Anda di halaman 1dari 45

KKI 04

KAJIAN
KEISLAMAN ILMIAH
Semester 4
TATA TERTIB

1. Komti sudah memastikan alat berfungsi


2. Mengumpulkan BNI yang sudah terisi
3. Hadir tepat waktu
4. Kehadiran harus minimal 80%
5. Bagi yang terlambat, boleh masuk setelah
Quiz dan diabsen hanya 1/2
6. Penilaian KKI : Absen, Quiz, UTS, UAS,
Kanaya, Tugas-tugas
ISLAM
PAHAMI,
AMALKAN,
SEBARKAN,
DAN TERAPKAN
Doa Belajar

Ya Allah, sungguh aku memohon pada-


Mu ilmu yang bermanfaat, amal yang
diterima, rizki yang baik. Ya Allah,
sungguh aku berlindung pada-Mu dari
ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang
tidak tunduk, doa yang tidak didengar
dan amal yang tidak sampai.
Doa Belajar

Aku rela Allah sebagai tuhanku,


Islam sebagai agamaku,
Muhammad saw sebagai nabi
dan rasulku.
Tuhanku, tambahkan bagiku
ilmu dan limpahkanlah bagiku
kefahaman
KKI 04
KAJIAN
KEISLAMAN ILMIAH
Semester 4

PERTEMUAN 4
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah

Disingkat Ahlus Sunnah


Sunni
Aswaja
Istilah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah di Masa Rasul

Tidak dijumpai secara


khusus

Dalam hadits yang terpisah :


ahlus Sunnah dan Jama’ah
As-Sunnah
‫‪Hadits tentang perintah mengikuti‬‬
‫‪sunnah Nabi dan Khulafaur‬‬
‫‪Rasyidin‬‬
‫‪Menurut riwayat Tirmidzi sbb:‬‬
‫‪ ‬‬
‫ير ب ِْن‬‫ِ‬ ‫ح‬‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫د‬‫ِ‬ ‫ي‬‫ِ‬ ‫ل‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫سنن الترمذي ‪َ :٢٦٠٠‬ح َّدثَنَا َع ِل ُّي ب ُْن ُحجْ ٍر َح َّدثَنَا بَ ِقيَّةُ ب ُْن‬
‫ان َع ْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َع ْم ٍرو ال ُّسلَ ِم ِّي َع ْن ْال ِعرْ بَ ِ‬
‫اض‬ ‫َس ْع ٍد َع ْن َخا ِل ِد ْب ِن َم ْع َد َ‬
‫ال‬‫اريَةَ قَ َ‬
‫ب ِْن َس ِ‬
‫صاَل ِة ْال َغ َدا ِة َم ْو ِعظَةً بَلِي َغةً‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْو ًما بَ ْع َد َ‬ ‫ظنَا َرسُو ُل هَّللا ِ َ‬ ‫َو َع َ‬
‫ظةُ ُم َو ِّد ٍ‬
‫ع‬ ‫ت ِم ْنهَا ْالقُلُوبُ فَقَا َل َر ُج ٌل ِإ َّن هَ ِذ ِه َم ْو ِع َ‬ ‫ُون َو َو ِجلَ ْ‬ ‫ت ِم ْنهَا ْال ُعي ُ‬ ‫َذ َرفَ ْ‬
‫وصي ُك ْم بِتَ ْق َوى هَّللا ِ َوال َّس ْم ِع َوالطَّا َع ِة َوِإ ْن‬ ‫ال ُأ ِ‬ ‫ُول هَّللا ِ قَ َ‬ ‫فَ َما َذا تَ ْعهَ ُد ِإلَ ْينَا يَا َرس َ‬
‫ور‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫ت اُأْل‬ ‫اختِاَل فًا َكثِيرًا َوِإيَّا ُك ْم َو ُمحْ َدثَا ِ‬ ‫َع ْب ٌد َحبَ ِش ٌّي فَِإنَّهُ َم ْن يَ ِعشْ ِم ْن ُك ْم يَ َرى ْ‬
‫ِ‬
‫ين‬ ‫ك ِم ْن ُك ْم فَ َعلَ ْي ِه بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬
‫َّاش ِد َ‬ ‫ك َذلِ َ‬ ‫ضاَل لَةٌ فَ َم ْن َأ ْد َر َ‬ ‫فَِإنَّهَا َ‬
‫ين َعضُّ وا َعلَ ْيهَا بِالنَّ َو ِ‬
‫اج ِذ‬ ‫ْال َم ْه ِديِّ َ‬
‫ص ِحي ٌح‬ ‫يث َح َس ٌن َ‬ ‫ال َأبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد ٌ‬ ‫قَ َ‬
Hadits tentang perintah mengikuti
sunnah Nabi dan Khulafaur
Rasyidin

Menurut riwayat Tirmidzi sbb:


 Sunan Tirmidzi 2600: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah menceritakan
kepada kami Baqiyyah bin al Walid dari Bahir bin Sa'd dari Khalid bin Ma'dan dari
Abdurrahman bin Amru as Sulami dari al 'Irbadh bin Sariyah dia berkata; suatu hari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi wejangan kepada kami setelah shalat
subuh wejangan yang sangat menyentuh sehingga membuat air mata mengalir dan hati
menjadi gemetar. Maka seorang lelaki berkata; 'seakan-akan ini merupakan wejangan
perpisahan, lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami ya Rasulullah? ' Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk (selalu)
bertaqwa kepada Allah, mendengar dan ta'at meskipun terhadap seorang budak habasyi,
sesungguhnya siapa saja diantara kalian yang hidup akan melihat perselisihan yang
sangat banyak, maka jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat, karena
sesungguhnya hal itu merupakan kesesatan. Barangsiapa diantara kalian yang
menjumpai hal itu hendaknya dia berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para
Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi
geraham." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih,  HR Tirmidzi
Hadits tentang
sebaik-baik masa

‫َخ ْي ُر القُر ُْو ِن قَرْ نِ ْي ثُ َّم الّ ِذي َْن يَلُ ْونَهُ ْم ثُ َّم‬
) ّ‫الّ ِذي َْن يَلُ ْونَهُ ْم ( َر َواهُ التّر ِم ِذي‬
 
Maknanya: “Sebaik-baik abad adalah abad-ku
(periode sahabat Rasulullah), kemudian abad
sesudah mereka (periode Tabi’in), dan
kemudian abad sesudah mereka (periode
Tabi’i at-Tabi’in)” (HR. at-Tirmidzi)
Al-Jama’ah
Hadits tentang kelompok
yang selamat

‫ق َعلَى‬ ُ ‫إن ه ِذه الِملّةَ َستَ ْفتَ ِر‬ ّ ‫َو‬


َ ‫ان َو َس ْبع‬
‫ُون‬ ِ َ‫ ثِ ْنت‬،‫ث َو َس ْب ِعي َْن‬
ٍ ‫ثَاَل‬
‫اح َدةٌ فِي ال َجنّ ِة َو ِه َي‬ ِ ‫ار َو َو‬ ِ ّ‫فِي الن‬
)‫ال َج َما َعة ( َرواه أبُو َدا ُود‬
 
“Dan sesungguhnya umat ini akan terpecah
menjadi 73 golongan, 72 di antaranya di dalam
neraka, dan hanya satu di dalam surga yaitu al-
Jama’ah”. (HR. Abu Dawud)

Al-Jama’ah
Hadits tentang kelompok
yang selamat
‫ فواحدة‬، ‫افترقت اليهود على إحدى و سبعين فرقة‬
‫ و افترقت النصارى‬، ‫في الجنة و سبعين في النار‬
‫على اثنين و سبعين فرقة فواحدة في الجنة و إحدى‬
‫ و الذي نفسي بيده لتفترقن‬، ‫و سبعين في النار‬
‫ فواحدة في الجنة‬، ‫أمتي على ثالث و سبعين فرقة‬
‫ قيل يا رسول هللا من‬، ‫و ثنتين و سبعين في النار‬
‫ هم الجماعة‬: ‫هم ؟ قال‬
“Yahudi telah berpecah-belah menjadi 71 golongan, maka
satu di Surga dan tujuh puluh di Neraka, dan Nashara telah
berpecah belah menjadi 72 golongan, maka satu di Surga
dan tujuh puluh satu di Neraka, dan demi yang jiwaku di
tangan-Nya sungguh ummatku akan berpecah belah
menjadi 73 golongan, maka satu di Surga dan tujuh puluh
dua di Neraka, dikatakan “Wahai Rasul ALLAH siapa
mereka itu?”, beliau berkata: “Mereka adalah al-
Jama’ah.”” (HR Ahmad, shahih)
Hadits tentang Jama’ah
،‫ص ْي ُك ْم بأصْ َحابِي ث ّم الّ ِذي َْن يَلُ ْونَهُ ْم ث ّم الّ ِذي َْن يَلُ ْونَهُ ْم‬ِ ‫ُأ ْو‬
‫إن ال ّشيْطا َ َن‬ ّ َ‫بالج َما َع ِة َوإيّا ُك ْم َوالفُرْ قَةَ ف‬ َ ‫ َعلَ ْي ُك ْم‬:)‫(وفيْه‬
َ‫ فَ َم ْن أ َرا َد بُحْ ب ُْو َحة‬،‫االثنَي ِْن أ ْب َعد‬ ْ ‫اح ِد َوهُ َو ِم َن‬ ِ ‫َم َع ال َو‬
‫ي َوقا َل ح َس ٌن‬ ّ ‫ْال َجنّ ِة فَ ْليَ ْل َز ِم ا ْل َج َما َعةَ ( َرواهُ التّر ِمذ‬
 )‫الحا ِكم‬ َ ‫ّحه‬ َ ‫صح‬ َ ‫ و‬،ٌ‫صح ْيح‬ َ
 Maknanya: “Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti
sahabat-sahabatku, kemudian orang-orang yang datang
sesudah mereka, kemudian orang-orang yang datang
sesudah mereka”. Dan termasuk dalam rangkaian hadits ini:
“Hendaklah kalian berpegang kepada al-Jamâ’ah dan
jauhilah perpecahan, karena setan akan menyertai orang
yang menyendiri. Dia (Setan) dari dua orang akan lebih jauh.
Maka barangsiapa menginginkan tempat lapang di surga
hendaklah ia berpegang teguh kepada al-Jamâ’ah”. (HR. at-
Tirmidzi. Ia berkata: Hadits ini Hasan Shahih. Hadits ini juga
dishahihkan oleh al-Imâm al-Hakim)
Sejarah Munculnya
Istilah Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah
Sejarah Munculnya
Istilah

Masa Shahabat
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata ketika
menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
" Artinya: Pada hari yg di waktu itu ada muka yg
putih berseri, & ada pula muka yg hitam muram.
Adapun orang-orang yg hitam muram mukanya
(kepada mereka dikatakan): ‘Kenapa kamu kafir
sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah
adzab disebabkan kekafiranmu itu." (Ali Imran:
106)
“Adapun orang yg putih wajahnya mereka adalah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun orang yg hitam
wajahnya mereka adalah ahlu bid’ah & sesat.”
Sejarah Munculnya
Istilah
Masa 700 – 800 M
 Ayyub as-Sikhtiyani Rahimahullah (wafat th. 131
H), ia berkata, “Apabila aku dikabarkan tentang
meninggalnya seorang dari Ahlus Sunnah seolah-
olah hilang salah satu anggota tubuhku.”
 
Sufyan ats-Tsaury Rahimahullah (wafat th. 161 H)
berkata: “Aku wasiatkan kalian utk tetap berpegang
kepada Ahlus Sunnah dg baik, karena mereka adalah
al-ghuraba’(orang yg terasing). Alangkah sedikitnya
Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”
  
Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah (wafat th. 187 H)
berkata: “…Berkata Ahlus Sunnah: Iman itu
keyakinan, perkataan & perbuatan.”
 

Sejarah Munculnya
Istilah
Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Sallaam Rahimahullah
(hidup th. 157-224 H) berkata dalam muqaddimah
kitabnya, al-Imaan: “…Maka sesungguhnya apabila
engkau bertanya kepadaku tentang iman,
perselisihan umat tentang kesempurnaan iman, ber-
tambah & berkurangnya iman & engkau
menyebutkan seolah-olah engkau berkeinginan
sekali utk mengetahui tentang iman menurut Ahlus
Sunnah dari yg demikian…”
 
Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah (hidup th.
164-241 H), beliau berkata dalam muqaddimah
kitabnya, as-Sunnah: “Inilah madzhab Ahlul ‘Ilmi,
Ash-habul Atsar & Ahlus Sunnah, yg mereka dikenal
sebagai pengikut Sunnah Rasul & para
Shahabatnya, dari semenjak zaman para Shahabat
Radhiyallahu Ajmai'in hingga pd masa sekarang
ini…”
 
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah

Pengistilahan yang
Umum : yang
mengikuti sunnah
Rasul, yang bukan
ahlu Bid’ah
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah

 Secara bahasa ahlu as-Sunnah wa al-


Jama’ah adalah
Pengikut suatu jalan dan suatu
kelompok

As-Sunnah : Jalan yang ditempuh


Rasulullah saw
Al-Jama’ah : kelompoknya Rasulullah
saw

Artinya : orang yang mengikut jalan


yang ditempuh oleh Rasulullah saw
dan shahabat-sahabat beliau
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah

 Lawan dari Ahlus Sunnah :


Ahlu Bid’ah

Orang yang tidak mengikuti jalan


Rasulullah saw dan/atau tidak
mengikuti shahabat Nabi saw
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah

Tidak identik dengan


kelompok tertentu, tidak
identik dengan madzhab
tertentu
Penyempitan Makna

‫اهل السنة و الجماعة‬


Ahlus Sunnah wal
Jama’ah
1
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah
bukan Syi’ah
Karena syi’ah
mempunyai
kecenderungan pada Ali
saja, sementara selain
syiah mengikuti seluruh
sahabat dan itu yang
dicontohkan Rasulullah
:
Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah
Padahal bisa saja dia
mengakui semua
sahabat, tapi ternyata
tidak berpegang teguh
pada sunnah Rasulullah
saw

Tentu dia bukan Ahlus


Sunnah Wal Jama’ah
2
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah
pengikut Asy’ariah
dan Mathuridi
1. Karena Asy’ari dan Mathuridi
mengenalkan kelompok mereka
dengan Ahlus Sunnah
2. Karena pendapat mereka dekat
dengan sunnah Nabi :

a. Tentang Al Qur’an bukan Makhluq


b. Tentang perbuatan manusia ada
yang bisa diusahakan
c. Tentang bisanya melihat Allah di
Akhirat
d. Tentang Allah punya sifat
Padahal :
1. Bisa saja metode yang
ditempuh asy’ariyah dan
maturidiah dikritik oleh
selainnya
2. Bagaimana orang sebelum
asy’ari dan maturidi, apakah
mereka bukan ahlus sunnah
3. Bisa jadi pendapat mereka
mengikuti asya’ari dan
maturidi tapi dia tidak taat
pada syariat lain, apakah
tetap disebut ahlus sunnah?
Imam ini semua muncul sebelum
masa Asy’ariah Maturidiah

IMAM ABU HANIFAH (699 – 767 M)


Baghdad
IMAM MALIK (711 – 795 M)
Madinah
IMAM SYAFI’I (767 – 820 M)
Palestina
IMAM AHMAD BIN HANBAL (780 –
855 M) Baghdad
DLL.
Penyempitan Makna
‫اهل السنة و الجماعة‬

Terjadi penyempitan makna setelah munculnya ahli


kalam dan menggunakan istilah tersebut :

Asy'ariyah yang disandarkan kepada Imam Abul
Hasan al-Asy'ari (260-324 H / 874-936 M)

Maturidiyah yang disandarkan kepada Imam Abu


Mansur Al-Maturidi, w333 H / 944 M) salah satu
pengikut madzhab Hanafi
Masa Fitnah Ahli Kalam
(Mutakallimin)
Ada 2 kelompok besar mutakallimin yang ekstrim :
1. Mu’tazilah
(yang mengatakan Qur'an itu makhluk, bahwa Tuhan
Allah tidak bisa dilihat dengan mata kepala di akirat,
dan bahwasanya manusia menjadikan
(menciptakan) perbuatannya.
2. Jabariyyah

Maka munculah penengah yakni faham Asy’ariyah


dan Maturidiyah yang pemahamannya lebih dekat
kepada pengertian yang benar. Namun kelompok
ini bukan tidak ada kritik, karena masih
menggunakan metode filsafat (mantiq) untuk hal-
hal yang di luar jangkauan panca indera.

Maka kelompok ini termasuk juga ahli kalam dan


menamakan dirinya sebagai kelompok ahlus
Sunnah
Masa Fitnah Ahli Kalam
(Mutakallimin)
Asy’ariyyah menentang Mu’tazilah :

Pokok pemahaman Asy’ariyah adalah


menggunakan logika dalam menyimpulkan bahwa:
1. Tuhan memiliki sifat (Mu’tazilah memahami
bahwa Tuhan bila memiliki sifat berarti banyak
Tuhan)
2. Allah sudah menetapkan perbuatan manusia
namun memiliki “kasab” untuk berusaha
merubahnya
3. Sifat dan dzat Allah itu sama dan tidak bisa
dipisahkan
4. Al-Qur’an bukan makhluq tapi dia adalah kalam
Allah yang menyatu dengan sifat-Nya
5. Manusia bisa melihat Allah di Akhirat
6. Pelaku dosa besar tidaklah otomatis murtad
Masa Fitnah Ahli Kalam
(Mutakallimin)
Al-Maturidi menengahi antara Muktazilah dan
Asy’ariyyah

Pokok pemahaman Maturidi adalah menggunakan


logika dalam menyimpulkan bahwa:
1. Akal manusia dapat mengetahui adanya Allah
dan baik serta buruk
2. Perbuatan manusia ada dua ada yang bisa
dirubah ada yang tidak (menggunakan istilah
sama dengan asy’ari yakni “kasab”)
3. Sifat dan dzat Allah itu sama dan tidak bisa
dipisahkan
4. Al-Qur’an bukan makhluq tapi dia adalah kalam
Allah yang menyatu dengan sifat-Nya
5. Manusia bisa melihat Allah di Akhirat
6. Pelaku dosa besar tidaklah otomatis murtad
3
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah
Nahdhatul Ulama’
(NU)
Karena NU mengakui :
1. Mengikuti semua shahabat dan
bukan hanya Ali
2. Mengikuti pendapat Asy’ariyah dan
Maturidi

Masalahnya :
Apakah anggota NU yang tidak taat
syari’ah disebut Ahlus Sunnah wal
Jama’ah
Apakah hanya NU yang disebut ahlus
Sunnah Wal Jama’ah?
Apakah pendapat yang berbeda dengan
yang ditabanni NU langsung disebut
bukan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah?
4
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah
Salafy/Wahabi
Karena Salafi mengakui :
1. Mengikuti semua shahabat dan
bukan hanya Ali
2. Mengikuti Sunnah Rasulullah saw
dan menghindari hal-hal baru (bid’ah)
seperti tahlilan, ziarah qubur, dsb.

Masalahnya :
Apakah anggota salafy yang tidak taat
syari’ah disebut Ahlus Sunnah wal
Jama’ah
Apakah hanya salafy yang disebut ahlus
Sunnah Wal Jama’ah?
Apakah semua pendapat yang berbeda
dengan pendapat yang menurutnya kuat
langsung bid’ah dan bukan ahlus sunnah
waljamaah?
‫اهل السنة و الجماعة‬
Ahlus Sunnah wal
Jama’ah

Dijadikan senjata untuk


menuduh kelompok lain
bukan ahlus Sunnah
(berarti sesat/ahlu bid’ah)
Kesimpulan
AHLU SUNNAH WAL JAMAAH ADALAH ORANG
YANG MENGIKUTI SUNNAH RASULULLAH SAW DAN
PARA SAHABATNYA

AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH ADALAH LAWAN


DARI AHLU BID’AH

ORANG YANG TIDAK MENJADI AHLUS SUNNAH


WAL JAMA’AH ADALAH BERDOSA, DAN BISA KAFIR
(SESUAI KADAR PENYIMPANGANNYA)

PENGIKUT ASY’ARIYYAH DAN MATURIDIYAH


MENGKLAIM DENGAN NAMA AHLUS SUNNAH WAL
JAMA’AH DAN ITULAH YANG MENJADIKAN RANCU
KAUM MUSLIMIN

MENGATAKAN BAHWA AHLUS SUNNAH WAL


JAMAAH (VERSI ULAMA TERDAHULU) ADALAH
KELOMPOK ASY’ARIYYAH DAN MATURIDIYAH
SEMATA ADALAH TIDAK TEPAT
Kesimpulan
Mengatakan kelompok lain bukan kelompok Ahlus
Sunnah Waljama’ah harus mendatangkan hujah
yang jelas (qath’i)

Menyatakan kelompoknya atau dirinya adalah


bagian dari Ahlus Sunnah wal Jamaah silahkan
dengan hujjah dan harapan

Jangan gampang mengklaim kelompok selain


kelompoknya sebagai kelompok yang tidak
tergolong Ahlus Sunnah Wal Jama’ah hanya karena
dugaan atau perbedaan pendapat yang Islami
dalam Islam

Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah sesuatu


kelompok yang memiliki sifat tertentu
bukan organisasi tertentu, bisa jadi sifat ahlus
sunnah wal jama’ah dimiliki oleh berbagai
kelompok dan madzhab, meskipun pada mereka
terdapat perbedaan pendapat yang semuanya
Islami.
Doa Penutup
Majlis

Anda mungkin juga menyukai