Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

‫ َو َعلَى آلِ ِه‬،‫ان‬ َ َ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدن‬ ِ ‫ك ال َّدي‬
َّ ‫ َوال‬،‫َّان‬ ِ ِ‫ال َح ْم ُد هللِ ْال َمل‬
ُ‫ك لَه‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،‫ان‬ ِ ‫صحْ بِ ِه َوتَابِ ِع ْي ِه َعلَى َمرِّ ال َّز َم‬ َ ‫َو‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬،‫ان‬ ِ ‫ان َو ْال َم َك‬ ِ ‫ْال ُمنَـ َّزهُ َع ِن ْال ِج ْس ِميَّ ِة َو ْال ِجهَ ِة َوال َّز َم‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي‬ِ ‫ فَإنِّي ُأ ْو‬،‫ ِعبَا َد الرَّحْ مٰ ِن‬،‫آن َأ َّما بَ ْع ُد‬ َ ْ‫ان ُخلُقُهُ ْالقُر‬َ ‫َو َرس ُْولُهُ الَّ ِذيْ َك‬
ً‫ض َع ْن ِذ ْك ِريْ فَاِ َّن لَهٗ َم ِع ْي َشة‬ َ ‫ َو َم ْن اَ ْع َر‬:‫آن‬ ِ ْ‫ ْالقَاِئ ِـل فِي ِكتَابِ ِه ْالقُر‬،‫ان‬
ِ َّ‫بِتَ ْق َوى هللاِ ال َمن‬
)124 :‫شر ُٗه يَ ْو َم ْالقِ ٰي َم ِة اَ ْعمٰ ى (طه‬ ُ ْ‫ض ْن ًكا َّونَح‬َ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah Jumat pada siang
hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama
kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Tak lupa Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan juga para pengikutnya hingga
akhir jaman, Semoga kelak kita mendapatkan syafaat nya di yamul akhir. Kaum
Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Tema khutbah pada hari ini
adalah tentang kehidupan alam barzakh. Allah ta’ala berfirman: َ ‫َو َم ْن اَ ْع َر‬
‫ض‬
)124 :‫ض ْن ًكا (طه‬
َ ً‫َع ْن ِذ ْك ِريْ فَاِ َّن لَهٗ َم ِع ْي َشة‬
Maknanya: “Dan barang siapa yang berpaling dari beriman kepada-Ku, maka
sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit” (QS Thaha: 124).
Yakni, orang yang tidak beriman kepada Allah ta’ala maka ia akan
mendapatkan kehidupan yang sempit di alam kubur sebagaimana hal itu
ditafsirkan sendiri oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:

ِ َّ‫الن‬
)‫ار (رواه الترمذي‬ ‫الجنَّ ِة َأ ْو ُح ْف َرةٌ ِم ْن ُحفَ ِر‬
َ ‫اض‬ِ َ‫ضةٌ ِم ْن ِري‬
َ ‫القَ ْب ُر َر ْو‬
Maknanya: “Kuburan adalah seperti salah satu taman surga atau seperti salah
satu lubang di neraka.” (HR at-Tirmidzi). Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia
berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang
siksa kubur, maka Nabi menjawab

: )‫النساي‬ ٌّ ‫ َع َذابُ ْالقَب ِْر َح‬،‫نَ َع ْم‬


‫ق (رواه‬
Maknanya: “Iya, siksa kubur benar-benar terjadi” (HR an-Nasa’i). Jamaah shalat
Jumat yang berbahagia, Siksa kubur adalah di antara perkara yang wajib
diyakini dan dibenarkan adanya. Siksa kubur akan ditimpakan kepada orang
kafir dan sebagian pelaku maksiat di antara kaum muslimin. Imam Abu Hanifah
radhiyallahu ‘anhu dalam kitab al-Fiqh al-Akbar mengatakan:

َ ‫ْض ُع‬
‫صا ِة المـ ُ ْسلِ ِمي َْن‬ ِ َّ‫ق َكاِئ ٌن لِ ْل ُكف‬
ِ ‫ار َولِبَع‬ ٌّ ‫ض ْغطَةُ ْالقَب ِْر َو َع َذابُهُ َح‬
َ ‫َو‬
“Himpitan kubur dan siksa kubur adalah perkara yang benar-benar ada dan
terjadi bagi orang-orang kafir dan sebagian pelaku maksiat di antara kaum
muslimin.” Oleh karena itu, tidak boleh mengingkari adanya siksa kubur.
Bahkan mengingkarinya adalah kekufuran. Imam Abu Manshur al-Baghdadi
dalam kitab al-Farq Baina al-Firaq mengatakan

: ِ ‫الج َما َع ِة بَِأ َّن ال ُم ْن ِك ِري َْن لِ َع َذا‬


‫ب القَب ِْر يُ َع َّذب ُْو َن ِفي‬ َ ‫َوقَطَع ُْوا َأيْ َأ ْه ُل ال ُّسنَّ ِة َو‬
‫القَ ْب ِر‬
“Ahlussunnah wal Jamaah memastikan bahwa orang-orang yang mengingkari
adanya siksa kubur akan disiksa di kuburan mereka.” Artinya, karena mereka
telah keluar dari Islam maka akan disiksa di alam kubur. Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Siksa kubur ini terjadi kepada roh dan jasad. Akan tetapi Allah
tidak memperlihatkannya kepada kebanyakan orang agar keimanan hamba
terhadapnya masuk dalam kategori iman terhadap perkara ghaib. Dengan itu
menjadi agung pahalanya. Dalil yang menunjukkan bahwa siksa kubur dialami
oleh roh dan jasad di antaranya adalah hadits bahwa Sayyidina Umar bin
Khatthab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, “Apakah akan dikembalikan kepada kita akal-akal kita, wahai
Rasulullah?” Nabi menjawab, “Iya, seperti keadaan kalian di dunia ini.” Maka
Umar bin Khatthab terdiam dan berhenti berbicara, karena dia mendengar
informasi yang tidak dia ketahui sebelumnya. (HR Ibnu Hibban). Di antara dalil
yang menunjukkan adanya siksa kubur adalah firman Allah ta’ala:

‫اَلنَّا ُر يُع َْرض ُْو َن َعلَ ْيهَا ُغ ُد ًّوا َّو َع ِشيًّا ۚ َويَ ْو َم تَقُ ْو ُم السَّا َعةُ ۗ اَ ْد ِخلُ ْٓوا ٰا َل ِفرْ َع ْو َن‬
)46 :‫ب (غافر‬ ‫اَ َش َّد ْال َع َذا ِـ‬
Maknanya: “Kepada mereka diperlihatkan neraka pada pagi dan petang, dan
pada hari terjadinya Kiamat (dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah
Fir‘aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!” (QS Ghafir: 46).
Yang dimaksud kaum Fir’aun adalah para pengikutnya yang mengikutinya
dalam kemusyrikan dan kekufuran. Kepada mereka ini diperlihatkan neraka
satu kali di waktu pagi dan satu kali di waktu petang. Dengan itu, mereka
dipenuhi dengan rasa takut yang luar biasa. Hal ini terjadi bukan di akhirat,
melainkan sebelum tiba hari kiamat seperti dapat dipahami dari ayat tersebut.
Ini juga tidak terjadi sebelum mati. Jadi tidak ada kemungkinan lain selain hal
itu terjadi di alam barzakh, yaitu rentang waktu antara kematian dan
kebangkitan. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Imam at-Tirmidzi
meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda yang maknanya: “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan-
kenikmatan, yakni kematian. Karena tidaklah berjalan satu hari bagi kuburan
kecuali ia berkata di dalamnya: Aku adalah tempat keterasingan. Aku adalah
tempat kesendirian. Aku adalah rumah dari tanah. Dan aku adalah sarang ulat-
ulat. Maka ketika dikuburkan seorang hamba mukmin yang sempurna
imannya, kuburan akan berkata kepadanya: Selamat datang, sungguh engkau
adalah orang yang paling aku cintai untuk berjalan di atasku. Jika hari ini aku
diperintah mengurusmu dan engkau telah datang kepadaku maka engkau akan
lihat sikap baikku terhadapmu. Lalu kuburan meluas untuknya sejauh mata
memandang dan dibukakan untuknya pintu ke arah surga. Ketika dikuburkan
orang yang fasiq atau kafir, maka kuburan akan berkata kepadanya: Aku tidak
suka akan kedatanganmu. Sungguh engkau adalah orang yang paling aku benci
untuk berjalan di atasku. Jika aku diperintah mengurusmu hari ini dan engkau
telah datang kepadaku maka engkau akan lihat perilakuku kepadamu. Maka
kuburan pun menghimpitnya hingga merapat dua sisinya, dan dua sisi
rusuknya saling memasuki. Perawi berkata: “Rasulullah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam kemudian menyatukan jari-jari tangannya dan memasukkan
sebagian ke sebagian yang lain.” Nabi melanjutkan: “Lalu Allah mengirimkan
untuknya tujuh puluh naga yang seandainya salah satunya menyemburi bumi
maka bumi tidak akan tumbuh apapun di atasnya selama dunia ini ada. Lalu
tujuh puluh naga tersebut menggigit dan mencakarnya hingga tiba hisab
kelak.” (HR at-Tirmidzi) Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara siksa
kubur adalah himpitan kubur. Dua dinding kubur dari kedua arah akan
mendekat sehingga tulang-tulang rusuk saling masuk-memasuki. Tulang-tulang
rusuk yang ada di sisi kanan akan merapat lalu masuk ke tulang-tulang rusuk di
sisi kiri. Di antara siksa kubur juga adalah ketidaknyamanan karena gelapnya
kuburan dan kesunyiannya yang mencekam. Di antaranya juga, pukulan
malaikat Munkar dan Nakir kepada orang kafir dengan palu dari besi yang jika
digunakan untuk memukul sebuah gunung maka gunung itu akan hancur lebur.
Ketika dipukul, orang kafir itu akan menjerit dengan keras dan didengar oleh
semua yang ada di dekatnya kecuali manusia dan jin (HR al-Bukhari dan
Muslim). Di antara siksa kubur adalah dikirimkannya ular, kalajengking dan
serangga-serangga tanah terhadap seseorang, sehingga menggigitnya dan
memakan jasadnya. Dikatakan kepada orang kafir: “Berbaringlah dengan
kondisi dicabik-cabik. Maka tidak ada satu pun binatang melata di bumi kecuali
mendapatkan bagian dari tubuhnya.” (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak).
Hadirin rahimakumullah, Imam Abu Dawud dalam Sunannya meriwayatkan
dari al Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ’anhu bahwa ia berkata: “Suatu ketika kami
keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengantarkan
jenazah seorang lelaki dari kaum Anshar. Lalu sampailah kami ke kuburan dan
saat itu liang lahat belum dibuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun
duduk dan kami duduk di sekeliling beliau dengan diam dan tenang. Di tangan
Nabi ada sebuah kayu yang beliau tusuk-tusukkan ke tanah. Lalu Nabi
mengangkat kepalanya dan bersabda : “Mohonlah kalian perlindungan
kepada Allah dari siksa kubur, mohonlah kalian perlindungan kepada Allah dari
siksa kubur,” Nabi mengucapkan itu dua atau tiga kali” (HR Abu Dawud).
Dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang maknanya: “Mohonlah
kalian perlindungan kepada Allah dari siksa Allah, mohonlah kalian
perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, mohonlah kalian perlindungan
kepada Allah dari fitnah Dajjal, mohonlah kalian perlindungan kepada Allah
dari fitnah kehidupan dan kematian.” (HR Muslim)
: “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin (yang sempurna imannya) dan
tempatnya kelaparan, maka jika ia meninggalkan dunia ini dia meninggalkan
penjara dan kelaparan” (HR Ahmad, al-Hakim dan lainnya). Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang
penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita
semua. Amin. ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ستَ ْغفِرُوْ ه‬
ْ ‫ فَا‬،‫َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai