Anda di halaman 1dari 20

ACEH VERSUS PORTUGIS DAN

VOC

Pada tahun 1511 banyak para pedagang


-perang Aceh pertama (1873-1874) dipimpin oleh
Islam yang menyingkir dari Malaka
panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan
menuju ke Aceh dikarenakan jatuhnya
Belanda yang dipimpin kohler. Kohler dengan 3000
Malaka ketenangan portugis. Dengan
serdadunya dapat dipatahkan, dimana Kohler sendiri
demikian perdagangan di Aceh semakin
tewas pada tanggal 14 April 1873.
ramai. Perkembangan Aceh yang begitu
pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai -perang Aceh pertama (1874-1880) pasukan Belanda
ancaman,oleh karena itu,portugis dipimpin oleh jendral Jan Van swieten. Belanda berhasil
berkehendak untuk menghancurkan menduduki Keraton Sultan, 26 Januari 1874, dan
Aceh. Pada tahun 1523 portugis dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Pada 31
melancarkan serangan ke Aceh dibawah Januari 1874 jendral Van swieten mengumumkan bahwa
pimpinan henrigues. Dan menyusul pada seluruh Aceh jadi bagian dari kerajaan Belanda.
tahun 1524 dipimpin oleh de sauza.

-perang ketiga (1881-1896) perang dilanjutkan secara


gerilya dan dikorbankan perang di sabilallah. Dimana
Persiapan Aceh melakukan perlawanan sistem perang gerilya ini pasukan Aceh dibawah tauku
pada portugis: umar bersama panglima Polim dan Sultan. Pada tahun
1. Melengkapi kapal kapal dagang Aceh 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van
dengan persenjataan,meriam dan prajurit. der dussen di meulaboh,teuku Umar gugur. Tetapi cut
nyak dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi
2. Mendatangkan bantuan komandan perang gerilya.
persenjataan,sejumlah tentara dan
beberapa ahli dari turki pada tahun 1567

3. Mendatangkan bantuan persenjataan


dari Jepara. -perang keempat (1896-1910) adalah perang gerilya
kelompok dan perorangan dengan
perlawanan,pemyeburan,penghadangan,pembunuhan
tanpa komando dari pusat pemerintah kesultanan.
Perang aceh ➡perang aceh merupakan
perang yang berlangsung antara kerajaan *Waktu perang aceh yang sangat lama ini yakni sekitar
Aceh dan belanda. Perang tersebut tahun 1873-1904 sangat menguras kas keuangan
berlangsung kurang lebih sekitar tahun Belanda dan juga menimbulkan jatuhnya banyak korban
1873-1904. Semangat juang rakyat Aceh dari pihak Belanda. Bahkan panglima perang Belanda
yang tidak pernah surut. Membuat pihak untuk perang aceh yang pertama yakni Kohler juga
Belanda kesulitan untuk menaklukan gugur dalam penyerangan.
Aceh. Walaupun akhirnya Belanda *Jatuhnya banyak korban di pihak Aceh. Perang yang
berhasil menguasai Aceh dan mengikat
berlangsung selama kurang lebih 33 tahun, membuat
Sultan Aceh dengan perjanjian, tetapi jatuhnya banyak korban dari pihak Aceh juga gugurnya
perlawanan perlawanan dari rakyat Aceh beberapa panglima perang aceh. Hal tersebut juga
kepada pihak Belanda masih terus didorong oleh semangat perang Sabil yang berkobaran
berlangsung selama awal abad 20.
di hati para pejuang Aceh.
PERLAWANAN SULTAN
AGUNG VS J.P COEN

Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari  Serangan Pertama
Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan
Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Pada tanggal 25 Agustus, 27 kapal
Mataram masuk ke teluk, jauh dari kasteel
Sultan Agung antara lain: (1) mempersatukan seluruh
dan menyatakan peperangan terhadap
tanah Jawa, dan (2) mengusir kekuasaan asing dari bumi
Belanda. Pada tanggal 27 Agustus, mereka
Nusantara. Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan
menyerang benteng kecil " Hollandia " ,
Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di tetapi sekompi yang di pimpin oleh J.P Coen
Jawa. berhasil menghalang mereka.

Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan  SERANGAN KEDUA


kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan
membuat para pedagang Pribumi mengalami Sultan Agung kembali menyerang Batavia
kemunduran. Kebijakan monopoli itu juga dapat untuk kedua kalinya pada tahun berikutnya.
membawa penderitaan rakyat. Oleh karena itu, Pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur
Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. berangkat pada bulan Mei 1629, sedangkan
Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung pasukan kedua dipimpin Adipati Juminah
merencanakan serangan ke Batavia, yakni: berangkat bulan Juni. Total semua 14.000
orang prajurit. Kegagalan serangan pertama
diantisipasi dengan cara mendirikan
lumbung-lumbung beras tersembunyi di
Karawang dan Cirebon. Namun pihak VOC
yang menggunakan mata-mata berhasil
menemukan dan memusnahkan semuanya.
1. tindakan monopoli yang dilakukan VOC,

2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal


dagang Mataram yang akan berdagang di Malaka,

3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Hal ini menyebabkan pasukan Mataram kurang
Mataram, dan perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan
4. keberadaan VOC di Batavia telah memberikan kolera yang melanda mereka, sehingga kekuatan
ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa. pasukan Mataram tersebut sangat lemah ketika
mencapai Batavia.

Walaupun kembali mengalami kekalahan, serangan


kedua Sultan Agung ini berhasil membendung dan
mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan
timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia.
Gubernur jenderal VOC yaitu J.P. Coen meninggal
menjadi korban wabah tersebut.
PERLAWANAN RAKYAT
BANTEN

Latar Belakang
Perjanjian tersebut menandakan perlawanan
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC rakyat Banten terhadap VOC dapat dipadamkan,
dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan bahkan Banten dapat dikuasai oleh VOC.
Ageng Tirtayasa) dan puteranya bernama Pertikaian keluarga di Kerajaan Banten
Pangeran Purbaya (Sultan Haji). Sultan menunjukkan bahwa mudahnya rakyat Banten
Ageng Tirtayasa dengan tegas menolak untuk diadu domba oleh VOC.
segala bentuk aturan monopoli VOC dan
Pada tahun 1750, terjadi perlawanan rakyat
berusaha mengusir VOC dari Batavia. Pada
Banten terhadap Sultan Haji (yang menjadi raja
tahun 1659, perlawanan rakyat Banten
setelah menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa),
mengalami kegagalan, yaitu ditandai oleh
atas tindakan Sultan Haji (rajanya) yang
keberhasilan Belanda dalam memaksa
sewenang-wenang terhadap rakyatnya sendiri.
Sultan Ageng Tirtayasa untuk
Perlawanan rakyat Banten ini dapat dipadamkan
menandatangani perjanjian monopoli
oleh Sultan Haji atas bantuan VOC. Sebagai
perdagangan.
imbalan jasa, VOC diberi hak untuk memonopoli
perdagangan di seluruh wilayah Banten dan
Perlawanan Rakyat Banten Terhadap Belanda Sumatera Selatan.
(VOC)

Pada tahun 1683, VOC menerapkan politik


adu domba (devide et impera) antara Sultan
Ageng Tirtayasa dengan puteranya yang
bernama Sultan Haji, sehingga terjadilah
perselisihan antara ayah dan anak, yang pada
akhirnya dapat mempersempit wilayah serta
memperlemah posisi Kerajaan Banten. Sultan
Haji yang dibantu oleh VOC dapat
mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa.
Kemenangan Sultan Haji atas bantuan VOC
tersebut menghasilkan kompensasi dalam
penandatanganan perjanjian dengan
kompeni.
PERLAWANAN GOWA

Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan Dengan melihat peran dan posisinya yang strategis,
yang sangat terkenal di Nusantara. Pusat VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan
pemerintahannya berada di Somba Opu yang Gowa dan menguasai pelabuhan Somba Opu serta
sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan Gowa. menerapkan monopoli perdagangan. Untuk itu VOC
Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja. harus dapat menundukkan Kerajaan Gowa.
Banyak para pedagang asing yang tinggal di kota Berbagai upaya untuk melemahkan posisi Gowa
itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan terus dilakukan. Sebagai contoh, pada tahun 1634,
Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota VOC melakukan blockade terhadap Pelabuhan
itu. Gowa anti terhadap tindakan monopoli Somba Opu, tetapi gagal karena perahu-perahu
perdagangan. Masyarakat Gowa ingin hidup Makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan
merdeka dan bersahabat kepada siapa saja tanpa mudah bergerak di antara pulau-pulau, yang ada.
hak istimewa. Masyarakat Goa senantiasa Kemudian kapal-kapal VOC merusak dan
berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan kata- menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-
kata “Tanahku terbuka bagi semua bangsa”, “Tuhan kapal asing lainnya. Raja Goa, Sultan Hasanuddin
menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikannya ingin menghentikan tidakan VOC yang anarkis dan
untuk semua manusia dan laut adalah milik provokatif itu. Sultan Hasanuddin menentang
bersama.” Dengan prinsip keterbukaan itu maka ambisi VOC yang memaksakan monopoli di Goa.
Gowa cepat berkembang. Seluruh kekuatan dipersiapkan untuk menghadapi
VOC. Beberapa benteng pertahanan mulai
Pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang
dipersiapkan di sepanjang pantai. Beberapa sekutu
strategis dalam jalur perdagangan internasional.
Gowa mulai dikoordinasikan. Semua dipersiapkan
Pelabuhan Somba Opu telah berperan sebagai
untuk melawan kesewenangwenangan VOC.
Bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-
Sementara itu VOC juga mempersiapkan diri untuk
kapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya.
menundukkan Gowa. Politik devide et impera mulai
Sebagai contoh kapal-kapal pengangkut rempah-
dilancarkan.Misalnya VOC menjalin hubungan
rempah dari Maluku yang berangkat ke Malaka
dengan seorang Pangeran Bugis dari Bone yang
sebelumnya akan singgah dulu di Bandar Somba
bernama Aru Palaka. VOC begitu bernafsu untuk
Opu. Begitu juga barang dagangan dari barat yang
segera dapat mengendalikan kekuasaan di Gowa.
akan masuk ke Maluku juga melakukan bongkar
Oleh karena itu, pimpinan VOC, Gubernur Jenderal
muat di Somba Opu
Maetsuyker memutuskan untuk menyerang Gowa.
Dikirimlah pasukan ekspedisi yang berkekuatan 21
kapal dengan mengangkut 600 orang tentara.
Mereka terdiri atas tentara VOC, orang-orang
Ambon dan juga orang-orang Bugis di bawah Aru
Palaka. Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Gowa.
Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon
Spelman, diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan
ditambah orang-orang Ambon di bawah pimpinan
Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang
pasukan Goa dari berbagai penjuru. Beberapa
serangan VOC berhasil ditahan pasukan
Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan
disertai peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC
berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng
pertahanan tentara Gowa di Barombang dapat
Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya antara lain sebagai berikut.

 Gowa harus mengakui hak monopoli VOC


 .Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
 Gowa harus membayar biaya perang

Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi perjanjian itu
bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Gowa atau Makassar. Pada
tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali
melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan
oleh VOC. Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi Perjanjian
Bongaya. Bahkan benteng pertahanan rakyat Gowa jatuh dan diserahkan kepada VOC.
Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.
RAKYAT RIAU ANGKAT
SENJATA

Sebab Perlawanan

1. VOC ingin memonopoli kepulauan Riau


Dampak Positif dan Negatif
2. VOC memecah belah kerajaan Riau menjadi
kerajaan kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, dan Negatif
Kampar yang lalu merasa terdesak dengan tindakan
1. Memecah belahkan kerajaan riau
sewenang wenang VOC
2. Warga riau menderta kekalahan
Proses Perlawanan
terhadap VOC
1. Perlawanan Raja Siak memimpin rakyatnya untuk
Positif
melawan VOC. setelah merebut Johor, ia membuat
benteng pertahanan di Bintar 1. Munculnya strategi perang baru bagi
2. Dari perthananan di pulau Bintan, Sultan Abdul Jalil riau
memerintahkan Raja lela Muda untuk menyerang
Malaka 2. Memicu semangat kemerdekaan bagi
3. Tahun 1751 terjadi perang melawan VOC. VOC warga riau
dengan strategi perangnya memutus jalur
perdagangan menuju Siak. VOC mendirikan benteng
pertahanan di sepanjang jalur yang menghubungkan
sungai Indragiri sampai pulau Guntung
4. Terjadi pertempuran sengit di pulau Guntung
(1752-1753). Kerajaan Siak kesusahan menembus
benteng pertahanan VOC yang dilengkapi meriam.
Kerajaan Siak lalu mundur 5. Raja Siak lalu pura
pura menyerah pada VOC. Diadakan perundingan
damai di Losi, pulau Guntung. Pada perundingan ini
sultan dipaksa untuk tunduk pada VOC. lalu sultan
memberi kode untuk menyerang VOC di Losi hingga
akhirnya VOC berhasil di singkirkan.
PERANG BANJAR
PERANG BANJAR

Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah telah Pertikaian bersenjata menghangat lagi pada
terjadi sejak kedatangan bangsa asing yang ingin tahun 1638, dimana di Banjar Anyar telah
menjajah Indonesia dengan berbagai dalih yang terbunuh 64 orang bangsa Belanda di dalam
dilakukannya demi untuk mengeruk keuntungan dari satu penyergapan. Untuk pembalasan
tanah jajahannya. terhadap ini Belanda mengirim 2 buah kapal
menuju Banjarmasin dan Kotawaringin.
Pertentangan pertama antara Belanda dengan Mereka menahan perahu- perahu rakyat dan
kerajaan Banjar, dalam hal ini Penambahan Marhum mengadakan penganiayaan kejam sesuai
di satu pihak dan Belanda di lain pihak telah terjadi dengan instruksi dari Batavia, membunuh dan
pada tanggal 14 Februari tahun 1606 dengan menyiksa tanpa pandang bulu, baik laki-laki
terbunuhnya nakhoda kapal Belanda Gillis maupun wanita atau anak-anak suku Banjar,
Michielzoon beserta anak buahnya di Banjarmasin. tanpa perikemanusiaan. Kekejaman ini tidak
Dalam rangka pembalasan dan memamerkan mudah dilupakan oleh rakyat di Kerajaan
kekuatan beberapa kapal Belanda pada tahun 1612 Banjar, dan sejak tahun 1600 sampai abad ke-
secara mendadak telah menyerang dengan 18, walaupun telah ada perjanjian, selalu
melakukan penembakan dan pembakaran di daerah terjadi pertempuran-pertempuran antara
Kuin. Dengan demikian pusat pemerintahan kerajaan orang-orang Banjar melawan Portugis,
Banjar terpaksa dipindahkan ke Martapura, ke kraton Belanda dan Inggris.
baru yang terkenal dengan sebutan Kayu Tangi.
Ketika Sultan Muhammad meninggal dunia
pada tahun 1761, ia meninggalkan 3 (tiga)
orang anak yang belum dewasa, yaitu
Pangeran Nata Dilaga yang Menjadi raja pertama Pangeran Rahmat, Pangeran Abdullah dan
dinasti Tamjidillah dalam masa kejayaan Pangeran Amir. Karena ketiga orang anak
kekuasaannya, menyebutkan dirinya Susuhunan Sultan Muhammad itu belum dewasa, maka
Nata Alam pada tahun 1772. tahta kerajaan kembali ke tangan
Mangkubumi, yaitu Sultan Tamjidillah, atau
Anak Sultan Muhammad (almarhum) yang bernama Pangeran Sepuh, dan pelaksanaan
Pangeran Amir, atau cucu Sultan Tahmidillah pemerintahan dikuasakan kepada anaknya
melarikan diri ke Pasir, dan meminta bantuan pada Pangeran Nata. Dengan jalan menyuruh
pamannya yang bernama Arung Tarawe. Pangeran membunuh kedua kemenakannya, yaitu
Amir kemudian kembali dan menyerbu Kerajaan Pangeran Rahmat dan Pangeran Abdullah,
Banjar dengan pasukan Bugis yang besar, dan Pangeran Nata berhasil memindahkan
berusaha merebut kembali tahtanya dari Susuhunan kekuasaan pemerintahan kepada dinastinya
Nata Alam. Karena takut kehilangan tahta dan dan menetapkan Pangeran Nata sebagai
kekuatiran jatuhnya kerajaan di bawah kekuasaan Sultan yang pertama sebagai Penambahan
orang Bugis, Susuhunan Nata Alam meminta Kaharudin.
bantuan kepada VOC. VOC menerima permintaan
tersebut dan mengirimkan Kapten Hoffman dengan
pasukannya dan berhasil mengalahkan pasukan
Bugis itu. Sedangkan Pangeran Amir terpaksa
melarikan diri kembali ke Pasir.
. Beberapa waktu kemudian Pangeran Amir mencoba pula untuk meminta
bantuan kepada para bangsawan Banjar di daerah Barito yang tidak senang
kepada Belanda, karena di daerah Bakumpai/Barito diserahkan Pangeran Nata
kepada VOC. Dalam pertempuran yang kedua ini Pangeran Amir tertangkap dan
dibuang ke Sailan. Sesudah itu diadakan perjanjian antara kerajaan Banjar
dengan VOC, dimana raja-raja Banjar memerintah kerajaan sebagai peminjam
tanah VOC.

Dalam tahun 1826 diadakan perjanjian kembali antara Pemerintah Hindia


Belanda dengan Sultan Adam, berdasarkan perjanjian dengan VOC yang
terdahulu, berdasarkan perjanjian ini, maka Belanda dapat mencampuri
pengaturan permasalahan mengenai pengangkatan Putera Mahkota dan
Mangkubumi, yang mengakibatkan rusaknya adat Kerajaan dalam bidang ini,
yang kemudian menjadikan salah satu penyebab pecahnya Perang Banjar.
PERANG PADRI

Hingga tahun 1833, perang ini


dapat dikatakan sebagai perang
Perang Padri adalah peperangan yang
saudara yang melibatkan sesama
berlangsung di Sumatra Barat dan
Minang dan Mandailing. Dalam
sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan peperangan ini, Kaum Padri
Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. dipimpin oleh Harimau Nan Salapan
sedangkan Kaum Adat dipimpinan
[1] Perang ini merupakan peperangan
oleh Yang Dipertuan Pagaruyung
yang pada awalnya akibat pertentangan
waktu itu Sultan Arifin Muningsyah.
dalam masalah agama sebelum berubah
Kaum Adat yang mulai terdesak,
menjadi peperangan melawan
meminta bantuan kepada Belanda
penjajahan.Perang Padri dimulai dengan
pada tahun 1821. Namun
munculnya pertentangan sekelompok
keterlibatan Belanda ini justru
ulama yang dijuluki sebagai Kaum Padri
memperumit keadaan, sehingga
terhadap kebiasaan-kebiasaan yang marak
sejak tahun 1833 Kaum Adat
dilakukan oleh kalangan masyarakat yang
berbalik melawan Belanda dan
disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan
bergabung bersama Kaum Padri,
Pagaruyung dan sekitarnya. Kebiasaan
walaupun pada akhirnya
yang dimaksud seperti perjudian,
peperangan ini dapat dimenangkan
penyabungan ayam, penggunaan madat,
Belanda.
minuman keras, tembakau , sirih, dan juga
aspek hukum adat matriarkat mengenai
warisan, serta longgarnya pelaksanaan
kewajiban ritual formal agama Islam.
Perang Padri termasuk peperangan
[2] Tidak adanya kesepakatan dari Kaum dengan rentang waktu yang cukup
Adat yang padahal telah memeluk Islam panjang, menguras harta dan
untuk meninggalkan kebiasaan tersebut mengorbankan jiwa raga. Perang ini
memicu kemarahan Kaum Padri, sehingga selain meruntuhkan kekuasaan
pecahlah peperangan pada tahun 1803 Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak
merosotnya perekonomian
masyarakat sekitarnya dan
memunculkan perpindahan
masyarakat dari kawasan konflik.
PERANG DIPONEGORO

Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan


sebutan Perang Jawa (Inggris:The Java War, Berkebalikan dari perang yang
Belanda: De Java Oorlog adalah perang besar dan dipimpin oleh Raden Ronggo sekitar 15
berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di tahun sebelumnya, pasukan Jawa juga
Pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia). menempatkan masyarakat Tionghoa di
Perang ini merupakan salah satu pertempuran tanah Jawa sebagai target
terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama penyerangan. Namun, meskipun
masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan Pangeran Diponegoro secara tegas
pasukan Belanda di bawah pimpinan Jenderal melarang pasukannya untuk bersekutu
Hendrik Merkus de Kock[7] yang berusaha dengan masyarakat Tionghoa, sebagian
meredam perlawanan penduduk Jawa di bawah pasukan Jawa yang berada di pesisir
pimpinan Pangeran Diponegoro. Akibat perang ini, utara (sekitar Rembang dan Lasem)
penduduk Jawa yang tewas mencapai 200.000 menerima bantuan dari penduduk
jiwa, sementara korban tewas di pihak Belanda Tionghoa setempat yang rata-rata
berjumlah 8.000 tentara Belanda dan 7000 beragama Islam.
serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan
penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.
PERANG BALI

Bali adalah salah satu pulau di Kepulauan Sunda yang berada di timur Jawa; jarak
bentang pulau ini 105 mil geografis dan berpenduduk 700.000 jiwa. Cornelis de
Houtman pernah mendatangi pulau itu dan diterima baik namun dalam
perkembangannya kesepahaman kurang terjalin; pada tahun 1841 dan 1843 sebuah
persetujuan diputuskan antara kerajaan setempat dan pemerintah Hindia Belanda
tetapi penduduk Bali segera menunjukkan permusuhan. Khususnya Raja Buleleng
berkali-kali melanggar perjanjian. Pemerintah Hindia Belanda mempermasalahkan
tradisi Tawan Karang Bali, dan menjadikannya alasan untuk menyerang dan
menghukum Bali. Tawan Karang adalah tradisi Bali, bahwa kapal beserta isinya yang
karam dan terdampar di pesisir Bali adalah hak milik raja setempat. Pemerintah Hindia
Belanda menganggap tradisi ini tidak dapat diterima dalam hukum internasional,[1] dan
tidak dapat membiarkannya karena daerah lain juga akan menunjukkan tanda-tanda
perlawanan.

Sebuah armada dipersiapkan, terdiri atas 23 kapal Pasca perang


perang dan 17 kapal lainnya; angkatan itu terdiri atas Kerajaan Karangasem dan Buleleng
1.280 serdadu dan dipersenjatai dengan 115 moncong menawarkan penyerahan diri dan para
senapan; pada tanggal 20 Juni 1846 pasukan penduduk kembali ke tempat tinggalnya
diberangkatkan di bawah pimpinan LaksDa masing-masing. Ketika datang ke Bali,
Engelbertus Batavus van den Bosch ke Besuki dan Gubernur Jenderal Jan Jacob Rochussen
seminggu kemudian ke Buleleng. Pasukan ekspedisi menemukan penduduk di daerah-
dibawa ke kapal dengan kekuatan 1700 prajurit, di daerah setempat telah menyerah.
antaranya terdapat 400 serdadu Eropa dipimpin oleh Dengan Kerajaan Karangasem dan
LetKol. Gerhardus Bakker. Raja diberi ultimatum 3 kali
Buleleng menyerah, disepakatilah
dalam 24 jam, pada tanggal 17 Juni, hari ketika
perjanjian baru, dimana kewajiban
ekspedisi ke Buleleng terjadi, berlalu begitu saja. Pada
terhadap pemerintah Hindia Belanda
hari berikutnya, pasukan itu tiba di bawah pimpinan
diselesaikan dengan cepat. Namun
perwira Abraham Johannes de Smit van den Broecke
keadaan damai yang dicapai pada
di bawah perlindungan senapan laut. Lebih dari 10.000
tanggal 12 Juli itu pecah
prajurit Bali mencegah pendaratan tersebut namun
kembali.Pemerintahan Belanda
gagal dan pasukan penyerang maju ke daerah
membangun benteng di Buleleng yang
persawahan yang telah dikelilingi oleh pasukan
dihuni oleh 200 orang dan
Buleleng. Angkatan yang tersedia dibagi 3 di bawah
mengendalikan penduduk setempat
pimpinan May. Cornelis Albert de Brauw, May. Boers
serta menjamin pengawasan kontrak
dan Kapt. J.F. Lomon. Semua kerja perlawanan
yang dibuat. Pada kenyataannya, tak
dilakukan dan pada hari berikutnya serdadu Belanda
dapat disangka bahwa perang kedua
maju ke ibu kota Singaraja dan menaklukkan kota itu.
justru segera meletus dan serangan
kedua menjadi kenyataan.
PERANG BATAK

Perang Batak (1878-1907), merupakan perang antara Kerajaan Batak melawan Belanda. Perang ini
berlangsung selama 29 tahun.

Alasan meletusnya perang ini adalah:

Belanda berusaha mewujudkan Pax Netherlandica.

Perang meletus setelah Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung, dengan tujuan untuk
melindungi penyebar agama Kristen yang tergabung dalam Rhijnsnhezending, dengan tokoh
penyebarnya Nommensen (orang Jerman). Raja Sisingamangaraja XII memutuskan untuk menyerang
kedudukan Belanda di Tarutung. Perang berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara,
seperti di Bahal Batu, Siborong-borong, Balige Laguboti dan Lumban Julu.

Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan


untuk menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan
pemerintahan Kerajaan Batak. Akibat penyerangan
ini, Sisingamangaraja XII terpaksa pindah ke Dairi
Pakpak. Pada tahun 1904, pasukan Belanda, di bawah
pimpinan Van Daalen dari Aceh Tengah, melanjutkan
gerakannya ke Tapanuli Utara, sedangkan di Medan
didatangkan pasukan lain. Pada tahun 1907, Pasukan
Marsose di bawah pimpinan Kapten Hans Christoffel
berhasil menangkap Boru Sagala, istri
Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya,
sementara itu Sisingamangaraja XII dan para
pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan Simsim.
Ia menolak tawaran untuk menyerah, dan dalam
pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja
XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua
orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi.
Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya
Perang Batak.
PEMBERONTAKAN CINA

Awal mula datangnya orang – orang cina Sementara yang berhasil meloloskan diri dan
melakukan pembrontakan di berbagai daerah,
1. Orang china datang pada abad ke-5 dan sudah misalnya di Jawa Tengah. Salah satu tokohnya
mengadakan hubungan dagang ke pulau jawa yang terkenal adalah Oey Panko atau kemudian
dikenal dengan sebutan Khe Panjang, kemudian di
2. Pada masa kerajaan – kerajaan, banyak pedagang Jawa menjadi Ki Sapanjang. Nama ini dikaitkan
china yang tinggal di Indonesia di daerah pesisir dan dengan perannya dalam memimpin perlawanan di
bahkan banyak juga yang menikah dengan penduduk sepanjang pesisir Jawa.
jawa.
Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan orang-
3. Pada masa VOC banyak juga orang china yang dating orang Cina itu kemudian meluas di berbagai
ke jawa tempat terutama di daerah pesisir Jawa.
Perlawanan orang-orang Cina ini mendapat
4 VOC sengaja mendatangkan orang china Karena untuk
bantuan dan dukungan dari para bupati di pesisir.
mendukung ekonomi
Bahkan yang menarik atas desakan para
5. Tidak semua orang china yang dating adalah orang pangeran, Raja Pakubuwana II juga ikut
kaya, diantara mereka ada golongan orang miskin mendukung pemberontakan orang-orang Cina
tersebut.

Pada tahun 1741 benteng VOC di Kartasura dapat


diserang sehingga jatuh banyak korban. VOC
segera meningkatkan kekuatan tentara maupun
Jalannya Pemberontakan
persenjataan sehingga pemberontakan orang-
orang Cina satu demi satu dapat dipadamkan.
Untuk membatasi kedatangan orang–orang Cina ke
Pada kondisi yang demikian ini Pakubuwana II
Batavia, VOC mengeluarkan ketentuan bahwa setiap
mulai bimbang dan akhirnya melakukan
orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat
perundingan damai dengan VOC.
izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atau
masyarakat sering menyebut dengan “surat
pas”.Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan
Akibat Dari Kejadian
ditangkap dan dibuang ke Sailon (Sri Langka) untuk
dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC atau akan 1. Bagi bangsa Indonesia : kerugian karena
dikembalikan ke Cina. Mereka diberi waktu enam bulan wilayah Batavia porak poranda akibat
untuk mendapatkan surat izin tersebut. Biaya untuk pemberontakan dan pencurian barang-barang
mendapatkan surat izin itu yang resmi dua ringgit oleh orang-orang Cina.
(Rds.2,-) per orang. 2. Bagi VOC : keuntungan karena
Tetapi dalam pelaksanaannya untuk mendapatkan penyelewengan harga pembuatan surat pas yang
surat izin terjadi penyelewengan dengan membayar lebih mahal dan kerugian karena benteng VOC di
lebih mahal, tidak hanya dua ringgit. Akibatnya banyak Kartasura diserang oleh orang-orang Cina dan
yang tidak mampu memiliki surat izin tersebut. VOC dibantu Raja Pakubuwana II serta orang-orang
bertindak tegas, orang-orang Cina yang tidak memiliki pribumi sehingga jatuh banyak korban dari pihak
surat izin bermukim ditangkapi. Tetapi mereka banyak VOC.
yang dapat melarikan diri keluar kota. Mereka
kemudian membentuk gerombolan yang mengacaukan
keberadaan VOC di Batavia.
PERLAWANAN PANGERAN
MANGKUBUMI

Raden Mas Said adalah putera dari Raden Mas Pada tahun 1749 dalam suasana perang, Pakubuwana
Riya yang bergelar Adipati Arya Mangkunegara jatuh sakit dan akhirnya menandatangani sebuah
dengan Raden Ayu Wulan putri dari Adipati perjanjian bersama VOC yang berisi :
Blitar. Pada usia 14 tahun Raden Mas Said
sudah diangkat sebagai gandek kraton (pegawai 1. Susuhunan Pakubuwana II menyerahkan
rendahan di istana) dan diberi gelar R.M.Ng. Kerajaan Mataram baik secara de facto maupun de
Suryokusumo. Raden Mas Said kemudian jure kepada VOC.
mengajukan kenaikan pangkat namun
2. Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak
pengajuan ini mendapat banyak hinaan dari
naik tahta, dan akan dinobatkan oleh VOC menjadi
keluarga bangsawan karena Raden Mas Said
raja Mataram dengan tanah Mataram sebagai
dianggap membela dan membantu
pinjaman dari VOC.
pemberontakan yang sedang dilakukan oleh
orang Cina. Pernyataan itu membuat Raden 3. Putera mahkota akan segera dinobatkan.
Mas Said sakit hati sehingga merencanakan
perlawanan terhadap VOC.

Dalam perlawanannya, Raden Mas Said Sembilan hari setelah penandatanganan


diikuti
Pada R. Sutawijaya
tahun dan Suradiwangsa
1745 Pakubuwana II (yang perjanjian itu Pakubuwana II wafat.Kerajaan
kemudian dikenal dengan Kiai
mengumumkan barang siapa yang dapatKudanawarsa) menjadi sepenuhnya di kuasai oleh orang asing.
menuju Nglaroh
memadamkan untuk memulai
perlawanan perlawanan.
Mas Said akan diberi
hadiah sebidang tanah di Sukowati (didengan
Raden Mas Said kemudian dikenal wilayah
nama Pangeran
Sragen sekarang). Sambernyawa.
Pangeran Mangkubumi yang Perlawanan Pangeran Mangkubumi
merupakan adik dari Pakubuwana II tertarik berakhir setelah tercapai Perjanjian Giyanti pada
pada hadiah yang akan diberikan. Oleh karena tanggal 13 Februari 1755. Isi pokok perjanjian itu
itu, Pangeran Mangkubumi mengejar Raden adalah bahwa Mataram dibagi dua. Wilayah
Mas Said dan berhasil menangkapnya. Namun, bagian barat (daerah Yogyakarta) diberikan
Pakubuwana II tidak memenuhi janjinya. kepada Pangeran Mangkubumi dan berkuasa
Pangeran Mangkubumi menjadi sangat kecewa sebagai sultan dengan sebutan Sri Sultan
dan memilih pergi ke tempat Raden Mas Said Hamengkubuwana I, sedang bagian timur (daerah
untuk membantunya melawan VOC yang Surakarta) tetap diperintah oleh Pakubuwana III.
sebelumnya telah menuduh Pangeran
Mangkubumi terlalu ambisius terhadap
kekuasaan. Sementara perlawanan Mas Said berakhir
setelah tercapai Perjanjian Salatiga pada tanggal
17 Maret 1757 yang isinya Mas Said diangkat
sebagai penguasa di sebagian wilayah Surakarta
dengan gelar Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara I.
PERANG TONDANO

Perang Tondano I

Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun Perang Tonando dikenal dalam dua tahap. Perang Tonando I terjadi
pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa Barat orang-orang Spanyol sudah sampai di tanah
Minahasa (Tondano) Sulawesi Utara. Orang-orang Spanyol di samping berdagang juga menyebarkan agama Katolik.
Hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol terus berkembang. Tetapi mulai abad XVII hubungan dagang antara
keduanya mulai terganggu dengan

kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan
Gubernur Ternate Simon Cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh
Spanyol. Simon Cos kemudian menempatkan kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawasi pantai timur Minahasa.
Para pedagang Spanyol dan juga Makasar yang bebas berdagang mulai tersingkir karena ulah VOC. Apalagi waktu itu
Spanyol harus meninggalkan Kepulauan Indonesia untuk menuju Filipina

VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC. Oleh karena VOC
sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara. Orang-orang
Minahasa menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang
Minahasa.

Perang Tondano II
Hartingh, Residen Manado Prediger segera
Perang Tondano II sudah terjadi ketika mengumpulkan para ukung. (Ukung adalah
memasuki abad ke-19, yakni pada masa pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah
pemerintahan kolonial Belanda. Perang setingkat distrik). Dari Minahasa ditarget untuk
ini dilatarbelakangi oleh kebijakan mengumpulkan calon pasukan sejumlah 2.000 orang
Gubernur Jenderal Daendels. Daendels yang akan dikirim ke Jawa. Ternyata orang-orang
yang mendapat mandate untuk Minahasa umumnya tidak setuju dengan program
memerangi Inggris, memerlukan pasukan Daendels untuk merekrut pemuda-pemuda
dalam jumlah besar. Untuk menambah Minahasa sebagai pasukan kolonial. Banyak di
jumlah pasukan maka direkrut pasukan antara para ukung mulai meninggalkan rumah.
dari kalangan pribumi. Mereka yang Mereka justru ingin mengadakan perlawanan
dipilih adalah dari suku-suku yang terhadap kolonial Belanda. Mereka memusatkan
memiliki keberanian berperang. Beberapa aktivitas perjuangannya di Tondano, Minawanua.
suku yang dianggap memiliki keberanian Salah seorang pemimpin perlawanan itu adalah
adalah orangorang Madura, Dayak dan Ukung Lonto. Ia menegaskan rakyat Minahasa harus
Perang
Minahasa. Tondan
Atas perintah Daendels melalui melawan kolonial Belanda sebagai bentuk
Kapten . penolakan terhadap program pengiriman 2.000
pemuda Minahasa ke Jawa serta menolak kebijakan
kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan
beras secara cuma-cuma kepada Belanda.
PERANG PATTIMURA

Perang Pattimura 1817 atau Perlawanan


Rakyat Maluku tahun 1817 Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan
Tidakan sewenang-wenang yang pertemuan dan menyepakati untuk memilih
dilakukan VOC di Maluku kembali Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk
dilanjutkan oleh pemerintah Kolonial memimpin perlawanan. Keesokan harinya
Hindia Belanda setelah berkuasa kembali mereka berhasil merebut benteng Duurstede di
pada tahun 1816 dengan berakhirnya Saparua sehingga residen Van den Berg tewas.
pemerintah Inggris di Indonesia tahun Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus
1811-1816. Tiahahu dan puterinya Christina Martha
Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina,
Berbagai tindakan yang dilakukan oleh Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga
pemerintah Kolonial Hindia Belanda di berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu,
bawah ini menyebabkan timbulnya Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha
perlawanan rakyat Maluku. merebut benteng Zeeeland.
Sejarah Perang Pattimura 1817 Untuk merebut kembali benteng Duurstede,
pasukan Belanda didatangkan dari Ambon
Penduduk wajib kerja paksa untuk
dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun
kepentingan Belanda misalnya di
pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan
perkebunan-perkebunan dan membuat
mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember
garam.
1817 Belanda mengerahkan tentara besar-
Penyerahan wajib berupa ikan asin, besaran dan melakukan sergapan pada malam
dendeng dan kopi. hari Pattimura dan kawan-kawannya
tertangkap. Mereka menjalani hukuman
Banyak guru dan pegawai pemerintah
gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon.
diberhentikan dan sekolah hanya dibuka
Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani
di kota-kota besar saja.
hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha
Jumlah pendeta dikurangi sehingga Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama
kegaitan menjalankan ibadah menjadi perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan
terhalang. Secara khusus yang yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia
menyebabkan kemarahan rakyat adalah dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.
penolakan Residen Van den Berg
terhadap tuntutan rakyat untuk
membayar harga perahu yang dipisah
sesuai dengan harga sebenarnya
MALUKU ANGKAT SENJATA

Portugis berhasil memasuki Kepulauan


Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan
aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselangorangorang
Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan
memusatkan kedudukannyadi Tidore. Terjadilah persaing
an antara kedua belah pihak. Persaingan itu
semakin tajamsetelah Portugis berhasil menjalin persekut
uan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat
dengan Tidore. Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tid
ore melawan Portugis. Penyebab perang ini karena kap
al Portugis menembaki jungjung dari Banda yang akan me
mbelicengkih ke Tidore. Tentu saja Tidore tidak dapat me
nerima tindakan armada Portugis. RakyatTidore angkat se
njata. Terjadilah perang antara Tidore melawan Portugis.
Dalam perang iniPortugis mendapat dukungan dari Terna
te dan Bacan.Akhirnya Portugis mendapat kemenangan.
Dengan kemenangan ini Portugis menjadisemakin sombo
ng dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku.
Upaya monopoliterus dilakukan. Maka, wajar jika sering t
erjadi letupan-
letupan perlawanan rakyat.Sementara itu untuk menyele
saikan persaingan antara Portugis dan Spanyol dilaksanak
an perjanjian damai, yakni Perjanjian Saragosa pada tahu
n 1534. Dengan adanya Perjanjian
Saragosa kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat. Po
rtugis semakin berkuasa untuk
memaksakan kehendaknya melakukan monopoli perdaga
ngan rempah.
PERANG ACEH

Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan 1. Akibat perjanjian Sumatra 1871,
perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan Aceh mengadakan hubungan
tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal diplomatik dengan konsul Amerika,
perang Citadel Van Antwerpen. Pada 8 April 1873, Italia dan Turki di Singapura.
Belanda mendarat di pantai Ceureumen dibawah
2. Akibat hubungan diplomatik Aceh
pimpinan Johan Hermen Rudolf kohler, dan
dengan konsul Amerika, Italia dan
langsung bisa menguasai Masjid Raya
Turki di Singapura, Belanda
Baiturrahman. Kohler saat itu membawa 3.198
menjadikan itu sebagai alasan untuk
tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira.
menyerang Aceh.

Perang Aceh pertama (1873 – 1874)


Perang Aceh disebabkan karena : dipimpin oleh panglima polim dan Sultan
Mahmud Syah melawan Belanda yang
1. Belanda menduduki daerah siak.
dipimpin Kohler. Kohler dengan 3000
Akibat perjanjian siak 1858. Dimana
serdadunya dapat dipatahkan, dimana
Sultan Ismail menyerahkan daerah
Kohler sendiri tewas pada tanggal 14
Deli, langkat, Asahan dan Serdang
April 1873.
kepada Belanda.
2. Belanda melanggar siak, maka Perang Aceh kedua (1874 – 1880)
berakhirlah perjanjian London (1824). dibawah Jend. Jan Van Swieten, Belanda
Dimana sisi peerjanjian London adalah berhasil menduduki Keraton Sultan, 26
januari 1874, dan dijadikan sebagai pusat
Belanda dan Inggris membuat
pertahanan Belanda. 31 Januari 1874
ketentuan tentang batas batas
Jendral Van Swieten mengumumkan
kekuasaan kedua daerah di Asia
bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari
Tenggara yaitu dengan garis lintang
kerajaan Belanda.
singapura.
3. Aceh menuduh Belanda tidak menepati Perang pertama dan kedua ini adalah
janjinya, sehingga kapal kapal Belanda perang total dan frontal, dimana
yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan pemerintah masih berjalan mapan,
meskipun ibu kota negara berpindah
oleh Aceh. Perbuatan Aceh ini disetujui
pindah.
oleh Inggris, karena memang Belanda
bersalah. Perang aceh ketiga (1881 – 1896) perang
4. Dibukanya terusan suez oleh Ferdinand de dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan
Lessep. Menyebabkan perairan Aceh perang Fisabilillah. Dimana sistem perang
menjadi sangat penting untuk lalulintas gerilya ini dilangsungkan samapai tahun
perdagangan. 1904.
5. Dibuatnya perjanjian sumatera 1871
antara Inggris dan Belanda, yang seisinya,
Inggris memberikan keleluasaan kepada
Belanda untuk mengambil tindakan di
Perang Melawan Kolonialisme Dan
Imperialisme

Nama Anggota :
Bagas Prianto Usodo
Keisha Alya Khairani
Putri Enjeli
Risma Herliyanida
Risma Hermawanti
Yoga Perwira

Anda mungkin juga menyukai