Anda di halaman 1dari 5

TAFSIR SURAH AL GHASIYYAH

1. ُ ‫َهلْ أَ َتا َك َحد‬


‫ِيث ا ْل َغاشِ َي ِة‬
“Sudahkah sampai kepadamu berita tentang (Hari Kiamat)?”

Ada beberapa pendapat di kalangan ahli tafsir tentang makna Al-Ghasyiyah


sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Qurthubi rahimahullah di dalam tafsirnya.
(lihat Tafsir Al-Qurthubi 20/25-26)

Pendapat pertama mengatakan bahwasanya Al-Ghasyiyah adalah salah satu nama hari
kiamat. Dan telah berlalu penjelasan bahwasanya nama-nama hari kiamat ada banyak,
dimana nama-nama tersebut menunjukkan sifat-sifat hari kiamat. Dan diantara
namanya adalah Al-Ghasyiyah yang secara bahasa artinya meliputi. Dinamakan
demikian karena kedahsyatan hari kiamat dan kengeriannya akan meliputi seluruh
makhluk pada saat itu. Ketika ditiupkan sangkakala yang pertama maka terjadilah
kegoncangan, kedahsyatan, kengerian, kehancuran alam semesta, dan semua ini
meliputi seluruh makhluk.

Pendapat kedua mengatakan bahwasanya Al-Ghasyiyah adalah salah satu nama


neraka. Oleh karena itu, Allah menggunakannya di dalam Al-Quran pada firman-Nya:

ٍ ‫َس َرابِيلُهُم ِّمن قَ ِط َر‬


‫ان َوتَ ْغ َش ٰى ُوجُوهَهُ ُم النَّا ُر‬
“Pakaian mereka dari cairan aspal, dan wajah mereka ditutupi oleh api neraka.” (QS
Ibrahim : 50)

Allah menggunakan kalimat  ‫َو َت ْغ َش ٰى‬


 yang artinya meliputi dan menutupi, sehingga
sebagian ulama mengatakan bahwasanya Al-Ghasyiyah artinya neraka jahannam,
sehingga makna ayat adalah Allah menanyakan apakah telah datang berita tentang
neraka jahannam, yang akan meliputi orang-orang yang disiksa dalam neraka
jahannam sampai wajah mereka tertutupi oleh api yang sangat panas. Dan memang
api neraka meliputi penghuninya dari segala sisi.

2. ‫ُو ُجوهٌ َي ْو َم ِئ ٍذ َخاشِ َع ٌة‬


“Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina”

Yaitu orang-orang kafir yang diadzab oleh Allah di dalam neraka jahannam. Sebagian
ahli tafsir menyebutkan bahwasanya pada hari tersebut mereka tertunduk terhina. Dari
wajah mereka akan timbul kekhusyu’an karena selama di dunia mereka tidak pernah
khusyu’ sama sekali. Mereka selama di dunia senantiasa dalam keadaan gembira dan
hidup berhura-hura. Inilah sifat orang-orang yang mendapatkan catatan amal dengan
tangan dari belakang. Sebagaimana penjelasan yang telah berlalu pada tafsir surat Al-
Insyiqaq. Allah berfirman:

َ ‫) فَ َس ْو‬10( ‫َوأَ َّما َم ْن أُوتِ َي ِكتَابَهُ َو َرا َء ظَه ِْر ِه‬


‫) َويَصْ لَ ٰى َس ِعيرًا‬11( ‫ف يَ ْد ُعو ثُبُورًا‬
)13( ‫ان فِي أَ ْهلِ ِه َم ْسرُورًا‬ َ ‫) إِنَّهُ َك‬12(
“(10) Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang; (11) maka
dia akan berteriak, “Celakalah aku!”; (12) Dan dia akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka); (13) Sungguh dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan
keluarganya (yang sama-sama kafir).” (QS Al-Insyiqaq : 10-13)

Demikianlah kondisi orang-orang kafir, mereka mengisi kehidupan mereka dengan


senang-senang, foya-foya, dan tertawa, tidak pernah timbul kekhusyu’an dalam hati
mereka. Tidak pernah terbetik dalam hati mereka untuk shalat, membayar zakat,
berhaji, tidak pula pernah terbetik tentang kedahsyatan dan kengerian hari kiamat.
Hanya hura-hura yang mereka lakukan sehingga di akherat kelak Allah menghinakan
mereka, jadilah wajah-wajah mereka khusyu’ tertunduk ketakutan.

Berbeda dengan kondisi orang-orang mukmin. Tatkala di dunia mereka senantiasa


diliputi rasa khawatir terhadap hari kiamat dan rasa takut dengan adzab Allah.

3. ‫َعا ِم َل ٌة َّناصِ َب ٌة‬


“(karena) bekerja keras lagi kepayahan”

Ada 2 pendapat di kalangan para ulama tentang makna ayat ini sebagaimana yang
dijelaskan oleh Imam Al-Qurtubi di dalam tafsirnya, yang dua-duanya berasal dari
salaf.

Pendapat pertama menyatakan bahwasanya bekerja keras lagi kepayahan ini berkaitan
dengan orang-orang yang selama di dunia bersusah payah beramal shalih, mereka
berletih-letih beramal shalih namun di akhirat mereka tetap masuk neraka jahannam.
Ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa amalan mereka adalah amalan yang
shalih, ternyata tidak diterima oleh Allah. Diantaranya adalah para pendeta, mereka
bersusah payah melakukan amalan tetapi tidak diterima oleh Allah.

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir sebuah riwayat :

، ُ‫ال فَنَا َداهُ يَا َرا ِهب‬ َ َ‫ ق‬،‫ب‬ ٍ ‫ض َي هللا تعالى َع ْنهُ بِ َدي ِْر َرا ِه‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫َم َّر ُع َم ُر ب ُْن ْال َخطَّا‬
‫ك ِم ْن‬ َ ِ‫ يَا أَ ِمي َر ْال ُم ْؤ ِمن‬:ُ‫ فَقِي َل لَه‬،‫ف قَا َل فَ َج َع َل ُع َم ُر يَ ْنظُ ُر إِلَ ْي ِه َويَ ْب ِكي‬
َ ‫ين َما يُ ْب ِكي‬ َ ‫فَأ َ ْش َر‬
ً‫ناصبَةٌ تَصْ لى نَارًا حا ِميَة‬ ِ ٌ‫ عا ِملَة‬:‫ت قَ ْو َل هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل فِي ِكتَابِ ِه‬ ُ ْ‫ َذ َكر‬:‫ال‬َ َ‫هَ َذا؟ ق‬
‫فذاك الذي أبكاني‬
Umar bin Al-Khotthob melewati tempat tinggal seorang rahib (pendeta), lalu Umar
memanggilnya, “Wahai sang pendeta”, lalu munculah sang pendeta. Maka Umarpun
memandangnya dan menangis. Maka ditanyakan kepada beliau, “Wahai Amirul
mukminin apa yang membuat anda menangis?” Beliau berkata, “Aku ingat firman Allah
‘Azza wa Jalla dalam al-Qur’an :  ‫َعا ِم َل ٌة َّناصِ َب ٌة‬
 “(karena) bekerja keras lagi
kepayahan”, itulah yang membuatku menangis”. (Tafsir Ibnu Katsir 8/376)

4.
‫ارا َحا ِم َي ًة‬
ً ‫ص َل ٰى َن‬
ْ ‫َت‬
“Mereka memasuki api yang sangat panas (neraka jahannam)”

Neraka jahannam telah dinyalakan dan dipanaskan dalam waktu yang sangat lama
(Tafsir Al-Qurthubi 20/28), yang disiapkan untuk orang-orang kafir. Sehingga tatkala
telah mencapai puncak panasnya, dimasukkanlah orang-orang kafir ke dalamnya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa api neraka yang pasti panas kemudian disifati lagi
oleh Allah dengan ‫“ حَ ا ِمي ًَة‬panas” yaitu maksudnya neraka dalam kondisi marah,
sebagaimana firman Allah

‫تَكا ُد تَ َميَّ ُز ِم َن ْال َغ ْي ِظ‬


Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. (QS Al-Mulk : 8)

Allah juga berfirman :

‫إِ َذا َرأَ ْتهُ ْم ِم ْن َم َكا ٍن بَ ِعي ٍد َس ِمعُوا لَهَا تَ َغيُّظًا َو َزفِيرًا‬
Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar
kegeramannya dan suara nyalanya (QS al-Furqon : 12)

5.
‫ُت ْس َق ٰى مِنْ َع ْي ٍن آ ِن َي ٍة‬
“Diberi minum dari sumber air yang sangat panas”

‫آ ِن َي ٍة‬ diambil dari kata ‫اإْل ِي َنا ِء‬ yang artinya adalah ‫ِير‬ ْ


ِ ‫ال َّتأخ‬, yaitu diakhirkan, maksudnya
adalah sumber air tersebut telah dipanaskan sejak lama sejak neraka diciptakan,
sehingga mencapai pada puncak kepanasan. (Tafsir Al-Qurthubi 20/39)

6.
‫يع‬ َ ‫س َل ُه ْم َط َعا ٌم إِاَّل مِن‬
ٍ ‫ض ِر‬ َ ‫َّل ْي‬
“Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri”

Yang dimaksud dengan  ‫ض ِري ٌع‬


َ
 sebagaimana yang disebutkan oleh para ahli tafsir
adalah semacam sejenis tumbuhan berduri yang jika dalam kondisi basah dikenal
dengan nama  ‫ال ِّشب ِْر ُق‬
 syibriq jika oleh orang-orang Quraisy, dan jika dalam kondisi
kering disebut dengan dhorii’, dimana tumbuhan ini tidak didekati oleh hewan-hewan
karena tumbuhan ini beracun. Dan sebagian ulama berpendapat bahwa dhorii’ adalah
pohon yang terbuat dari api (lihat Tafsiir At-Thobari 24/331-333). Disebutkan
bahwasanya seandainya onta yang terlanjur makan pohon berduri atau rumput berduri
ini maka tubuhnya akan keracunan kemudian menjadi kurus dan berpenyakitan. Ini
adalah tumbuhan yang dikenal di dunia, adapun di akhirat maka hakikat tumbuhan ini
berbeda. Allah hanya menyebutkan nama tumbuhan yang paling buruk di dunia yang
bahkan hewan-hewan pun tidak ada yang mau mendekatinya karena berduri dan
beracun. Tetapi makanan inilah yang akan menjadi makanan bagi orang-orang kafir di
akherat kelak.

Orang-orang kafir ketika mereka menunggu di padang mahsyar 50.000 tahun lamanya
maka mereka akan sangat lapar dan sangat haus. Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Kahfi:

‫ين نَارًا أَ َحاطَ بِ ِه ْم س َُرا ِدقُهَا ۚ َوإِن يَ ْستَ ِغيثُوا يُ َغاثُوا بِ َما ٍء َك ْال ُم ْه ِل‬
َ ‫إِنَّا أَ ْعتَ ْدنَا لِلظَّالِ ِم‬
‫ت ُمرْ تَفَقًا‬
ْ ‫س ال َّش َرابُ َو َسا َء‬ َ ‫يَ ْش ِوي ْال ُوجُوهَ ۚ بِ ْئ‬
“Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zhalim, yang gejolaknya
mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi
air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS Al-Kahfi : 29)

7.
ٍ ‫اَّل ُي ْسمِنُ َواَل ُي ْغنِي مِن ُج‬
‫وع‬
“Yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar”

Orang yang makan itu mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk
menghilangkan rasa lapar dan mengenyangkan, yang kedua untuk membesarkan
tubuhnya. Tetapi makanan yang dikonsumsi oleh penghuni neraka jahannam ini ini
tidak bisa mengenyangkan, tidak bisa menghilangkan rasa lapar, bahkan akan semakin
membuat perut mereka kelaparan dan mereka terus memakan makanan mengerikan
tersebut.

Setelah Allah menyebutkan tentang kondisi kelompok pertama yang masuk neraka
jahannam, Allah kemudian menyebutkan tentang kondisi kelompok kedua yang masuk
ke dalam surga.
8. ‫ُو ُجوهٌ َي ْو َم ِئ ٍذ َّناعِ َم ٌة‬
“Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri”

Mereka adalah penghuni surga. Wajah mereka berseri-seri dan wajah yang berseri-seri
itu menunjukkan bahwa tubuh mereka seluruhnya juga dalam keadaan bahagia.
Karena kebahagiaan dan kesedihan akan tampak pertama kali dari wajah. Allah
berfirman:

ٌ ‫أَاَل إِ َّن أَ ْولِيَا َء هَّللا ِ اَل َخ ْو‬


َ ُ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزن‬
‫ون‬
“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak
bersedih hati.” (QS Yunus : 62)

Kesedihan dan kekhawatiran senantiasa meliputi mereka ketika di dunia, tetapi setelah
di akherat semuanya hilang. Tidak ada lagi rasa letih, tidak ada kekhawatiran, tidak
ada kesedihan, melainkan wajah-wajah mereka pada hari itu dalam keadaan berseri-
seri.

Anda mungkin juga menyukai