Anda di halaman 1dari 4

XI IPS 2

1. Ageung Wijaya
2. Gilang Alamsyah
3. Oni hermalia
4. Redy suhendy
5. Rifki hoerudin
6. Yuliani
Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki
Jepang Kalah Perang dengan Sekutu memukul perasaan bangsa Jepang. Mereka tidak
dapat menutup mata, bahwa Sekutu lebih unggul
dalam persenjataan. Apabila
perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur.
Akhirnya Jepang memutuskan untuk mengakhiri
perang dunia dengan melakukan penyerahan
kepada Sekutu tanpa syarat. Penyerahan Jepang
kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945
inilah yang menandai berakhirnya Perang Dunia
(PD) II. Sebenarnya tanda-tanda kekalahan Jepang
dalam PD II sudah terlihat sejak tahun 1943
Bom atom yang diledakkan di dua kota di Jepang dengan berhasil direbutnya beberapa wilayah oleh
yakni Hirosima dan Nagasaki menyebabkan Sekutu. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia merupakan faktor pemicu Jepang harus menyerah.
dan ratusan ribu lainnya mengalami kecacatan.
Kerugian material tidak terhitung jumlahnya. Sejak semakin terjepit dalam kekalahan, Jepang
Kerusakan dan dampak korban yang sangat terpaksa memberi janji kemerdekaan kepada
mengerikan tersebut mendorong masyarakat dunia bangsa Indonesia. Komando Tentara Jepang
sepakat untuk tidak menggunakan senjata tersebut wilayah Selatan, pada bulan Juli 1945
dalam berbagai peperangan. Amerika Serikat menyepakati dan memberikan kemerdekaan
menjatuhkan kedua bom atom pada dua kota di Indonesia tanggal 7 September 1945. Pada tanggal
Jepang pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui
pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia
Perang Dunia II yang berkecamuk sejak tahun Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
1939 telah menyebabkan kedua kelompok yakni tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI yang
Sekutu dan negara-negara fasis saling menyerang diketuai oleh Ir. Sukarno dengan wakil Drs. Moh.
dengan menggunakan senjata pemusnah dan Hatta. Panitia persiapan atau PPKI itu
kerusakan massal. Korban dan kerugian kedua beranggotakan 21 orang dan semuanya orang
belah pihak tidak terhitung jumlahnya. Jutaan Indonesia yang berasal dari berbagai daerah.
manusia meninggal dunia akibat Perang Dunia II
tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah
masyarakat sipil yang bukan merupakan tentara
perang.
7. Perbedaan Pendapat dan Penculikan pukul 24.00 tanggal 15 Agustus mengadakan
pertemuan di Jl Cikini 71 Jakarta. Para pemuda
yang hadir, antara lain Sukarni, Yusuf Kunto,
Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih. Mereka
sepakat untuk membawa Sukarno dan Moh. Hatta
ke luar kota. Tujuannya, agar kedua tokoh ini jauh
dari pengaruh Jepang dan bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para
pemuda juga sepakat menunjuk Shodanco Singgih
Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut.
merupakan hari yang menegangkan bagi bangsa Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi
Jepang dan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Jepang, rombongan Sukarno, Moh. Hatta, dan para
tanggal tersebut merupakan titik akhir nyali pemuda menuju Rengasdengklok.
mereka dalam melanjutkan PD II. Menyerah
kepada Sekutu adalah pilihan yang sangat pahit Sehari di Rengasdengklok, ternyata gagal
tetapi harus dilakukan. Bagi bangsa Indonesia, memaksa Sukarno untuk menyatakan
tanggal tersebut justru menjadi kesempatan baik kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan
untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Jepang. Namun, ada gelagat yang ditangkap oleh
Inilah yang menjadi pemikiran utama para pemuda Singgih bahwa Sukarno bersedia
atau sering disebut Golongan Muda kaum memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kalau
pergerakan Indonesia. Para pemuda berpikir, sudah kembali ke Jakarta. Jakarta berada dalam
bahwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu, keadaan tegang karena tanggal 16 Agustus 1945
berarti di Indonesia sedang kosong kekuasaan. seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi
Proklamasi dipercepat adalah pilihan yang tepat. Sukarno dan Moh. Hatta tidak ada di tempat.
Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh
Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul tersebut. Akhirnya setelah terjadi kesepakatan
22.00 WIB, para pemuda yang dipimpin Wikana, dengan Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan dan
Sukarni, dan Darwis datang di rumah Sukarno di diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana dan
Darwis memaksa Sukarno untuk Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para 17.30 WIB untuk menjemput Sukarno dan
pemuda mendesak agar proklamasi dilaksanakan rombongan. Kecurigaan pun menyelimuti
paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sukarno perasaan para pemuda yang bertemu dengan
marah, sambil menunjuk lehernya ia berkata, “Ini Ahmad Subarjo. Akhirnya Ahmad Subarjo
goroklah leherku, saudara boleh membunuh saya memberikan jaminan. Apabila besok (tanggal 17
sekarang juga. Saya tidak bisa melepas tanggung Agustus) paling lambat pukul 12.00, belum ada
jawab saya sebagai ketua PPKI, karena itu akan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, taruhannya
saya tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”. nyawa Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, maka
Ketegangan terjadi di rumah Sukarno. Shodanco Subeno mewakili para pemuda
mengizinkan Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan rombongan kembali ke Jakarta.
golongan tua untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan. Para pemuda malam itu sekitar
8. Perumusan Teks Proklamasi Hingga menyerahnya Jepang kepada Sekutu berlaku
Pagi ketentuan bahwa tentara Jepang tidak
diperbolehkan lagi mengubah status quo.

Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura


melarang Sukarno-Hatta untuk mengadakan rapat
PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada
kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk
membicarakan soal kemerdekaan Indonesia
Setelah para pemuda melepas para tokoh dengan pihak Jepang. Mereka hanya berharap
golongan tua Rombongan kemudian pihak Jepang supaya tidak menghalang-halangi
menuju kediaman Nishimura di Jakarta. pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia
Kepada Nishimura, Sukarno sendiri.
menyampaikan rencana rapat persiapan
pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Nishimura menolak memberi bantuan
4. Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
dengan jawaban tersebut Sukarno
berkesimpulan bahwa tidak mungkin lagi
mengharap bantuan Jepang. Rombongan
Sukarno segera kembali ke rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol
No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis
berkumpul di rumah Maeda Untuk
merumuskan teks proklamasi. Di rumah
Maeda, Hadir para anggota PPKI, para
pemimpin pemuda, para pemimpin Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan
pergerakan, dan beberapa anggota Chuo kemerdekaan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan
Sangi In yang ada di Jakarta. Mereka Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang,
berjumlah 40 - 50 orang. Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk
memperbanyak teks Proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia.

Acara yang direncanakan pada upacara bersejarah


itu adalah; pertama pembacaan teks proklamasi;
Sukarno- Hatta bertekad untuk melangsungkan
kedua, pengibaran bendera Merah Putih; dan
rapat PPKI yang pada pagi hari tanggal 16 Agustus
ketiga, sambutan walikota Suwiryo dan dr.
1945 itu tidak jadi diadakan karena Mereka dibawa
Muwardi dari keamanan. Hari Jumat Legi, tepat
ke Rengasdengklok. Mereka menekankan kepada
pukul 10.00 WIB, Sukarno dan Moh. Hatta keluar
Nishimura bahwa Jenderal Besar Terauchi telah
ke serambi depan, diikuti oleh Ibu Fatmawati.
menyerahkan pelaksanaan Proklamasi
Sukarno dan Moh. Hatta maju beberapa langkah.
Kemerdekaan Indonesia kepada PPKI. Di lain
Sukarno mendekati mikrofon untuk membacakan
pihak Nishimura menegaskan garis kebijakan
teks proklamasi.
Panglima Tentara ke-XVI di Jawa, bahwa dengan
terpencil. Euforia revolusi segera mulai melanda
Acara berikutnya adalah pengibaran bendera negeri ini, khususnya kaum muda yang merespon
Merah Putih yang dilakukan oleh Latief kegairahan dan tantangan kemerdekaan.
Hendraningrat dan S. Suhud. Bersamaan dengan
naiknya bendera Merah Putih, para hadirin secara Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di
spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun-
ada yang memimpin. stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun
pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dari
Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan dan pihak Jepang. Pada akhir bulan September,
kemudian disusul sambutan dr. Muwardi. Sekitar instalasi-instalasi penting di
pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai. Kemudian Yogyakarta,Surakarta, Malang, dan Bandung juga
dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan sudah berada di tangan para pemuda Indonesia.
Pelopor untuk menjaga keselamatan Sukarno dan
Moh. Hatta. Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi
di dalam kesusasteraan dan kesenian. Surat-surat
kabar dan majalah Republik bermunculan di
berbagai daerah, terutama di Jakarta, Yogyakarta,
dan Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yang
bernama “Angkatan 45”, mengalami masa
puncaknya pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan
modern juga mulai berkembang pesat di era
revolusi.

5. Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan


Indonesia

Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara


resmi mengumumkan penyerahannya kepada
Sekutu. Baru pada bulan September 1945,
Proklamasi diketahui di wilayah-wilayah yang

Anda mungkin juga menyukai