0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
82 tayangan8 halaman
1. Rakyat Aceh dan Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan Belanda/VOC yang berusaha menguasai wilayah dan perdagangan mereka.
2. Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda melawan Portugis di Malaka pada 1629. Rakyat Maluku dipimpin Kerajaan Ternate dan Tidore melawan Portugis pada 1533.
3. Sultan Agung dari Mataram melancarkan serangan ke Batavia pada 1628 untuk melawan tindakan monopoli dan
Deskripsi Asli:
Materi rangkuman mengenai Perlawanan terhadap kolonialisme dan Imperialisme
Judul Asli
Perlawanan terhadap kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
1. Rakyat Aceh dan Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan Belanda/VOC yang berusaha menguasai wilayah dan perdagangan mereka.
2. Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda melawan Portugis di Malaka pada 1629. Rakyat Maluku dipimpin Kerajaan Ternate dan Tidore melawan Portugis pada 1533.
3. Sultan Agung dari Mataram melancarkan serangan ke Batavia pada 1628 untuk melawan tindakan monopoli dan
1. Rakyat Aceh dan Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan Belanda/VOC yang berusaha menguasai wilayah dan perdagangan mereka.
2. Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda melawan Portugis di Malaka pada 1629. Rakyat Maluku dipimpin Kerajaan Ternate dan Tidore melawan Portugis pada 1533.
3. Sultan Agung dari Mataram melancarkan serangan ke Batavia pada 1628 untuk melawan tindakan monopoli dan
pelabuhan-pelabuhan penting seperti di A. Aceh Pariaman. Para pengawas itu umumnya Melawan terdiri para panglima perang. Setelah Portugis mempersiapkan pasukannya, pada tahun Setelah 1629 Iskandar Muda melancarkan serangan Malaka jatuh ke Malaka. Menghadapi serangan kali ini ke tangan Portugis sempat kewalahan. Portugis harus Portugis pada mengerahkan semua kekuatan tentara dan tahun 1511, persenjataan untuk menghadapi pasukan justru membawa hikmah bagi Aceh. Banyak Iskandar Muda. Namun, serangan Aceh kali para pedagang Islam yang menyingkir dari ini juga tidak berhasil mengusir Portugis Malaka menuju ke Aceh. Dengan demikian dari Malaka. Hubungan Aceh dan Portugis perdagangan di Aceh semakin ramai. Hal ini semakin memburuk. Bentrokan-bentrokan telah mendorong Aceh berkembang menjadi antara kedua belah pihak masih sering bandar dan pusat perdagangan. terjadi, tetapi Portugis tetap tidak berhasil Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini menguasai Aceh dan begitu juga Aceh tidak dipandang oleh Portugis sebagai ancaman, berhasil mengusir Portugis dari Malaka. oleh karena itu, Portugis berkehendak untuk Yang berhasil mengusir Portugis dari menghancurkan Aceh. Pada tahun 1523 Malaka adalah VOC pada tahun 1641. Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul B. Perlawanan pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza. Rakyat Maluku Beberapa serangan Portugis ini mengalami terhadap Portugis kegagalan. dan VOC Portugis terus mencari cara untuk Karena ulah orang-orang Portugis yang melemahkan posisi Aceh sebagai pusat serakah, maka hubungannya dengan Ternate perdagangan. Kapal-kapal Portugis selalu yang semula baik menjadi retak. Portugis mengganggu kapal-kapal dagang Aceh di ingin memaksakan monopoli perdagangan manapun berada. kepada rakyat Ternate. Tentu saja hal itu Iskandar Muda adalah raja yang gagah ditentang oleh rakyat Ternate. Perlawanan berani dan bercita-cita untuk mengenyahkan terhadap kekuasaan Portugis di Ternate penjajahan asing, termasuk mengusir berkobar pada tahun 1533. Portugis dari Malaka. Iskandar Muda Untuk menghadapi Portugis, Sultan Ternate berusaha untuk melipatgandakan kekuatan menyerukan agar rakyat dari Irian sampai ke pasukannya. Angkatan lautnya diperkuat Pulau Jawa bersatu melawan Portugis. Maka dengan kapal-kapal besar yang dapat berkobarlah perlawanan umum di Maluku mengangkut 600-800 prajurit. Pasukan terhadap Portugis. rakyat Maluku bangkit kavaleri dilengkapi dengan kuda-kuda dari melawan Portugis. Kerajaan Ternate dan Persia, bahkan Aceh juga menyiapkan Tidore bersatu. Akibatnya Portugis terdesak. pasukan gajah dan milisi infanteri. Karena merasa terdesak, Portugis lalu Sementara itu untuk mengamankan mendatangkan pasukan dari Malaka, di wilayahnya yang semakin luas meliputi bawah pimpinan Antonio Galvao. Pasukan Sumatera Timur dan Sumatera Barat, bantuan tersebut menyerbu beberapa ditempatkan para pengawas di jalur-jalur wilayah di kerajaan Ternate. Rakyat Maluku di bawah pimpinan kerajaan Perlawanan Rakyat Nusantara terhadap Ternate berjuang penuh semangat VOC mempertahankan kemerdekaannya. Tetapi kali ini Ternate belum berhasil mengusir A. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Portugis. Untuk sementara Portugis dapat VOC menguasai Maluku. Usaha VOC untuk berdagang dan Pada tahun 1565 rakyat Ternate bangkit menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di kembali melawan Portugis di bawah Aceh tidak berhasil, karena Sultan Iskandar pimpinan Sultan Hairun. Portugis hampir Muda cukup tegas. Ia selalu mempersulit terdesak, tetapi kemudian melakukan orang-orang barat untuk berdagang di tindakan licik. Sultan Hairun diajak wilayahnya. berunding. Untuk itu Sultan Hairun Ketika itu Inggris dan Belanda minta ijin diundang agar datang ke benteng Portugis. untuk berdagang di wilayah Aceh. Sultan Dengan jiwa kesatria dan tanpa perasaan Iskandar Muda menegaskan bahwa ia hanya curiga Sultan memenuhi undangan Portugis. akan memberi ijin kepada salah satu di Setiba di benteng Portugis Sultan Hairun antara keduanya dengan syarat ijin diberikan dibunuh. Peristiwa itu membangkitkan kepada yang memberi keuntungan kepada kemarahan rakyat Maluku. Perlawanan Kerajaan Aceh. umum berkobar lagi di bawah pimpinan Karena merasa kesulitan mendapatkan ijin Sultan Baabullah, pengganti Sultan Hairun. berdagang, maka para pedagang Inggris dan Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat Belanda mencoba melaksanakan direbut oleh Ternate. Dengan demikian perdagangan Inggris dan Belanda mencoba rakyat Ternate berhasil mempertahankan melaksanakan perdagangan gelap atau kemerdekaannya dari penjajahan Portugis. penyelundupan. Usaha itupun tidak berhasil, Pasukan bantuan dari Malaka di bawah karena armada Aceh selalu siaga menjaga pimpinan Antonio Galvao tidak hanya setiap pelabuhan di wilayahnya. menyerbu Ternate, tetapi juga Tidore. Pada akhir pemerintahan Sultan Iskandar Armada Portugis mengepung pelabuhan uda, Aceh mulai surut. Hal itu akibat Tidore. Rakyat Tidore telah siap. Orang- kekalahan Perlawanan Aceh terhadap orang Tidore mulai menembaki armada Portugis di Malaka. Oleh karena itu, Aceh Portugis. Pertempuran pun berkobar dengan membutuhkan banyak beaya untuk sengitnya. Orang-orang Portugis berhasil membangun armadanya kembali. Maka mendarat dan merebut kota Tidore. dengan sangat terpaksa, Aceh memberi ijin Setelah kota Tidore diduduki Portugis, kepada VOC untuk berdagang di orang-orang Tidore pun mengadakan wilayahnya. penyerbuan dari laut dengan perahu kora- Dalam pelaksanaannya, VOC tetap kora. Usaha ini juga belum berhasil. Maka mengalami kesulitan. Pada tahun 1641 VOC dilaksanakan serangan serempak dari darat merebut Malaka dari tangan Portugis. Sejak maupun laut. Tetapi ternyata bahwa armada itu VOC berperan penting di Selat Malaka. Portugis lebih unggul. Oleh karena itu Akibatnya peranan Aceh di selat tersebut perlawanan rakyat Tidore pun tidak berhasil. makin berkurang. citanya ini maka Sultan Agung B. Perlawanan sangat menentang keberadaan Rakyat Maluku kekuatan VOC di Jawa. Melawan VOC Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni: 1. Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di tindakan monopoli yang dilakukan bawah pimpinan Kakiali, Kapten VOC. Hitu. VOC sering menghalang-halangi 2. Pada tahun 1646 muncul perlawanan kapal-kapal dagang Mataram yang rakyat Maluku terhadap VOC di akan berdagang ke Malaka bawah pimpinan Telukabesi VOC menolak untuk mengakui 3. Pada tahun 1650 muncul perlawanan kedaulatan Mataram, dan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi. keberadaan VOC di Batavia telah 4. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi memberikan ancaman serius bagi perlawanan rakyat Maluku di bawah masa depan Pulau Jawa. pimpinan Sultan Jamaluddin 5. Tahun 1780 pasukan Patra Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan Alammenyerang dan mengepung dengan segenap persenjataan dan tempat kediaman Sultan Nuku, perbekalan. Pada waktu itu yang menjadi namun Sultan Nuku berhasil gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. meloloskan diri dan menyingkir ke Halmahera Sebagai pimpinan pasukan Mataram adalah 6. Menjelang akhir abad ke-18 (1797) Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal muncullah perlawanan besar rakyat 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di Maluku di bawah pimpinan Sultan bawah pimpinan Tumenggung Baureksa Nukudari Tidore menyerang Batavia. Pasukan Mataram 7. Perlawanan Pattimura(1817). berusaha membangun pos pertahanan, tetapi Perlawanan Pattimura terjadi di kompeni VOC berusaha menghalang- Saparua, yaitu sebuah kota kecil di dekat pulau Ambon. halangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak dapat dihindarkan. Tahun 1629 C. Perlawanan Sultan Agung pasukan Mataram diberangkatkan menuju Sultan Agung adalah raja yang paling Batavia. Sebagai pimpinan pasukan terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa Mataram dipercayakan kepada Tumenggung pemerintahan Sultan Agung, Mataram Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain: Purbaya. Ternyata informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC. mempersatukan seluruh tanah Dengan segera VOC mengirim kapal-kapal Jawa,dan perang untuk menghancurkan lumbung- mengusir kekuasaan asing dari bumi lumbung yang dipersiapkan pasukan Nusantara. Terkait dengan cita- Mataram. Di Tegal tentara VOC berhasil menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras. D. Perlawanan Banten Pasukan Mataram berhasil mengepung dan Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC menghancurkan Benteng Hollandia. dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Berikutnya pasukan Mataram mengepung Ageng Tirtayasa) dan puteranya bernama Benteng Bommel, tetapi gagal Pangeran Purbaya (Sultan Haji). Sultan menghancurkan benteng tersebut. Pada saat Ageng Tirtayasa dengan tegas menolak pengepungan Benteng Bommel, terpetik segala bentuk aturan monopoli VOC dan berita bahwa J.P. Coen meninggal. Peristiwa berusaha mengusir VOC dari Batavia. Pada ini terjadi pada tanggal 21 September 1629. tahun 1659, perlawanan rakyat Banten Dengan semangat juang yang tinggi pasukan mengalami kegagalan, yaitu ditandai oleh Mataram terus melakukan penyerangan. keberhasilan Belanda dalam memaksa Dalam situasi yang kritis ini pasukan Sultan Ageng Tirtayasa untuk Belanda semakin marah dan meningkatkan menandatangani perjanjian monopoli kekuatannya untuk mengusir pasukan perdagangan. Mataram. Dengan mengandalkan Pada tahun 1683, VOC menerapkan politik persenjataan yang lebih baik dan lengkap, adu domba (devide et impera) antara Sultan akhirnya dapat menghentikan serangan- Ageng Tirtayasa dengan puteranya yang serangan pasukan Mataram. bernama Sultan Haji, sehingga terjadilah Setelah Sultan Agung meninggal tahun perselisihan antara ayah dan anak, yang 1645, Mataram menjadi semakin lemah pada akhirnya dapat mempersempit wilayah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan serta memperlemah posisi Kerajaan Banten. oleh VOC. Sebagai pengganti Sultan Agung Sultan Haji yang dibantu oleh VOC dapat adalah Sunan Amangkurat I. Ia memerintah mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa. pada tahun 1646 -1677. Ternyata Raja Kemenangan Sultan Haji atas bantuan VOC Amangkurat I merupakan raja yang lemah tersebut menghasilkan kompensasi dalam dan bahkan bersahabat dengan VOC. Raja penandatanganan perjanjian dengan ini juga bersifat reaksioner dengan bersikap kompeni. sewenang-wenang kepada rakyat dan kejam Perjanjian tersebut menandakan perlawanan terhadap para ulama. Oleh karena itu, pada rakyat Banten terhadap VOC dapat masa pemerintahan Amangkurat I itu timbul dipadamkan, bahkan Banten dapat dikuasai berbagai perlawanan rakyat. Salah satu oleh VOC. Pertikaian keluarga di Kerajaan perlawanan itu dipimpin oleh Trunajaya. Banten menunjukkan bahwa mudahnya rakyat Banten untuk diadu domba oleh VOC. E. Perlawanan 1667. GOWA Perlawanan rakyat Makasar akhirnya Di Sulawesi mengalami kegagalan. Salah satu faktor Selatan, penyebab kegagalan rakyat Makasar adalah perlawanan keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru kolonialisme Belanda dilakukan oleh Palaka. Perlawanan rakyat Makasar Kerajaan Gowa dan Tallo, yang kemudian selanjutnya dilakukan dalam bentuk lain, bergabung menjadi Kerajaan Makasar. seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Dilihat dari letak geografisnya, letak Banten setiap melakukan perlawanan wilayah Kerajaan Makasar sangat strategis terhadap VOC. dan memiliki kota pelabuhan sebagai pusat F. Perlawanan Rakyat Riau perdagangan di Kawasan Indonesia Timur. Ambisi untuk melakukan monopoli Kerajaan Makassar, dengan didukung oleh perdagangan dan menguasai berbagai daerah pelaut-pelaut ulung, mencapai puncak di Nusantara terus dilakukan oleh VOC. Di kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan samping menguasai berbagai daerah di Hasanudin antara tahun 1654 – 1669. Pada Nusantara terus dilakukan oleh VOC. pertengahan abad ke-17, Kerajaan Makasar Dengan politik memecah belah VOC mulai menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC berhasil menanamkan pengaruhnya di Riau. pelayaran dan perdagangan di wilayah Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak, Indonesia Timur. Persaingan dagang Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin tersebut terasa semakin berat untuk VOC terdesak oleh pemaksaan monopoli dan sehingga VOC berpura-pura ingin tindakan sewenang-wenang dari VOC. Oleh membangun hubungan baik dan saling karena itu, beberapa kerajaan mulai menguntungkan. Upaya VOC yang melancarkan perlawanan. sepertinya terlihat baik ini disambut baik Raja Siak sultan Abdul Jalil Rahmat Syah oleh Raja Gowa dan kemudian VOC (1723-1744) memimpin rakyatnya untuk diizinkan berdagang secara bebas. Setelah melawan VOC. Setelah berhasil merebut mendapatkan kesempatan berdagang dan Jolor kemudian ia membuat benteng mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC pertahanan di pulau Bintan. Dari pertahanan mulai menunjukkan perilaku dan niat di Pulau Bintan ini pasukan Sultan Abdul utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan Jalil mengirim pasukan di bawah Komando kepada Sultan Hasanuddin. Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka Peperangan berlangsung seru dan cukup Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syeh wafat. masih dapat dipertahankan oleh Sultan Sebagai gantinya diangkatlah puteranya Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, yang bernama Muhammad Abdul Jalil Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa Muzafar Syah (1746-1760). Raja ini juga untuk menandatangani perjanjian memiliki naluri seperti ayahandanya yang perdamaian di Desa Bongaya pada tahun ingin selalu memerangi VOC di Malaka dan sebagai komandan perangnya adalah Raja yang ditemukan di setiap rumah. Sementara Indra Pahlawan. yang berhasil meloloskan diri dan Sultan Siak bersama para panglima dan melakukan perlawanan di berbagai daerah, penasihat mengatur siasat baru. Disepakati misalnya di Jawa Tengah. Salah satu bahwa VOC harus dilawan dengan tipu tokohnya yang terkenal adalah Oey Panko daya. Sultan diminta berpura-pura berdamai atau kemudian dikenal dengan sebutan Khe dengan cara memberikan hadiah kepada Panjang, kemudian di Jawa menjadi Ki Belanda. Oleh Karena itu, siasat ini dikenal sapanjang. Nama ini dikaitkan dengan dengan “siasat hadiah sultan”. VOC setuju perannya dalam memimpin perlawanan di dengan ajakan damai ini. Perundingan damai sepanjang pesisir Jawa. diadakan di loji di Pulau Guntung. Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan G. Pemberontakkan Orang – Orang orang-orang Cina itu kemudian meluas di Cina berbagai tempat terutama di daerah pesisir Sejak abad ke-5 orang-orang Cina sudah Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini mengadakan hubungan dagang ke Jawa dan mendapatkan bantuan dan dukungan dari jumlahnya pun semakin banyak. Pada masa para buapati di pesisir. Bahka yang menarik perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu- atas desakan para pangeran, Raja Budha dan Islam banyak pedagang Cina Pakubuwana II juga ikut mendukung yang tinggal di daerah pesisir, bahkan tidak pemberontakan orang-orang Cina tersebut. Untuk membatasi kedatangan orang-orang Pada tahun 1741 benteng VOC di Kartasura Cina ke Batavia, VOC mengeluarkan dapat diserang sehingga pemberontakan ketentuan bahwa setiap orang Cina yang orang-orang Cina satu demi satu dapat tinggal di Batavia harus memiliki surat izin dipadamkan. Pada kondisi yang demikian ini bermukim yang Pakubuwana II mulai bimbang dan akhirnya disebutpermissiebriefjes atau masyarakat melakukan perundingan damai dengan sering menyebut dengan “surat pas”. VOC. Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan ditangkap dan dibuang ke Sailon (sri H. Perlawanan Pangeran Mangkubumi lanka) untuk dipekerjakan di kebun-kebun dan Mas Said pala milik VOC atau akan dikembalikan ke Perlawanan terhadap VOC kembali terjadi Cina. di Jawa, kali ini dipimpin oleh bangsawan Pada suatu ketika tahun 1740 terjadi kerajaan yakni pangeran Mangkubumi dan kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan Raden Mas Said. Perlawanan berlangsung peristiwa ini sebagai gerakan orang-orang sekitar 20 tahun. Cina yang akan melakukan pemberontakan. Raden Mas Said adalah putera dari Raden Oleh karena itu, para serdadu VOC mulai Mas Riya yang bergelar Adipati Arya bereaksi dengan Mangkunegara dengan Raden Ayu Wulan melakukan sweeping memasuki rumah- putri dari Adipati Blitar. Pada usia 14 tahun rumah orang cina dan kemudian melakukan Raden Mas said sudah diangkat pembunuhan terhadap orang-orang Cina sebagai gandek kraton (pegawai rendahan di Istana) dan diberi gelar R.M.Ng. Sukowati kepada Pangeran Mangkubumi. Suryokusumo. Karena merasa sudah Terjadilah pertentangan antara Raja berpengalaman, Raden Mas said kemudian Pakubuwana II yang didukung Patih mengajukan permohonan untuk Pringgalaya di satu pihak dengan Pangeran mendapatkan kenaikan pangkat. Akibat Mangkubumi di pihak lain. Dalam suasana permohonan ini Mas Said justru mendapat konflik ini tiba-tiba dalam pertemuan cercaan dan hinaan dari keluarga kepatihan, terbuka di istana itu Gubernur Jenderal Van bahkan dikait-kaitkan dengan tuduhan ikut Imhoff mengeluarkan kata-kata yang membantu pemberontakan orang-orang Cina menghina dan menuduh Pangeran yang sedang berlangsung. Mas said pergi Mangkubumi terlalu ambisi mencari menuju Nglaroh untuk memulai perlawanan. kekuasaan. Hal inilah yang sangat Oleh karena pengikutnya mas said diangkat mengecewakan Pangeran Mangkubumi, sebagai raja baru dengan gelar Pangeran pejabat VOC secara lansung telah Adipati Anom Hamengku Negara Senopati mencampuri urusan pemerintahan kerajaan. Sudibyaning Prang. Hingga kini sebutan Pangeran Mangkubumi segera Mas Said yang dikenal masyarakat yakni meninggalkan istana. Tidak ada pilihan lain Pangeran Sambernyawa. Pada tahun 1745 kecuali angkat senjata untuk melawan VOC Pakubuwana II mengumumkan barang siapa yang telah semena-mena ikut campur tangan yang dapat memadamkan perlawanan Mas pemerintahan kerajaan. Hal ini sekaligus Said akan diberi hadiah sebidang tanah di untuk memperingatkan saudara tuanya Sukowati (di wilayah sragen sekarang). Mas Pakubuwana II agar tidak mau didikte oleh Said tidak menghiraukan apa yang VOC. dilakukan Pakubuwana II di istana, ia terus Perjanjian itu berisi pasal-pasal antara lain : melancarkan perlawanan kepada kerajaan (1). Susuhunan Pakubuwana II menyerahkan maupun VOC. Kerajaan Mataram baik secara de facto Mendengar adanya sayembara berhadiah itu, maupun de jure kepada VOC. Pangeran Mangkubumi ingin mencoba (2). Hanya keturunan Pakubuwana II yang sekaligus menkar seberapa jauh komitmen berhak naik tahta, dan akan dinobatkan oleh dan kejujuran Pakubuwana II. Pangeran VOC menjadi raja Mataram dengan tanah Mangkubumi adalah adik dari Pakubuwana Mataram sebagai pinjaman dari VOC. II. Pangeran Mangkubumi dan para (3). Putera mahkota akan segera dinobatkan. pengikutnya berhasil memadamkan Sembilan hari setelah penandatanganan perlawanan Mas Said. Ternyata perjanjian itu Pakubuwana II wafat. Tanggal Pakubuwana II ingkar janji. Pakubuwana II 15 Desember 1749 Baron van Hohendorff kehilangan nilai dan komitmennya sebagai mengumumkan pengangkatan putera raja yang berpegang pada tradisi, sabda mahkota sebagai Susuhunan Pakubuwana pandhita ratu datan kena wola- III. wali(perkataan raja tidak boleh ingkar). Perjanjian tersebut merupakan sebuah Karena bujukan Patih Pringgalaya, trgaedi karena Kerajaan Mataram yang Pakubuwana II tidak meberikan tanah pernah Berjaya di masa Sultan Agung harus menyerahkan kedaulatan atas seluruh wilayah kerajaan kepada pihak asing. Hal ini semakin membuat kekecewaan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said, sehingga keduanya harus meningkatkan perlawanannya terhadap kezaliman VOC.