Anda di halaman 1dari 38

Perlawanan Terhadap Portugis

No Tokoh Perlawanan Latar Belakang Jalannya Perang Tahun


1 Sultan Hairun Perlawanan Setelah Portugis pada tahun 1511 Pada tahun 1533, Sultan Ternate 1511-1574
dan dilanjutkan Rakyat Maluku berhasil menduduki Malaka, menyerukan kepada seluruh rakyat
Sultan Baabullah Portugis melanjutkan misi Maluku, Papua/Irian, dan Jawa agar
dagangnya menuju Maluku. Di membantu Ternate untuk mengusir
kepulauan Maluku terdapat Portugis di Maluku. Perlawanan
Kerajaan Ternate dan tersebut berakhir dengan perundingan
Kerajaan Tidore yang damai dan bangsa Portugis masih
menghasilkan remah- diberi kesempatan untuk bertempat
rempah. Portugis tinggal sementara di Ternate.
diperbolehkan mendirikan
benteng sebagai kantor dagang. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang
Akan tetapi terjadi penyimpangan, dipimpin oleh Sultan Hairun dapat
Portugis menjadikan benteng itu kembali melakukan perlawanan
sebagai basis pertahanan untuk terhadap bangsa Portugis yang masih
menguasai dan menjajah daerah berusaha untuk menguasai
Ternate. Portugis memaksa perdagangan. Namun, Sultan Hairun
Sultan Ternate, yaitu Sultan dapat diperdaya Portugis hingga
Hairun untuk menerima akhirnya tewas terbunuh di dalam
kekuasaan Portugis, dan hanya benteng Duurstede. Perlawanan rakyat
menjual cengkih dan pala kepada Maluku terhadap Portugis selanjutnya
Portugis. Selain itu, Portugis dipimpin oleh Sultan Baabullah pada
melarang Sultan Ternate menjual tahun 1574. Perlawanan rakyat Ternate
rempah-rempahnya kepada kali ini berhasil dan bangsa Portugis
pedagang lain. Tentu saja sikap diusir yang kemudian bermukim di
seperti ini sangat ditentang oleh Pulau Timor.
Sultan Hairun. Ketika Sultan
Hairun akan membicarakan
masalah perdagangan dengan
Portugis ini, beliau dibunuh
secara licik.
2 Pangeran Perlawanan Dikuasainya Malaka pada tahun Untuk menyingkirkan Portugis dari
1521 1530
Sabrang Lor atau Kerajaan Demak 1511 oleh orang-orang Portugis Malaka, Pangeran Sabrang Lor atau
Dipati Unus merupakan ancaman tersendiri Dipati Unusmenghimpun dan
bagi Kerajaan Demak. Pada tahun mengirimkan pasukan dari
1512, Kerajaan Demak di bawah Jawa,Makasar,Lampung dan
pimpinan Pati Unus (Pangeran bekerjasama dengan kerajaan Aceh
Sabrang Lor) dengan bantuan untuk merebut pelabuhan Malaka
Kerajaan Aceh menyerang namun gagal karena kalah persenjataan
Portugis di Malaka. Namun, bahkan Dipati Unus tertembak namun
serbuan Demak masih selamat sampai di Jawa. Untuk
tersebut mengalami kegagalan. menghalangi kekuasaan Portugis atas
Penyerangan dilakukan sekali lagi Jawa pengganti Dipati Unus
bersama Aceh dan Kerajaan yaitu Sultan Trenggonomemperluas
Johor, tetapi tetap kekuasaan ke Jawa Barat dan Jawa
berhasil dipatahkan oleh Timur.Tetapi Pasuruan dan
Portugis.Perjuangan Kerajaan Blambangan tidak berhasil
Demak terhadap orang-orang ditaklukkan.
Portugis tidak berheti sampai di
situ. Kerajaan Demak
selalu menyerang dan
membinasakan setiap kapal
dagang Portugis yang melewati
jalur Laut Jawa. Karena itulah
kapal dagang Portugis yang
membawa rempah-rempah dari
Maluku (Ambon) tidak melalui
Laut Jawa, tetapi melalui
Kalimantan Utara.
3 Sultan Ali Perlawanan Sejak kedatangan orang Portugis Persaingan dagang antara Portugis 1554 -1555
Mughayat Kerajaan Aceh di Malaka pada tahun 1511, telah dan Kerajaan Islam Aceh makin lama
Syah dan terjadi persaingan yang berbuntut makin meruncing. Kemudian
dilanjutkanSultan permusuhan antara Portugis dan meningkat menjadi permusuhan. Bila
Kesultanan Aceh. Sultan Aceh armada Portugis berjumpa dengan
Iskandar Muda
pada waktu itu diperintah oleh patroli-patroli angkatan laut Aceh,
Sultan Ali Mughayat Syah terjadilah pertempuran di laut.
(1514- 1528), menganggap bahwa
orang Portugis merupakan
saingan dalam politik, ekonomi, Pertempuran semacam itu tidak hanya
dan penyebaran agama. Untuk terjadi di Selat Malaka, tetapi juga di
itulah, Kesultanan Aceh tetap lautan internasional, antara lain Laut
pada pendiriannya, bahwa Merah.
Portugis harus segera diusir dari Untuk menghadapi Portugis, Sultan
Malaka. Itulah sebabnya, ketika Aceh mengambil langkah-langkah
terjadi penyerangan Kerajaan sebagai berikut :
Demak ke Malaka, Aceh 1. Kapal-kapal dagangnya yang
membantunya dengan sekuat berlayar disertai prajurit dengan
tenaga. perlengkapan meriam.
2. Meminta bantuan meriam serta
tenaga ahlinya dari Turki. Bantuan dari
Turki itu diperoleh pada tahun 1567.
3. Meminta bantuan dari Jepara
(Demak) dan Calicut (India).

Sementara itu, Portugis mempunyai


rencana terhadap Aceh sebagai berikut
:
1. Menghancurkan Aceh dengan jalan
mengepungnya selama 3 tahun.
2. Setiap kapal yang berlayar di selat
Malaka akan disergap dan
dihancurkan.

Namun ternyata rencana Portugis


tersebut tidak dapat terlaksana.
Sebab Portugis tidak memilik armada
yang cukup untuk mengawasi Selat
Malaka. Ternyata bukan Portugis yang
berhasil menghancurkan kapal-kapal
Aceh, tetapi sebaliknya kapal-kapal
Acehlah yang sering mengganggu
kapal-kapal Portugis di selat Malaka.
Bahkan seringkali armada Aceh
menyerang langsung ke
markas Portugis di Malaka. Hal itu
terjadi antara lain pada tahun 1629,
pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda. Namun demikian
serangan-serangan Aceh itu belum
berhasil.

Permusuhan antara Aceh


dengan Portugis berlangsung terus
menerus. Kedua pihak saling berusaha
untuk menghancurkan, tetapi sama-
sama tidak berhasil. Sampai akhirnya
Malaka jatuh ke tangan VOC
(Belanda) pada tahun 1641

4 Katir Perlawanan Kerajaan Malaka cukup dikenal Pada tahun 1511, armada Portugis 1511-1527
Rakyat Malaka oleh pedagang-pedagang dari luar yang dipimpin oleh Albuquerque
negeri, seperti pedagang dari menyerang Kerajaan Malaka. Serangan
Gujarat, Bengali, Persia, Arab Portugis ini mendapat perlawanan
Saudi, Siam, Aceh, Demak, keras dari rakyat dan gerilyawan
Ternate, dan Tidore. Hal ini Malaka yang dipimpin oleh Katir.
cukup beralasan karena Kerajaan
Malaka memiliki pelabuhan laut Upaya kerajaan Demak bekerja sama
yang letaknya sangat strategis dengan Katir untuk menyerang
untuk para pelaut sekaligus untuk kolonial Portugis di Malaka yang
para pedagang yang berasal dari terjadi pada tahun 1513 mengalami
arah barat menuju arah timur, dan kegagalan karena kekuatan dan
sebaliknya. Sebelum kedatangan persenjataan Portugis lebih kuat dan
Portugis, para pedagang yang lebih modern. Pada tahun 1527,
datang ke Malaka dapat armada Demak di bawah pimpinan
berdagang dengan bebas dan Falatehan dapat menguasai Banten,
lancar dalam suasana damai tanpa Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada
permusuhan. Akan tetapi, situasi Portugis dapat dihancurkan oleh
yang damai tersebut berubah Falatehan dan ia kemudian mengganti
menjadi ketegangan, ketika nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta
bangsa Portugis dan bangsa Eropa (Jakarta).
lainnya mendarat di Malaka dan
di Indonesia dengan tujuan
memonopoli perdagangan.

Perlawanan Terhadap Kolonialisme Belanda ( VOC )


No Tokoh Perlawanan Latar Belakang Jalannya Perang Tahun
1 Sultan Perlawanan Sejak abad ke-17, Kesultanan VOC beranggapan bahwa Kesultanan 1667 - 1669
Hasanuddin Rakyat Makassar telah menjadi Makassar harus ditaklukkan. Karena
Kesultanan negara maritim. Kesultanan Makassar ada perselisihan antara Sultan
Makassar telah Makassar, Hasannudin, dan Sultan
menjalin hubungan perniagaan secara Bone, Aru Palaka, Belanda
bebas dengan negera-negara di Eropa, memanfaatkan hal ini untuk
seperti Denmark, Inggris, Perancis, menyerang Makassar dengan hasutan
dan Portugis. Sejak kehadiran VOC dan politik adu domba yang
yang melaksanakan sistem licik. Tahun 1666, VOC melancarkan
monopoli dalam serangan hebat ke
perdagangannya, perniagaan Makassar Makassar. Menghadapi serangan
terganggu dan mengalami tersebut, Sultan
kemunduran. Oleh karena itu, Hasanuddin melakukan perlawanan
Kesultanan Makassar sangat yang gigih. Namun, karena kekuatan
menentang monopoli tersebut dengan VOC dibantu oleh Aru Palaka jauh
cara-cara berikut. lebih besar, akhirnya pasukan Sultan
Makassar melakukan pembelian Hasanuddin dipaksa menyerah. Sultan
rempah-rempah secara sembunyi- Hasanuddin menandatangani
sembunyi dari rakyat yang diduduki perjanjian dengan VOC tahun 1667 di
VOC, selain itu menyalurkan bahan- Bongaya. Perjanjian itudinamakan
bahan kebutuhan pokok rakyat. Perjanjian Bongaya. Isi Perjanjian
Makassar senantiasa menjual rempah- Bongaya tersebut ialah sebagai
rempah kepada semua bangsa yang berikut.
membutuhkan dan ingin membelinya. Hasanuddin mengakui VOC sebagai
pelindungnya
Makassar turut membantu rakyat Kapal-kapal Makassar tidak boleh
Maluku yang sedang berperang berlayar di Maluku
melawan VOC, seperti di Ternate dan Makassar menjadi monopoli VOC
Ambon. Bugis, Bima, dan Sumbawa
diserahkan kepada VOC
Makassar diblokade VOC
Rakyat Makassar pada tahun 1669
kembali mengangkat senjata yang
dipimpin oleh
Kareang Galesung. Namun karena
tidak seimbangnya
persenjataan, akhirnya
perlawanangagal. Para pedagang dan
pelaut Makassar yang tidak
setuju dengan isi Perjanjian Bongaya
menyingkir dari Makassar. Mereka
menyebar ke berbagai tempat di
nusantara dan selalu mengadakan
perjuangan menentang VOC dengan
cara:
Menggangu kapal-kapal dagang VOC
yang sedang berlayar, dan
Membantu setiap perlawanan yang
menentang VOC, seperti Banten dan
beberapa tempatlainnya di Jawa
Timur.
2 Sultan Ageng Perlawanan Sekitar abad ke-16, Kesultanan VOC lebih pandai memanfaatkan 1619 - 1733
Tirtayasa Rakyat Banten telah berkembang menjadi kesempatan yang terbuka. Ketika di
Kesultanan kerajaan yang besar dan berpengaruh. Banten terjadi pertentangan antara
Banten Wilayah kekuasaannya meliputi Sultan Ageng dan Sultan Haji
sekitar Banten, Jayakarta, sampai anaknya, secara diam-diam VOC
ke Lampung. Kebesaran Kerajaan menjalin hubungan dengan Sultan
Banten, tidak terlepas dari dikuasainya Haji. Sultan Haji tidak segan-
Selat Malaka oleh Portugis. Para segan berperang dengan Sultan Ageng
pedagang Islam yang semula berlayar ayahnya sendiri dan adik-adiknya
melalui Selat Malaka lebih memilih dengan bantuan persenjataan dari
berlayar melalui Selat Sunda. VOC. Akhirnya, Sultan Ageng kalah
dan turun tahta. Sebagai imbalan atas
Namun, setelah jatuhnya Jayakarta ke bantuan yang diberikannya,
tangan VOC tahun 1619. Pelayaran VOC menuntut Sultan Haji
dan perdagangan Kesultanan Banten menandatangani perjanjian yang
secara perlahan-lahan mengalami sangat merugikan rakyat Banten.
kemunduran. Setiap kapal dagang Secara ringkas isi perjanjian itu
yang berlayar melalui sendiri seperti berikut.
Laut Jayakarta selalu diperiksa dan Bangsa Inggris tidak boleh berniaga
dipaksa berlabuh di Jayakarta, terlebih di Banten, karena waktuitu Inggris
lagi setelah jatuhnya Selat Malaka ke sering berlabuh dan berniaga di
tangan VOC tahun 1641. Ketika Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa memerintah Perdagangan Banten terutama ekspor
Banten (1651- 1682), Kesultanan lada dimonopoli oleh VOC.
Banten sedang berada dalam Sejak perjanjian itu ditandatangani
kemunduran. Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1682, Kesultanan Banten
berusaha memulihkan kejayaan telah kehilangan kedaulatannya.
Banten. Langkah yang dilakukannya Sultan Haji yang memerintah tidak
ialah dengan menjalankan lebih dari boneka yang
perdagangan bebas. Pelabuhan Banten menjalankan semua kebijakan
kembali ramai dikunjungi oleh para VOC. Kesultanan Banten diperintah
pedagang seperti Portugis, Inggris, oleh Sultan Zainul Arifin pada tahun
Perancis, dan Denmark. Sultan Ageng 1733 yang sangat dipengaruhi
giat membangun perniagaan rakyat istrinya, yaitu Ratu Fatimah Syarifah,
Banten, sehingga mampu yang sangat populer di kalangan
melakukan perniagaan dengan negara- VOC. Ratu Fatimah menghendaki
negara lain, seperti Persia, Arab, menantunya, Pangeran Syarif
dan Cina. Abdullah menjadi putra mahkota.
Kemajuan Banten merupakan Sultan Zainul Arifin yang dipengaruhi
ancaman tersendiri bagi VOC, karena istrinya mengalah dan berniat
Banten memberlakukan perdagangan mencabut kembali pengangkatan
bebas. Sebaliknya,bercokolnya VOC Pangeran Gusti yang telah
di Jayakarta merupakan batu perintang dilakukannya. Untuk itu, Sultan
yang besar bagi Banten. Hal ini karena Zainul Arifin meminta persetujuan
kapal-kapal dagang yang VOC.
akan berlabuh di Banten selalu Memperoleh perlakuan seperti itu,
diganggu oleh pelaut-pelaut tentu saja Pangeran Gusti tidak
VOC. Antara Banten dan VOC menerima. Pangeran Gusti oleh VOC
terlibat perang dingin dan saling dibuang ke Sailan (Srilangka).
mencari waktu yang tepat untuk Sementara itu, Sultan Zainul Arifin
menyerang. ditangkap oleh VOC, dengan tuduhan
tidak waras (gila), kemudian
diasingkan ke Ambon. Sebagai
pengganti Sultan Banten diangkatlah
Ratu Fatimah Syarifah. Atas
jasa menggulingkan Sultan Zainul
Arifin dan Pangeran Gusti ini,
VOC memperoleh imbalan berupa
tanah di sekitar Cisadane, serta
hak atas penambangan emas di
Lampung.

Rakyat Banten tidak menerima


kepemimpinan Ratu
Fatimah Syarifah, sehingga akhirnya
meletus pemberontakan Banten yang
dipimpin oleh Ki Tapa dan Ratu
Bagus Buang. Pasukan
Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang
menyerang ibu kota Banten dan
mengepung istana, sehingga pasukan
VOC kewalahan. VOC menyadari
bahwa meletusnya perlawanan rakyat
karena ketidaksenangannya terhadap
kepemimpinan Ratu Syarifah
dan Pangeran Syarif. Untuk itu, VOC
menangkap Ratu Syarifah
dan Pangeran Syarif dengan maksud
untuk mengambil hati rakyat Banten.
Meskipun keduanya telah ditangkap,
tetapi perlawanan rakyat Banten terus
berlanjut. Pasukan Ki Tapa terus
bertempur mengusir VOC
dari Banten. Namun, akhirnya,
perlawanan Ki Tapa ini pun
berhasil dilumpuhkan oleh VOC. Ki
Tapa dan Ratau Bagus
Buang menyingkir dan meneruskan
perlawanannya di daerah Bogor dan
Banten selatan.

3 Sultan Agung Perlawanan Kesultanan Mataram berdiri pada Sultan Agung memutuskan untuk 1628 - 1646
Rakyat Mataram tahun 1586 yang didirikan oleh menyerang kedudukan VOC di
Sutowijoyo. Pada masa Batavia (Jayakarta). Serangan
pemerintahan Sultan Agung (1613- dilakukan sebanyak dua kali, yakni
1645), Kesultanan Mataram pada tahun 1628 dan tahun 1629.
mencapai puncak kejayaannya. Sultan Kedua serangan itu gagal, karena
Agung memiliki cita-cita yang tinggi, semua gudang perbekalan yang
yakni ia ingin menyatukan seluruh disimpan Sultan Agung di sepanjang
kerajaan yang ada di Pulau Jawa pesisir Priangan dibakar
yang berada dibawah komando VOC. Menyadari kegagalan dalam
Mataram. Sultan Agung melakukan perlawanan bersenjata,
beranggapan bahwa penghalang cita- Mataram melancarkan blokade
citanya itu adalah VOC. Untuk ekonomi untuk melumpuhkan VOC di
memancing kemarahan VOC, Sultan Batavia. Perniagaan beras
Agung meminta kepada VOC untuk dimonopoli oleh negara dan tidak
menerima kekuasaannya dan boleh diperdagangkan kepada VOC.
mengharuskan VOC menyerahkan
upeti setiap tahun kepada Mataram Setelah Sultan Agung wafat pada
sebagai tanda setia. Tentu tahun 1645, kedudukan sultan
saja permintaan Sultan Agung itu digantikan oleh putranya yang
ditolak. bergelar Sunan Amangkurat I.Sunan
Amangkurat dalam menjalankan
politik pemerintahannya melakukan
kerja sama dengan VOC. Pada tahun
1646 diadakan perjanjian bilateral
antara Sunan Amangkurat I dan VOC.
Isi perjanjian tersebut sangat
merugikan Mataram. Adapun isi
perjanjian itu di antaranya
sebagai berikut.
Mataram mengakui
kedudukan/kekuasaan VOC di
Batavia dan VOC mengakui
kekuasaan Sunan Amangkurat I
di Mataram.
Apabila ada utusan Mataram yang
akan bepergian ke luar negeri akan
diangkut oleh kapal-kapal VOC.
Kapal-kapal Kesultanan Mataram
diperbolehkan melintasi Selat Malaka
dengan izin VOC.
Mataram tidak diperkenakan
mengadakan hubungan dagang
dengan Maluku.
Apabila terjadi peperangan, masing-
masing tidak akan saling membantu
musuh.
Dengan ditandatanganinya perjanjian
ini, Mataram mengakui kedaulatan
VOC.

4 Trunojoyo Perlawanan Trunojoyo adalah Adipati Madura Pelarian Sunan Amangkurat I 1677 - 1680
Trunojoyo yang tidak menyukai kepemimpinan bersama putranya bertujuan mencari
Sunan Amangkurat I yang memihak bantuan VOC. Namun, dalam
Belanda. Oleh karena perjalanannya menuju Batavia, Sunan
ketidakpuasannya itu, Trunojoyo Amangkurat I meninggal dunia di
mengadakan pemberontakan yang Tegal Arum pada tahun 1677.
dimulai dari Madura, terus ke Jawa Kemudian, ia diganti oleh putranya
Timur hingga ke daerah sekitar Jawa yang bergelar Sunan Amangkurat II.
Tengah. Keraton Mataram berhasil Dengan demikian, sejak tahun 1677
diduduki dan Sunan Amangkurat I Kesultanan Mataram diperintah oleh
bersama putra mahkota melarikan diri. Sunan Amangkurat II. Segera
Oleh Trunojoyo semua harta dan mengadakan perjanjian dengan VOC
barang pusaka keraton diangkut ke mau membantu memadamkan
Kediri sebagai pusat pemberontakan Trunojoyo. Isi
perlawanan Trunojoyo. perjanjian itu seperti berikut.
VOC bebas berdagang di mataram,
Pelarian Sunan Amangkurat I bersama dan bebas dari kewajiban membayar
putranya bertujuan mencari bantuan pajak pelabuhan.
VOC. Namun, dalam perjalanannya Karawang dan sebagian daerah
menuju Batavia, Sunan Amangkurat I Priangan yang berada di bawah
meninggal dunia di Tegal Arum pada kekuasaan Mataram diserahkan
tahun 1677. Kemudian, ia diganti oleh kepada VOC. Adapun yang menjadi
putranya yang bergelar Sunan batas wilayah Mataram dangan
Amangkurat II. Dengan demikian, VOC adalah Sungai Cimanuk.
sejak tahun 1677 Kesultanan Mataram Daerah Semarang dan sekitarnya
diperintah oleh Sunan Amangkurat II. diserahkan kepada VOC.
Semua daerah pantai utara Jawa
diserahkan kepada VOC selama
Sunan Amangkurat II belum melunasi
biaya perang.
Atas bantuan VOC, akhirnya Sunan
Amangkurat II berhasil memadamkan
pemberontakan Trunojoyo tahun
1680. Setelah ibu kota Mataram
dipindahkan dari Plered ke Kartasura.
5 Untung Surapati Pemberontakan Pangeran Purbaya, putra kedua Sultan Untuk melaksanakan perdamaian itu, 1708 - 1719
dan Pangeran Untung Surapati Ageng Tirtayasa ketika terjadi perang VOC mengutus Surapati, didampingi
Purbaya Banten menyingkir ke daerah oleh Bupati Sukapura dan
Priangan bersama para pengikutnya. Demang Timbanganten. Selain
Di Priangan mereka mengutus Surapati, VOC juga
mengobarkan perlawanan kompeni mengirimkan utusan seorang opsir
dengan bantuan musuh-musuh Belanda yang pangkatnya lebih
kompeni yang berasal dari rendah dari Surapati. Oleh utusan itu,
Makassar. Dalam berjuang melawan Surapati diperintahkan untuk tunduk.
VOC, Pangeran Purbaya Tentu saja, Surapati merasa
menjalankan taktik pura-pura. Ia terhina, dan akhirnya Surapati
mengirimkan kabar ke Batavia menyerang laskar VOC hingga
yang menyatakan bahwa dirinya tunggang langgang. Surapati
bersedia berdamai dengan VOC. melarikan diri ke daerah Karawang,
kemudian mengembara ke daerah
Priangan. Atas perlawanan Surapati
itu, VOC mengerahkan pasukannya
untuk menangkap Surapati.

Surapati terus melanjutkan


pengembaraannya hingga sampai
ke Kartasura. Perginya Surapati ke
Kartasura karena ia mendengar kabar,
bahwa Sunan Amangkurat II
berselisih dengan VOC. Di Mataram,
Sunan Amangkurat II merasa berat
dengan perjanjian yang dipaksakan
dan ditandatangani oleh VOC. Ketika
Untung Surapati datang ke Kartasura,
Sunan Amangkurat II menerimanya
dengan tangan terbuka dengan
harapan dapat diajak bekerja sama
menentang VOC.

VOC mengutus Kapten Tack beserta


150 anak buahnya. VOC meminta
Sunan Amangkurat II agar
menyerahkan Surapati, tetapi pasukan
VOC ditumpas habis. Kapten Tack
sendiri terbunuh dalam peristiwa itu.
Untung Surapati menyadari bahwa
VOC akan membalas kematian
laskarnya. Untuk itu, ia menyingkir
ke Pasuruan. Di sana ia diangkat
sebagai Adipati Pasuruan dengan
gelar Adipati Wiranegara. Tahun
1708, Sunan Amangkurat II
meninggal, ia digantikan oleh
putranya bernama Sunan Mas yang
bergelar Sunan Amangkurat III yang
bertahta dari tahun 1703-1708.
Pergantian Sunan Amangkurat II oleh
Sunan Mas ternyata tidak
direstui pamannya sendiri, Pangeran
Puger. Ia menginginkan
dapat menggantikan kakaknya Sunan
Amangkurat II menjadi sultan
di Mataram.

Oleh karena Sunan Amangkurat III


tetap
menunjukkan ketidaksenangannya
kepada VOC, dalam perikatan
keluarga itu VOC memilih berpihak
kepada Pangeran Pugar.
Dengan sombongnya, pada tahun
1709, VOC menobatkan
Pangeran Pugar menjadi Sultan
Mataram dengan gelar Pakubuwono
I yang berkuasa dari tahun 1705
sampai dengan tahun 1719,
setelah terlebih dahulu Pangeran
Pugar mengadakan perjanjian
dengan VOC. Adapun isi perjanjian
itu ialah sebagai berikut.
Seluruh daerah Priangan dan bagian
timur Madura, serta Cirebon
diserahkan kepada VOC
Sunan dibebaskan dari semua utang-
utangnya terdahulu, dan sebagai
gantinya sunan harus menyerahkan
800 koyan beras setiap tahunnya
selama 25 tahun kepada VOC
VOC akan menempatkan pasukannya
untuk melindungi Sunan
Sunan Amangkurat III yang dibantu
oleh Untung Surapati akhirnya
berperang dengan Pakubowono I.
Sementara, Pakubuwono I dibantu
oleh VOC. Dalam pertempuran
itu, Untung Surapati meninggal.
Perjuangan Untung
Surapati selanjutnya diteruskan oleh
kedua putranya hingga titik
darah penghabisan.

6 Sultan Abdul Perlawanan Ambisi untuk melakukan monopoli Salah satu contoh perlawanan di Riau 1751 - 1784
Jalil Rahmat Rakya Riau- perdagangan dan menguasai berbagai adalah perlawanan yang dilancarkan
Syah dan Johor daerah di Nusantara terus dilakukan oleh Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Muhammad oleh VOC. Di samping menguasai Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat
Abdul Jalil Malaka, VOC juga mulai mengincar Syah
Muzafar Syah Kepulauan Riau. Dengan politik (1723 1744) memimpin rakyatnya
memecah untuk melawan VOC. Setelah berhasil
belah VOC mulai berhasil merebut Johor kemudian ia membuat
menanamkan pengaruhnya di Riau. benteng pertahanan di Pulau Bintan.
Kerajaankerajaan Dari pertahanan di Pulau Bintan ini
kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim
dan Kampar semakin terdesak pasukan di bawah komando Raja Lela
oleh pemaksaan monopoli dan Muda untuk menyerang Malaka.
tindakan sewenang-wenang dari VOC. Uniknya dalam pertempuran ini Raja
Oleh Lela Muda selalu mengikutsertakan
karena itu, beberapa kerajaaan mulai puteranya yang bernama Raja Indra
melancarkan perlawanan. Pahlawan. Itulah sebabnya sejak
remaja
Raja Indra Pahlawan sudah memiliki
kepandaian berperang. Sifaf bela
negara/
tanah air sudah mulai tertanam pada
diri Raja Indra Pahlawan. Dalam
suasana konfrontasi dengan VOC itu,
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
wafat. Sebagai gantinya diangkatlah
puteranya yang bernama Muhammad
Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 -
1760). Raja ini juga memiliki naluri
seperti
ayahandanya yang ingin selalu
memerangi VOC di Malaka dan
sebagai
komandan perangnya adalah Raja
Indra Pahlawan. Tahun 1751 berkobar
perang melawan VOC. Sebagai
strategi menghadapi serangan Raja
Siak,
VOC berusaha memutus jalur
perdagangan menuju Siak. VOC
mendirikan
benteng pertahanan di sepanjang jalur
yang menghubungkan Sungai
Indragiri, Kampar, sampai Pulau
Guntung yang berada di muara
Sungai
Siak. Kapal-kapal dagang yang akan
menuju Siak ditahan oleh VOC. Hal
ini merupakan pukulan bagi Siak.
Oleh karena itu segera dipersiapkan
kekuatan yang lebih besar untuk
menyerang VOC. Sebagai pucuk
pimpinan
pasukan dipercayakan kembali
kepada Raja Indra dan Panglima
Besar
Tengku Muhammad Ali. Dalam
serangan ini diperkuat dengan kapal
perang
Harimau Buas yang dilengkapi
dengan lancang serta perlengkapan
perang
secukupnya. Terjadilah pertempuran
sengit di Pulau Guntung (1752
1753).
Ternyata benteng VOC di Pulau
Guntung itu berlapis-lapis dan
dilengkapi
meriam-meriam besar. Dengan
demikian pasukan Siak sulit
menembus
benteng pertahanan itu. Namun
banyak pula jatuh korban dari VOC,
sehingga
VOC harus mendatangkan bantuan
kekuatan termasuk juga orang-orang
Cina. Pertempuran hampir
berlangsung satu bulan. Sementara
VOC terus
mendatangkan bantuan. Melihat
situasi yang demikian itu kedua
panglima
perang Siak menyerukan pasukannya
untuk mundur kembali ke Siak.
Sultan Siak bersama para panglima
dan penasihat mengatur siasat baru.
Disepakati bahwa VOC harus dilawan
dengan tipu daya. Sultan diminta
berpura-pura berdamai dengan cara
memberikan hadiah kepada Belanda.
Oleh karena itu, siasat ini dikenal
dengan siasat hadiah sultan. VOC
setuju dengan ajakan damai ini.
Perundingan damai diadakan di loji di
Pulau
Guntung. Pada saat perundingan baru
mulai justru Sultan Siak dipaksa
untuk
tunduk kepada pemerintahah VOC.
Sultan segera memberi kode pada
anak
buah dan segera menyergap dan
membunuh orang-orang Belanda di
loji
itu. Loji segera dibakar dan
rombongan Sultan Siak kembali ke
Siak dengan
membawa kemenangan, sekalipun
belum berhasil mengenyahkan VOC
dari
Malaka. Siasat perang ini tidak
terlepas dari jasa Raja Indra
Pahlawan. Oleh
karena itu, atas jasanya Raja Indra
Pahlawan diangkat sebagai Panglima
Besar
Kesultanan Siak dengan gelar:
Panglima Perang Raja Indra
Pahlawan Datuk
Lima Puluh
7 Raden Mas Said Perlawanan Raden Mas Said adalah putera dari Ia diikuti R. Sutawijaya dan 1745 1757
dan Pangeran Raden Mas Said Raden Mas Riya yang bergelar Suradiwangsa
Mangkubumi Adipati Arya (yang kemudian dikenal dengan Kiai
Mangkunegara dengan Raden Ayu Kudanawarsa) pergi keluar kota untuk
Wulan putri dari Adipati Blitar. Pada menyusun kekuatan. Kemudian Mas
usia Said pergi menuju Nglaroh untuk
14 tahun Raden Mas Said sudah memulai perlawanan. Oleh para
diangkat sebagai gandek kraton pengikutnya Mas Said diangkat
(pegawai sebagai
rendahan di istana) dan diberi gelar raja baru dengan gelar Pangeran
R.M.Ng. Suryokusumo. Karena Adipati Anom Hamengku Negara
merasa Senopati
sudah berpengalaman, Raden Mas Sudibyaning Prang. Hingga kini
Said kemudian mengajukan sebutan Mas Said yang sangat dikenal
permohonan masyarakat yakni Pangeran
untuk mendapatkan kenaikan pangkat. Sambernyawa. Perlawanan Mas Said
Akibat permohonan ini Mas Said ternyata
justru mendapat cercaan dan hinaan cukup kuat karena mendapat
dari keluarga kepatihan, bahkan dukungan dari masyarakat dan ini
dikaitkaitkan merupakan
dengan tuduhan ikut membantu ancaman yang serius bagi eksistensi
pemberontakan orang-orang Pakubuwana II sebagai raja di
Cina yang sedang berlangsung. Mas Mataram.
Said merasa sakit hati dengan sikap Oleh karena itu, pada tahun 1745
keluarga kepatihan. Muncullah niat Pakubuwana II mengumumkan
untuk melakukan perlawanan terhadap barang
VOC yang telah membuat kerajaan siapa yang dapat memadamkan
kacau karena banyak kaum perlawanan Mas Said akan diberi
bangwasan hadiah
yang bersekutu dengan VOC. sebidang tanah di Sukowati (di
wilayah Sragen sekarang). Mas Said
tidak
menghiraukan apa yang dilakukan
Pakubuwana II di istana, ia terus
melancarkan perlawanan kepada
kerajaan maupun VOC.
Mendengar adanya sayembara
berhadiah itu, Pangeran Mangkubumi
ingin mencoba sekaligus menakar
seberapa jauh komitmen dan
kejujuran
Pakubuwana II. Pangeran
Mangkubumi adalah adik dari
Pakubuwana
II. Pangeran Mangkubumi dan para
pengikutnya berhasil memadamkan
perlawanan Mas Said. Ternyata
Pakubuwana II ingkar janji.
Pakubuwana II
kehilangan nilai dan komitmennya
sebagai raja yang berpegang pada
tradisi,
sabda pandhita ratu datan kena wola-
wali (perkataan raja tidak boleh
ingkar).
Karena bujukan Patih Pringgalaya,
Pakubuwana II tidak memberikan
tanah
Sukowati kepada Pangeran
Mangkubumi. Terjadilah
pertentangan antara
Raja Pakubuwana II yang didukung
Patih Pringgalaya di satu pihak
dengan
Pangeran Mangkubumi di pihak lain.
Dalam suasana konflik ini tiba-tiba
dalam
pertemuan terbuka di istana itu
Gubernur Jenderal Van Imhoff
mengeluarkan
kata-kata yang menghina dan
menuduh Pangeran Mangkubumi
terlalu
ambisi mencari kekuasaan. Hal inilah
yang sangat mengecewakan Pangeran
Mangkubumi, pejabat VOC secara
langsung telah mencampuri urusan
pemerintahan kerajaan. Pangeran
Mangkubumi segera meninggalkan
istana. Tidak ada pilihan lain kecuali
angkat senjata untuk melawan VOC
yang telah semena-mena ikut campur
tangan pemerintahan kerajaan. Hal ini
sekaligus untuk memperingatkan
saudara tuanya Pakubuwana II agar
tidak
mau didikte oleh VOC.
Pangeran Mangkubumi dan
pengikutnya pertama kali pergi ke
Sukowati
untuk menemui Mas Said. Kedua
pihak bersepakat untuk bersatu
melawan
VOC. Untuk memperkokoh
persekutuan ini, Raden Mas Said
dijadikan
menantu oleh Pangeran Mangkubumi.
Mangkubumi dan Mas Said sepakat
untuk membagi wilayah perjuangan.
Raden Mas Said bergerak di bagian
timur, daerah Surakarta ke selatan
terus ke Madiun, Ponorogo dengan
pusatnya Sukowati. Sedangkan
Mangkubumi konsentrasi di bagian
barat
Surakarta terus ke barat dengan pusat
di Hutan Beringin dan Desa
Pacetokan,
dekat Pleret (termasuk daerah
Yogyakarta sekarang). Diberitakan
pada saat
itu Pangeran Mangkubumi
membawahi sejumlah 13.000 prajurit,
termasuk 2.500 prajurit kavaleri. Pada
tahun 1749 dalam suasana perang
sedang berkecamuk
di berbagai tempat, terpetik berita
kalau Pakubuwana II
jatuh sakit. Dalam keadaan sakit ini
Pakubuwana II terpaksa
harus menandatangani perjanjian
dengan VOC. Perjanjian
itu ditandatangani pada tanggal 11
Desember 1749 antara
Pakubuwana II yang sedang sakit
keras dengan Gubernur
Baron van Hohendorff sebagai wakil
VOC. Karena perjanjian itu berisi
pasal-pasal antara lain: (1).
Susuhunan Pakubuwana
II menyerahkan Kerajaan Mataram
baik secara de facto maupun de jure
kepada
VOC. (2). Hanya keturunan
Pakubuwana II yang berhak naik
tahta, dan akan
dinobatkan oleh VOC menjadi raja
Mataram dengan tanah Mataram
sebagai
pinjaman dari VOC. (3). Putera
mahkota akan segera dinobatkan.
Sembilan
hari setelah penandatanganan
perjanjian itu Pakubuwana II wafat.
Tanggal
15 Desember 1749 Baron van
Hohendorff mengumumkan
pengangkatan
putera mahkota sebagai Susuhunan
Pakubuwana III. Perjanjian tersebut
merupakan sebuah tragedi karena
Kerajaan Mataram
yang pernah berjaya di masa Sultan
Agung harus menyerahkan kedaulatan
atas seluruh wilayah kerajaan kepada
pihak asing. Hal ini semakin membuat
kekecewaan Pangeran Mangkubumi
dan Mas Said, sehingga keduanya
harus
meningkatkan perlawanannya
terhadap kezaliman VOC.
Perlawanan Pangeran Mangkubumi
berakhir setelah tercapai Perjanjian
Giyanti pada tanggal 13 Februari
1755. Isi pokok perjanjian itu adalah
bahwa
Mataram dibagi dua. Wilayah bagian
barat (daerah Yogyakarta) diberikan
kepada Pangeran Mangkubumi dan
berkuasa sebagai sultan dengan
sebutan Sri Sultan Hamengkubuwana
I,
sedang bagian timur (daerah
Surakarta)
tetap diperintah oleh Pakubuwana III.
Sementara perlawanan Mas Said
berakhir
setelah tercapai Perjanjian Salatiga
pada
tanggal 17 Maret 1757 yang isinya
Mas Said diangkat sebagai penguasa
di
sebagian wilayah Surakarta dengan
gelar
Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara I.
8 Sultan Nuku Perlawanan Pada tahun 1779 Sultan Jamaluddin Untuk menghadapi Belanda, Sultan 1779 - 1805
Sultan Nuku raja Tidore ditangkap oleh VOC, Nuku meniru siasat yang sering
kemudian diasingkan ke Batavia.
digunakan oleh Belanda, yaitu
Peristiwa itu menyebabkan kemarahan
rakyat Tidore. Maka berkobarlah siasat divide et impera. Sultan Nuku
perlawanan terhadap VOC di bawah pun menjalankan siasat mengadu
pimpinan Sultan Nuku, putra Sultan domba. Siapakah yang diadu
Jamaluddin. dombakan Sultan Nuku? Inggris dan
Belanda.

Sultan Nuku menghasut orang-orang


Inggris agar mengusir orang-orang
Belanda. Setelah berhasil Sultan Nuku
segera menggempur orang-orang
Inggris. Ternyata politik adu domba
Belanda ibarat senjata makan tuan.

Dengan demikian, untuk sementara


Sultan Nuku berhasil mengusir VOC
dari wilayahnya. Untuk mengetahui
lebih jauh tentang Kerajaan Tidore dan
Ternate.
Perlawanan Terhadap Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
No Tokoh Perlawanan Latar Belakang Jalannya Perang Tahun
1 Pattimura Perlawanan Sebab Terjadinya Perlawanan : Serangan dimulai pada tanggal 5 13 Mei 1817
Pattimura 1) Kembalinya pemerintah kolonial Mei 1817 dengan menyerbu Pos 16 Desember
Belanda di Maluku dari tangan Belanda di Porto.Residen Van Den 1817
Inggris. Berg dapat ditawan namun
2) Pemerintah kolonial Belanda dilepaskan lagi oleh rakyat
memberlakukan kembali penyerahan Maluku.Rakyat Maluku berhasil
wajib dan kerja wajib yang sudah menduduki benteng
dihapusoleh Inggris. Duurstede.Belanda terus-menerus
3) Pemerintah kolonial Belanda menembaki daerah pertahanan
mengeluarkan uang kertas sebagai Pattimura dengan meriam,sehingga
pengganti uang logam yang sudah benteng Duurstede
berlaku di Maluku,menambah dikosongkan.Benteng diduduki
kegelisahan rakyat. Belanda dan Belanda meminta
4) Belanda mulai menggerakkan tenaga bantuan kepada tentara yang berada
dari Kepulauan Maluku untuk menjadi di Ambon untuk mengadakan
tentara Belanda. serangan besar-besaran.
Akhir Perlawanan :
Pattimura dan pemimpin
pasukan tertangkap.Pattimura
dihukum gantung di depan benteng
Victoria Ambon.Sebelum
digantung,Pattimura berkata
Pattimura-Pattimura tuaboleh
dihancurkan,tetapi sekali waktu
kelak Pattimura-Pattimura muda
akan bangkit.Tertangkapnya para
pemimpin menyebabkan Maluku
melemah dan dapat dikuasai
Belanda.
2 Tuanku Imam Perang Padri Pada abad ke-19 islam berkembang A)tahap pertama (1821-1825) 1821 - 1864
Bonjol pesat di
daerah minangkabau.tokoh tokoh Pada tahap ini, peperangan terjadi
islam berusaha menjalankan ajaran antara kaum padre dan kaum adat
islam sesuai al-quran dan hadis. yang dibantu oleh belanda.
Gerakan mereka kemudian dinamakan Menghadapi belanda yang bersenjata
gerakan padre. Gerakan ini bertujuan lengkap,kaum padri menggunakan
untuk memperbaiki masyarakat siasat gerilya.medudukan belanda
minangkabau dan mengembalikan makin sulit , kemudian membujuk
mereka agar sesuai dengan ajaran kaum padri untuk berdamai. Pada
islam.gerakan ini mendapat sambutan tanggal 15 nopember 1825 di padang
baik dikalangan ulama, tetapi diadakan perjanjian perdamaian dan
mendapat pertentangan dari kaum dan tentara belanda ditarik dari
adat. Sumatra dan dipusatkan untuk
menumpas perlawanan diponegoro di
umum terjadi perang padre adalah jawa.

a) Pertentangan antara kaum padri B)tahap kedua(1830-1837)


dan kaum adat.
Setelah perang di ponerogo selesai ,
b) Belanda membantu kaum adat. belanda mulai melanggar perjanjian
dan perang padri berkobar
kembali. Pada perang ini,kaum
padri dan kaum adat bersatu
melawan belanda.

Mula-mula kaum padri mendapat


banyak kemenangan. Pada tahun
1834 belanda mengerahkan pasukan
untuk menggempur pusat pertahanan
kaum padri di bonjol. Pada tanggal
25 oktober 1837, tuanku imam
bonjol tertangkap ,kemudian
diasingkan di minahasa sampai
wafatnya. Dengan menyerahnya
imam bonjol bukan berarti perang
selesai,perang tetap berlanjut
walaupun tidak lagi
mengganggu usaha belanda untuk
menguasai minangkabau.

3 Pangeran Perang Memasuki abad ke-19, keadaan di Pada pertengahan bulan Mei 1825, 1825 - 1830
Diponegoro Diponegoro Jawa khususnya di Surakarta dan pemerintah belanda yang
Yogyakarta semakin memprihatinkan. memerintahkan pembangunan jalan
Intervensi pemerintah kolonial dari Yogyakarta ke Magelang lewat
terhadap pemerintahan lokal tidak Muntilan, mengubah rencananya dan
jarang mempertajam konflik yang membelokan jalan itu melewati
sudah Tegalrejo. Rupanya, Belanda tepat
ada dan atau dapat melahirkan konflik melintasi makam dari leluhur
baru di lingkungan kerajaan. Hal ini Pangeran Diponegoro. Hal ini
juga terjadi di Surakarta dan membuat Pangeran Diponegoro
Yogyakarta. Campur tangan kolonial tersinggung dan memutuskan untuk
itu juga angkat senjata melawan Belanda. Ia
membawa pergeseran adat dan budaya memerintahkan untuk mencabut
keraton yang sudah lama ada di patok-patok yang melewati makam
keraton bahkan melahirkan budaya leluhurnya tersebut kepada
Barat yang bawahannya.
tidak sesuai dengan budaya Nusantara, Karena pangeran diponegoro
seperti dianggap telah memberontak maka
minum-minuman keras. Dominasi belanda punya alasan untuk
pemerintahan menangkap pangeran
kolonial juga telah menempatkan diponegoro.Pada 20 Juli 1825
rakyat serdadu belanda mengepung
sebagai objek pemerasan, sehingga kediaman pengeran diponegoro.
semakin Karena terjepit, Pangeran beserta
menderita. Pada waktu itu pemerintah keluarga dan pasukannya
kerajaan menyelamatkan diri. Sementara,
mengizinkan perusahaan asing Belanda yang tidak berhasil
menyewa menangkap Pangeran Diponegoro
tanah sawah untuk kepentingan membakar habis kediaman Pangeran.
perusahaan. Setelah penyerangan itu, dimulailah
Pada umumnya tanah itu disewa sebuah perang besar yang akan
dengan berlangsung 5 tahun lamanya. Di
penduduknya sekaligus. Akibatnya, bawah kepemimpinan Diponegoro,
para petani rakyat pribumi bersatu dalam
tidak dapat mengembangkan hidup semangat "Sadumuk bathuk, sanyari
dengan bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala
pertaniannya, tetapi justru menjadi sejengkal tanah dibela sampai mati.
tenaga Selama perang, sebanyak 15 dari 19
kerja paksa. Rakyat tetap hidup pangeran bergabung dengan
menderita. Diponegoro. Perjuangan Diponegoro
Perubahan pada masa Van der dibantu Kyai Maja yang juga
Capellen juga menjadi pemimpin spiritual
menimbulkan kekecewaan. Beban pemberontakan.
penderitaan rakyat itu semakin berat, Pertempuran terjadi begitu sengit
karena diwajibkan membayar berbagai apabila suatu wilayah pada siang hari
macam dikuasai belanda maka malam
pajak, seperti: (a) welah-welit (pajak harinya dikuasai pasukan
tanah), (b) pengawang-awang (pajak diponegoro.
halaman kekurangan), (c) pecumpling Para ahli sandi dan kurir bekerja
(pajak jumlah pintu), (d) pajigar keras mencari dan menyampaikan
(pajak informasi yang diperlukan untuk
ternak), (e) penyongket (pajak pindah menyusun stategi perang. Informasi
nama), dan (f) bekti (pajak menyewa mengenai kekuatan musuh, jarak
tanah atau menerima jabatan). Di tempuh dan waktu, kondisi medan,
samping berbagai pajak itu masih ada curah hujan menjadi berita utama
pajak yang ditarik di tempat pabean karena taktik dan strategi yang jitu
atau tol. Semua lalu lintas pengangkut hanya dapat dibangun melalui
barang juga dikenai pajak. Bahkan penguasaan informasi.
seorang ibu yang menggendong anak Bila musim penghujan tiba, gubernur
di Belanda akan melakukan usaha
jalan umum juga harus membayar untuk gencatan senjata dan
pajak. berunding, ini hanya sebuah taktik
Sementara itu dalam kehidupan sosial licik belanda.karena hujan tropis
kemasyarakatan terdapat jurang yang deras membuat gerakan
pemisah antara rakyat dengan pasukan mereka terhambat. Penyakit
punggawa kerajaan dan perbedaan malaria, disentri, dan sebagainya
status sosial antara rakyat pribumi merupakan musuh yang tak tampak
dengan kaum kolonial. Adanya jurang melemahkan moral dan kondisi fisik
pemisah antara si kaya dan si miskin, bahkan merenggut nyawa pasukan
antara rakyat dan kaum kolonial, mereka. Ketika gencatan senjata
sering menimbulkan kelompok- terjadi, Belanda akan menyebarkan
kelompok yang tidak puas sehingga mata-mata dan provokator mereka
sering untuk menghasut, memecahkan dan
menimbulkan kekacauan. bahkan menekan anggota keluarga
Dalam suasana penderitaan rakyat dan para pengeran dan pemimpin
kekacauan itu tampil seorang perjuangan rakyat yang berjuang
bangsawan, putera Sultan dibawah komando pangeran
Hamengkubuwana III yang bernama Diponegoro. Namun pejuang
Raden pribumi tersebut tidak gentar dan
Mas Ontowiryo atau lebih terkenal tetap berjuang melawan Belanda.
dengan nama Pangeran Diponegoro. Pada puncak peperangan, Belanda
Pangeran Diponegoro merasa tidak mengerahkan lebih dari 23.000 orang
puas dengan melihat penderitaan serdadu hal yang belum pernah
rakyat terjadi ketika suatu wilayah yang
dan kekejaman serta kelicikan tidak terlalu luas seperti Jawa
Belanda. Pangeran Diponegoro merasa Tengah dan sebagian Jawa timur
sedih dijaga oleh puluhan ribu serdadu.
dengan menyaksikan masuknya Begitu seiusnya pihak belanda
budaya Barat yang tidak sesuai dengan menghadapi serangan
budaya Timur. Oleh karena itu, diponegoro.Pada tahun 1827,
Pangeran Diponegoro berusaha Belanda melakukan penyerangan
menentang terhadap Diponegoro dengan
dominasi Belanda yang kejam dan menggunakan sistem benteng
tidak mengenal perikemanusiaan. sehingga Pasukan Diponegoro
Tanggal terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja,
pemimpin spiritual pemberontakan,
20 Juli 1825 meletuslah Perang ditangkap. Menyusul kemudian
Diponegoro. Pangeran Mangkubumi dan panglima
utamanya Sentot Alibasya menyerah
kepada Belanda. Akhirnya pada
tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De
Kock berhasil menjepit pasukan
Diponegoro di Magelang. Akhirnya ,
Pangeran Diponegoro bersedia
menyerahkan diri dengan syarat sisa
anggota pasukannya dilepaskan. lalu,
Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian
dipindahkan ke Makassar hingga
wafatnya di Benteng Rotterdam
tanggal 8 Januari 1855.
4 Pangeran Hidayat Perlawanan Di Di Kalimantan Selatan pernah Ketika Sultan Muhammad meninggal 1860 - 1906
dan Pangeran Kalimantan berkembang Kerajaan Banjar atau dunia pada tahun 1761, ia
Antasari Selatan Banjarmasin. meninggalkan 3 (tiga) orang anak
Wilayah Kesultanan Banjarmasin ini yang belum dewasa, yaitu Pangeran
pada abad ke-19 meliputi Kalimantan Rahmat, Pangeran Abdullah dan
Selatan dan Kalimantan Tengah Pangeran Amir. Karena ketiga orang
sekarang. Pusatnya ada di Martapura. anak Sultan Muhammad itu belum
Kesultanan ini memiliki posisi yang dewasa, maka tahta kerajaan kembali
strategis dalam kegiatan perdagangan ke tangan Mangkubumi, yaitu Sultan
dunia. Hal ini terutama karena adanya Tamjidillah, atau Pangeran Sepuh,
hasil-hasil seperti emas dan intan, lada, dan pelaksanaan pemerintahan
rotan dan damar. Hasil-hasil ini dikuasakan kepada anaknya
termasuk produk yang diminati oleh Pangeran Nata. Dengan jalan
orangorang menyuruh membunuh kedua
Barat, sehingga orang-orang Barat kemenakannya, yaitu Pangeran
juga berminat untuk menguasai Rahmat dan Pangeran Abdullah,
Kesultanan Banjarmasin. Salah satu Pangeran Nata berhasil
pihak yang berambisi untuk menguasai memindahkan kekuasaan
Banjarmasin adalah Belanda. pemerintahan kepada dinastinya dan
menetapkan Pangeran Nata sebagai
Sultan yang pertama sebagai
Setelah melalui bujuk rayu disertai Penambahan Kaharudin.
tekanan-tekanan, maka pada tahun
1817 Pangeran Nata Dilaga yang Menjadi
terjadi perjanjian antara Sultan Banjar raja pertama dinasti Tamjidillah
(Sultan Sulaiman) dengan pemerintah dalam masa kejayaan kekuasaannya,
Hindia Belanda. Dalam perjanjian ini menyebutkan dirinya Susuhunan
Sultan Sulaiman harus menyerahkan Nata Alam pada tahun 1772.
sebagian wilayah Banjar kepada
Belanda, seperti daerah Dayak, Anak Sultan Muhammad (almarhum)
Sintang, yang bernama Pangeran Amir, atau
Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, cucu Sultan Tahmidillah melarikan
Kotawaringin, Lawai, Jalai, Pigatan, diri ke Pasir, dan meminta bantuan
Pasir Kutai, dan Beran. Dengan pada pamannya yang bernama Arung
demikian wilayah kekuasaan Tarawe. Pangeran Amir kemudian
Kesultanan kembali dan menyerbu Kerajaan
Banjarmasin semakin sempit, Banjar dengan pasukan Bugis yang
sementara daerah kekuasaan Belanda besar, dan berusaha merebut kembali
semakin tahtanya dari Susuhunan Nata Alam.
bertambah. Bahkan menurut perjanjian Karena takut kehilangan tahta dan
yang diadakan tanggal 4 Mei 1826 kekuatiran jatuhnya kerajaan di
antara Sultan Adam Alwasikh dengan bawah kekuasaan orang Bugis,
Belanda, menetapkan bahwa daerah Susuhunan Nata Alam meminta
Kesultanan Banjar tinggal daerah Hulu bantuan kepada VOC. VOC
Sungai, Martapura, dan Banjarmasin. menerima permintaan tersebut dan
Wilayah yang semakin sempit itu telah mengirimkan Kapten Hoffman
membawa problem dalam kehidupan dengan pasukannya dan berhasil
sosial ekonomi. Penghasilan para mengalahkan pasukan Bugis itu.
penguasa kerajaan menjadi semakin Sedangkan Pangeran Amir terpaksa
kecil. Sementara dengan masuknya melarikan diri kembali ke Pasir.
pola hidup Barat, kebutuhan hidup Beberapa waktu kemudian Pangeran
para penguasa meningkat. Dengan Amir mencoba pula untuk meminta
demikian beban hidup mereka semakin bantuan kepada para bangsawan
sulit. Untuk mengatasi kesulitan ini Banjar di daerah Barito yang tidak
maka mereka menaikkan pajak. senang kepada Belanda, karena di
Dengan demikian rakyat menjadi daerah Bakumpai/Barito diserahkan
Pangeran Nata kepada VOC. Dalam
sasaran eksploitasi baik dari pertempuran yang kedua ini
pemerintah kolonial Pangeran Amir tertangkap dan
maupun para pejabat kerajaan. Rakyat dibuang ke Sailan. Sesudah itu
juga diperintahkan untuk melakukan diadakan perjanjian antara kerajaan
kerja wajib. Banjar dengan VOC, dimana raja-
Dalam suasana sosial ekonomi yang raja Banjar memerintah kerajaan
memprihatinkan itu, di dalam kerajaan sebagai peminjam tanah VOC.
sendiri terjadi konflik intern. Hal ini
juga karena ulah intervensi Belanda. Dalam tahun 1826 diadakan
Hal ini bermula saat putera mahkota perjanjian kembali antara Pemerintah
Abdul Rakhman meninggal secara Hindia Belanda dengan Sultan
mendadak pada tahun 1852. Sementara Adam, berdasarkan perjanjian
Sultan Adam memiliki tiga putra dengan VOC yang terdahulu,
sebagai kandidat pengganti sultan, berdasarkan perjanjian ini, maka
yakni : Pangeran Hidayatullah, Belanda dapat mencampuri
Pangeran pengaturan permasalahan mengenai
Tamjidillah, dan Prabu Anom. Ketiga pengangkatan Putera Mahkota dan
kandidat itu masing-masing memiliki Mangkubumi, yang mengakibatkan
pendukung. Pangeran Hidayatullah rusaknya adat Kerajaan dalam
didukung pihak istana dan kebetulan bidang ini, yang kemudian
sudah mengantongi surat wasiat dari menjadikan salah satu penyebab
Sultan Adam untuk menggantikan pecahnya Perang Banjar.
sebagai sultan, Pangeran Anom
dijagokan sebagai mangkubumi, Negeri hilang sama sekali,
sedang Kekuasaan ke dalam tetap berkuasa
Tamjidillah didukung Belanda. Tahun dengan beberapa pembatasan dan
1857 Sultan Adam meninggal. Dengan Residen berperan sebagai agen
sigap Residen E.F. Graaf von politik Belanda.
Bentheim Teklenburg mewakili Isi perjanjian 1826 itu antara lain
Belanda mengangkat Tamjidillah adalah :
sebagai sultan a. Kerajaan Banjar tidak boleh
dan Pangeran Hidayatullah diangkat mengadakan hubungan dengan lain
sebagai mangkubumi. Pada hal kecuali hanya dengan Belanda.
menurut b. Wilayah Kerajaan Banjar menjadi
wasiat yang sah yang diangkat menjadi lebih kecil, karena beberapa wilayah
sultan adalah Pangeran Hidayatullah. menjadi bagian dibawah
Oleh karena itu, wajar kalau pemerintahan langsung Belanda.
pengangkatan Wilayah-wilayah itu seperti tersebut
Tamjidillah sebagai Sultan dalam Pasal 4 :
Banjarmasin - Pulau Tatas dan Kuwin sampai di
menimbulkan protes dan rasa kecewa seberang kiri Antasan Kecil.
dari - Pulau Burung mulai Kuala Banjar
berbagai pihak. Tamjidillah memiliki seberang kanan sampai di Pantuil,
perangai - Mantuil seberang Pulau Tatas
yang kurang baik, senang minum- sampai ke Timur Rantau Keliling
minuman dengan sungai-sungainya Kelayan
keras seperti orang Belanda. Kecil, Kelayan Besar dan kampung
di seberang Pulau Tatas.
- Sungai Mesa di hulu kampung Cina
sampai ke darat Sungai Baru sampai
Sungai Lumbah,
- Pulau Bakumpai mulai dari Kuala
Banjar seberang kiri mudik sampai di
Kuala Anjaman di kiri ke hilir
sampai Kuala Lupak,
- Segala Tanah Dusun semuanya
desa-desa kiri kanan mudik ke hulu
mulai Mangkatip sampai terus negeri
Siang dan hilir sampai di Kuala
Marabahan,
- Tanah Dayak Besar Kecil dengan
semua desa-desanya kiri kanan mulai
dari Kuala Dayak mudik ke hulu
sampai terus di daratan yang takluk
padanya,
- Tanah Mandawai,
- Sampit,
- Pambuang semuanya desa-desa
dengan segala tanah yang takluk
padanya,
- Tanah Kotawaringin, Sintang,
Lawai, Jelai dengan desa-desanya.
- Desa Tabanio dan segala Tanah
Laut sampai di Tanjung Selatan dan
Timur sampai batas dengan Pagatan,
ke utara sampai ke Kuala Maluku,
mudik sungai Maluku, Selingsing,
Liang Anggang, Banyu Irang sampai
ke timur Gunung Pamaton sampai
perbatasan dengan Tanah Pagatan,
- Negeri-negeri di pesisir timur
Pagatan, Pulau Laut, Batu Licin,
Pasir, Kutai, Berau semuanya dengan
yang takluk padanya.
c. Penggantian Pangeran
Mangkubumi harus mendapat
persetujuan pemerintah Belanda.
d. Belanda menolong Sultan terhadap
musuh dari luar kerajaan, dan
terhadap musuh dari dalam negeri.
e. Beberapa daerah padang
perburuan Sultan yang sudah
menjadi tradisi, diserahkan pada
Belanda. Padang perburuan itu,
meliputi :
- Padang pulau Lampi sampai ke
Batang Banyu Maluka,
- Padang Bajingah,
- Padang Penggantihan,
- Padang Munggu Basung,
- Padang Taluk Batangang,
- Padang Atirak,
- Padang Pacakan,
- Padang Simupuran,
- Padang Ujung Karangan.

Semua padang perburuan itu dilarang


bagi penduduk sekitarnya berburu
manjangan.
f. Belanda juga memperoleh pajak
penjualan intan sepersepuluh dari
harga intan dan sepersepuluhnya
untuk Sultan. Kalau ditemukan intan
yang lebih dari 4 karat harus dijual
pada Sultan. Harga pembelian intan
itu, sepersepuluhnya diserahkan pada
Belanda.

Gambaran umum abad ke-19 bagi


kerajaan Banjar, bahwa hubungan
kerajaan keluar sebagaimana yang
pernah dijalankan sebelumnya,
terputus khususnya dalam masalah
hubungan perdagangan internasional.
Tetapi kekuasaan Sultan ke dalam
tetap utuh, tetap berdauat menjalani
kekuasaan sebagai seorang Sultan
5 Perlawanan Perang Aceh adalah perang Belanda merasa tidak puas terhadap 1873 - 1904
Aceh Kesultanan Aceh melawan Belanda hubungan antara Aceh dengan
dimulai pada 1873 hingga 1904. Konsul Italia dan Amerika Serikat di
Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, Singapura itu berusaha untuk
tapi perlawanan rakyat Aceh dengan mendapatkan keterangan dari Aceh
perang gerilya terus berlanjut. tentang terjalinnya hubungan
Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda tersebut. Tetapi Aceh menolak untuk
menyatakan perang kepada Aceh, dan memberikan keterangan, akhirnya
mulai melepaskan tembakan meriam Belanda mengumumkan perang
ke daratan Aceh dari kapal perang dengan Aceh. Kerajaan Aceh yang
Citadel van Antwerpen. Pada 8 April menyadari akan adanya bahaya dari
1873, Belanda mendarat di Pantai Belanda itu mempergunakan siasat
Ceureumen di bawah pimpinan Johan perang Gerilya. Perang Gerilya Aceh
Harmen Rudolf Khler, dan langsung cukup berhasil karena didukung oleh
bisa menguasai Masjid Raya keadaan alamnya. Pihak Belanda
Baiturrahman. Khler saat itu mendapat perlawanan yang
membawa 3.198 tentara. Sebanyak seimbang. Begitu pula
168 di antaranya para perwira. ketatanegaraan Aceh yang sulit dan
Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh tidak diketahui oleh Belanda, sangat
Van Heutz, dimana dibentuk pasukan membingungkan siasat perang
marchausse yang dipimpin oleh Belanda.
Christoffel dengan pasukan Colone Pada tahun 1873, pasukan Belanda
Macan yang telah mampu dan yang pertama dengan kekuatan 3800
menguasai pegunungan-pegunungan, orang dapat dibinasakan oleh
hutan-hutan rimba raya Aceh untuk pasukan rakyat Aceh. Jendral Kohler
mencari dan mengejar gerilyawan- yang memimpin pasukan tersebut
gerilyawan Aceh. dapat di bunuh, sehingga serangan
Belanda itu mengalami kegagalan.
Kemudian menyusul pasukan
Belanda dengan kekuatan 8000
orang di bawah pimpinan Jendral
Van Swieten. Pasukan ini berhasil
merebut Kotaraja. Setelah Istana
jatuh ketangan Belanda, tidak lama
kemudian Sultan Aceh wafat, namun
semangat rakyat Aceh di bawah
pimpinan Panglima Polim tetap tegar
menentang kedatangan Belanda.
Serangan serangan Belanda sering
membuahkan kemenangan. Belanda,
dibawah pimpinan Jendral Van der
Heyden, dapat merebut Aceh Besar
pada tahun 1874. sejak itu
pemerintahan militer diganti dengan
pemerintahan sipil. Penggantian
sistem pemerintahan ini bertujuan
untuk menghentikan peperangan,
karena Belanda berpendapat, perang
akan dapat dihentikan dengan jalan
mengadakan pembangunan. Namun
rakyat Aceh tetap mengobarkan
semangat perang sehingga perang
semakin bertambah hebat.
Pertempuran bertambah hebat.
Kekejaman dan kezaliman akibat
perang menimbulkan kebencian di
kedua belah pihak. Para pemimpin
agama Aceh menyerukan Perang
Jihad fi Sabilillah (Perang Suci di
jalan Allah).
Pasukan Belanda tidak pernah
mengadakan serangan secara besar-
besaran. Pasukan Belanda hanya
berkuasa di sekitar Kotaraja padahal
Belanda telah berperang dengan
rakyat Aceh selama 11 tahun.
Seorang Panglima yang terkenal
yaitu Teungku Umar, dengan siasat
perang yang dimilikinya mengatakan
bahwa Belanda tidak dapat
dikalahkan tanpa perlengkapan
senjata yang memadai. Oleh karena
itu, Teungku Umar menyerah pada
Belanda tahun 1893 dengan tujuan
hanya untuk mendapatkan
perlengkapan persenjataan. Setelah
mendapatkan persenjataan, pada
tahun 1896 ia meninggalkan tentara
Belanda dan bersatu dengan pejuang
rakyat, sehingga serangan-serangan
peuang Aceh terhadap Belanda
semakin berbahaya.
Di pihak lain muncul perlawanan-
perlawanan yang bersifat
kagamaan dibawah pimpinan
seorang ulama (Teungku), yaitu
Teungku Cik Di Tiro. Golongan ini
menentang kedatangan Belanda yang
dianggap akan meyebarkan agama
Kristen di Aceh. Di samping itu,
mereka tidak mengenal kompromi
atau mudah menyerah kepada
Belanda, bahkan mereka berpendapat
bahwa perang yang dilancarkan
merupakan perang Jihad (perang suci
didasarkan pada agama).
Belanda yang sudah kewalahan
menghadapi serangan-serangan
Aceh, akhirnya mengirim Dr.
Snouch Hurgronje untuk menyelidiki
tata Negara Aceh. Dari
penyelidikannya itu yang ditulis
dengan judul De Atjehers (Dalam
Bahasa Inggrisnya The Achnese)
dapat diketahui letak kelemahan dan
kunci rahasia, baik yang
berhubungan dengan tata Negara,
kepercayaan, adapt maupun siasat
perang dan sebagainnya.

Anda mungkin juga menyukai