SEJARAH (HISTORIOGRAFI)
DI INDONESIA
Pengertian Historiografi
Historiografi terdiri dari dua kata :
History Sejarah
Grafi
Tulisan
Historiografi artinya adalah tulisan sejarah, baik itu yang
bersifat ilmiah (problem oriented), maupun yang tidak bersifat
ilmiah (no problem oriented). Problem oriented artinya karya
sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepada
pemecahan masalah (problem solving). Sedangkan no problem
oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi
kepada pemecahan masalah dan ditulis secara naratif.
Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah
yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan,
baik itu kerajaan yang bernafaskan Hindu/Budha
maupun kerajaan/kesultanan yang bernafaskan
Islam tempo dulu yang pernah berdiri di Nusantara
Indonesia.
KARAKTERISTIK HISTORIOGRAFI
TRADISIONAL
Historiografi tradisional ditulis bersifat
istana/keraton sentries,
Historiografi tradisional ditulis bersifat Religio
Magis,
Historiografi tradisional ditulis bersifat regio
sentrisme,
Historiografi tradisional ditulis bersifat
etnosentrisme,
Historiografi tradisional ditulis bersifat psikosentrisme.
lagi.
Historiografi Kolonial
Historiografi Kolonial adalah karya sejarah (tulisan
sejarah) yang ditulis pada masa pemerintahan
kolonial berkuasa di Nusantara Indonesia, yaitu
sejak zaman VOC (1600) sampai masa Pemerintahan
Hindia Belanda yang berakhir ketika tentara
pendudukan Jepang datang di Indonesia (1942).
Dengan kata lain, historiografi kolonial adalah karya
tulis sejarah yang ditulis oleh para sejarawan
kolonial ketika pemerintahan kolonial berkuasa di
Nusantara Indonesia.
KARAKTERISTIK HISTORIOGRAFI
KOLONIAL
Belanda Sentrisme atau Neerlando Sentrisme
Eropasentrisme
Mitologisasi
Ahistoris
yang
ditulis oleh Raffles,
Geschiedenis van Indonesia (Sejarah
Indonesia) karya yang ditulis H.J. de
Graaf ,
Geschiedenis van den Indischen
Archipel (Sejarah Nusantara) karya
B.H.M Vleke,
Schets ener aconomische Geschiedenis
van Nederlands-Indie (Sejarah Ekonomi
Hindia Belanda karya G. Gonggrijp.
Historiografi Modern/Nasional
Historiografi Nasional adalah karya tulis sejarah
yang ditulis oleh sejarawan-sejarawan Indonesia
yang di dalamnya banyak mengungkapkan sisi-sisi
kehidupan rakyat Indonesia sepanjang masa yang
diungkapkan dari sudut kepentingan pembangunan
bangsa Indonesia itu sendiri.
KARAKTERISTIK HISTORIOGRAFI
MODERN/NASIONAL
Bersifat Indonesia Sentrisme
Bersifat metodologis
Bersifat kritis historis
CONTOH HISTORIOGRAFI
MODERN/NASIONAL
Istana-sentris
Feodalis-aristokratis
Subjektivitas tinggi
Bertujuan untuk melegitimasi dan melanggengkan kekuasaan raja
Banyak mengandung anakronisme dalam penyusunannya
Realitas bercampus mitos
Sumber-sumber datanya sulit ditelusuri
Regio-sentris
BABAD PADJADJARAN
HISTORIOGRAFI KOLONIAL
Ciri-ciri :
1. Neerlandosentris atau Eropasentris
2. Terlalu subjektif
3. Para tokoh perlawanan Indonesia atau bumi putera dianggap
sebagai pengkhianat dan pemberontak
4. Penulisan sejarah bertujuan untuk mempertahankan status quo
kolonialis di Indonesia
HISTORIOGRAFI
MODERN/NASIONAL
Ciri-ciri :
1. Indonesiasentris
2. Diarahkan untuk kepentingan Nasional
3. Tokoh-tokoh pergerakan dan pahlawan perjuangan kemerdekaan menjadi
bagian sentral sebagai sumber inspirasi.
FUNGSI HISTORIOGRAFI
Fungsi Genetis : mengungkapkan asal
usul dari sebuah peristiwa
Fungsi Didaktis, mendidik/memuat
pelajaran, hikmah dan suri teladan bagi
pembacanya
Fungsi Pragmatis, melegitimasi suatu
kekuasaan agar terlihat kuat dan
berwibawa
TUJUAN HISTORIOGRAFI
Kenangan pribadi untuk keluarga
Koreksi atau pembelaan peranan sendiri
atau golongan
Kisah kepahlawanan
Sebagai Apologi atau Kepentingan
Pendidikan
kronologis
Untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di
bawah kekuasaan pusat
Untuk membuat simbol identitas baruUntuk
menghormati dan meninggikan kedudukan raja,
dan nama raja, serta wibawa raja.
TUJUAN HISTORIOGRAFI
NASIONAL
Untuk memberikan legitimasi pada keberadaan
PRINSIP-PRINSIP HISTORIOGRAFI
Kejadian diceritakan secara kronologis, dari awal
sampai akhir.
Ada penentuan fakta kausal (penyebab dan akibat)
Perlu adanya periodisasi berdasarkan kriteria
tertentu.
Perlu adanya seleksi terhadap peristiwa sejarah.
Memerlukan episode-episode tertentu.
Bila bersifat deskriptif maka perlu proses
mengurutkan peristiwa.
Bersifat deskriptif analitis.