Anda di halaman 1dari 12

YAYASAN WIDYA BHAKTI

SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA


TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung  022. 4214714 – Fax.022. 4222587 043
URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En

MODUL BAHASA INDONESIA


KELAS XI

PANTUN, KARMINA, SELOKA, GURINDAM, DAN SYAIR

Disusun oleh:
Cicilia Ingga Kusuma, S.Pd.
A. PANTUN
1. Pengertian Pantun
Pantun adalah puisi Melayu asli yang terdiri atas bagian sampiran dan isi.

2. Ciri-ciri pantun
a. Tiap bait pantun terdiri atas 4 baris.
b. Tiap baris pantun terdiri atas 8 – 12 suku kata.
c. Pantun bersajak a – a – a – a atau a –b – a – b
d. Baris pertama dan kedua berisi sampiran dan baris ketiga dan keempat
berisi isi.
Contoh:
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi

3. Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan usianya, pantun dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Pantun anak-anak
Contoh:
Kita menari ke luar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi adik-beradik
Sembarang nyanyi kita nyanyikan

b. Pantun orang muda


Contoh:
Anak Islam main pedati
Burung berupa merak hinggap di jati
Kalau sungguh cinta di hati
Sampai di kubur saya menanti

c. Pantun orangtua
Contoh:
Anak gajah mandi di sumur
Ambil galah dalam perahu
Orang muda jangan takabur
Cobaan Allah siapa tahu

Berdasarkan isinya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


1. Pantun percintaan
Contoh:
Anak Sunda tegak bernyanyi
Bunga inggu berdaun lima
Di mana adinda sudah sembunyi
Saya menunggu terlalu lama

2. Pantun nasihat
Contoh:
Bunga anggrek pohon benalu
Buah berangan dari Jawa
Kalau cerdik pikir dahulu
Jangan diri dapat kecewa

3. Pantun adat
Contoh:
Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan Quran dan hadis
Orang muslim hidup beradat
Perangai sopan muka pun manis

4. Pantun agama
Contoh:
Ke pasar malam harus bersama
Limbahnya dibawa sampai muara
Hidup bahagia akan kita raih
Kalaulah hidup kita bertakwa
5. Pantun jenaka
Contoh:
Buah kedondong buah manggis
Dimakan sambil naik andong
Semakin Budi keras menangis
Giginya terlihat semakin ompong

6. Pantun teka-teki
Contoh:
Burung bangau di batu cadas
Kupu-kupu sudah cukup umur
Kalau engkau memang cerdas
Dulu mana ayam dan telur

 MENGINTERPRETASI MAKNA PANTUN


Pada umumnya, sampiran tidak ada hubungannya dengan isi. Oleh karena itu,
ketika menginterpretasi suatu pantun, kita tidak perlu memerhatikan
sampirannya. Interpretasi atau penafsiran itu kita fokuskan pada bagian isi,
yakni dengan memaknai maksud dari setiap kata atau pernyataannya.
Contoh:
PANTUN TEMA PENAFSIRAN
Rasanya kesal kalau menunggu Percintaan Seseorang yang merasa senang
Sampai habis camilan di plastik ketika malam minggu karena
Asyiknya kalau malam minggu bertemu dengan kekasihnya
Bertemu kekasih yang baik dan cantik yang baik dan cantik.

LATIHAN
Tuliskan tema dari setiap bait dan jelaskan pula maksud dari setiap isi pantun di
bawah ini!
PANTUN TEMA PENAFSIRAN
Enak benar tinggal di Batujajar
Segar udaranya indah dan permai
Anak sekolah rajinlah belajar
Agar cita-citanya kelak tercapai
Pohon randu jatuh di empang
Air mendidih dibuang ke jamban
Salam rindu salam sayang
Hati sedih tak dapat jawaban
Tomat itu buat bumbu
Tidaklah enak dimakan mentah
Hormat selalu pada ibu
Jika disuruh jangan membantah
Gunakan jurus olah galah
Hingga lawan bisa lunglai
Lakukan terus berdoa dan beribadah
Menjaga hati tenang dan damai
Jalan-jalan ke Kota Sumedang
Lihat kelinci makan rumput
Anak-anak sangat senang
Pergi wisata ke pinggir laut

 PENGIMAJINASIAN PANTUN
Dalam pembuatan teks pantun tentu akan dihasilkan imaji atau citraan dari
diksi dan bahasa kiasan. Oleh sebab itu, apa yang digambarkan seolah-olah
dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), dan dirasa (imaji taktil).
Contoh:
Jikalau gelap orang bertenun
Bukalah tingkap lebar-lebar
Jikalau lenyap tukang pantun
Sunyi senyap bandar yang besar

Imaji yang dilukiskan pada pantun tersebut adalah imaji visual dan imaji
taktil. Imaji visual dapat dilihat dari beri pertama dan kedua, jikalau gelap
orang bertenun // bukalah tingkap lebar-lebar //, seolah-olah pendengar
melihat ada orang yang sedang bertenundalam kegelapan, lalu meminta
pendengar untuk membuka jendela lebar-lebar. Sementara itu, imaji taktil
tergambar pada bagian isi, jikalau lenyap tukang pantun // sunyi senyap
bandar yang besar //, hal ini membuat pendengar seolah-olah merasakan
sunyinya kota pelabuhan yang besar karena sudah tidak ada lagi orang yang
berpantun.

B. KARMINA ATAU PANTUN KILAT


1. Pengertian Karmina
Karmina adalah puisi Melayu lama yang jumlah barisnya lebih sedikit daripada
pantun.

2. Ciri-ciri Karmina
a. Karmina terdiri atas 2 baris.
b. Baris pertama karmina merupakan sampiran dan baris kedua karmina
merupakan isi.
c. Tiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata.
d. Karmina memiliki pola sajak lurus (a – a).
e. Karmina dipakai untuk menyampaikan sindiran secara langsung.
Contoh:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula

Beli duku di kampung Dukuh


Tiada berarti cantik kalau angkuh

C. TALIBUN
1. Pengertian Talibun
Talibun adalah puisi Melayu Lama yang sampirannya bergantung pada jumlah
baris tiap baitnya.

2. Ciri-ciri Talibun
a. Jumlah baris pada tiap bait talibun minimal 4 dan maksimal 20.
b. Talibun berima abc – abc, abcd – abcd, abcde – abcde.
c. Tiap baris talibun terdiri atas sampiran dan isi.
d. Tiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata.
e. Sampiran bergantung pada jumlah baris tiap baitnya (talibun yang memiliki
enam baris, sampirannya terdapat pada tiga baris pertama, sedangkan
isinya pada tiga baris terakhir).
f. Talibun berfungsi menerangkan perkara yang diceritakan secara terperinci.
Contoh:
Selasih di rimba Kutai
Rotan ditarik orang pauh
Putus akarnya di jerami
Kasih pun baru dimulai
Tuan bawa berjalan jauh
Itu menghina hati kami

D. SELOKA ATAU PANTUN BERKAIT


1. Pengertian Seloka
Seloka adalah puisi Melayu Klasik yang terdiri atas beberapa bait dan bait satu
dengan bait yang lainnya sambung-menyambung.

2. Ciri-ciri Seloka
a. 1 bait sekola terdiri atas 4 baris.
b. Tiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata.
c. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan
keempat merupakan isi.
d. Baris kedua dan keempat pada bait pertama seloka diulang menjadi baris
pertama dan ketiga pada bait keduanya.
e. Baris kedua dan keempat pada bait kedua seloka akan diulang pada baris
pertama dan ketiga pada bait ketiga, dan seterusnya.
Contoh:
Manggistan namanya kayu
Daunnya luruh menelentang
Mahkota Raja Melayu
Turun dari bukit Seguntang
Daunnya luruh menelentang
Daun puan diraut-raut
Turun dari bukit Seguntang
Keluar dari dalam laut
Daun puan diraut-raut
Diraut permaisuri untuk obat
Keluar dari dalam laut
Sampai istana minta obat

E. GURINDAM
1. Pengertian Gurindam
Gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.Dalam
kesusastraan Indonesia, Gurindam Dua Belas yang ditulis oleh Raja Ali Haji
cukup terkenal.

2. Ciri-ciri Gurindam
a. Gurindam terdiri atas dua baris tiap baitnya.
b. Baris pertama gurindam berisi sebab, soal atau permasalahan.
c. Baris kedua gurindam berisi jawaban soal atau akibat masalah pada baris
pertama.
d. Jumlah suku kata gurindam 8 – 12.
e. Gurindam berima lurus (a – a).

Contoh:
Jadilah orang iman dan bertakwa
Agar hidup selamat dan bahagia
Belajarlah ilmu agama
Agar hidupmu berjaya

F. SYAIR
1. Pengertian Syair
Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang
berakhir dengan bunyi yang sama. Pada umumnya syair merupakan rangkaian
kisah yang panjang. Semua baris merupakan isi dan biasanya tidak selesai
dalam satu bait karena digunakan untuk menceritakan sesuatu.
2. Ciri-ciri Syair
a. Tiap bait syair terdiri atas 4 baris.
b. Tiap baris syair terdiri atas 8 – 12 suku kata.
c. Syair memiliki rima a – a – a – a – a.
d. Semua baris syair merupakan isi.
e. Syair berisi nasihat, dongeng, dan peristiwa.
Contoh:
Dengan bismillah kami mulai
Alhamdulilah selawatnya nabi
Dengan takdir Allahurobbi
Sampailah maksud yang dicintai
Seorang anak cinta yang lama
Sekarang sudah kami terima
Seorang anak diberi nama
Kami ayunkan bersama-sama
Emas dan perak kami ayunkan
Anak ditaruh di dalam ayunan
Tali ayunan kami pegangkan
Emas dan perak kami nyanyikan
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta
: Erlangga.
Sudaryanto. 2015. Himpunan Lengkap Peribahasa Nusantara. Yogyakarta : Sketsa.
Waridah, E. 2010. Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa untuk SD, SMP, SMA.
Jakarta : Kawan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai