Anda di halaman 1dari 27

PROSES BERAKHIRNYA

KEKUASAAN BELANDA DAN


MASUKNYA SERTA PROSES
BERAKHIRNYA KEKUASAAN
JEPANG

Disusun Oleh :
Bintang Permadi Putra (5)
Dimas Nugraha Kuspatria (8)
Erlan Fauzi Reza (10)
Savina Dwi Ardista (31)
Shahira Shifa Dichsa (32)
Shofiya Nurul Azizah (33)
PROSES BERAKHIRNYA
KEKUASAAN BELANDA
DI INDONESIA

 Jum’at 1 Maret 1942, terjadi pertempuran antara Jepang dan


Belanda.

 Pada tanggal 5 Maret 1942, seluruh detasemen tentara Jepang yang


ada di Kalijati disiapkan untuk menggempur pertahanan Belanda di
Ciater dan selanjutnya menyerbu Bandung.

 Pada tanggal 6 Maret 1942, panglima angkatan darat Belanda Letnan


Jendral Ter Poorten memerintahkan komandan pertahanan Bandung
Mayor Jendral J. J. Pesman agar tidak mengadakan pertempuran di
Bandung dan menyarankan untuk berunding mengenai penyerahan
pasukan yang berada di garis utara-selatan yang melalui Purwakarta
dan Sumedang.
PROSES BERAKHIRNYA
KEKUASAAN BELANDA
DI INDONESIA
 tanggal 7 Maret 1942 sore hari, Lembang pun jatuh ke tangan tentara
Jepang. Di Bandung, Ter Poorten dan Gubernur Tjarda sepakat mengutus
Mayor Jendral Pesman, menghubungi komandan tentara Jepang untuk
berunding. Namun utusan Belanda itu ditolak Panglima Imamura.

 Jendral Imamura yang telah dihubungi Kolonel Shoji segera


memerintahkan kepada bawahannya itu agar mengontak Gubernur
Jendral Tjarda van Stankenborgh Stachouwer untuk berunding di Subang
pada tanggal 8 Maret 1942 pagi.

 Jendral  Imamura mengeluarkan peringatan bahwa “bila pada tanggal 8


Maret 1942 pukul 10.00 pagi para pembesar Belanda belum juga
berangkat ke Kalijati maka Bandung akan dibom sampai hancur.”
PROSES BERAKHIRNYA KEKUASAAN BELANDA DI
INDONESIA
 Ketika itu Imamura mengatakan bahwa bila Belanda tidak mau menyerah tanpa
syarat dalam perundingan, pertemuan itu tidak ada gunanya.Dia mempersilakan
Ter Poorten kembali ke Bandung sambil memberi kesempatan terakhir hanya 10
menit. Jika masih tidak sepakat juga, maka Bandung akan dihujani bom.

 Rentang waktu 10 menit itulah yang sangat menentukan antara panglima


Imamura dan panglima Ter Poorten terjadi tanya jawab cukup singkat. Dua
kalimat singkat terakhir antara keduanya menjadi catatan sejarah.

 Imamura: “Apakah tuan bersedia menyerah tanpa syarat?”


 Ter Poorten : “Saya menerima untuk seluruh wilayah Hindia-Belanda.”

 Jawaban akhir Letnan Jendral Ter Poorten mengahiri kekuasaan Belanda di


Indonesia.Dalam waktu singkat, secara resmi Belanda menyerah tanpa syarat dan
menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Hindia-Belanda kepada Jepang.
KEDATANGAN JEPANG
KE INDONESIA

 Tanggal 8 Desember 1942 Jepang menyerang pangkalan AL Amerika


serikat di Pear Harbaur

 Sekutu membalas Agresi Jepang dengan membentuk pasukan


gabungan ABDACOM (American British Dutch Australian Command)
yang bertugas melawan agresi Jepang di Asia fasifik di pimpin Jend
Terporthen.

 PERJANJIAN KALIJATI
Belanda menyerahkan wilayah jajahan atas Indonesia kepada Jepang
tanpa syarat di Kalijati jabar tg 8 Maret 1942 yang disebut perjanjian
Kalijati.
AWAL PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Masuknya Jepang ke Indonesia, awalnya disambut gembira oleh para


pejuang kemerdekaan waktu itu. Jepang dianggap sebagai saudara
tua, sesama Asia yang membantu mengusir Kolonial Belanda .
Namun, sesaat setelah Jepang mendarat di Hindia Belanda
(Indonesia-saat ini), ternyata Jepang berbuat yang tak kalah licik dan
bengisnya dari Kolonial Belanda
MACAM-MACAM KEBIJAKAN JEPANG DI
INDONESIA

 Jepang membentuk Pemerintahan Militer


Pemerintahan Jepang di Indonesia kemudian membentuk
Pemerintahan Militer di seluruh kepulauan wilayah Indonesia bekas
Hindia Belanda itu wilayahnya dibagi menjadi 3 wilayah Pemerintahan
Militer :
◦ Pemerintahan Militer Angkatan Darat(Gunseibu)
Membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia . Dipimpin oleh Hitoshi
Imamura.
◦ Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Rikuyun)
Membawahi Sumatera dengan pusat BukitTinggi (Sumatera Barat).
Dipimpin oleh Jendral Tanabe.
◦ Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Kaigun)
Membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.
dipimpin Laksamana Maeda.
 Jepang membentuk Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang
bersifat militer, Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil. Pada
bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem
pemerintahan antara lain :
◦ Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah.
◦ Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta
tokubetsushi.

 Jepang Mengadakan Pergerakan Romusha


Romusha adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan
secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942
hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943
pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim
untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara
ORGANISASI-ORGANISASI ZAMAN PENDUDUKAN
JEPANG
• Organisasi Sosial Bentukan Jepang
 Gerakan Tiga A
 Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
 Jawa Hokokai
 Masyumi
 Cuo Sangi In

• Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang


 Seinendan (Barisan pemuda)
 Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
 Fujinkai (Barisan Wanita)
 Syuisyitai (Barisan Pelopor)
 Hizbullah

• Organisasi Militer Bentukan Jepang


 Heiho
 PETA
Organisasi Sosial Bentukan Jepang

 Gerakan Tiga A
didirikan pada tanggal 29 Maret 1942
Pelopor gerakan Tiga A ialah Shimizu Hitoshi. Ketua Gerakan Tiga A
dipercayakan kepada Mr. Syamsuddin
Tujuan dibentukya perkumpulan ini yaitu :
1. Menjadi wadah propaganda (pemberi doktrinasi kepada masyarakat
Indonesia).
2. Agar rakyat Indonesia dengan sukarela menyumbangkan tenaga bagi
kekuatan Jepang di bidang militer.
3. Menanamkan kepercayaan rakyat bahwa Jepang adalah pelindung dan
pemimpin Asia.

 Pusat Tenaga Rakyat (Putera)


didirikan pada 1 Maret 1943
Putera dipimpin oleh tokoh-tokoh nasional yang sering disebut Empat
Serangkai, yaitu Soekarno (ketua),Mohammad Hatta (anggota), K.H. Mas
Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara (anggota).
Tujuan Putera adalah memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk
membantu Jepang menghadapi Sekutu (dalam Perang Dunia II).
 Jawa Hokokai
dibentuk oleh Jepang pada1 Maret 1944
Pemimpin tertinggi perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarnomenjadi penasihat utamanya.
Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang.

 Masyumi
dibentuk pada tanggal 24 Oktober 1943
Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur.
Tujuan Organisasi Masyumi partai politik yang dimiliki oleh umat Islam dan sebagai partai penyatu
umat Islam dalam bidang politik.

 Cuo Sangi In
Cuo Sangi In atau Badan Pertimbangan Pusat dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang.
Pada awalnya badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia. Akan tetapi,
justru oleh para pemimpin pergerakan nesional dimanfaatkan untuk mengimbangi politik Jepang.
Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang

 Seinendan (Barisan pemuda)


  Dibentuk pada tanggal 9 Maret 1943.
Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendidik dan melatih pemuda
agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya.
 
 Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
  Dibentuk pada tanggal 9 Maret 1943.
Pembentukan Keibondan tersebut tampak bahwa pemerintah pendudukan Jepang
berusaha agar tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis.
Merupakan Barisan Pembantu Polisi, untuk anak laki-laki berumur 20-25 tahun.
 
 Fujinkai (Barisan Wanita)
  Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943.
Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan dengan cara memngumpukan dana
wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang.
 
 
 Syuisyitai (Barisan Pelopor)
  Dibentuk pada tanggal 1 November 1944.
Dipimpin oleh Ir. Soekarno, sedangkan wakilnya yaitu R.P Suroso, Otto Iskandardinatadan dr.
Buntaran Martoatmojo.
Organisasi ini menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk menanamkan sara
nasionalisme.
 
 
 Hizbullah
Hizbullah dibentuk pada tanggal 15 Desember 1944.
Merupakan pasukan suka relawan pemuda Islam yang dalam istilah Jepangnya disebut
Kaikyo Seinen Teishintai.
Tugasnya adalah sebagai pemuda Islam dan sebagai tentara cadangan dengan tugas dan
program.
Organisasi Militer
Bentukan Jepang

 Heiho
dibentuk pada bulan April 1943
Heiho merupakan organisasi prajurit pembantu tentara Jepang pada masa
perang dunia II, dibentuk bertujuan untuk membantu tentara Jepang
berperang melawan sekutu.
 
 PETA
Dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944
Merupakan pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan militer
secara khusus.
Tokoh :Supriyadi, Ahmad yani, Jendral Sudirman, Gatot Subroto.
Anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang mendapat pendidikan
militer Jepang.
PETA bertugas mempertahankan tanah air Indonesia.
C. USAHA PERLAWANAN TERHADAP
JEPANG
1. Perlawanan rakyat diberbagai daerah
a) Perlawanan Rakyat Aceh
Terjadi pada tanggal 10 November 1942 yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil.
Perlawanan ini dilakukan akibat penindasan Jepang terhadap rakyat Cot Plieng,
Aceh. Dalam perlawanan ini, Tengku Abdul Jalil tertangkap dan tertembak mati.

b) Perlawanan Singaparna, Jawa Barat


Terjadi pada tanggal 25 Februari 1944 yang dipimpin oleh K.H Zainal Mustofa.
Jepang memaksa agar K.H Zainal Mustofa beserta pengikutnya melakukan
penghormatan dengan cara membungkukan badan ( Seikerei ) kepada Kaisar
Jepang yang dianggap sebagai dewa. Dan K.H Zainal Mustofa menolak karena
bertentangan dengan ajaran Islam.
c) Perlawanan rakyat Lohbener dan Sindang, Jawa Barat.
Terjadi pada tanggal 30 Juli 1944 yang dipimpin oleh H. Mardiays,
H. Kartiwea dan Kiai Srengseng sebagai akibat penjajah Jepang
menyiksa rakyat di desa Cidempet kecamatan Lohbener secara
kejam.

d) Perlawanan rakyat Pontianak, Kalimantan Barat


Terjadi pada tanggal 16 Oktober 1944 yang dipimpin oleh para
pemuda yang akan melakukan perlawanan terhadap Jepang dengan
berkumpul terlebih dahulu di Gedung Medan Sepakat Pontianak.
Perlawanan ini terjadi karena Jepang melakukan pembunuhan
terhadap rakyat setempat.
2. Perlawanan tentara PETA terhadap Jepang

a) Perlawanan PETA di Blitar, Jawa Timur


Pada tanggal 14 Februari 1945, prajurit prajurit PETA di Blitar di bawah
pimpinan Supriyadi, melaksanakan perlawanan terhadap Jepang. Pemberontakan
PETA di Blitar di latar belakangi oleh semakin sulitnya kehidupan rakyat saat itu
dan juga keinginan merdeka. Upaya yang dilakukan Jepang untuk menghadapi
perlawanan PETA di Blitar yakni dengan menempatkan pasukan tentaranya
dilengkapi dengan tank tank dan pesawat terbang. Para pejuang PETA yang
tertangkap kemudian diadili dalam mahkamah militer Jakarta. Beberapa
diantaranya dihukum mati, seperti: dr. Ismail, Muradi, Suparyono, Halir
Mangkudidjaya, Sumanto dan Sudarmo. Supriyadi, sebagai pemimpin
pemberontakan tidak diketahui nasibnya. Kemungkinan Supriyadi berhasil
ditangkap Jepang kemudian dihukum mati sebelum diadili
b) Perlawanan PETA di Aceh
Pada bulan November 1944, meletus perlawanan Aceh terhadap Jepang yang
dipimpin oleh Teuku Hamid. Meskipun masih berusia sekitar 20 tahun, tetapi ia memiliki
keberanian memimpin dua peleton pasukan Giguyun untuk melawan Jepang dengan
cara keluar dari asrama Giguyun di jangka Buaya (Aceh), kemudian membentuk markas
pertahanan di lereng lereng gunung. Melihat perlawanan ini, pasukan Jepang bertindak
cepat dengan cara menyandera dan mengancam akan membunuh semua anggota
keluarga Teuku Hamid jika ia tidak menyerah, akhirnya Teuku Hamid pun terpaksa
menyerah.
c) Perlawanan PETA di Gumilir (Cilacap, Jawa Tengah)
Perlawanan ini dipimpim oleh Khusaeri, seorang budaneo (komandan regu).
Perlawanan yang direncanakan pada tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang, sehingga
Khusaeri di tangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati, tetapi
tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh sekutu.
3. Dampak Pendudukan Jepang di
Indonesia

Dampak positif dalam bidang politik:


 Di bentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari
sinilah muncul ide pancasila
 Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam politik.
 Mendukung semangat anti Belanda, sehingga secara tidak langsung Jepang ikut
mendukung semangat nasionalisme Indonesia

 Dampak negatif dalam bidang politik:


 Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi politik yang ada.
 Dilarangnya segala jenis rapat kegiatan politik
 Dampak positif dalam bidang ekonomi:
 Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
bersama.
 Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian, yaitu line sistem.
Sistem ini akan memberikan pengaturan bercocok tanam yang
efisien sehingga akan meningkatkan produksi pangan.

 Dampak negatif dalam bidang ekonomi:


• Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan
perang.
• Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian dan
pembekalan lainya tanpa kompensasi
• Terjadinya nifansi dan krisis ekonomi yang menyengsarakan
rakyat.
 Dampak positif dalam bidang sosial:
 Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah di
Indonesia
 Mulai berkembangnya tradisi kerjabakti melalui kinrohosi

 Dampak negatif dalam bidang sosial:


 Adanya praktik perbudakan wanita (Yugun Ianfu)
 Romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
 Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindakan kriminal seperti
perampokan dll.
d. Dampak positif dalam bidang budaya:

 Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan).


Fungsi lembaga ini adalah untuk mewadahi aktivitas kebudayaan
Indonesia
 Jepang sudah memberikan kebebasan menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa
penulisan, dsb.
 Dampak positif dalam bidang birokrasi dan militer:
 Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada pemuda
Indonesia dan mempersenjatakan pemuda demi keperluan perang
Jepang. Seperti mengikutsertakan pemuda ke organisasi Keibodan,
Heiho, PETA, Suisintai dll.

 Dampak negatif dalam bidang birokrasi dan militer:


 Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara Jepang karena
menghukum keras orang orang yang menyimpang / menentang dari
Jepang.
PROSES BERAKHIRNYA KEKUASAAN JEPANG
DI INDONESIA

Menjelang tahun 1945, posisi Jepang dalam Perang


Pasifik mulai terjepit. Jenderal Mac. Arthur, Panglima Komando
Pertahanan Pasifik Barat Daya yang terpukul di Filipina mulai
melancarkan pukulan balasan dengan siasat “ loncat kataknya”.
Satu persatu pulau pulau antara Australia dan Jepang
dapat direbut kembali. Pada bulan April 1944, sekutu telah
mendarat di Iria Barat. Kedudukan Jepang pun semakin
terdesak.
Keadaan semakin mendesak ketika pada bulan Juli 1944
Pulau Saipam pada gugusan Kepulauan Mariana jatuh ke
tangan sekutu.
Bagi sekutu pulau tersebut sangat penting karena jarak Saipan – Tokyo
dapat di capai oleh pesawat pengebom B 29 USA.

Hal itu menyebabkan kegoncangan dalam masyarakat jepang. Situasi Jepang


pun semakin buruk. Akibat faktor-faktor yang tidak menguntungkan tersebut,
menyebabkan jatuhnya kabinet Tojo pada tanggal 17 Juli 1944 dan digantikan
oleh Jenderal Kunaiki Koiso. Agar rakyat Indonesia bersedia membantu Jepang
dalam perang Pasifik, maka pada tanggal 7 September 1944 perdana Menteri
Kaiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari.
Janji ini dikenal sebagai janji kemerdekaan Indonesia.
Sebagai realisasi dan janji kemerdekaan yang telah di ucaokan oleh Kaiso, maka
pemerintahan pendudukan Jepang dibawah pimpinan jenderal Kumakich harada pada
tanggal 1 Maret mengumumkan pembentukan BPUPKI. Tugas BPUPKI adalah
mempelajari dan menyelidiki hal hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal
menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.

Setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus


1945 dan sebagai gantinya dibentuk PPKI.

Setelah itu keadaan Jepang semakin terjepit, dua kota Jepang dibom atom oleh sekutu.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, sebuah bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan
menewaskan 192.588 orang. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945, sekutu kembali
menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki. Akibat kedua kota tersebut dibom, Jepang
menjadi tidak berdaya dan pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu.

Anda mungkin juga menyukai