Anda di halaman 1dari 17

Sejarah

Kedatangan Jepang di Indonesia


8 Maret Belanda menyerah ke Jepang di Kalijati
7 Desember 1941 jepang berhasil menyerang pangkalan
militer AS di Pearl Harbour, Hawaii
Belanda melalui Gubernur Jenderal Tjarda van
Starkenborgh menyatakan perang thd Jepang
American British Dutch Australian Command (ABDACOM)
bertujuan menghadapi invasi pasukan Jepang
Tempat pertama yang diduduki jepang adalah daerah
sumber minyak (Tarakan, Balikpapan, Palembang)
11 Januari 1942 Jepang menduduki Tarakan
24 Januari 1942 berhasil menguasai Balikpapan
29 Januari 1942 Pontianak
3 Februari 1942 Samarinda
5 Februari 1942 Kotabangun
10 Februari 1942 Banjarmasin
14 Februari 1942 Jepang menurunkn pasukan payung di
Palembang
16 Februari 1942 berhasil menguasai Palembang dan
sekitarnya
Jepang mengaku bahwa kedatangannya di Indonesia
bertujuan membebaskan Indonesia dari jajahan bangsa
barat terutama eropa
Jepang juga berjanji untuk memajukan kehidupan bangsa
Pada awal kedatangan jepang mengizinkan mengibarkan
benderan merah putih berdampingan dengan bendera
jepang, hinomaru
Jepang merombak sistem pemerintahan di Indonesia
menjadi sistem militer
UU No 27 Tahun 1942 mengatur pembentukan pemerintahan
sipil oleh jepang
UU No 28 Tahun 1942 mengatur aturan pemerintahan syu
dan tokubetsu syi
Dalam struktur pemerintahan daerah yang dibuat jepang,
setiap daerah dipimpin kepala daerah
Yogyakarta dan Surakarta tidak menerapkan sistem
pemerintahan daerah tersebut
5 September 1942 membentuk Chuo Sangi In (Dewan
pertimbangan pusat) dan Chuo Sangi Kai (Dewan
pertimbangan daerah)
Chuo Sangi In diketuai Soekarno, R.M. Kusumo Utojo dan
diwakili Buntaran Mangunsubroto
Penindasan Jepang Terhadap Indonesia
Sistem ekonomi yg dibuat Jepang pada masa kekuasaannya
di Indonesia "ekonomi perang"
Penyebab kemunduran pendidikan : kebijakan jepang yg
terfokus pada upaya memenangi perang
Tujuan romusa untuk membangun prasarana perang spt
kubu-kubu pertahanan, jalan raya, lapangan udara ada
juga di pabrik & pelabuhan
peraturan mengenai romusa dikeluarkan oleh Naimubu
(Departemen Urusan Umum)
Awalnya para pekerja romusa melakukan dengan sukarela
karena masih terpengaruh propaganda "kemakmuran bersama
Asia Timur Raya"
September 1944 500 romusa bekerja dengan sukarela
Romusa terdiri atas pegawai tinggi, pegawai menengah,
golongan terpelajar yang dipimpin soekarno (pekerja itu
disebut "Pekan Perjuangan Mati-matian")
1943 Jepang melancarkan kampanye sebagai usaha
pengerahan romusa yg semakin sulit
Dalam kampanye tsb para pekerja romusa disebut
"Prajurit Ekonomi" atau "Pahlawan Pekerja"
Julukan tsb menggambarkan orang orang yg sedang
menunaikan tugas suci memenangi Perang Asia Timur Raya

Organisasi Sosial Kemasyarakatan


Gerakan Tiga A
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)
Jawa Hokokai
Tujuan didirikan organisasi tsb: mengakomodasi gerakan
kaum nasionalis, dan mencegah gerakan "bawah tanah"
yang dilakukan kaum nasionalis
Organisasi Semi Militer
1. Seinendan (29 April 1943)
Tujuan : pasukan cadangan untuk mendukung Jepang di
Perang Asia Timur Raya
Syarat : Usia 15 - 25 stlh itu diubah menjadi 14-22
Pembina : Naimubu Bunkyoku (Departemen Urusan Dalam
Negeri bagian Pengajaran, Olahraga, dan Seinendan
2. Keibodan (29 April 1943)
Tujuan : melaksanakan tugas kepolisian
Syarat : laki laki umur 20-35 stlh itu diubah 26-22
Pembina : Dewan Kepolisian (Keimubu
Dibentuk sampai tingkat desa karena pemuda desa belum
terpengaruh pemikiran dan pergerakan kaum nasionalis
3. Fujinkai (Agustus 1943)
Pekerjaan : penyuluhan kesehatan di kampung kampung
dan berbagai kegiatan mengentaskan permasalahan
sosial ekonomi pada masa itu
Anggota : wanita
Pendiri : istri pegawai daerah
Ketua : Ny. Sunaryo Mangunpuspito
4. Barisan Pelopor (1 November 1944)
Berada dibawah Jawa Hokokai untuk memudahkan kontrol
terhadap aktivitasnya
Anggota : seluruh pemuda berpendidikan rendah /
bahkan tidak sama sekali, bersifat heterogen agar
mampu menimbulkan semangat solidaritas dan kebangsaan
Pendiri : Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat)
Ketua : Soekarno, dibantu R.P Suroso, Otto
iskandardinata, dan Bunataran Martoadmodjo
5. Hizbullah (15 Desember 1944)
Pendiri : Jepang dan Masyumi
Tugas : Tentara cadangan (mempersiapkan pasukan,
membantu tentara jepang dalam perang, mengintai
musuh, dan memperkuat usaha untuk kepentingan perang
6. Gakukotai (15 Desember 1944)
Anggota : pelajar sekolah lanjutan
Latihan Gokukotai hanya sekali seminggu selama 2 jam
Organisasi Militer
1. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang) [April 1943]
Anggota : Pemuda berusia 18-25 tahun
Syarat: Berbadan sehat | berkelakuan baik |
pendidikan minimal SD
Heiho Bagian dari Angkatan Darat ataupun Angkatan
Laut Jepang
2. Pembela Tanah Air (PETA)
Dibentuk atas saran Panglima Jenderal Kumakichi
Harada
Kumakichi Harada membuat seolah oleh pemebntukan PETA
atas usul bangsa Indonesia
3 Oktober 1943 jepang mengeluarkan peraturan Osamu
Seirei Nomor 44

Perlawanan Rakyat Aceh


1942 di Cot Plieng, bayu, dekat Lhoksseumawe
Dipimpin Tengku Abdul Jalil
Sekreikei: kebijakan yang diterapkan dengan cara
membungkukan badan ke arah matahari terbit sebagai
bentuk penghormatan kepada kaisar jepang
Sekrekei memicu perlawanan kaum muslim di Aceh
Jepang berhasil menghancurkan masjid dan pertahanan
masyarakat cot plieng dalam serangan tsb pasukan tengku
abdul menyingkir ke gampong tengah
13 November 1942 Tengku Abdul Jalil wafat dalam
pertempuran
November 1944 muncul perlawanan pasukan giyugun
Pasuka giyugun dipimpin Tengku Hamid
Giyugun terjadi karena Tengku Hamid tidak setuju
terhadap praktik eksploitasi jepang terhadap tanah
pertanian rakyat dan pengerahan romusa
Perlawanan tersebut berakhir karena Jepang mengancam
akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak
bersedia menyerah
Perlawanan Rakyat Singaparna

Penyebab : Kebijakan Sekreikei dan kebijakan pengerahan


romusa
Dipimpin : K.H. Zainal Mustafa
Diawali dengan aksi boikot seluruh kebijakan Jepang
K.H. Zainal Mustafa secara diam-diam membentuk ”Pasukan
Tempur Sukamanah” yang dipimpin oleh Najminudin
Awal Februari 1994, Jepang mengadakan perundingan
dengan K.H. Zainal Mustafa
Perundingan tersebut memicu bentrokan yang menyebabkan
tentara Jepang akhirnya mundur ke Tasikmalaya
25 Februari 1944 setelah shalat Jumat terjadi
pertempuran sengit antara pengikut K.H. Zainal Mustafa
dengan pasukan Jepang
K.H. Zainal Mustafa berhasil ditangkap dan dibawa ke
Tasikmalaya. Selanjutnya, dibawa ke Jakarta untuk
menerima hukuman mati.
Perlawanan Rakyat Indramayu
Penyebab : adanya penyetoran senagian hasil padi dan
perekrutan romusa
Perlawanan dimulai April 1944 dipimpin Haji Madriyan
Awalnya perlawanan hanya terjadi di Distrik Karangampel
lalu perlawanan juga muncul di Distrik Cidempet,
Lohbener

Perlawanan Rakyat Kalimantan


Perlawanan dilakukan oleh suku Dayak yang dipimpin Pang
Suma.
Penyebab : kebijakan pengerahan romusa, aksi
pemerkosaan terhadap penduduk suku Dayak, Jepang
merampas harta benda milik penduduk suku Dayak untuk
keperluan perang, dan Jepang juga merekrut penduduk
lokal untuk mata- mata
Tujuan perekrutan mata mata: agar Jepang mampu
meminimalkan usaha pemberontakan yang mungkin
dilancarkan masyarakat Dayak
Dalam perlawanannya Pang Suma memanfaatkan keuntungan
alam, seperti hutan belantara dan sungai di Kalimantan
Berakhirnya: karena adanya penduduk lokal yang menjadi
mata-mata Jepang dan menginfokan strategi pergerakan
pasukan Pang Suma sehingga pasukan Pang Suma mengalami
kekalahan.
Juli 1945 Pang Suma gugur dalam pertempuran terbuka
jepang dan masyarakat dayak

Perlawanan Rakyat Papua


Berkaitan dengan munculnya gerakan koreri, berpusat di
Biak
Dipimpin: L.Rumkorem
Penyebab: kekecewaan Mayarakat Papua terhadap
ketidakadilan Jepang di Papua
Tujuan: Menolak segala bentuk pengaruh asing di wilayah
Papua
Jepang kalah melawan kegigihan Papua dan akhirnya
meninggalkan Biak
Perlawanan meluas hingga ke Papua Selatan salah satunya
di Yapen Selatan
Perlawanan Yapen dipimpin Silas Papare
Papua berhasil mebgusir Jepang dari Papua

Perlawanan Peta di Blitar


Penyebab: pemerasan ekonomi, rendagnya status perwira
peta, dan pengerahan Romusa
Dikenal dengan nama "Pemberontakan Tentara Peta Blitar"
Dipimpin: Shodanco Supriyadi
Terjadi pada 14 Februari 1945
29 Februari 1945 Shodanco Supriyadi dibantu Shodanco
Muradi memimpin perlawanan
Jepang menggunakan strategi tipu muslihat
Komandan pasukan jepang, Kolonel Katagiri berpura pura
menyerah, akhirnya Jepang mengepung pasukan PETA dan
melucuti senjata, kemudia ditaawan dan diangkut ke
markas Kenpetai Blitar, selanjutnya dibawa ke Mahkamah
Militer Jepang di Jakarta
Dampak Pendudukan Jepang dalam Bidang Politik
Mengubah istilah isltilah dalam tatanan atau struktur
pemerintahan
Berusaha menjalin kerja sama dengan tokoh nasionalis
untuk menarik simpati dan dukungan
Menghapus semua organisasi pergerakan nasional yg
muncul pada masa belanda, lalu menggantikannya
Membentuk Dewan Pertimbangan Pusat (Chuo Sangi In) dan
Dewan Pertimbangan Daerah (Chuo Sangi Kai)
Sejak 1943 penambahan personel hanya berlaku di Jawa
yang berkedudukan sebagai Pusat Kegiatan Politik

Dampak Pendudukan Jepang dalam Bidang Sosbud dan Ekonomi


1. DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI
Berawal dari: Jepang mengadakan mobilisasi massa
sebagai tenaga romusa karena adanya kebutuhan tenaga
romusa diluar pulau jawa dan diluar indonesia
Akibatnya: kemakmuran semakin jauh dari harapan bangsa
indonesia
Timbul berbagai penyakit yang mengakibatkan tingginya
angka kematian
Produktivitas petani mengalami penurunan
Petani tidak lagi bekerja untuk mencukupi kebutuhannya,
tetapi memenuhi kepentingan jepang
2. DAMPAK BUDAYA
Berawal dari: Jepang sangat anti terhadap budaya barat
Jepang berusaha mengembangkan budayanya dengan cara
menginternalisasi kebudayaan jepang ke dalam kebudayaan
indonesia
jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan
menjadikan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi di
seluruh pelosok Indonesia

Dampak Pendudukan Jepang dalam Bidang Pendidikan


Pendidikan mengalami peurunan signifikan
Angka pendidikan menurun karena tingginya kebutuhan
kebutuhan tenaga kerja
Tujuan Jepang menyelenggarakan pendidikan: menanamkan
jiwa metrialisme dan kesetiaan terhadap jepang dalam
menghadapi perang asia timur raya (perang pasifik)
Munculnya Janji Kemerdekaan
Perdana Mentri Kaiso memberi janji kemerdekaan karena
kedudukan jepang semakin terdesak dalam perang pasifik
sejak 1943
Janji kemerdekaan dikeluarkan untuk menarik simpati
bangsa indonesia agar bersedia membantu jepang dalam
perang pasifik dan tidak melakukan perlawanan
Kebijakan yang dikeluarkan jepang setelah janji kaiso
a. Pemerintah jepang mengizinkan pengibaran bendera
merah putih berdampingan dengan bendera jepang
(hinomaru)
b. Pemerintang jepang mengizinkan bangsa indonesia
mengumandangkan lagu Indonesia Raya setelah lagu
kebangsaan jepang (kimigayo)
c. Pemerintah jepang menjadikan bahasa indonesia sebagai
pengantar di sekolah, kantor pemerintahan, dan media
massa
BPUPKI
BPUPKI diumumkan oleh Letnan Jenderal Kumakichi Harada
pada 1 Maret 1945
Dibentuk untuk mempelajari dan menyelidiki segala hal
penting yang berkaitan dengan pembentukan negara
Indonesia yang merdeka
Diketuai Radjiman Wediodiningrat
Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 29 Mei–1 Juni
1945
Rancangan dasar negara Indonesia menurut Muhammad Yamin
yaitu Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
31 Mei 1945 giliran Soepomo menyampaikan pandangannya
mengenai dasar negara Indonesia
Rancangan dasar negara menurut Soepomo yaitu Persatuan,
Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan
Keadilan Sosial
Soekarno kemudian merumuskan lima prinsip dasar negara
Indonesia dengan nama ”Pancasila”
Rumusan soekarno atas Nasionalisme (Kebangsaan
Indonesia); Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan;
Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial;serta
Ketuhanan yang berkebudayaan (Ketuhanan Yang Maha Esa)
BPUPKI membentuk panitia kecil yang bertugas membahas
ketiga rancangan dasar negara yang disampaikan Muh.
Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Panitia kecil tersebut kemudian membentuk Panitia
Sembilan yang beranggotakan Soekarno, Moh. Hatta, Muh.
Yamin, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, Abdul Kahar
Muzakir, Wachid Hasyim, Agus Salim, dan Abikusno
Cokrosuyoso
Rumusan dasar negara yang dihasilkan oleh Panitia
Sembilan oleh Muhammad Yamin disebut ”Piagam Jakarta”
atau ”Jakarta Charter”
Rancangan itu diterima secara bulat dan sepakat untuk
dimatangkan dalam sidang kedua BPUPKI pada 10 Juli
1945. Sidang kedua BPUPKI berakhir pada 16 Juli 1945.

PPKI
7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang
BPUPKI dibubarkan karena dianggap terlalu cepat
mewujudkan kehendak Indonesia untuk merdeka
pada 7 Agustus 1945 Jepang membentuk PPKI bersamaan
dengan pembubaran BPUPKI
Tugas: melanjutkan pekerjaan BPUPKI untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan pelaksanaan kemerdekaan
atau pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada Indonesia
dan mempersiapkan segala sesuatu yang mencakup masalah
ketatanegaraan dan pemerintah setelah Indonesia merdeka.
Latar Belakang Masuknya Jepang
Diawali dengan Perang Dunia II yang terjadi di dua benua, di
Eropa Nazi Jerman yang melawan sekutu dan di Asia Jepang yang
melawan sekutu. Perang dunia II yang terjadi di Asia dikenal
dengan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.Perang Asia
Timur Raya dimulai pada saat dengan mendadak Jepang menyerang
pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor,
Hawai pada tanggal 7 Desember 1941. Disebutkan bahwa pasukan
tentara Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Yamamoto bergerak
menuju selatan, termasuk ke Indonesia. Setelah penyerangan
Pearl Harbor, seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda
mengumumkan perang dengan Jepang.

pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada saat pendaratan


tentara Jepang pada tanggal 11 Januari 1942 di Tarakan,
Kalimantan Timur. Selang beberapa minggu tepatnya tanggal 1
Maret 1942, tentara yang dipimpin Jenderal Imamura berhasil
mendarat di tiga tempat di pulau Jawa yakni Teluk Banten,
Kragan Jawa Timur, dan Eretan Jawa Barat. Tanggal 5 Maret
1942, kota Batavia sebagai pusat pemerintahan pulau Jawa
jatuh ke tangan Jepang.8 Maret 1942 merupakan hari dimana
Belanda menyerah secara resmi kepada Jepang. Penyerahan
kekuasaan yang dilakukan sekutu kepada Jepang terjadi di
Kalijati, Subang, Jawa Barat. Setelah upacara penyerahan
tersebut, secara resmi Indonesia di bawah kekuasaan bangsa
Jepang.

Kedatangan Jepang mengusir Belanda dari wilayah Indonesia


bukan untuk membebaskan rakyat Indonesia, melainkan ada
maksud tertentu. Beberapa alasan tersebut karena Indonesia
kaya akan hasil tambang sehingga bisa menjadi pemasok
keperluan perang, Indonesia memiliki bahan mentah yang bisa
memenuhi kebutuhan industri dalam negeri Jepang, dan juga
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang banyak sehingga
bisa mendukung usaha Jepang.Selain itu juga disebutkan jika
alasan Jepang menduduki Indonesia adalah untuk mewujudkan
Hakko Ichi-u, yaitu sebuah pembentukan imperium yang meliputi
bagian besar dunia yang dipimpin oleh Jepang. Jepang juga
menduduki Indonesia untuk kepentingan migrasi, hal ini
dikarenakan wilayah Jepang yang sempit dengan jumlah penduduk
yang banyak sehingga butuh tempat yang luas untuk pemerataan
penduduknya.
Reaksi bangsa Indonesia ketika Jepang datang ke Indonesia
Pada awalnya kedatangan pihak Jepang ini disambut baik oleh
masyarakat Indonesia, karena adanya iming-iming beberapa
ajaran seperti Shintoisme yang mempunyai tujuan baik bagi
semua manusia. Kesempatan emas tersebut tentu saja tidak
disia-siakan oleh Jepang untuk mengambil simpati Rakyat
Indonesia dengan membuat beberapa propaganda.Adapun
propaganda yang dilakukan Jepang diantaranya adalah:
a. Membuat slogan Tiga A: Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelingdung Asia, Nippon Pemimpin Asia. yang berarti Jepang
adalah pemimpin Asia, Jepang adalah pelindung Asia, dan
Jepang adalah cahaya Asia.
b. Penduduk pribumi diangkat sebagai Pegawai Administrasi
Pemerintahan.
c. Tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir
yang sebelumnya diasingkan Belanda dibebaskan oleh Jepang.
d. Pengibaran bendera merah putih dan pengumandangan lagu
"Indonesia Raya" diizinkan.
e. Penggunaan bahasa Indonesia dalam urusan formal dan non-
formal serta pelarangan penggunaan bahasa Belanda.
f. Kepercayaan masyarakat Jawa terhadap ramalan Jayabaya.

kebijakan politik Jepang di Indonesia


Membuat sebuah gambaran bahwa Jepang merupakan saudara
melalui program gerakan 3A
Penduduk Indonesia dapat menduduki jabatan di pemerintahan.
Di jalankannya politik Dumpling
Pemerintah Jepang mengkhususkan warga Indonesia di bidang
militer dengan didirikannya Peta, PUTERA, dan Jawa HOKOKAI.
kebijakan militer Jepang di Indonesia
Jepang membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah
kekuasaan. Pembagian wilayah tersebut bertujuan
mengonsolidasi pertahanan dalam mengantisipasi serangan
balasan dari Jenderal MacArthur yang berkuasa di Papua
Nugini. Pembagian pemerintahan militer pada masa pendudukan
Jepang di Indonesia adalah.
a. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara ke-25
(Tomi Shudan) yang menguasai Pulau Sumatra dengan pusat di
Bukittinggi.
b. Pemerintah militer Angkatan Darat, yaitu Tentara ke-16
(Asamu Shudan) yang menguasai Pulau Jawa dan Madura dengan
pusat di Jakarta.
c. Pemerintah militer Angkatan Laut, yaitu Armada Selatan ke-
2 yang menguasai Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan
pusatnya di Makassar.
Pemerintahan militer pada masa pendudukan Jepang hanya bersifat
sementara. Susunan pemerintahan militer pada masa pendudukan
Jepang sebagai berikut.
a. Gunshireikan (panglima tentara) sering disebut saiko
shikikan (panglima tertinggi). Gunshireikan merupakan
pucuk pimpinan pemerintahan militer Jepang di Indonesia.
b. Gunseikan (kepala staf militer) yang berfungsi sebagai kepala
staf. Di lingkungan gunseikan terdiri atas lima
bu(departemen).yaitu Somobu(Departemen Dalam Negeri); Zaimubu
(Departemen Keuangan); Sangyobu (Departemen Perusahaan,
Industri, dan Kerajinan Tangan); Kotsubu (Departemen Lalu
Lintas); serta Shihobu (Departemen Kehakiman).
c. Gunseibu yang bertugas sebagai koordinator pemerintahan
militer.
Pemerintah militer juga bertugas mengatur kehidupan rakyat.
Sebagai contoh, pada 1 April 1942 pemerintah Jepang mengeluarkan
Osamu Seirei (undang-undang yang dikeluarkan Panglima Militer
Angkatan Darat ke-16) Nomor 4 yang berisi ketetapan sebagai
berikut:
a. Hanya bendera Jepang, yang boleh dikibarkan pada hari-hari
besar. Selain itu, hanya lagu kebangsaan Jepang ”Kimigayo”
yang boleh diperdengarkan.
b. Menetapkan pemakaian waktu Jepang. Rakyat Indonesia juga
diwajibkan merayakan hari raya Tencosetsu, yaitu hari
kelahiran Kaisar Hirohito.
c. Menetapkan mata uang Hindia Belanda sebagai mata uang yang
berlaku bagi kepentingan jual beli dan pembayaran. Selain
itu, Jepang melarang pemakaian mata uang lain untuk
kegiatan transaksi.
kebijakan ekonomi Jepang di Indonesia
Sistem ekonomi yang diterapkan pemerintah Jepang pada masa
kekuasaan di Indonesia disebut ekonomi perang. Ekonomi perang
dapat diartikan bahwa segala kegiatan ekonomi dilakukan untuk
kepentingan perang. Sistem ekonomi perang yang diterapka
Jepang di Indonesia memiliki tujuan:
1. Menguasai dan memperoleh sumber bahan mentah, terutama minyak
bumi yang diperlukan untuk kelangsungan perang.
2. Memotong garis suplai musuh yang bersumber dari Indonesia.
Pelaksanaan sistem ekonomi perang dimulai pada 1942.

Pelaksanaan sistem ekonomi perang dimulai pada 1942. Pada saat


itu panglima Angkatan Darat ke-16 mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 322/1942 yang menyatakan bahwa perkebunan kopi, karet, dan
teh ditempatkan di bawah pengawasan langsung gunseikan. Untuk
meringankan tugas gunseikan dalam mengawasi perkebunan, Jepang
membentuk badan yang bernama Saibi Kigyo Kanrikodan (SKK). badan
ini juga bertindak sebagai pelaksana pembelian dan penentuan
harga penjualan hasil perkebunan serta memberikan kredit kepada
perkebunan yang akan direhabilitasi.

Seiring perkembangan industri gula, Jepang juga mulai


mengembangkan perkebunan tebu. Meskipun sebagian pabrik gula
telah ditutup oleh Belanda, industri gula tetap diteruskan
dengan modal swasta Jepang. Untuk mengawasi industri gula,
Jepang membentuk sebuah badan yang bernama Togyo Rengokai
(Persatuan Perusahaan Gula). Memasuki 1944 pemerintah Jepang
menganggap kebutuhan gula di Jawa telah mencukupi. Oleh karena
itu, gunseikan mengeluarkan peraturan yang melarang rakyat
menanam tebu dan memproduksi gula. Untuk membatasi produksi
gula, pemerintah Jepang mengubah fungsi pabrik gula menjadi
pabrik senjata atau industri perang lain.

Dampak lain dari sistem ekonomi perang adalah setiap wilayah di


Indonesia harus melaksanakan sistem autarki. Dalam sistem
autarki setiap daerah harus memenuhi kebutuhannya sendiri dan
harus dapat memenuhi kebutuhan perang. Laut). Sistem ekonomi ini
menyebabkan keadaan ekonomi semakin parah. Bahkan, pada 1944
kekurangan sandang dan pangan terjadi di beberapa tempat.
Pemerintah Jepang berusaha mengatasi masalah tersebut dengan
membuka lahan baru. Rakyat juga diminta menebang tanaman kopi
dan teh serta mengganti dengan tanaman pangan seperti padi dan
jagung. Dalam perkembangannya, pemerintah Jepang menentukan
kuota beras yang harus diserahkan sebagai setoran wajib melalui
Beikoku Seimeigyo Kumiai (Kumiai penggilingan padi).
kebijakan sosbud Jepang di Indonesia
Kebijakan Jepang di bidang sosia1.
Membentuk Rukun Tetangga (RT).
Tanarigumi (RT) yang dibentuk dengna tujuan supaya menggalang
dan memobilisasi tenaga yang sangat besar dari kalangan
masyarakat. Tugas mereka yaitu membuat benteng-benteng
pertahanan, lapangan pesawat terbang darurat, jalan, dan
jembatan.
Pembentukan tenaga Romusha.
Sistem tenaga kerja paksa mempunyai tugas membantu Jepang.
Tenaga romusha juga dikirim sampai ke luar negeri, seperti
Malaysia, Myanmar, Serawak, Thailand, dan Vietnam. Tenaga
romusha tidak diberi makan dan minum, dan juga jaminan
kesehatan.
Kebijakan sosial di bidang pendidikan.
Sekolah Dasar (Gokumin Gakko) untuk semua warga masyarakat
tanpa membedakan status sosialnya. Belajar di SD selama enam
tahun.Sekolah menengahterdiri dari : Shoto Chu Gakko (SMP)
dan Chu Gakko (SMA).Dibangun Sekolah Pertukangan (Kogyo
Gakko), Sekolah Teknik Menengah (Kogyo Sermon Gakko), dan
Sekolah Guru yang dibedakan menjadi tiga tingkatan. Tidak ada
pendidikan universitas. Akan tetapi Jepang membangun Sekolah
Tinggi Kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta, Sekolah Tinggi
Teknik (Kagyo Dai Gakko) di Bandung. Kedua Sekolah Tinggi itu
merupakan kelanjutan pada zaman Belanda. Untuk menyiapkan
kader pamong praja diselenggarakan Sekolah Tinggi Pamongpraja
(Kenkoku Gakuin) di Jakarta.
Penggunaan Bahasa Indonesia.Tahun 1942
Jepang tidak mengizinkan Bahasa Belanda digunakan dan
menggantinya dengan Bahasa Indonesia. Tahun 1943 semua
tulisan yang berbahasa Belanda diganti tulisan berbahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi pada
instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Pada masa 1943
lahir sejumlah tokoh-tokoh sastra Indonesia antara
lain:Armin Pane,Abu Hanifah (El Hakim), dan Chairil Anwar

Kebijakan di bidang budaya:


terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di samping bahasa
Indonesia. Rakyat juga diharuskan membungkukan badan kearah
timur sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang pada setiap
pagi hari (Seikerei).
dampak positif dan negatif pendudukan Jepang bagi bangsa Indonesia
Dampak Positif:
1. Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa
komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia
mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
2. Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau
ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain
menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama
Batavia menjadi Jakarta.
3. Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati
pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan
agar Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat
Indonesia.
4. Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang
bertujuan untuk kepentingan bersama.
5. Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun,
dan SLTA.
6. Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah
7. Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line
system (sistem pengaturan bercocoktanam secara efisien) yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
8. Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia.
9. Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-
pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun
oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang
dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya
pemerintah kolonial Belanda.
10.Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon-sentris dan
diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Dampak Negatif:
1. Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial
warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya
yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,sosial,
ekonomi, dan kesejahteraan warga.
2. Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa)
untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
3. Ekploitasi segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam,
dan minyak demi kepentingan perang. Akibatnya beras dan
berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak
rakyat yang menderita kelaparan.
4. Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknya
uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan
terjadinya inflasi.
6.Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang
menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar
daerah.Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang
menyebar polisi khusus dan intelijen dikalangan rakyat
sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas
melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap,
bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh
sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan.
7.Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen,
semuanya di bawah pengawasanJepang.
8.Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang
parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
9. Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan
Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa
mustahil.
10.Banyak guru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa
itu sehingga menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara
tajam.

akhir pendudukan bangsa Jepang di Indonesia


Hingga akhir tahun 1943, kedudukan Jepang dalam perang Asia
Pasifik mulai terdesak. Posisi seperti itu yang akhirnya
berdampak pada penjajahan Jepang di Indonesia.Di beberapa
tempat, tentara Jepang menderita kekalahan dari pasukan Sekutu.
Pada akhirnya, Amerika Serikat (AS) berhasil menjatuhkan bom di
kota Hirosima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945).Dua
bom tersebut berhasil melumpuhkan kondisi politik dan ekonomi di
Jepang. Oleh karena itu, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Sesudah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu tanggal 14


Agustus 1945, Indonesia berada dalam keadaan Vacuum of Power
(kekosongan kekuasaan).Pada saat itu, tidak ada satupun
pemerintahan yang berkuasa di Indonesia. Di satu sisi, Jepang
telah menyatakan kalah kepada sekutu. Di sisi lain, pihak Sekutu
sebagai pemenang perang belum sempat menggantikan kedudukan
Jepang di Indonesia.Situasi vacuum of power itu merupakan
peluang yang sangat baik bagi bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Gerakan Tiga A
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)
Jawa Hokokai
Tujuan didirikan organisasi tsb: mengakomodasi gerakan
kaum nasionalis, dan mencegah gerakan "bawah tanah"
yang dilakukan kaum nasionalis

Alasan Jepang tidak membubarkan MIAI


Alasan jepang membubarkan seluruh organisasi pergerakan
kemerdekaan (kecuali MIAI) karena demi mendukung gerakan
fasisme jepang itu sendiri. Sedangakan pergerakan yang
timbul sbelumnya dianggap terpengaruh oleh paradigma
pergerakan yang bersifat barat (eropa). Hal itu
bertemtangan dengan visi jepang yang ingin membentuk
kesatuan Asia Raya atau non/anti Barat. Sedangkan Majelis
Islam A'laa Indonesia (MIAI) yang diagas oleh KH Mas
Mansyur adalah organisasi yang gerakannya anti Barat.
Oganisasi ini berdiri pada masa penjajahan yakni pada 1937
di Suarabaya. Karena sedari awal organisasi ini sering
menentang kebijakan Belanda yang Eroapsentris maka
organisasi ini dibiarkan eksistensinya. Meski demikian
gerakan ini tetap dibatasi ruang geraknya oleh pemerintah
Jepang.

Anda mungkin juga menyukai