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, Ruwahan, untuk menghormati para
leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal.
Peranan Para Ulama Dalam Proses Integrasi
Peran Para Ulama dalam Proses Integrasi,- Agama Islam yang masuk dan berkembang
di Nusantara mengajarkan kebersamaan dan mengembangkan toleransi dalam
kehiduapan beragama. Islam mengajarkan persamaan dan tidak mengenal kasta-kasta
dalam kehidupan masyarakat. Konsep ajaran Islam memunculkan perilaku kearah
persatuan dan persamaan drajat. Di sisi lain, datangnya pedagang-pedagang Islam di
Indonesia mendorong berkembangnya tempat-tempat perdagangan di daerah pantai.
Tempat-tempat perdagangan itu kemudian berkembang menjadi pelabuhan dan kota-
kota pantai. Bahkan kota pantai yang merupakan bandar dan pusat perdagangan,
berkembang menjadi kerajaan. Timbulnya kerajaan-kerajaan Islam menandai awal
terjadinya proses integrasi. Meskipun masing-masing kerajaan memiliki cara dan faktor
pendukung yang berbeda-beda dalam proses integrasinya. Penyebaran Agama Islam di
Indonesia tidak dapat dipisahkan denga peranan Ulama dan para Wali.
Para Ulama dan Wali biasanya berasal dari kalangan bangsawan atau paling tidak orang
yang dekat dengan kerajaan. Raja-raja Indonesia memberdayakan para Ulama dan Para
Wali sebagai penyebaran agama Islam di daerah-daerah. Merekalah yang berjasa dalam
penyebaran agama Islam di Pulau Islam. Jumlah para wali di Jawa sebenarnya banyak
tetapi yang terkenal hanya sembilan orang, terkenal dengan sebutan Wali Sanga.
Berikut Wali Sanga (Sembilan Wali) yang sangat berjasa besar dalam penyebaran Islam
di Indonesia.
1. Sunan Gresik
Nama asli Sunan Gresik adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim, dikenal dengan Maulana
Maghribi. Beliau sebagai penyebar agama Islam di Gresik dan sekitarnya. Beliau dikenal
sebagai wali pertama dan guru dari para wali yang lain di Jawa.
2. Sunan Ampel
Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Ampel Dhenta, Surabaya. Dia dikenal
sebagai bapak para wali, karena kedua anaknya Sunan Bonang dan Sunan Drajat
termasuk golongan para Wali Sanga. Nama sli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat.
Beliau ikut serta dalam pembangunan Masjid Agung Demak.
3. Sunan Giri
Nama asli Sunan Giri adalah Rade Paku, putra ulama besar Syekh Maulana Ishak. Beliau
penyebar agama Islam di daerah Ternate dan Tidore, di samping daerah Gresik.
4. Sunan Bonang
Nama asli Sunan Bonang adalah Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel,
dan guru daru Sunan Kalijaga. Daerah penyebarannya di daerah Tuban dan Lasem.
5. Sunan Drajat
Nama asli Sunan Drajat adalah Syarifudin. Sejak kecil sudah dikenal karena
kecerdasannya. Dia guru dari Sunan Kalijaga. Daerah penyebarannya adalah di sekitar
Lamongan.

6. Sunan Kudus
Sunan Kudus melakukan penebaran agama Islam di daerah Kudus. Nama aslinya adalah
Jafar Shodiq. Peninggalan Sunan Kudus yang sampai sekarang masih terpelihara dengan
baik adalah Masjid Menara Kudus.
7. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga bertugas menyebarkan agama Islam didaerah Demak dan sekitarnya.
Sunan Kalijaga adalah wali yang sangat terkenal karena penyebaran agama Islam
melalui seni wayang kulit. Caranya dengan mengadakan pertunjukkan, sabil diisi
dakwah. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Said.
8. Sunan Muria
Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Sunan Muria melakukan
penyebaran agama Islam di daerah Calo di lereng Gunung Muria.
9. Sunan Gunung Jati
Nama asli dari Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ketika menjadi raja di
Banten, ia bergelar Faletehan. Daerah sasaran penyebaran Islam yang ia alaakukan
meliputi daerah Banten dan Cirebon. Di Samping itu Syarif Hidayatullah pernah menjadi
panglima perang Kerajaan Demak ketika memimpin pasukan untuk berperang ke Sunda
Kelapa melawan Portugis. Dengan keberaniannya itu, Syarif Hidayatullah dikenal
dengan nama Fatahillah. Setelah wafat ia dimakamkan di Gunung Jati maka dikenal
dengan Sunan Gunung Jati.
PERAN PERDAGANGAN ANTARPULAU
Proses integrasi juga terlihat melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan antarpulau.
Sejak zaman kuno, kegiatan pelayaran dan perdagangan sudah berlangsung di
Kepulauan Indonesia.
Pelayaran dan perdagangan itu berlangsung dari daerah yang satu ke daerah yang lain,
bahkan antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Kegiatan pelayaran dan perdagangan pada umumnya berlangsung dalam waktu yang
lama. Hal ini, menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antara para pedagang
dengan penduduk setempat.
Kegiatan semacam ini mendorong terjadinya proses integrasi. Pada mulanya penduduk
di suatu pulau cukup memenuhi kebutuhan hidupnya dengan apa yang ada di pulau
tersebut.
Dalam perkembangannya, mereka ingin mendapatkan barang-barang yang terdapat di
pulau lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terjadilah hubungan dagang antar
pulau.
Angkutan yang paling murah dan mudah adalah angkutan laut (kapal/perahu), maka
berkembanglah pelayaran dan perdagangan.
Terjadinya pelayaran dan perdagangan antarpulau di kepulauan Indonesia yang diikuti
pengaruh di bidang budaya turut berperan serta mempercepat perkembangan proses
integrasi.
Misalnya, para pedagang dari Jawa berdagang ke Palembang, atau para pedagang dari
Sumatra berdagang ke Jepara. Hal ini menyebabkan terjadinya proses integrasi antara
Sumatra dan Jawa.
Para pedagang di Banjarmasin berdagang ke Makassar, atau sebaliknya. Hal ini
menyebabkan terjadi proses integrasi antara masyarakat Banjarmasin (Kalimantan)
dengan masyarakat Makassar (Sulawesi).
Para pedagang Makassar dan Bugis memiliki peranan penting dalam proses integrasi.
Mereka berlayar hampir ke seluruh Kepulauan Indonesia bahkan jauh sampai ke luar
Kepulauan Indonesia.
Pulau-pulau penting di Indonesia, pada umumnya memiliki pusatpusat perdagangan.
Sebagai contoh di Sumatra terdapat Aceh, Pasai, Barus, dan Palembang.
Jawa memiliki beberapa pusat perdagangan misalnya Banten Sunda Kelapa, Jepara,
Tuban, Gresik, Surabaya, dan Blambangan. Kemudian di dekat Sumatra ada bandar
Malaka.
Malaka berkembang sebagai bandar terbesar di Asia Tenggara. Tahun 1511 Malaka
jatuh ke tangan Portugis. Akibatnya perdagangan Nusantara berpindah ke Aceh.

Dalam waktu singkat Aceh berkembang sebagai bandar dan menjadi sebuah kerajaan
yang besar. Para pedagang dari pulau-pulau lain di Indonesia juga datang dan
berdagang di Aceh.
Sementara itu, sejak awal abad ke-16 di Jawa berkembang Kerajaan Demak dan
beberapa bandar sebagai pusat perdagangan.
Di kepulauan Indonesia bagian tengah maupun timur juga berkembang kerajaan dan
pusat-pusat perdagangan. Dengan demikian, terjadi hubungan dagang antardaerah dan
antarpulau.
Kegiatan perdagangan antarpulau mendorong terjadinya proses integrasi yang
terhubung melalui para pedagang.
Proses integrasi itu juga diperkuat dengan berkembangnya hubungan kebudayaan.
Bahkan juga ada yang diikuti dengan perkawinan.
PERAN BAHASA
Perlu juga kamu pahami bahwa bahasa juga memiliki peran yang strategis dalam proses
integrasi. Kamu tahu bahwa Kepulauan Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang
dihuni oleh aneka ragam suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa masing-
masing.
Untuk mempermudah komunikasi antarsuku bangsa, diperlukan satu bahasa yang
menjadi bahasa perantara dan dapat dimengerti oleh semua suku bangsa.
Jika tidak memiliki kesamaan bahasa, persatuan tidak akan terjadi karena di antara
suku bangsa timbul kecurigaan dan prasangka lain.
Bahasa merupakan sarana pergaulan. Bahasa Melayu digunakan hampir di semua
pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara.
Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi negara Melayu (Jambi).
Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan
bahasa ilmu pengetahuan.
Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M, Prasasti Talang Tuo
tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun 685 M, dan Prasasti Karang Berahi tahun 686
M.
Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa
Melayu sebagai bahasa pengantar. Dengan demikian, berkembanglah bahasa Melayu ke
seluruh Kepulauan Nusantara.
Pada mulanya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa dagang. Akan tetapi lambat
laun bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa perantara dan menjadi lingua franca di
seluruh Kepulauan Nusantara.
Di Semenanjung Malaka (Malaysia seberang), pantai timur Pulau Sumatra, pantai barat
Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, dan pantai-pantai Kalimantan, penduduk menggunakan
bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan.
Masuk dan berkembangnya agama Islam, mendorong perkembangan bahasa Melayu.
Buku-buku agama dan tafsir al- Qur’an juga mempergunakan bahasa Melayu.
Ketika menguasai Malaka, Portugis mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan
bahasa Portugis, namun kurang berhasil.
Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian mendirikan sekolah-sekolah
dengan menggunakan bahasa Melayu. Jadi, secara tidak sengaja, kedatangan VOC secara
tidak langsung ikut mengembangkan bahasa Melayu.

Anda mungkin juga menyukai