Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

TARI KREASI

Oleh : Felly Octaviani / XI IPS 1 / 10

Seni Tari

SMAK PENABUR BINTARO JAYA


JL.Panglima Polim Kav.A6 No.1 Sektor 7
Bintaro Jaya – Kec.Pondok Aren
Tangerang Selatan – Banten
Telp.(021) 74862148

1
Kata pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-NYA saya dapat
menyelesaikan Makalah Seni Tari ini dengan baik dan karena berkat –NYA saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam makalah ini membicarakan dan membahas tentang Tari Kreasi yang
menjadi pokok kajian materi ini dan diharapkan kiranya semoga Makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawsan kita mengenai
Tari Kreasi.Dalam Makalah ini juga membicarakan dan memberikan informasi secara
detail mengenai Tari Kreaasi dari seluruh Privinsi yang ada di Indonesia dan seperti
yang kita ketahui Provinsi di Indonesia terdiri dari 34 Provinsi .

Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan saya juga sangat berharap para pembaca
menjadi mengerti dan paham mengenai Makalah Tari Kreasi yang merupakan topik
pembicaraan dari Makalah yang telah saya buat ini .Selain itu saya berharap juga para
pembaca dapat terinspirasi dari Makalah yang telah saya buat ini dan menjadi cinta
terhadap Negara kita Indonesia yang begitu banyaknya contoh Tari kreasi dari Provinsi
Indonesia .

Akhir Kata, saya sampaikan terima kasih kepada Pak Rafael selaku Guru Seni
Tari saya, yang telah memberikan tugas ini sebagai penilaian Ketrampilan saya di
semester 1 , karena berkat Beliau saya diberikan tugas ini ,saya menjadi mengerti dan
menambah wawasan saya mengenai Tari Kreasi dan dari Makalah ini saya menjadi
tahu dan mengerti Tari Kreasi yang terdapat di Negara Indonesia .

Jakarta, 20 September 2017

Felly Octaviani

2
Daftar isi
BAB I : Biografi Tari Kreasi

 Pengertian Tari
 Pengertian Tari Kreasi
 Bentuk Tari Kreasi
 Jenis Jenis Tari Kreasi

BAB II : Tari Kreasi di 34 Provinsi di Indonesia

 Tari Nguri, Sumbawa,NTB


 Tari Merak, Jawa Barat
 Tari Rara Ngigel, Yogyakarta
 Tari Kupu-kupu, Bali
 Tari Manipuren, Jawa Tengah
 Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur
 Tari Yapong, Jakarta
 Tari Tor – Tor, Batak, Sumatera Utara
 Tari Payung, Sumatera Barat
 Tari Yosim, Papua
 Tari Melemang , Riau
 Tari Tenun Songket , Sumatera Selatan
 Tari Bubu, Bengkulu
 Tari Sigeh Pengunten, Lampung
 Tari Bentang, Banten
 Tari Dayak, Kalimantan Barat
 Tari Jarangkang Bango, Kalimantan Tengah
 Tari Galuh Marikit , Kalimantan Selatan
 Tari Jepen, Kalimantan Timur
 Tari Nyiur Melambai , Sulawesi Utara
 Tari Yele Fulang, Sulamesi Tengah
 Tari Pallaku-Laku, Sulawesi Selatan
 Tari Seudati, Aceh
 Tari Oleg Tambulilingan , Bali
 Tari Jaran Goyang, Jawa Timur
 Tari Karonsih, Jawa Tengah
 Tari Kipas Parentak, Jambi
 Tari Loliyana, Maluku
 Tari Melemang, Kepulauan Riau
 Tari Atoni Meto, NTT
 Tari Pelangi, Maluku Utara
 Tari Campak, Bangka Belitung
 Tari Magunatip atau Lalatip, Kalimantan Utara
 Tari Pa’tuddu, Sulawesi Barat
 Tari Polopalo, Gorontalo
 Tari Lenso, Maluku
 Tari Perang, Papua Barat
 Tari Cakalele, Maluku Utara
 Tari Balumpa, Sulawesi Tenggar

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengalaman pribadi merupakan modal dasar yang sangat penting dalam


menggarap sebuah karya seni, baik seni tari, karawitan dan lainnya. Tanpa didasari
pengalaman yang pernah dialami secara langsung oleh seorang pencipta atau
penggarap, maka akan kesulitan dalam merancang sebuah garapan apapun
bentuknya. Penciptaan sebuah karya seni didorong oleh aspek budaya dan pelestarian
warisan budaya leluhur, serta didorong keinginan untuk mendobrak pola budaya yang
memungkinkan untuk menemukan pola-pola baru berdasarkan pengalaman-
pengalaman hidup.

Didukung oleh potensi Desa Banjar Suri, lingkungan tempat tinggal penggarap,
yang merupakan salah satu desa mempunyai potensi pendidikan khususnya seni tari
memotivasi siswa dalam belajar menari. Hasil yang ditekuni bermanfaat tersendiri bagi
kehidupan penggarap sehingga bisa tampil di panggung-panggung saat perpisahan
dan festival. Selama menyelami berbagai jenis tari tradisional maupun tari kreasi di
masyarakat, penggarap sangat tertarik untuk menekuni Tari jaipong. Ketertarikan ini
muncul karena penggarap sudah biasa menarikannya, sehingga tarian tersebut sudah
terkuasai dan sangat nyaman untuk digerakan. Terinspirasi oleh tari tradisional
tersebut, maka penggarap ingin mengembangkannya menjadi sebuah tari kreasi.

Oleh karena itu guru sebagai piñata tari ingin mengembangkan seni tari
tradisional yaitu tari kreasi baru yang bersumber pada tari tradisi yaitu Jaipong. Hasrat
itu muncul karena berdasarkan pengamatan dalam menciptakan tari banyak guru yang
belum bayak melibatkan siswa , tarian kreasi tari pong-ko yang bisa dibilang masih
tergolong baru, tari pon-ko merupakan perpaduan antara tari tradisi dan musik disko
yang menarik dan menabah kreatifitas guru, tari jaipongan merupakan salah satu
identitas keseniaan Jawa Barat yang perlu dikembangkan keasrianya.

Hal –hal yang akan penulis uraikan dalam penulisan makalah tentang
penciptaan seni tari kreasi yaitu pong-ko ( jaipong disko ) adalah bagaimana cara
menciptakan seni tari pong-ko dari gerakanya, desain , properti, tema, dan hal yang
mendukung terciptanya sitari kreasi ini.

4
BAB I

Biografi Tari Kreasi


A. Pengertian Tari Kreasi

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak
tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah
atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya
juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya
tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan
cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi
terkonsep).

Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali), tari
kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari padendang, tari
bosara, tari lebonna (Sulawesi Selatan).

Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Tari kreasi baru merupakan
salah satu rumpun tari yang mengalami pembaharuan dari tari sebelumnya. Jenis
tarian ini dapat dikatakan pula sebagai tarian yang memiliki kebebasan dalam
penciptaannya. Saat menciptakan tarian ini, para koreografer akan mengacu pada tari
tradisi di daerah setempatnya. Beberapa koreografer bahkan ada yang mengambil
gerakan tari dari daerah-daerah lain dan mengkombinasikannya sebagai gerak tari
yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi. Gerakan tari yang lepas dari ikatan tradisi ini
sering disebut dengan gerakan modern.

Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan


atas kreativitas indvidual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan
atau cita rasa baru. Selain itu, pengertian tentang tari kreasi baru juga dipaparkan oleh
Arthur S Nalan sebagai berikut:

Hasil ciptaan – ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut
dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan
tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama,
serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya pembaharuan-
pembaharuan.

B. Tokoh Tari Kreasi Indonesia

Tokoh tari kreasi Indonesia antara lain Bagong Kusudiarjo, Didik Nini Thowok, Retno
Maruti, Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto. Contoh tari kreasi nusantara adalah
tari Oleg Tambulilingan (Bali), tari Jaran Goyang (Jawa Timur), tari Karonsih (Jawa
Tengah), tari Kipas Parentak (Jambi) dan tari Loliyana (Maluku).

5
C. Perbedaan Tari Kreasi

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Tari kreasi berpolakan tradisi

Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik
dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik
pentasnya.walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)

Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.

Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak
menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya tergantung pada
konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal
dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.

Jika kita lihat lebih detail sentuhan modern yang terdapat dalam tari kreasi ini
antara lain :
Gerakan
Busana
Alat Musik Pengiring
Lagu Pengiring
Tata Rias

6
BAB II : TARI KREASI di 34 Provinsi di Indonesia

1. Tari Nguri, Sumbawa

Tari Nguri adalah contoh tari kreasi baru yang lahir dari lingkungan kerajaan Sumbawa.
Tarian ini merupakan tarian yang dipentaskan untuk tujuan menghibur. Saat sang raja
Sumbawa ditimpa kesulitan, tarian ini akan dimainkan para wanita istana untuk
mengurangi kedukaan sang raja. Tari nguri kini sering dipertunjukan sebagai tarian
penyambut tamu. Saat menerima kunjungan kerja dari pejabat terpandang dari Pusat,
tari ini pasti akan dimainkan sebagai bent uk penghormatan.

Sejarah Tari Nguri

Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Nguri berawal dari tradisi
nguri yang dilakukan oleh masyarakat Sumbawa pada jaman dahulu, dimana
masyarakat memberikan semangat kepada raja yang sedang mengalami berbagai
masalah atau bencana melalui berbagai persembahan yang diberikannya. Tradisi ini
merupakan sebuah dukungan, penghormatan serta pengabdian masyarakat
terhadap raja yang memimpin dan menciptakan kemakmuran untuk masyarakat itu
sendiri.

Terinspirasi dari tradisi masyarakat tersebut, salah satu seniman dari Sumbawa
bernama H. Mahmud Dea Batekal menciptakan Tari Nguri ini. Tarian ini dikemas
dengan gerakan yang penuh makna dan gaya khas dari Sumbawa. Tari Nguri ini
kemudian mulai dikenal oleh masyarakat melalui berbagai acara budaya yang
diselenggarakan di sana. Dalam setiap acara tersebut, tarian ini selalu dijadikan
tarian utama yang wajib dibawakan setiap peserta, sehingga dapat berkembang
pesat di kalangan masyarakat Sumbawa.

Nilai-nilai dan Fungsi Tari Nguri


Seperti yang dikatakan sebelumnya, tarian ini berawal dari tradisi adat
masyarakat Sumbawa yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan
pengabdian masyarakat terhadap pemimpin mereka. Selain terdapat nilai historis di
dalamnya, tarian ini juga memiliki berbagai nilai-nilai tentang kehidupan seperti
kesopanan, keramahan, kelembutan serta bagaimana peran masyarakat terhadap
pemimpin untuk menciptakan kesejahteraan bersama.

7
2. Tari Merak, Jawa Barat

Tari Merak merupakan contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tari merak. Tarian ini
adalah tari yang mengekspresikan keindahan burung merak. Berbagai gerakan di
dalamnya diambil dari gerakan-gerakan burung merak wanita. Tarian ini diciptakan
oleh Seniman Sunda, Raden Tjetje Somantri pada pertengahan abad ke-19.

3. Tari Rara Ngigel, Yogyakarta

Tari Rara Ngigel adalah contoh tari kreasi baru yang diciptakan oleh Ida Wibowo, putri
seniman tari kenamaan Bagong Kusudiarjo. Tarian yang menceritakan tumbuhnya
seorang gadis yang beranjak dewasa ini juga merupakan contoh tari berpasangan,
karena dalam pementasannya tarian ini diperagakan oleh sepasang pria dan wanita.

4. Tari Kupu-kupu, Bali

Tari kupu-kupu adalah tari kreasi baru asal Bali yang mengekspresikan kehidupan
kupu-kupu biru tua. Tarian ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat mancanegara
karena sering dipentaskan dalam festival-festival tari dunia. Dimainkan secara
berkelompok oleh 5 orang wanita, tarian ini tampak begitu eksotis karena
mengaplikasikan teknik gerakan gemulai dan pewarnaan eye catching pada busana
yang digunakan. 

8
5. Tari Manipuren, Jawa Tengah

Tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan dari koreografi dan
gerakan tari Manipuri yang berasal dari daerah Manipur di India Timur. Tarian ini
diciptakan oleh S. Maridi setelah ia berkunjung ke India dan menyaksikan pola
kehidupan gadis-gadis desa yang tinggal di sekitar aliran sungai Gangga. 

6. Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur

Tari Banjar Kemuning adalah tari kreasi baru yang diciptakan oleh Agustinus, S.Sn
karena terinspirasi dari kehidupan masyarakat sebuah desa di wilayah Sidoarjo, Jawa
Timur, Desa Banjar Kemuning. Tari Banjar kemuning mengekspresikan kehidupan
istri-istri nelayan di desa itu. Ketegaran, kekuatan, dan keluesan menghadapi
kehidupan yang sulit saat ditinggal suami berlayar tersirat jelas dalam setiap
gerakannya.

9
7. Tari Yapong , Jakarta

Tari Yapong merupakan contoh tari kreasi baru yang berasal dari Jakarta yang
diciptakan oleh Bagong Kusdiarjo juga dalam pementasan Ulang Tahun Jakarta ke 450
tahun. Tarian ini memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Betawi pada
masa itu (1977).

8. Tari Tor – Tor , Sumatera Utara

Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di
Pulau Sumatera. Sejak sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku
Batak. Perkiraan tersebut dikemukakan oleh mantan anggota anjungan Sumatera
Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya, tradisi Tor Tor hanya ada dalam
kehidupan masyarakat suku Batak yang berada di kawasan Samosir, kawasan Toba
dan sebagian kawasan Humbang. Namun, setelah masukknya Kristen di kawasan
Silindung, budaya ini dikenal dengan budaya menyanyi dan tarian modern. Di
kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut
tumba atau juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.
Sebelumnya, tarian ini biasa digunakan pada upacara ritual yang dilakukan oleh
beberapa patung yang terbuat dari batu yang sudah dimasuki roh, kemudian patung
batu tersebut akan “menari”.

Jenis Tari Tor Tor:


1. Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara pesta
besar. Namun sebelum pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi yang akan
digunakan untuk acara pesta besar wajib dibersihkan dengan media jeruk purut.

10
Ini diperuntukkan, pada saat pesta besar berlangsung tidak ada musibah yang
terjadi.
2. Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini
dilaksanakan pada acara pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan
menceritakan 7 putri yang berasal dari khayangan yang turun ke bumi dan
mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga Pisau Tujuh Sarung (Piso
Sipitu Sasarung) datang.
3. Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian ada
Tor Tor Tunggal Panaluan yang dilaksanakan pada saat upacara ritual apabila
suatu desa sedang dilanda musibah. Untuk Tor Tor ini, penari dilakukan oleh
para dukun untuk mendapatkan petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.

9. Tari Payung, Sumatera Barat

Tari Payung ini berasal dari Sumatera Barat yang serupa dengan Tari
Serampang Dua Belas. Seperti namanya, bahwa Tari Payung ini menggunakan
property atau alat pendukung yaitu paying. Seperti tari Serampang Dua Belas
bahwa Tari Payung ini mengisahkan sepasang bujang yang sedang mencari
jodohnya.Dan Tari Payung ini merupakan Tari Kreasi berpasangan .

10. Tari Yosim, Papua

Masih sama seperti Tari Payung, bahwa tarian yang berasal dari Papua
ini juga menceritakan kedua orang bujang yang sedang mencari cinta sejatinya
dalam tariannya. Tarian ini sangat terkenal di daerah Papua yang sering
dipertunjukan di acara-acar adat mereka.

11
11. Tari Melemang ,Riau

Tari melemang diperkirakan sudah ada sejak abad ke 12 awalnya dikenal


sebagai tarianistana Kerajaan Bentan. Tarian yang memadukan unsur tari,
musik, dan menyanyi inimengisahkan tentang kehidupan kerajaan dan
dipentaskan oleh 14 orang yang masing&masingmemainkan peran. Kata
melemang sendiri berarti berdiri sambil membongkokkan badan ke belakang dan
hal ini memang tampak pada ke’akapan serta kegesitan para penari
dalammengambil sesuatu, misalnya uang re’eh atau sapu tangan. Kini, tari
Melemang sudahmenjadi pertunjukan hiburan rakyat dengan durasi sekitar satu
jam.

12. Tari Tenun Songket , Sumatera Selatan

Tradisi menenun di masyarakat Palembang, Sumatera Selatan, sudah ada sejak


zaman kerajaan Sriwijaya. Hasil tenun songket Palembang terkenal memiliki corak
yang indah dengan menggunakan benang yang dilapisi emas. Tradisi menenun dahulu
kerap dilakukan oleh perempuan Palembang. Sementara, hasil kain tenun menjadi
bahan baku utama dalam pembuatan pakaian adat perkawinan yang dikenakan oleh
mempelai perempuan.

Terinspirasi dari tradisi menenun itulah kemudian lahir sebuah garapan tari
kreasi yang berjudul tari rampak kipas songket brada. Tarian ini menceritakan

12
tentang ketekunan dan kegembiraan para gadis Palembang dalam kegiatan
menenun songket.

Secara umum, tari rampak kipas songket brada merupakan tari kreasi yang
ditarikan oleh lima orang penari. Jumlah tersebut bukanlah aturan baku dalam tarian,
sehingga jumlah penari bisa ditambah dan dikurangi sesuai dengan besar kecilnya
panggung yang digunakan.

Dari garapan kostum, tari rampak kipas songket brada menggunakan baju
kurung khas Palembang yang telah dimodifikasi. Meski telah dimodifikasi, ciri khas
sebagai baju adat khas Palembang tidak hilang. Hal tersebut terlihat dari warna
emas yang mendominasi warna pakaian, selain juga penggunaan kain songket di
bagian bawahnya. Sementara bagian kepala penari dihias dengan mahkota bunga
serupa kembang goyang. Tidak lupa kipas yang digunakan sebagai properti
terpenting dalam pementasan tarian ini.

Gerakan tari rampak kipas songket brada didominasi oleh gerakan tangan.
Gerakan tangan tersebut menggambarkan para gadis Palembang yang bergembira
dalam tradisi menenun membuat kain songket. Di bagian akhir pementasan, para
penari akan mengeluarkan kipas sebagai ciri utama dalam pementasan tarian ini.

Sementara dari garapan musiknya, tari kreasi rampak kipas songket brada
diiringi oleh alunan musik dari perpaduan alat musik pukul seperti kendang dan
perkusi yang diperdengarkan secara rampak. Tidak lupa dengan tambahan alunan
akordian sebagai ciri khas dari musik Melayu Sumatera. Tempo musik dibuat
berubah-ubah disesuaikan dengan gerak tarian.

Meski sebagai tari kreasi, tarian asal Palembang ini juga kaya akan makna di
dalamnya. Makna tarian ini mengangkat arti penting mempertahankan tradisi
songket di masyarakat Palembang. Apalagi tradisi tersebut telah lama ada dalam
kebudayaan masyarakat Palembang. Songket juga menjadi simbol yang mengikat
persaudaran sesama masyarakat Palembang dengan masyarakat nusantara dan
dunia.

13. Tari Bubu,Bengkulu

13
Tradisi menangkap ikan dengan bubu hingga kini masih banyak ditemukan di
daerah Bengkulu. Biasanya bubu dipasang ketika sore hari menjelang malam, untuk
kemudian diambil kembali saat pagi. Tradisi inilah yang kemudian melahirkan suatu
tari kreasi dari bengkulu yang bernama tari Bubu.

Tari Bubu biasa ditarikan oleh perempuan dan laki-laki dengan jumlah yang
selalu genap. Tidak ada aturan baku tentang jumlah penari bubu, mengingat tarian
ini bisa ditarikan dengan jumlah yang lebih besar disesuaikan dengan ukuran
panggung.

Pakaian yang dikenakan oleh para penari bubu adalah pakaian adat Bengkulu
berupa baju kurung dengan warna yang cerah dan kontras. Pakaian ini juga
dilengkapi dengan balutan kain songket dengan motif yang didominasi warna emas.
Pada bagian kepala, penari perempuan menggunakan penutup kepala berupa siger
yang telah dimodifikasi. Sementara penari laki-laki menggunakan kain songket
sebagai penutup kepala yang warnanya disepadankan dengan warna pakaian yang
dikenakan.Tari bubu diiringi oleh musik yang bersumber dari perpaduan alat musik
tradisional dan modern, seperti gendang dan akordian yang dipadukan dengan gitar
dan bass. Musik yang mengiringi bertempo cepat, hal tersebut disesuaikan dengan
gerak tari bubu yang cenderung energik dan bersemangat.

Sementara bubu dihadirkan sebagai properti pementasan. Gerak para penari


didominasi oleh gerakan tangan seperti sedang menggambarkan menangkap ikan
dengan menggunakan bubu dalam tradisi masyarakat Bengkulu. Tari bubu
merupakan representasi masyarakat Bengkulu yang lekat hubungannya dengan
kehidupan bahari.

14. Tari Sigeh Pengunten , Lampung


Tari sigeh pengunten (siger penguntin) merupakan salah satu tari kreasi baru
dari daerah Lampung. Tari ini merupakan pengembangan dari tari sembah yang
merupakan tari tradisi asli masyarakat Lampung. Melalui Peraturan Daerah, Tari
Sigeh Pengunten diresmikan sebagai tarian Lampung dalam penyambutan tamu
penting. Koreografi tari ini juga mengambil unsur dari berbagai tari tradisional
Lampung untuk merepresentasikan budaya Lampung yang beragam.
Tari sembah telah umum ditampilkan sebagai bagian dari ritual penyambutan
tamu dalam acara-acara resmi seperti prosesi pernikahan. Tari ini menggambarkan
14
ekspresi kegembiraan atas kedatangan para tamu undangan. Selain itu, makna
esensial dari tari ini merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu undangan
yang hadir. Dalam tari ini, para penari mengekspresikan hal tersebut dalam
rangkaian gerakan yang luwes, ramah, dan penuh kehangatan.
Proses lahirnya tari sigeh pengunten tak lepas dari realitas budaya Lampung
yang terdikotomi menjadi Pepadun dan Peminggir. Kedua adat yang memiliki
kekhasan tersendiri sama-sama merasa paling layak merepresentasikan Lampung.
Tari sigeh pengunten merupakan sintesis dari dua indentitas kebudayaan yang ada
di Lampung.

Busana
Busana yang dipergunakan oleh tari sigeh pengunten yang merupakan unsur
asli dari penari Sembah ini berupa Sesapur yaitu baju kurung bewarna putih atau
baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat
hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai
(rumbai ringgit). Sedangkan busana yang digunakan sebagai bawahan adalah kain
tapis. Kain tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan
katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis bermotif
sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana (Dewo sanaw).

Selain busana, ada beberapa aksesoris yang dipergunakan oleh para penari tari
sigeh pengunten. Aksesoris yang dipergunakan antara lain :
1. Mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan
gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
2. Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain
merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting
berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. ikat pinggang
bulu serti dikenakan diatas pending.
3. Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa
motif yang digantungkan di leher sebatas dada.
4. Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada
sesapur,tepatnya di bagian atas perut.
5. Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai
menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang
dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.
6. Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang
diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang
burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.
7. Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir dan
gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
8. Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat
dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.

15
15. Tari Bentang, Banten

Tari Bentang Banten adalah tari kreasi baru yang dikembangkan dari
tradisi masyarakat Banten. Tarian Bentang Banten adalah salah satu seni yang
dikembangkan oleh Sanggar Wanda Banten.

Sanggar Wanda Banten dipimpin oleh Beni Kusnandar S.Sn, M.Si dan
istrinya Ibu Wiwin Purwinarti S.Sn, yang telah mengenalkan dan
mengembangkan berbagai tarian yang menjadi ciri kedaerahan Daerah Banten.

16. Tari Dayak, Kalimantan Barat

Sejarah Dayak

Dayak merupakan sebutan bagi penduduk asli pulau Kalimantan. Pulau


kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang mengatur wilayahnya
masing-masing terdiri dari: Kalimantan Timur ibu kotanya Samarinda,
Kalimantan Selatan dengan ibu kotanya Banjarmasin, KalimantanTengah ibu
kotanya Palangka Raya, dan Kalimantan Barat ibu kotanya Pontianak.

16
Kelompok Suku Dayak, terbagi lagi dalam sub-sub suku yang kurang
lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub
suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang
mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat
istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini
disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-
tiap pemukiman mereka.
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam
Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku
besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan. Kuatnya
arus urbanisasi yang membawa pengaruh dari luar,seperti melayu
menyebabkan mereka menyingkir semakin jauh ke pedalaman dan perbukitan di
seluruh daerah Kalimantan.

Mereka menyebut dirinya dengan kelompok yang berasal dari suatu


daerah berdasarkan nama sungai, nama pahlawan, nama alam dan
sebagainya.Misalnya suku Iban asal katanya dari ivan (dalam bahasa kayan,
ivan = pengembara) demikian juga menurut sumber yang lainnya bahwa mereka
menyebut dirinya dengan nama suku Batang Lupar, karena berasal dari sungai
BatangLupar, daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.
Suku Mualang, diambil dari nama seorang tokoh yang disegani (Manok
Sabung/algojo) di Tampun Juah dan nama tersebut diabadikan menjadi sebuah
nama anak sungai Ketungau di daerah Kabupaten Sintang (karena suatu
peristiwa) dan kemudian dijadikan nama suku Dayak Mualang.Dayak Bukit
(Kanayatn/Ahe) berasal dari Bukit/gunung Bawang. Demikian juga asal usul
Dayak Kayan, Kantuk, Tamambaloh, Kenyah, Benuag, Ngaju dan lain-lain, yang
mempunyai latar belakang sejarah sendiri-sendiri.

17. Tari Jarangkang Bango, Kalimantan Tengah

Tarian ini merupakan tari kreasi baru yang diadaptasi dari tarian Suku
Dayak di pedalaman Kalimantan Tengah dengan nama yang sama. Di daerah
tersebut, tarian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak.
Jarangkong Bango merupakan perangkat tari berupa benda yang dibuat dari
batok kelapa yang dibelah dua, kemudian dilubangi untuk mengaitkan tali

17
pegangan. Perangkat ini kemudian digunakan oleh para penari sebagai properti
utama dalam tarian ini.
Tarian ini menunjukan sebuah kebersamaan dan kekompakan serta
solidaritas anak-anak Suku Dayak Kalimantan Tengah dalam hidup
bermasyarakat.

18. Tari Galuh Marikit , Kalimantan Selatan

Sebuah tarian yang berjenis tari kreasi baru yang digarap bersumber dari
gerak-gerak klasik dan dipadu dengan gerak tari rakyat setempat. Tarian ini
hidup dan berkembang di daerah Kota Banjarbaru. Tarian ini menggambarkan
bagaimana masyarakat Cempaka keserahariannya sebagai pendulang intan.
Cempaka memang sebuah daerah yang banyak menghasilkan intan yang
sangat terkenal baik di Indonesia maupun Manca Negara. TarianGaluh Marikit
ini menggambarkan suasana bagaimana Galuh Marikit yang menjadi idaman
para pendulang, dengan gigih dan dengan segenap upaya agar dapat “mamicik”
(memperoleh) Galuh Marikit tersebut. Kata “ Galuh Marikit “ adalah sebutan
pengganti kata “intan”. Sebab, siapapun apa lagi bagi pendulang intan sangatlah
tabu bila langsung menyebut kata “intan “ bila berada di daerah pendulangan
terlebih lagi sewaktu sedang mendulang. Menurut kepercayaan, pendulang jika
langsung menyebut kata intan maka intan tersebut akan menjauh atau
menghilang. Dalam tarian ini ada beberapa pelaku yaitu : Galuh Marikit sebagai
tokoh utama, Aamasan, titimahan, dan bebatuan lainnya sebagai pendukung
( babantalan ). Arsyad Indradi sebagai kreograper, menitik beratkan pada
penokohan “Galuh Marikit”. Jadi gambaran pekerja pendulang adalah sebagai
backgroundnya saja. Pelaku tarian ini adalah : Galuh Marikit, Aamasan,
Titimahan, dan bebatuan lainnya sebagai pendukung (babantalan) sekaligus
berperan sebagai pendulang.

18
19. Tari Jepen, Kalimantan Timur

Tari Japen adalah salah satu tarian tradisional dari Kalimantan timur yang
terinspirasi dari kebudayaan melayu dan budaya islam.

Tari japen ini berkembang di berbagai daerah pinggiran sungai Mahakam


Kalimantan timur. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang
mempresentasikan kebudayaan melayu yang dinamis, atraktif, energik dan
bersahaja.
Pada dasarnya gerakan dalam tarian ini sangat kental akan nuansa
melayu. Sama halnya dengan tarian yang ada di Indonesia lainnya seperti tari
zapin, tari dana, dan tari bedana yang semua berasal dari masyarakat suku
melayu. Salah satu yang menunjukkan ciri khas melayu terlihat pada tata rias
dan busananya. Dalam tata rias penari wanita umumnya di buat minimalis, tanpa
menghilangkan sentuhan khas melayu pada busana penari tersebut. Dalam
pertunjukannya, Tari Jepen terdiri dari 2 jenis yaitu Tari Jepen eroh dan Tari
Jepen genjoh mahakam.

19
20. Tari Nyiur Melambai , Sulawesi Utara

Tarian ini merupakan tari kreasi dari daerah Sulawesi Utara dimana
dalam garapannya mengungkapkan tentang bagaimana keindahan dan
suburnya alam Sulawesi Utara sehingga banyak tanaman menghasilkan
buahnya, disamping itu pula kehidupan sosial masyarakat Sulawesi Utara yang
terkenal dengan hidup rukun dan damai.

Tari Nyiur Melambai dikisahkan sebagai sebuah pohon kelapa yang


makin tinggi pohonnya makin produktif hasilnya, namun tinggi pohon kelapa
tersebut makin banyak diterpa angin. Tapi kenyataannya karena begitu kokoh
dia berdiri maka angin apapun yang datang dia tetap kokoh. Demikian halnya
masyarakat Sulawesi Utara makin erat persatuan yang dimiliki makin banyak
pula tantangan yang dihadapi, karena kokohnya persatuan yang ada di
masyarakat Sulawesi Utara semua tantangan yang datang tidak dapat memecah
belah masyarakat yang ada.

Keutuhan pohon kelapa mulai dari akar sampai kedaun menggambarkan


semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Sulawesi Utara dalam
menghadapi tantangan yang ada baik dalam kehidupan sosial, pekerjaan,
pergaulan muda mudi dan semuanya dihadapi dengan penuh ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tarian ini ditarikan secara berkelompok baik oleh pria dan wanita.
Jumlah penari Wanita 5 (lima) orang atau lebih, Pria 5 (lima) orang atau lebih
bisa berpasangan bisa pula tidak berpasangan. Wilayah Penyebaran Tarian ini :
Manado, Tomohon, Minahasa.

Alat Musik Pengiring Tari Nyiur Melambai :


Tambur Minahasa
Tagongong Sangihe
Rebana Bolaang Mongondow
Kolintang Minahasa
Tetengkoren Minahasa
Momongan Minahasa.

20
21. Tari Yele Fulang, Sulamesi Tengah

Tinombo merupakan sebuah desa nan permai yang berada di Kabupaten Parigi
Moutong, Sulawesi Tengah. Dari desa tersebut, lahir sebuah mitologi yang hingga kini
masih dikenal oleh masyarakatnya. Mitologi tersebut berkisah tentang seorang putri
dari pasangan Saemandulang dan permaisuri Yele Lumut yang merupakan raja
pertama Tinombo. Putri Kerajaan Tinombo bernama Yele Fulang. Sejak remaja, dia
berpisah dengan kedua orangtuanya dan mendirikan kerajaan kecil di sekitar Sungai
Palasa. Yele Fulang terkenal cantik, pemberani, dan raja yang dicintai oleh rakyatnya.

Kisah mitologi tersebut kemudian menginspirasi lahirnya sebuah tari kreasi yang
bernama tari yele fulang. Tari ini menggabungkan gerakan dasar beberapa tari
tradisional Sulawesi Tengah, seperti tari sarun, tari rego, tari moende, tari meaju, dan
tari kontao yang gerakannya mengandung gerakan dalam pencak silat. Selain itu, tari
yele fulang juga tidak lepas dari pengaruh tari balia dan tari kancara.

Tari yele fulang merupakan tari muda-mudi yang menggambarkan keceriaan


seorang gadis. Gerak tari yele fulang cenderung dinamis dan didominasi oleh gerakan
melompat. Karenanya, selain dibutuhkan keluwesan, untuk mempertunjukan tari ini
juga dibutuhkan kekuatan ekstra. Dari segi kostum, tari yele fulang mengenakan
pakaian adat tomini yang telah dimodifikasi dan dipadukan dengan warna-warna khas
yang melambangkan Kerajaan Moutong, seperti warna kuning dan merah.

Musik yang mengiringi pertunjukan tari ini berasal dari musik tradisional yang
sudah dipadukan dengan beberapa alat musik modern, seperti gitar dan bas. Tari yele
fulang merupakan tari kreasi yang bersumber dari budaya asli masyarakat Sulawesi
Tengah. Tari ini merepresentasikan gadis remaja Desa Tinombo yang ceria,
pemberani, tapi tetap anggun.

21
22. Tari Pallaku-Laku, Sulawesi Selatan

Tarian ini merupakan tari kreasi baru ciptaan M.Idris Situdari Sulaweis
Selatan tahun 1976 yang diilhami ptuah dari arung Saotanre To Taba dari Wajo . Selain
itu ada juga tarian kreasi baru dari Sulawei Selatan antara lain Pappolano,Patoeng ,
dan Pataroni .

23. Tari Seudati, Aceh

Tari seudati adalah tari kreasi baru berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam,
tari ini pertamanya ialah tarian yang berada di negri arab dengan latar belakang
beragama Islam.

22
24. Tari Oleg Tambulilingan , Bali

Tari Oleg Tambulilingan adalah tarian modern atau tari kreasi yang berasal dari
daerah Bali. Tari Oleg Tambulilingan dikembangkan oleh Mario pada 1952. Tari Oleg
Tambulilingan berasal dari kata tambulilingan yang berarti lebah. Tari Oleg
Tambulilingan mengekspresikan suasana romantis melalui rangkaian geraknya yang
membutuhkan kecepatan (akselerasi) dan kelenturan tubuh penarinya, serta kerja
sama yang serasi antarpenari. Tari Oleg Tambulilingan dijadikan sebagai tari tambahan
di antara beberapa tarian yang disertakan pada pertunjukan Legong.

Pada awalnya, tari Oleg Tambulilingan dimainkan hanya oleh satu gadis yang
disebut oleg. Istilah oleg berarti goyangan sang penari. Kemudian, penari pria
disertakan untuk membuat duet. Dengan demikian, tari Oleg Tambulilingan mendapat
tema baru yang menggambarkan dua tambulilingan (lebah) yang bermain-main di
taman.

25. Tari Jaran Goyang, Jawa Timur


Tari Jaran Goyang merupakan tari kreasi yang berasal dari Jawa Timur. Jenis
tari Jaran Goyang adalah tari berpasangan dengan gaya Banyuwangian. Ragam gerak
tari Jaran Goyang menggunakan gerak-gerak lincah dan ritmis.

23
Tari Jaran Goyang menggambarkan pemuda yang sedang jatuh cinta kepada
seorang gadis. Namun, cintanya ditolak oleh sang gadis. Oleh karena itu, pemuda
tersebut menggunakan aji pengasihan yang berupa jaran goyang untuk mendapatkan
pujaan hatinya. Akhirnya, sang gadis bertekuk lutut dan menerima cinta sang pemuda.

26. Tari Karonsih, Jawa Tengah


Tarian Karonsih adalah tari kreasi yang berasal dari Jawa Tengah. Tari Karonsih
menceritakan kisah kasih atau percintaan antara putri Galuh Candra Kirana (Dyah
Sekartadji) dengan kekasihnya yang bernama Panji Asmara Bangun. Galuh Candra
Kirana adalah putri dari Kertamerta yang berasal dari Kerajaan Kediri. Sedangkan,
Panji Asmara Bangun adalah putra dari Prabu Lembu Amiluhur yang merupakan Raja
Jenggala.

Tari Karonsih sering dimainkan pada acara pernikahan. Diharapkan dengan


adanya tarian
Karonsih, maka percintaan kedua mempelai bagaikan cinta kasihnya Galuh Candra
Kirana dengan Panji Asmara Bangun. Tari Karonsih diiringi oleh gending yang diawali
dengan Ketawang Pangkur
Ngrenas pelog lima, diteruskan oleh gansaran, yang kemudian dilanjutkan Ketawang
Kinanthi Sandhung, lanjut Lambangsari, dan terakhir Ladrang Sigramangsah. Terdapat
dua versi gending yang digunakan, yaitu versi pelog dan versi slendro.
27. Tari Kipas Parentak, Jambi

Tari Kipas Parentak merupakan salah satu jenis tari kipas yang berkembang di
Jambi. Bentuk tari Kipas Parentak adalah tari kelompok putri. Penyajian tari Kipas

24
Parentak dapat memberikan motivasi dan semangat kepada masyarakat. Tari Kipas
Parentak juga berfungsi memberikan hiburan bagi kalangan anak muda.

Tari Kipas Parentak menggambarkan kegiatan bergotong-royong dalam


menanam padi. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan acara memanen padi dan
istirahat sebagai tarian pelepas lelah. Pakaian yang dikenakan oleh penari Kipas
Parentak adalah kain khas Jambi, baju beludru (warna merah, warna hitam, atau warna
ungu), dan rompi kain songket. Para penari Kipas Parentak menggunakan aksesoris
berupa gelang berduri, subang di telinga, dan ikat pinggang. Perlengkapan tari yang
dipakai adalah kipas.

28. Tari Loliyana, Maluku

Tari Loliyana adalah tari kreasi yang berasal dari Maluku. Pertunjukan tari Loliyana
berdasarkan pada tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua.

Tari Loliyana berasal dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola. Tari
Loliyana berasal dari kata lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan hasil laut. Proses panen
lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hingga subuh,
dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan
panen yang akan dilaksanakan.

29. Tari Melemang, Kepulauan Riau

Tari melemang diperkirakan sudah ada sejak abad 12 dan awalnya dikenal sebagai
tarian istana Kerajaan Bentan. Tarian yang memadukan unsur tari, musik, dan

25
menyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan kerajaan dan dipentaskan oleh 14 orang
yang masing-masing memainkan peran. Kata melemang sendiri berarti berdiri sambil
membongkokkan badan ke belakang dan hal ini memang tampak pada kecakapan
serta kegesitan para penari dalam mengambil sesuatu, misalnya uang receh atau sapu
tangan. Kini, tari Melemang sudah menjadi pertunjukan hiburan rakyat dengan durasi
sekitar satu jam.

30. Tari Atoni Meto, NTT

Sejak dulu, daun lontar memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tradisi dan
kebudayaan nusantara. Daun yang dihasilkan dari pohon silawan atau yang bernama
latin Borassus flabellifer ini memang banyak tumbuh di beberapa daerah di nusantara,
seperti Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Tak heran jika daun lontar sering dipakai dalam
berbagai ritual adat, bahkan dijadikan sebagai media penulisan naskah-naskah kuno
pada zaman kedinastian di nusantara.

Suku Dawan merupakan salah satu suku tertua dan terbesar yang ada di Pulau
Timor, Nusa Tenggara Timur. Tanah Dawan, begitu sebutan bagi wilayah tempat
tinggal suku ini, merupakan kawasan yang kering dengan curah hujan yang sangat
rendah tiap tahunnya. Meski begitu, Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu kawasan
yang dipenuhi oleh pohon silawan. Karenanya, daun lontar memiliki kedudukan khusus
dalam berbagai bentuk kesenian dan tradisi masyarakat adat Suku Dawan.

Tari atoni meto, misalnya. Tari kreasi yang menggambarkan pemuda Suku
Dawan yang pandai berburu ini juga tidak terlepas dari daun lontar. Di awal
pementasan, pemuda Suku Dawan yang berambut panjang digambarkan sebagai
manusia yang pandai berburu. Masyarakat Suku Dawan percaya bahwa rambut
panjang akan menyimpan kekuatan yang bisa digunakan dalam berburu. Hal tersebut
juga menjadi alasan rambut digunakan sebagai hiasan senjata tradisional Suku Dawan,
sumpit.

Di tengah pementasan, muncul beberapa wanita penari yang seolah bergembira


dengan hasil buruan yang didapat oleh pemuda Suku Dawan. Mereka berbaur dalam
kegembiraan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil buruan yang melimpah. Wujud
rasa syukur tersebut dipersembahkan kepada Uis Neno, yang diyakini sebagai raja
langit dan penguasa matahari. Kegembiraan tersebut menggambarkan sifat komunal
yang terdapat di kebudayaan Suku Dawan.

26
Secara umum, tari kreasi atoni meto merupakan tari muda-mudi yang
dipentaskan oleh 4-6 pasang pria dan wanita. Para penari mengenakan pakaian adat
Nusa Tenggara Timur yang sudah dimodifikasi di beberapa bagiannya. Daun lontar
menjadi properti utama yang bisa diubah fungsi menjadi pelengkap pakaian yang
digunakan penari. Hal tersebut terlihat ketika properti wadah air yang terbuat dari daun
lontar berubah fungsi menjadi hiasan kepala wanita penari.

Gerak tari atoni meto bertumpu pada gerakan kaki yang dinamis dan ritmis
disesuaikan dengan irama musik pengiringnya yang cenderung menghentak dan
bersemangat. Tari kreasi ini secara umum menggambarkan keceriaan, semangat
pemuda, dan keeksotisan Suku Dawan yang lekat hubungannya dengan kebudayaan
lontar. Tari kreasi atoni meto merupakan bentuk kesenian baru yang mempertahankan
tradisi lama, sebagai upaya untuk terus melestarikan daun lontar sebagai sesuatu yang
memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat nusantara.

31. Tari Pelangi, Maluku Utara

Tari Pelangi Maluku Utara merupakan garapan kreasi yang diciptakan dari
perpaduan tari tradisional Maluku Utara, yaitu tari soya-soya dan tari cakalele. Garapan
kreasi ini menggambarkan kekayaan dan potensi yang dimiliki oleh Maluku Utara, baik
dari segi kekayaan alam, seni, maupun kebudayaannya. Pengaruh tari soya-soya
begitu kental dalam garapan kreasi ini. Tari soya-soya sendiri merupakan bentuk
kesenian yang sudah diajarkan kepada seseorang ketika masih kecil. Pelajaran tentang
tari soya-soya kemudian ditemukan lagi di sekolah dasar sebagai pelajaran muatan
lokal yang ada dalam kurikulum pendidikan masyarakat Maluku.

Keberadaan tari soya-soya begitu lekat dengan kebudayaan Maluku Utara. Tari
ini sudah ada sejak kesultanan ternate. Sengaja diciptakan sebagai pengobar
semangat prajurit yang kala itu harus berjuang mengusir penjajahan portugis.
Secara umum, tidak ada pakem yang mengatur tentang berapa banyak jumlah penari
dalam garapan kreasi ini, karenanya tarian ini bisa ditarikan oleh penari dalam jumlah
banyak.

Penari pelangi Maluku Utara mengenakan pakaian putih lengan panjang, dibalut
terusan sejenis rok dengan perpaduan warna hitam, hijau, merah, dan kuning. Warna-

27
warna tersebut menggambarkan begitu majemuknya suku yang ada di Pulau Maluku
yang telah lama hidup harmonis berdampingan. Sementara pada bagian atasnya,
penari mengenakan ikat kepala yang melambangkan seorang prajurit perang.

Pada bagian lain, kemudian muncul para penari cakalele lengkap dengan
pedang dan perisai. Gerak tarinya didominasi oleh gerak yang cenderung teatrikal.
Perpaduan antara melompat dan gerakan kuda-kuda prajurit Kesultanan Ternate yang
sedang berperang. Para penari umumnya laki-laki, mereka bertelanjang dada, dan
bagian bawahnya dibalut kain merah putih yang menyimbolkan keindonesiaan.

Tari Pelangi Maluku Utara diiringi oleh musik yang bersumber dari perpaduan
alat musik tradisional. Seperti gendang tifa, dan sejenis gong yang pada kebudayaan
Maluku lebih dikenal dengan nama tawa-tawa dan saragai. Sebagai tarian kreasi, tidak
ada pakem yang mengatur tentang berapa banyak penari yang bisa mementaskan
tarian ini. Menurut penciptanya, tari kreasi ini bisa dipentaskan oleh ribuan orang.

Jika merujuk pada asal mula tarian ini, yaitu tari soya-soya dan tari cakalele, tari
pelangi Maluku Utara diciptakan untuk menyambut para tamu kehormatan. Selain itu,
terciptanya tari kreasi ini juga bertujuan untuk mempertahankan tarian tradisional agar
tidak tergerus zaman. Hal ini penting sebagai kerja kebudayaan, mengingat dalam tari
pelangi Maluku Utara terselip nilai-nilai adiluhung tentang sikap nasionalisme yang
diwujudkan dengan persatuan dan kesatuan.

32. Tari Campak, Bangka Belitung

Merupakan tarian tradisional dari daerah kepulauan Bangka Belitung yang


menggambarkan keceriaan dalam pergaulan remaja di sana. Tarian ini biasanya
dibawakan oleh para penari pria dan wanita dengan ekspresi dan gerakan yang
menggambarkan kegembiraan. Tarian campak ini biasanya dipentaskan dalam acara-
acara seperti penyambutan tamu besar, pernikahan dan lain-lain. Dahulu, tari Campak
ini biasanya dipentaskan pada waktu musim panen padi atau sepulang dari ume
(kebun).

Tari Campak ini ditarikan oleh para penari pria dan wanita secara berpasangan.
Dalam pertunjukannya para penari menari dengan gerakan yang lincah dan ekspresi
penuh kegembiraan mengikuti alunan irama musik pengiring. Di sela-sela tariannya
para penari pria dan penari wanita juga saling berbalas pantun yang menjadi ciri khas
budaya Melayu. Dalam Tari Campak ini biasanya ada juga saat dimana para penari

28
mengajak penonton untuk ikut menari, sehingga membuat pertunjukan Tari Campak ini
semakin meriah.

Kostum yang digunakan oleh para penari Tari Campak ini juga merupakan
perpaduan budaya Melayu dan budaya Eropa. Pada kostum penari wanita, penari
menggunakan pakaian yang sangat kental akan gaya busana Eropa seperti gaun
panjang dan sepatu hak tinggi. Sedangkan kostum penari pria sangat kental akan gaya
busana Melayu seperti kemeja, celana panjang, peci, dan selendang.

Akulturasi budaya pada Tari Campak ini juga terlihat dari musik pengiringnya.
Dalam pertunjukan Tari Campak ini diiringi oleh musik pengiring seperti gong dan
gendang yang merupakan musik asli budaya lokal, serta akordion dan biola yang
merupakan musik dari Eropa. Alat musik tersebut dimainkan secara harmonis dan
selaras dengan gerakan para penarinya.

33. Tari Magunatip atau Lalatip, Kalimantan Utara

Tari Magunatip atau Tari Lalatip adalah tarian kreasi dari daerah Malinau dan
Tarakan Kalimantan Utara. Pada zaman dahulu tarian magunatip dilakukan sebagai
latihan ketangkasan kaki saat melompat dan menghindari sebuah rintangan.
Hal ini diadakan karena terjadinya perang antar suku. Akan tetapi kini latihan
ketangkasan itu dijadikan sebuah tarian.

34. Tari Pa’tuddu, Sulawesi Barat

Tari Patuddu adalah tari Kreasi dari Provinsi Sulawesi Barat. Tari ini termasuk
tarian yang cukup terenal di Sulawesi Barat dan sering dipertunjukkan pada berbagai
macam acara seperti penyambutan tamu, pertunjukan seni atau festival budaya. Tari

29
Patuddu dilakukan dengan lemah lembut oleh beberapa wanita dengan membawa
kipas.

35. Tari Polopalo, Gorontalo

Tari polo-palo adalah tarian dari Gorontalo. Tarian ini adalah tarian pergaulan
yang biasa digelar oleh para remaja Gorontalo. Pada perjalanannya, tari polo-palo
dibagi menjadi dua macam, yaitu tari palo-palo tradisional dan modern. Yang mana
kedua macam ini mempunyai perbedaan yang jelas.

Misal dari jumlah penarinya. Tari polo-palo tradisional umumnya dimainkan oleh penari
tunggal yang dibarengi oleh musik yang dimainkan solo atau sendiri. Sedangkan tari
polo-palo modern lebih banyak dimainkan secara berkelompok dan iringan musik yang
telah diaransemen.

36. Tari Lenso, Maluku

Tari Lenso adalah tari kreasi dari Maluku. Tari Lenso hanya dibawakan oleh
para wanita dengan menggunakan selendang atau sapu tangan sebagai atribut dan ciri
khas dalam menarinya. Tarian ini cukup terkenal dan sering dipentaskan diberbagai
acara seperti adat, hiburan, dan pertunjukan seni budaya.
30
37. Tari Perang, Papua Barat

Tari Perang adalah tari kreasi yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini
menyampaikan jiwa kepahlawanan dan keberanian masyarakat Papua. Biasanya tarian
ini dipentaskan oleh para penari laki-laki dengan berkostum adat dan membawa
senjata panah sebagai pelengkap menarinya.

38. Tari Cakalele, Maluku Utara


Tari Cakalele adalah tarian Kreasi dari Maluku berupa tari perang. Tari Cakelel
adalah tarian yang pada kebiasaannya dimainkan oleh sejumlah pria, namun juga ada
beberapa penari wanita sekedar sebagai pendukung.

39. Tari Balumpa, Sulawesi Tenggara

Tari Balumpa adalah tari kreasi dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Tarian ini
merupakan tarian pergaulan yang dipentaskan oleh penari wanita guna menyambut
para tamu agung yang datang ke Wakatobi.

31
Tari Balumpa ini termasuk salah satu tari kreasi yang cukup masyhur di Sulawesi
Tenggara, terlebih lagi di daerah Wakatobi. Tarian ini banyak ditampilkan di bermacam
acara seperti penyambutan tamu istimewa, pertunjukan seni, juga festival budaya.

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan
melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam
memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk

32
penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh
karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan
batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi
tari ada 3 antara lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana hiburan dan tari
sebagai sarana pertunjukkan.

Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat
dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni
unsur gerak, tenaga dan waktu.

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak
tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah
atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya
juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya
tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan
cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi
terkonsep).

Kalimat Penutup

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam Makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungan nya dengan judul Makalah ini.

33
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurna nya Makalah ini. Dan Tujuan
saya membuat Makalah mengenai Tarian Kreasi dari 34 provinsi yng berada di
Indonesia ini, agar saya bisa memberikan informasi yang jelas dan benar dan juga
dapat bermanfaat bagi pembaca.Semoga Makalah ini berguna bagi penulis maupung
pembaca.Sekian yang bisa saya Ucapkan.

34

Anda mungkin juga menyukai