Anda di halaman 1dari 3

Pengertian bahan ajar

Bahan ajar menurut drh. Ida Malati Sadjati, M. Ed. Adalah sebuah bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis yang seringkali digunakan oleh guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Sungkono bahan ajar diartikan sebagai bahan – bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis berdasarkan prinsip – prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Fungsi bahan ajar


Menurut Nurdyansyah dan Nahdliyah Mutola’liah fungsi bahan ajar adalah sebagai pedoman
bagi guru dan siswa dalam memotivasi proses kegiatan belajar mengajar dengan materi yang
kontekstual agar dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal dengan suasana belajar
yang kondusif. Adanya bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi dan juga sebagai
perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut Sungkono fungsi bahan ajar secara umum adalah untuk memberikan
peran guru sebagai fasilitator saja. Serta untuk menjadikan pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien dan menjadikan siswa agar dapat mandiri dan lebih kretif.

Kedudukan dan pentingnya bahan ajar


Kedudukan bahan ajar dijadikan sebagai alat pendidikan dimana alat pendidikan
dipergunakan sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Kedudukan bahan ajar
merupakan pembantu untuk mempermudah pencapaian tujuan pendidikan sehingga
kedudukan bahan ajar sangat penting adanya bagi guru dan juga siswa dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran yang ada, karena bagi guru jika tidak ada bahan ajar maka guru akan
mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Sedangkan bagi siswa
tanpa adanya bahan ajar maka siswa akan kesulitan dalam melaksanakan proses belajar
sehingga tidak akan tercapai tujuan dari adanya pembelajaran itu ditambah juga jika guru
menjelaskannya dengan cepat dan kurang jelas maka siswa kan kesulitan dalam pemahaman.

Bahan ajar sebagai sumber belajar


Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi sehingga bahan
ajar sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bisa dikatakan bahwa bahan
ajar adalah ujung tombak dari kualitas pendidikan yang ada.
Bahan ajar merupakan media dan sumber belajar yang berkedudukan yang sangat penting
dalam proses pembelajaran dan juga bahan ajar memiliki kedudukan yang strategis karena
dapat memberikan informasi/gambaran yang relatif operasional bagi pengelolaan proses
pembelajaran dan juga dapat menyiapkan pedoman bagi pebelajar dan pembelajar yang
dilengkapi dengan metode evaluasi.

Jenis – jenis bahan ajar


Menurut Sungkono jenis bahan ajar dibagi ke dalam 5 jenis. Yaitu (a) bahan ajar yang tidak
diproyeksikan (foto, model), (b) bahan ajar yang diproyeksikan (filmstrips, slide), (c) bahan
ajar audio (kaset), (d) bahan ajar video, dan (e) bahan ajar media computer (computer based
multimedia).
Sedangkan menurut Tocharman jenis bahan ajar ada 4 jenis. Yaitu (a) bahan ajar pandang
yang terdiri dari bahan cetak (modul, foto) dan bahan non cetak (maket), (b) bahan ajar
dengar contohnya radio, (c) bahan ajar pandang dengar seperti film, (d) bahan ajar
multimedia interaktif seperti bahan ajar berbasis web.
REFLEKSI

(pengertian bahan ajar )


Berdasarkan pendapat dari kedua tokoh yang kami ambil yaitu drh. Ida Malati Sadjati, M. Ed.
dan Sungkono mengemukakan bahwa bahan ajar merupakan bahan ataupun materi. Pendapat
dari kedua tokoh sebetulnya hampir sama atau bisa dikatakan sependapat.
Bahan ajar menurut pendapat kami adalah suatu materi yang menjadi bahan pedoman bagi
guru dalam melakukan interaksi transfer ilmu sehingga bahan ajar yang menjadi pedoman itu
dapat tersampaikan secara efektif dan efisien terhadap siswa. Jadi bahan ajar itu sangat
penting adanya karena bahan ajar merupakan kunci dari keberhasilan proses belajar megajar.

(Fungsi bahan ajar)


Menurut Nurdyansyah dan Nahdliyah Mutola’liah fungsi bahan ajar lebih menakankan
sebagai sumber pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan menurut Sungkono fungsi bahan ajar harus lebih ditekankan pada funngsi guru
sebagai fasilitator saja. Kalau kami lebih condong terhadap pendapat dari Nurdyansyah dan
Nahdliyah Mutola’liah yaitu bahwa bahan ajar ada untuk dijadikan pedoman oleh guru dan
dapat dijadikan sebagai alat evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Apakah
sudah sesuai atau belum.
Dan memang benar adanya jika bahan ajar merupakan kunci utama dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Apalagi dewasa ini kita masuk di zaman revolusi industry 4.0 sehingga
bahan ajar itu sendiri juga harus memperhatikan sisi dari kebutuhan para siswa akan
kehidupan di era yang serba menggunakan teknologi. Dalam memajukan mutu pendidikan
tidak serta merta harus menekankan pada mutu dari isi bahan ajar itu sendiri. Melainkan juga
harus melihat dari segi cara penyampaian isi bahan ajar oleh guru. Apakah metode yang
digunakan oleh guru sesuai atau tidak. Tidak lupa juga harus disediakannya fasilitas yang
dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar memang menjadi tombak utama
kemajuan pendidikan kita. Ketika mutu pendidikan belum memenuhi target yang
direncanakan seperti yang kita inginkan, maka itu belum tentu sepenuhnya menjadi salah dari
bahan ajar, karena masih banyak aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran.

(Kedudukan dan pentingnya bahan ajar)


Berdasarkan ringkasan yang kami peroleh tentang kedudukan dan pentingnya bahan ajar,
hampir semua sumber yang kami dapatkan menyatakan bahwa bahan ajar sangat penting
kedudukannya. Kami pun sependapat dengan gagasan tersebut. Seperti yang sudah dikatakan
bahwa bahan ajar mampu digunakan sebagai pedoman bagi guru daam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Untuk itu kedudukannya sudah jelas sangatlah penting.

(Jenis – jenis bahan ajar)


Berdasarkan pendapat dari Sungkono dan Tocharman, mereka sama sama mengemukakan
bahwa jenis – jenis dari bahan ajar ada banyak hal. Dan kami menyetujui kedua pendapat
tersebut. Meskipun dalam kedua pendapat tersebut terdapat perbedaan banyaknya poi
ataupun perbedaan kata yang digunakan untuk mengunngkapkan, sejatinya kedua tokoh
memiliki maksud yang sama.
Namun pada kenyataannya dalam melakukan proses pembelajaraan pada saat ini semua
instansi pendidikan belum tentu menggunakan semua jenis bahan ajar tersebut. Terdapat juga
instansi yang menambahkan bahan ajar dengan memfasilitasi berbgai macam kebutuhan
pendidikan.
Daftar pustaka

Drh. Ida Malati Sadjati, M. Ed. 2009. Hakikat Bahan Ajar. Diambil dari
http://repository.ut.ac.id/4157/1/IDIK4009-M1.pdf yang diakses pada tanggal 30
Agustus 2019.

Sungkono. 2003. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses
Pembelajaran. Yogyakarta: UNY. Diambil dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/viewFile/6154/5341 yang diakses pada tanggal
30 Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai