Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jum’at [1]

03 Februari 2023
Menjelang Peringatan 1 Abad NU,
Siapakah Golongan yang Benar?[2]

Khutbah I
‫ْك َو ْ َاْلعْضَ ا ِء‬ َّ ‫ الْ ُم َ ََّن ِه َع ِن‬،‫ الْ َم ْو ُج ْو ِد َأ َز اًل َّو َأبَدا ا ب ََِل َم ََك ٍن‬،‫احلَ ْمدُ ِهلل ُم َك ِّ ِو ِن ْ َاْل ْك َو ِان‬
ِ ْ ‫الش‬
ٍ ٍ ‫َص ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َعه ُْم ب ِِص ْد‬ ْ َ ‫ َوعَ ََل أ ِ ِِل َو‬،‫الس ََل ُم عَ ََل ُم َح َّم ٍد َس ِ ِّي ِد َو َ َِل عَ ْدَنَ َن‬ َّ ‫ َو‬،‫َو ْ َاْل ْر ََك ِن‬
َّ ‫الص ََل ُة َو‬
‫ َو َأ ْشهَدُ أ َّن‬،‫َشيْ َك َ ُِل الْ ُم َ ََّن ُه َع ِن ْ َاْل ْي ِن َو َّالز َم ِان‬ ِ َ ‫ ُهل َو ْددَ ه ًَل‬ ُ ‫ َأ ْشهَدُ أ ْن ًَل ا ٰ َِل ا ًَّل‬،‫َوا ْح َس ٍان‬
ِ ِ ُ
،‫ ُهل َّ ِاّلك ي ََك َن ُلقُ ُه ُه الْ ُه ْآأ َن‬ ‫َ ِس ِ ِّيدَ َنَ ُم َح َّمدا ا َّر ُس ْول‬
:‫ الْ َهائِ ِل ِِف ِكتَا ِب ِه الْ ُه ْآأ ِن‬،‫ ُهل املَنَّ ِان‬ ِ ‫ فَا ِ ِِّن ُأ ْو ِص ْي ُ ُْك َون َ ْف ِِس ِب َت ْه َوى‬،‫ ِع َبا َد َّالآ ْ ٰح ِن‬، ُ‫َأ َّما ب َ ْعد‬
ِ ‫َو َمن يُشَ ا ِق ِق أ َّلآ ُسو َل ِمن ب َ ْع ِد َما تَ َب َّ ََّي َ ُِل ألْهُدَ ٰى َويَت َّ ِب ْع غَ ْ َْي َسب‬
‫ِيل ألْ ُم ْؤ ِم ِن ََّي ن َُو ِ ِّ ِِلۦ َما ت ََو َّ ّٰل َون ُْص ِ ِلۦ‬
)115 :‫َ ََجَّنَّ َ َو َسا َء ْت َم ِص اْيا (النساء‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua,
terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan
ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan
diharamkan.
Hadirin rahimakumullah,
Menjelang Peringatan 1 Abad Lahirnya NU, khatib akan menyampaikan
khutbah dengan tema: “Siapakah Golongan yang Benar?”. Dengan menyimak dan
memahami khutbah ini, semoga kita semakin yakin bahwa NU adalah salah satu
kelompok yang benar di kalangan umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita diperintahkan untuk selalu mengikuti jalan yang telah digariskan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menetapi hal-hal yang telah disepakati
oleh kaum muslimin. Allah ta’ala berfirman dalam al Qur’an:
ِ ‫َو َمن يُشَ ا ِق ِق أ َّلآ ُسو َل ِمن ب َ ْع ِد َما تَ َب َّ ََّي َ ُِل ألْهُدَ ٰى َويَت َّ ِب ْع غَ ْ َْي َسب‬
‫ِيل ألْ ُم ْؤ ِم ِن ََّي ن َُو ِ ِّ ِِلۦ َما ت ََو َّ ّٰل َون ُْص ِ ِلۦ‬
)115 :‫َ ََجَّنَّ َ َو َسا َء ْت َم ِص اْيا (النساء‬
Maknanya: “Dan barang siapa yang menentang Rasulullah sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (ajaran yang

[1]
Oleh: al-Faqir Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Mojokerto dan
Pengasuh Majelis Ta’lim NURUL FALAH, Mojokerto. No wa: 081515785373
[2]
Jika teks khutbah ini terlalu panjang, silahkan diringkas atau beberapa dalil cukup dibaca
terjemahnya saja.

1
disepakati oleh kaum muslimin), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisa’: 115)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ فَ َم ْن َأ َرا َد بُـ ْح ُب ْو َد َة‬، ُ‫الش ْي َط َان َم َع الْ َوا ِد ِد َو ُه َو ِم َن ْ ِاًلثْنَ ْ َِّي َأبْ َعد‬ َّ ‫عَقَ ْي ُ ُْك ِبلْج َماعَ ِة َوا َّّي ُ ُْك َوالْ ُف ْآقَ َة فَا َّن‬
ِ
ْ ِّ ِ ‫الْجنَّ ِة فَقْ َيقْ َز ِم الْ َج َِماعَ َة ( َر َوا ُه‬
)‫الت ِم ِذك ي َوغَ ْ ُْي ُه‬
Maknanya: “Tetaplah kalian bergabung dengan al-jama’ah (mayoritas umat) dan
jangan memisahkan diri, karena setan akan mudah mengganggu orang yang
sendirian dan akan menjauh dari dua orang, maka barang siapa menghendaki
tempat lapang di surga, hendaklah bergabung dengan al-jama’ah” (HR. at-Tirmidzi
dan lainnya)
Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ ِثنْتَ ِان َو َس ْب ُع ْو َن ِِف النَّ ِار َو َوا ِددَ ٌة ِِف الْ َجنَّ ِة‬،‫َوا َّن ٰه ِذ ِه الْ ِم َّ ََّل َس َت ْف َ ِت ُ ٍ عَ ََل ثَ ََل ٍٍ َو َس ْب ِع ْ ََّي ِف ْآقَ اة‬
)‫ه الْ َج َماعَ ُة ( َر َوا ُه َأبُ ْو َداو َد‬ َ ِ ِ‫َو‬
Maknanya: “Dan ummat ini akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan,
tujuh puluh dua golongan akan masuk neraka dan satu golongan akan berada di
surga yaitu al-jama’ah (mayoritas umat).” (HR. Abu Dawud)
Al-Jama’ah yang dimaksud adalah as-Sawad al-A’zham, yakni mayoritas
ummat Muhammad sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat hadits ini:
)‫عظ َم ( َر َوا ُه الْ َب ْيَ ِهي َوغَ ْ ُْي ُه‬ َّ ‫ُُكه ُْم ِف النَّ ِار ا ًَّل‬
َ ‫الس َوا َد اْل‬
Maknanya: “… semua golongan akan berada di neraka kecuali jumlah terbanyak di
tengah-tengah ummat Muhammad.” (HR. al Baihaqi dan lainnya)
Hadirin sidang jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Dalam hadits tersebut, Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
menjelaskan bahwa akan muncul perbedaan di tengah-tengah umat Muhammad.
Umat Muhammad akan terpecah belah menjadi beberapa golongan. Seluruhnya
akan berada di neraka kecuali satu golongan. Nabi juga telah menjelaskan kepada
kita bagaimana cara mengenali satu golongan yang selamat ini. Ciri khasnya
adalah selalu menjadi kelompok mayoritas di kalangan umat Nabi Muhammad.
Mayoritas umat Muhammad dari zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
hingga masa kita sekarang ini berada dalam petunjuk dan kebenaran dalam
prinsip-prinsip keyakinan, meskipun terjadi perbedaan pendapat dalam berbagai
masalah furu’ (fiqh).
Mayoritas umat Muhammad seluruhnya bersatu dan sama dalam hal
menauhidkan Allah, menyucikan Allah dari segala keserupaan dengan makhluk
dan menyucikan Allah dari benda, arah, ukuran dan tempat. Mayoritas umat
Muhammad meyakini bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, meyakini
bahwa perbuatan-perbuatan hamba terjadi dengan penciptaan Allah, bukan
dengan penciptaan para hamba. Mayoritas umat Muhammad meyakini bahwa
tidak ada sesuatu pun yang ada setelah tiada kecuali dengan kehendak Allah, ilmu

2
dan qudrah-Nya, dan bahwa tidak mungkin terjadi sesuatu yang tidak Allah
kehendaki terjadi. Mayoritas umat Muhammad meyakini bahwa kebaikan dan
keburukan, keduanya terjadi dengan kehendak Allah dan takdir-Nya. Mayoritas
umat Muhammad meyakini bahwa Allah mengutus para Nabi untuk memberikan
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan memberikan peringatan
kepada orang-orang yang tidak beriman, dan bahwa nabi pertama adalah Adam
dan nabi terakhir adalah Nabi Muhammad, pemimpin para rasul dan penghulu
manusia seluruhnya. Allah memilih para nabi dan menganugerahkan kepada
mereka kemaksuman dari kekufuran, dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil yang
menunjukkan rendahnya jiwa pelakunya dan dari seluruh kehinaan serta penyakit-
penyakit yang menjijikkan. Mayoritas umat Muhammad mengimani bahwa surga
dan neraka sekarang sudah ada dan akan kekal selamanya tanpa penghabisan.
Mayoritas umat Muhammad mengakui adanya kebangkitan, dikumpulkannya para
hamba di padang mahsyar, adanya hisab (perhitungan amal), adanya siksa dan
segala hal yang tsabit dan dipastikan sebagai bagian dari syari’at.
Tidak ada yang menyimpang dari keyakinan-keyakinan yang benar tersebut,
kecuali sekelompok orang dari golongan yang menyempal. Mereka ini sedikit
sekali jumlahnya, jika dibandingkan dengan mayoritas umat. Di antaranya adalah
golongan Mujassimah yang menyifati Allah dengan sifat-sifat benda dan
menisbatkan kepada Allah ukuran, tempat, anggota-anggota badan, sifat
bergerak, berpindah, berubah, infi’al (reaksi dan emosi), naik, turun dan sifat-sifat
makhluk lainnya. Dengan ini, mereka telah keluar dari lingkaran tauhid. Di antara
golongan yang menyempal juga adalah golongan Murji’ah dan Qadariyyah yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang mereka:
)‫ِص ْن َف ِان ِم ْن ُأ َّم ِِت لَيْ َس لَهُ َما ِِف اًل ْس ََل ِم ن َِصيْ ٌٌ امل ُ ْآ ِجئَ ُة َوالْ َهدَ ِري َّ ُة ( َر َوا ُه ا ِ ِّ ْلت ِم ِذك ي‬
Maknanya: “Ada dua macam umatku yang tidak memiliki bagian dari Islam sama
sekali, yaitu golongan Murji’ah dan Qadariyyah.” (HR. at-Tirmidzi)
Murji’ah memiliki keyakinan yang bertentangan dengan akidah Islam. Menurut
mereka, sebanyak apapun seorang mukmin melakukan perbuatan-perbuatan
dosa, maka ia tidak akan disiksa di akhirat. Sedangkan tentang golongan
Qadariyyah, Baginda Nabi bersabda:
‫ات ِم ْنُ ْم فَ ََل َ َ ْشهَدُ ْوا َجنَ َازتَ ُه‬ َ ‫ َم ْن َم‬،‫ْك ُأ َّم ٍة َم ُج ْو ٌس َو َم ُج ْو ُس ٰه ِذ ِه ْ ُاْل َّم ِة ِّ ِاّل ْي َن ي َ ُه ْولُ ْو َن ًَل قَدَ َر‬ ِِّ ُ ‫ِل‬
‫ ُهل َأ ْن يُقْ ِح َههُ ْم ِبَلَّ َّجالِ ( َر َوا ُه َأبُ ْو‬
ِ ‫َو َم ْن َم ِآ َض ِم ْنُ ْم فَ ََل تَ ُع ْود ُْو ُ ُْ َ ُو ُ ُْ ِش ْي َع ُة اَلَّ َّجالِ َو َح ٌّق عَ ََل‬
)‫َداو َد‬
Maknanya: “Setiap umat memiliki Majusi di tengah-tengah mereka, dan Majusi umat
ini adalah mereka yang mengatakan tidak ada qadar. Jika salah seorang dari mereka
meninggal jangan hadiri jenazahnya, orang yang sakit dari mereka jangan kalian
jenguk, mereka adalah para pembantu Dajjal dan benar Allah akan menggabungkan
mereka dengan Dajjal.” (HR. Abu Dawud)
Jadi, golongan Qadariyyah adalah mereka yang tidak beriman dengan qadar, yakni
mengingkari taqdir Allah terhadap sebagian perkara. Padahal para ulama telah

3
menegaskan bahwa orang yang mengatakan tentang satu perkara saja bahwa itu
terjadi tanpa kehendak Allah, maka ia telah keluar dari Islam. Di antara golongan
yang menyempal dari mayoritas kaum muslimin adalah golongan Khawarij yang
mengafirkan pelaku dosa besar. Bahkan di antara mereka, ada yang mengafirkan
seorang penguasa jika memberlakukan hukum selain syari’at Allah meskipun ia
tidak menghalalkan hal itu, meskipun dalam satu permasalahan. Bahkan mereka
juga mengafirkan rakyatnya, baik yang setuju dengan para penguasa atau tidak,
kecuali orang-orang yang memberontak kepada para penguasa dan memerangi
mereka. Berdasarkan pandangan ini mereka menghalalkan darah kaum muslimin
dan harta-harta mereka. Dan dengan sebab mereka ini, muncullah berbagai
macam fitnah dan kehancuran dalam rentang sejarah umat Muhammad.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada abad ketiga Hijriah, golongan-golongan yang menyempal semakin
banyak. Maka di akhir abad ketiga tersebut, Allah ta’ala membangkitkan dua
orang ulama besar. Yaitu Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al
Maturidi. Kedua ulama besar ini dan murid-murid keduanya kemudian membantah
golongan-golongan yang menyempal dan menjelaskan kembali akidah yang benar
dengan dalil-dalil yang kuat, sehingga aliran-aliran sempalan itu menyusut dan
terkalahkan. Karena inilah, Ahlussunnah kemudian dinisbatkan kepada keduanya,
sehingga Ahlussunnah wal Jama’ah kemudian dikenal dengan nama Asy’ariyyah
dan Maturidiyyah. Fakta sejarah pun membuktikan kebenaran Asy’ariyyah dan
Maturidiyyah. Karena siapapun yang jeli dalam melihat barisan para ulama umat
Muhammad di berbagai disiplin ilmu keislaman mulai dari masa dua imam besar
tersebut hingga sekarang, akan mendapati bahwa mereka adalah para pengikut
al-Asy’ari atau al-Maturidi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengenai kebenaran akidah Asy’ariyyah yang merupakan Ahlussunnah wal
Jama’ah, Allah ta’ala berfirman:
ْ ُ ‫ي َ ٰـأَُّيَا أ َّ ِّل َين َءا َمنُوا َمن يَ ْآتَ َّد ِم‬
‫نُك َعن ِدي ِن ِهۦ فَ َس ْو َف يَأْ ِِت أ َّ َُّلل ِب َه ْوم ُ ُِيُّبُ ْم َو ُ ُِيبون َ ُهۥ َأ ِذ َّ ٍَّل عَ ََل‬
‫ون لَ ْو َم َة ًَل ِئ ۚ َذ ِ َِل فَضْ ُل أ َّ َِّلل‬ َ ُ‫ِيل أ َّ َِّلل َو ًَل َ ََياف‬
ِ ‫ون ِِف َسب‬ َ ُ‫ألْ ُم ْؤ ِم ِن ََّي َأ ِع َّز ٍة عَ ََل أ ْل َك ٰـ ِف ِآ َين ُ َُي ٰـهِد‬
)54 :‫يُ ْؤ ِتي ِه َمن يَشَ ا ُء ۚ َوأ َّ َُّلل َو ِس ٌع عَ ِق ٌي (املائدة‬
Maknanya: “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang
berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” (QS. al Ma’idah: 54)
Al-Hakim dalam al-Mustadrak dan lainnya meriwayatkan bahwa ketika turun ayat
tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjuk sahabat Abu Musa al-
Asy’ari sambil bersabda:

4
)‫ُ ُْ قَ ْو ُم َك َّي أ َب ُم ْو ََس ( َر َوا ُه الْ َحا ِكـ ُم َوغَ ْ ُْي ُه‬
Maknanya: “Mereka adalah kaummu, wahai Abu Musa al-Asy’ari.” (HR. al Hakim dan
lainnya)
Imam al-Qusyairi berkata:
‫َأتْ َبا ُع َأ ِِب احل ََس ِن ا َْل ْش َع ِآ ِ ِّك ي ِم ْن قَ ْو ِم ِه‬
“Para pengikut Abul Hasan al-Asy’ari termasuk bagian dari kaumnya sahabat Abu
Musa al Asy’ari.”
Sedangkan kabar gembira mengenai kebenaran akidah Maturidiyyah
terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan al-Hakim dengan
sanad yang shahih bahwa Nabi bersabda:
)‫لَ ُت ْفتَ َح َّن ال ُه ْس َط ْن ِطينيَّ ُة ولَ ِن ْع َم ْاْل ِم ْ ُْي َأ ِم ْ ُْيهَا َولَ ِن ْع َم الْ َجيْ ُش ٰذ ِ َِل الْ َجيْ ُش (رواه أحد واحلاُك‬
Maknanya: “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan, maka (di antara) sebaik-baik
pemimpin adalah penakluk Konstantinopel dan (di antara) sebaik-baik pasukan
adalah pasukannya.” (HR. Ahmad dan al Hakim)
Sejarah mencatat bahwa Konstantinopel ditaklukkan oleh kaum muslimin
delapan ratus tahun sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kota yang
saat ini bernama Istambul yang berada di negara Turki itu ditaklukkan oleh
seorang sultan yang mujahid, yaitu Sultan Muhammad al-Fatih yang sudah maklum
bahwa beliau berakidah Maturidiyyah. Akankah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
memuji orang yang menyalahinya dalam akidah? Akankah Nabi memuji orang yang
menyalahi jalan yang telah digariskannya dan kebenaran yang telah dibawanya?.
Sungguh, hal ini tidak mungkin terjadi. Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa
Asy’ariyyah dan Maturidiyyah berada dalam kebenaran. Menjadi bukti pula atas
hal itu, bahwa ratusan juta kaum muslimin di berbagai penjuru dunia mengikuti
akidah dua imam besar tersebut yang merupakan akidah yang dibawa oleh Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari paparan di atas, menjadi jelas bahwa NU adalah salah satu kelompok
yang benar karena secara akidah, NU mengikuti madzhab Asy’ari dan Maturidi
sebagaimana jalan yang ditempuh oleh mayoritas umat dari masa ke masa. Dalam
Bab II, Pasal 5 Anggaran Dasar NU ditegaskan,
Nahdlatul Ulama beraqidah Islam menurut faham Ahlus Sunnah
wal Jama’ah, dalam bidang aqidah mengikuti madzhab Imam Abu
Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi, dalam
bidang fiqh mengikuti salah satu dari 4 (empat) madzhab yaitu
Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali, dan
dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam Al-Junaid Al-
Bagdadi dan Imam Abu Hamid Al-Ghazali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan semakin
memperkokoh keaswajaan kita dan semakin menguatkan ke-NU-an kita. Amin.

5
‫ ُهل ِ ِْل َولَ ُ ُْك‪ ،‬فَ ْاس َت ْغ ِف ُآ ْو ُه‪ ،‬ان َّ ُه ه َُو الْ َغ ُف ْو ُر َّالآ ِح ْ ُي‪.‬‬
‫َأقُ ْو ُل قَ ْو ِ ِْل ٰه َذا َو َأ ْس َت ْغ ِف ُآ َ‬
‫ِ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َصا ِب ِه َأه ِْل‬ ‫َالْ َح ْمدُ ِهلل َو َك َفى‪َ ،‬و ُأ َص ِ ِّ ِْل َو ُأ َس ِ ِّ ُِل عَ ََل َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد الْ ُم ْص َط َفى‪َ ،‬وعَ ََل أ ِ ِِل َو َأ ْ َ‬
‫َشيْ َك َِلُ‪َ ،‬و َأ ْشهَدُ َأ َّن َس ِ ِّيدَ َنَ ُم َح َّمدا ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُِلُ‪.‬‬ ‫ ُهل َو ْددَ ُه ًَل َ ِ‬ ‫الْ َوفَا‪َ .‬أ ْشهَدُ َأ ْن ًَّل ا َِل ا ًَّل ُ‬
‫ِ‬
‫ ُهل الْ َع ِ ِ ِِّل الْ َع ِظ ْ ِي َوا ْعقَ ُم ْوا َأ َّن َ‬
‫ ُهل‬ ‫ِس ِب َت ْه َوى ِ‬ ‫َأ َّما ب َ ْعدُ ‪ ،‬فَ َيا َأُّيَا الْ ُم ْس ِق ُم ْو َن‪ُ ،‬أ ْو ِص ْي ُ ُْك َون َ ْف ِ ْ‬
‫ون عَ ََل‬ ‫ ُهل َو َم ََلئِ َكتَ ُه يُ َصق َ‬ ‫الس ََل ِم عَ ََل ن َ ِب ِيِّ ِه ْال َك ِآ ْ ِْي فَ َها َل‪ :‬ا َّن َ‬ ‫َّ‬ ‫َأ َم َآُ ُْك ِبأَ ْم ٍآ َع ِظ ْ ٍي‪َ ،‬أ َم َآُ ُْك ِب َّلص ََل ِة َو‬
‫النَّ ِ ِ ِّب‪َّ ،‬ي َأُّيَا َّ ِاّل َين أ َمنُوا َصقوا عَقَ ْي ِه َو َس ِق ِّ ُموا َ َ ْس ِقمياا‪َ ،‬ال ٰق ِّه َُّم َص ِ ِّلِ عَ ََل َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد َوعَ ََل ألِ‬
‫َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد َ َمَك َصق َّ ْي َت عَ ََل َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َآا ِه ْ َي َوعَ ََل ألِ َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َآا ِه ْ َي َو َب ِركْ عَ ََل َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َوعَ ََل ألِ َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد َ َمَك َب َر ْك َت عَ ََل َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َآا ِه ْ َي َوعَ ََل ألِ َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َآا ِه ْ َي‪ِْ ِ ،‬ف الْ َعالَ ِم ْ ََّي ان ََّك‬
‫ِ‬ ‫َ ِ ٌ جِ ٌ َ ٰ ِّ ْ ِ ِ ْ ِ ِ ْ ْ ِ ِ ِ ْ ِ ِ ْ ْ ِ ِ ِ‬
‫ات ْ َاْل ْح َيا ِء ِم ْنُ ْم َو ْ َاْل ْم َو ِات‪،‬‬ ‫ح ْيد َم ْيد‪ .‬القه َُّم اغف ْآ لق ُم ْسقم ََّي َوال ُم ْسق َمات وال ُم ْؤمن ََّي َوال ُم ْؤمنَ‬
‫القهم ا ْدفَ ْع َعنَّا الْ َب ََل َء َوالْغ َََل َء َوالْ َو َب َء َوالْ َف ْحشَ َاء َوالْ ُم ْن َك َآ َوالْ َبغ َْي َوالس ُي ْو َف الْ ُم ْخ َت ِق َف َة َو َّ‬
‫الشدَ ائِدَ‬
‫َوالْ ِم َح َن‪َ ،‬ما َظه ََآ ِم ْنَا َو َما ب َ َط َن‪ِ ،‬م ْن ب َ َ َِلَنَ ه ََذا ل ََّاص اة َو ِم ْن ب ُ ْ ََل ِان الْ ُم ْس ِق ِم ْ ََّي عَا َّم اة‪ ،‬ان ََّك عَ ََل‬
‫ِ‬
‫َش ٍء قَ ِد ْي ٌآ‬‫ك َْ‬ ‫ُ ِ ِّ‬
‫ ُهل يَأْ ُم ُآ ِبلْ َع ْدلِ َو ْاًل ْح َس ِان َوايْ َتا ِء ِذك ي الْ ُه ْآ ََب ويَ ْنَىى َع ِن ال َف ْحشَ ا ِء‬ ‫ ُهل‪ ،‬ا َّن َ‬ ‫ِع َبا َد ِ‬
‫ ُهل الْ َع ِ ِظ ْ َي ي َ ْذ ُك ْآُ ُْك َو َ ِّل ْك ُآ ِ‬
‫ ُهل َأ ْك َ َُب‪.‬‬ ‫َوالْ ُم ْن َك ِآ َوال َب ْغ ِي‪ ،‬ي َ ِع ُظ ُ ُْك لَ َعق َّ ُ ُْك ت ََذكَّ ُآ ْو َن‪ .‬فَاذ ُك ُآوا َ‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan‬‬
‫‪Aswaja NU Center PCNU Kab. Mojokerto‬‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai