Anda di halaman 1dari 9

Khutbah ke 4:

Mendalami makna hari `asyura


،‫الحمد هلل رب العالمين‬
.‫ سبحانه وتعالى له الحمد في األولى واآلخرة وهو على كل شيء قدير‬،‫حمدا يليق بجالله وكماله‬
‫ يا ربنا ونشهد مالئكتك و َح َملة عرشك وجميع خلقك أنك‬O‫ ونشهدك‬O‫ ونستعينك ونستهديك‬O‫نحمدك اللهم ونشكرك‬
‫أنت هللا ال إله إال أنت وحدك ال شريك لك‬
‫ فبلّغ رسالة ربه أعظ َم ما‬،‫ أرسلته بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كلِّه‬O‫وأن سيدنا محمدا عبدُك ورسولُك‬
‫يكون التبليغ وأ ّدى األمانة اإللهية على أكم ِل وج ٍه‬
‫ اللهم صل على سيدنا محم ٍد‬، ‫وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه الطيبين الطاهرين‬ ْ ‫اللهم صلِّ وسلّ ْم‬
ْ ‫ ِه َوَأ‬Oِ‫ َو َعلَى اَل‬.‫تَقِيْم‬O‫ َراطك ال ُم ْس‬O‫ص‬
‫ َحابِ ِه‬O‫ص‬ ِ ‫ق َوالهَا ِدي اِلَى‬ َّ ‫الح‬
ِّ ‫ق بِال َح‬ َ ‫اص ِر‬ ِ َّ‫ق َوالن‬ َ َ‫ق َوالخَاتِ ِم لِ َما َسب‬ َ ِ‫ح لِ َما ُأ ْغل‬
ِ ِ‫الفَات‬
،ُ‫ َأ َّما بَ ْعد‬،‫َار ِه ال َع ِظي ِْم‬
ِ ‫ق قَ ْد ِر ِه َو ِم ْقد‬َّ ‫َح‬

ِ ‫ل َأ َوا ِم ِر ِه َواجْ تِنَا‬Oِ ‫ وبِا ْمتِثَا‬،‫ي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه‬
.‫ب ن ََوا ِه ْي ِه‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َواِيَا‬ ِ ْ‫َأيُّهَا الحاضرون ُأو‬
‫وْ تُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم‬O‫ ِه َوالَ تَ ُم‬Oِ‫ق تُقَات‬
َّ O‫وا هللاَ َح‬Oُ‫وا اتَّق‬Oُ‫ا َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمن‬O‫ا َأيُّه‬Oَ‫ ي‬O.‫ َّر ِجي ِْم‬O‫ ْيطَا ِن ال‬O‫الش‬
َّ َ‫ اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمن‬:‫قال هللا تعالى‬
‫ُّم ْسلِ ُموْ ن‬
ُ‫وْ لَه‬O ‫ ِع هللاَ َو َر ُس‬O‫وْ بَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط‬OOُ‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذن‬.‫ قَوْ الً َس ِد ْيدًا‬O‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُوْ لُوْ ا‬
.‫ َع ِظ ْي ًما‬O‫فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا‬

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang telah menjadikan kita semua hamba yang
beriman dan bertakwa kepada-Nya, sehingga bisa terus istiqamah dalam menjalankan ibadah,
kewajiban dan menunaikan tanggung jawab. Semoga semua ketaatan dan kebajikan yang kita
lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya, dan menjadi bukti bahwa kita semua termasuk
orang-orang yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alih wa sahbih, yang telah mengangkat manusia
dari lembah kenistaan yang gelap lagi pekat menuju tempat yang terang benderang dan berada
dalam ridha-Nya. Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada
keluarganya, para sahabatnya, dan semua umatnya.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku
khatib mengajak kepada diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha dan berupaya meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt. Karena hanya dengan modal iman dan takwa, kita semua bisa
menjadi hamba yang selamat di dunia dan akhirat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, hari ini kita telah memasuki hari kesepuluh di bulan
Muharram yang biasa kita kenal dengan sebutan hari Asyura. Banyak peristiwa penting dan
bersejarah yang terjadi pada hari Asyura. Pada khutbah yang singkat ini, khatib akan
menceritakan beberapa peristiwa penting yang pernah terjadi pada hari ‘Asyura. Peristiwa masa
lalu tidak hanya untuk dikenang. Tapi untuk diambil pelajaran bagi kehidupan kita di masa
sekarang dan masa mendatang. Untuk diambil ibrah dalam urusan dunia dan akhirat kita. Untuk
diambil hikmahnya agar kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan dan mempersiapkan
bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dari


sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata:

‫ َذا‬O‫ ٰه‬:‫الُوْ ا‬OOَ‫ ق‬،‫وْ ِم‬O‫الص‬


َّ َ‫ َما ٰه َذا ِمن‬:‫ال‬ َ ‫س ِمنَ ْاليَهُوْ ِد قَ ْد‬
َ َ‫ء فَق‬Oَ ‫صا ُموْ ا يَوْ َم عَا ُشوْ َرا‬ ٍ ‫َم َّر النَّبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم بُِأنَا‬
‫فِ ْينَةُ َعلَى‬O ‫الس‬ ْ ‫ َو ٰه َذا ْاليَوْ ُم ا ْستَ َو‬، ُ‫ق فِ ْي ِه فِرْ عَوْ ن‬
َّ ‫ ِه‬O ‫ت فِ ْي‬ َ ‫َر‬
ِ ‫ق َوغ‬ ِ ‫ي ِإ ْس َراِئ ْي َل ِمنَ ْال َغ َر‬Oْ ِ‫ْاليَوْ ُم الَّ ِذيْ نَجَّى هللاُ ُموْ َسى َوبَن‬
‫وْ ِم‬O‫ص‬ ُّ ‫ق بِ ُموْ َسى َوَأ َح‬
َ ِ‫ق ب‬ ُّ ‫ َأنَا َأ َح‬:‫ فَقَا َل النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم‬،‫ ُش ْكرًا هِلِل تَ َعالَى‬O‫صا َمهُ نُوْ ٌح َو ُموْ َسى‬ َ َ‫ ف‬، ِّ‫ْالجُوْ ِدي‬
َّ ‫ فََأ َم َر َأصْ َحابَهُ بِال‬،‫ٰه َذا ْاليَوْ ِم‬
‫صوْ ِم‬

“Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati sekelompok orang Yahudi
yang tengah berpuasa hari Asyura, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Puasa
hari apa ini?,” mereka menjawab: Hari ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan
Bani Isra’il dari tenggelam, sedangkan Fir’aun di hari ini tenggelam. Hari ini adalah hari ketika
perahu Nabi Nuh berlabuh di bukit al Judiy. Karena itu, Nuh dan Musa berpuasa di hari ini
karena bersyukur kepada Allah ta’ala. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku
lebih berhak terhadap Musa dan lebih berhak untuk berpuasa hari ini,” kemudian Nabi
memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.” (HR Imam Ahmad).

Saudara-saudara seiman, dalam hadits di atas, disebutkan dua peristiwa dari sekian banyak
peristiwa penting yang terjadi di hari Asyura. Yaitu berlabuhnya perahu Nabi Nuh dengan
selamat di bukit Judiy dan selamatnya Nabi Musa dari kejaran Raja Fir’aun beserta bala
tentaranya.

Hadirin rahimakumullah, Nabi Nuh ‘alaihissalam diutus oleh Allah kepada kaum yang kafir.
Beliau-lah nabi dan rasul pertama yang diutus oleh Allah kepada orang-orang kafir. Para nabi
dan rasul sebelumnya, yaitu Nabi Adam, Nabi Syits dan Nabi Idris ‘alaihimussalam diutus oleh
Allah kepada kaum Muslimin. Umat ketiga nabi tersebut semuanya beragama Islam. Tidak ada
satu pun yang kafir.

Dengan penuh kesabaran, Nabi Nuh ‘alaihissalam berdakwah kepada mereka siang dan malam,
secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Kadangkala dengan menyampaikan kabar
gembira (targhib) dan terkadang dengan memberi peringatan (tarhib). Beliau konsisten dalam
berdakwah selama 950 tahun. Akan tetapi kebanyakan kaumnya tidak beriman. Mereka tetap
pada kesesatan dan kekufuran. Mereka memusuhi Nabi Nuh, menyakitinya, melecehkannya
bahkan memukulinya. Itu semua tidak mengendorkan dan mematahkan semangat Nabi Nuh
dalam berdakwah. Berkali-kali Nabi Nuh ‘alaihissalam mengalami siksaan demi siksaan, tapi
beliau tetap kembali mengajak mereka agar beriman.

Hal ini dilakukan oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam secara terus menerus tanpa patah semangat dan
tanpa bosan, hingga Allah mewahyukan kepadanya bahwa tidak akan beriman kepadanya di
antara kaumnya kecuali orang-orang yang telah beriman. Maka Nabi Nuh ‘alaihissalam berdoa
agar orang-orang kafir dimusnahkan semuanya. Allah ta’ala berfirman:

(٢٦ :‫ض ِمنَ ْال َكافِ ِرينَ َديَّارًا (سورة نوح‬


ِ ْ‫ال نُو ٌح َربِّ اَل تَ َذرْ َعلَى اَأْلر‬
َ َ‫َوق‬

Maknanya: “Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-
orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS Nuh: 26)

Lalu Allah kirimkan kepada mereka adzab-Nya. Allah timpakan kepada mereka banjir besar
sehingga tidak menyisakan satu orang pun di antara orang-orang kafir. Allah selamatkan Nabi-
Nya dan orang-orang beriman di antara kaumnya dengan perahu yang dibuat oleh Nabi Nuh
dengan perintah Allah. Allah pun menjaga perahu tersebut dengan pemeliharaan dan perhatian-
Nya hingga berlabuh dengan selamat di bukit Judiy.

Jama`ah shalat jum`at yang dirahmati Allah

Sedangkan kisah Sayyidina Musa, beliau hidup di masa raja yang zalim dan melampaui batas,
yaitu Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan. Allah memerintahkan Sayyidina Musa agar pergi
kepada Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan
menyucikan-Nya dari sekutu. Maka Nabi Musa pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-
mukjizat yang sangat menakjubkan dan membuktikan bahwa beliau benar-benar utusan Allah
ta’ala. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta
menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan
para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir, lalu Fir’aun mengejarnya bersama
pasukannya karena ingin memusnahkan Nabi Musa dan orang-orang yang bersamanya. Akan
tetapi Allah menolong Rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman:

(٦٣ :‫د ْال َع ِظ ِيم (سورة الشعراء‬Oِ ْ‫ق َكالطَّو‬ َ َ‫ك ْالبَحْ َر فَا ْنفَل‬
ٍ ْ‫ق فَ َكانَ ُكلُّ فِر‬ َ ‫ ِإلَى ُمو َسى َأ ِن اضْ ِربْ بِ َع‬O‫فََأوْ َح ْينَا‬
َ ‫صا‬

Maknanya: “Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu,” maka
terbelah-lah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS asy-Syu’ara’: 63)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan
seperti gunung yang besar. Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa
‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun
mengejar mereka. Allah subhanahu wa ta’ala kemudian menenggelamkan mereka semua dan
Allah selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya. Allah ta’ala
berfirman:

َ‫ه‬O َ‫ت َأنَّهُ اَل ِإل‬


ُ ‫ال آ َم ْن‬O
َ Oَ‫ق ق‬ َ O‫ بِبَنِي ِإس َْراِئي َل ْالبَحْ َر فََأ ْتبَ َعهُ ْم فِرْ عَوْ نُ َو ُجنُو ُدهُ بَ ْغيًا َو َع ْد ًوا َحتَّى ِإ َذا َأ ْد َر َكهُ ْال َغ‬O‫َو َجا َو ْزنَا‬
ُ ‫ر‬O
:‫ونس‬OO‫ورة ي‬OO‫ ِدينَ (س‬O‫ ُل َو ُك ْنتَ ِمنَ ْال ُم ْف ِس‬O‫يْتَ قَ ْب‬O‫َص‬ َ ‫ آآْل نَ َوقَ ْد ع‬، َ‫َت بِ ِه بَنُو ِإ ْس َراِئي َل َوَأنَا ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِمين‬ ْ ‫ِإاَّل الَّ ِذي آ َمن‬
(٩١ – ٩٠

Maknanya: “Dan Kami menyelamatkan Bani Isra’il melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir
´aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir
´aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isra’il, dan saya termasuk orang-orang yang
memeluk Islam.” Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah
durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS Yunus:
90-91).

Yakni ketika Fir’aun hampir tenggelam dan mati, ia menyatakan taubat. Padahal taubat tidak
lagi bermanfaat dan tidak diterima dalam keadaan seperti itu. Karena di antara syarat taubat
adalah dilakukan sebelum seseorang putus asa dari hidup seperti ketika akan tenggelam dan
tidak ada kemungkinan selamat. Inilah yang terjadi pada Fir’aun. Allah ta’ala berfirman:

‫ونَ َوهُ ْم‬OOُ‫ْت اآْل نَ َواَل الَّ ِذينَ يَ ُموت‬


ُ ‫ال ِإنِّي تُب‬O ُ ْ‫و‬OO‫ض َر َأ َح َدهُ ُم ْال َم‬
َ Oَ‫ت ق‬ ِ ‫ت التَّوْ بَةُ لِلَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ ال َّسيَِّئا‬
َ ‫ت َحتَّى ِإ َذا َح‬ ِ ‫َولَ ْي َس‬
(١٨ :‫ُكفَّا ٌر ُأولَِئكَ َأ ْعتَ ْدنَا لَهُ ْم َع َذابًا َألِي ًما (سورة النساء‬

Maknanya: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia
mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-
orang yang mati sedang mereka dalam kekufuran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan
siksa yang pedih” (QS an-Nisa’: 18).

Selain di atas, para ulama juga menjelaskan beberapa keistimewaan para nabi di hari ‘Asyura,
yaitu kenaikan Nabi Idris menuju tempat di langit, kesembuhan Nabi Ayub dari penyakit, dan
pengangkatan Nabi Sulaiman menjadi raja. Dari beberapa kejadian di atas, dapat kita simpulkan
bahwa hari ‘Asyura adalah hari yang amat istimewa. Karena itu, hari ‘Asyura menjadi momen
yang amat baik untuk meniru akhlak para nabi, akhlak yang mulia, lemah lembut, dan
menjunjung tinggi kasih sayang, dan kerukunan. Menghindari terhadap kejelekan, penghinaan,
kekerasan, permusuhan, dan adu domba. Ingat, kebaikan di bulan ini dilipatgandakan pahalanya.
Kejelekan di bulan ini dilipatkan siksa dan malapetakanya.

Jama`ah jum`at yang dimuliakan Allah

Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan dalam berdakwah kepada
Allah dan bersabar untuk itu. Di atas garis perjuangan mereka inilah para sahabat dan para
ulama berjalan. Mereka menyerahkan dan mengorbankan jiwa dan raga untuk membela agama
Allah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada
Allah ‫ﷻ‬. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari ‘Asyura, yang
bertepatan dengan hari ini. Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa.
sebagaimana terdapat dalam hadits yang telah kami sebutkan di awal khutbah.

‫ فَ َو َج َد ْاليَهُو َد يَصُو ُمونَ يَوْ َم‬،َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال َم ِدينَة‬
َ ِ‫ل هللا‬Oُ ‫ قَ ِد َم َرسُو‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما‬ ِ ‫س َر‬
ٍ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
ُ‫ فَنَحْ ن‬، َ‫وْ ن‬OO‫يل َعلَى فِرْ َع‬
َ ‫ َراِئ‬O‫ ِإ ْس‬O‫ َوبَنِي‬،‫ى‬O‫وس‬ ْ ‫وْ ُم الَّ ِذي َأ‬OOَ‫ هَ َذا ْالي‬:‫ك؟ فَقَالُوا‬
َ ‫ ِه ُم‬O‫ َر هللاُ فِي‬Oَ‫ظه‬ َ ِ‫ فَ ُسِئلُوا ع َْن َذل‬O‫عَا ُشو َراء‬
َ ِ‫ر ب‬Oَ ‫ نَحْ نُ َأوْ لَى بِ ُمو َسى ِم ْن ُك ْم فََأ َم‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫صوْ ِم ِه‬ َ ‫ فَقَا َل النَّبِ ُّي‬،ُ‫نَصُو ُمهُ تَ ْع ِظي ًما لَه‬

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: "Rasulullah ‫ ﷺ‬hadir di kota Madinah, kemudian beliau
menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan ‘Asyura, kemudian mereka ditanya tentang
puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah ‫ ﷻ‬memberikan
kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa untuk
menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan
Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk
berpuasa di hari ‘Asyura."
Demikian pula disunnahkan puasa hari Tasu’a’, yaitu tanggal 9 Muharram yang jatuh pada hari
kemerin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ِ َّ‫ْت ِإلَى قَابِ ٍل َأَلصُوْ َم َّن الت‬


(‫اس َع (رواه مسل ٌم‬ ُ ‫لَِئ ْن بَقِي‬

Maknanya: “Jika aku masih hidup tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tanggal sembilan”
(HR Muslim)

Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, menjelaskan bahwa hadits di atas, menjadi
dalil disunnahkannya berpuasa di hari Sembilan dan sepuluh di bulan Muharram. Karena Nabi
telah melaksanakan puasa di hari ‘Asyura dan berniat puasa di hari ke Sembilan di bulan
Muharram.

Puasa di hari ke sembilan memiliki tujuan untuk membedakan antara puasa orang Islam dan
orang Yahudi. Karena itu hukumnya makruh jika kita hanya puasa di hari ke sepuluh saja karena
ada keserupaan dengan orang Yahudi. Dari beberapa riwayat hadits di atas dapat kita simpulkan
bahwa umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa di hari ke Sembilan dan hari ‘Asyura di
bulan Muharram.

Hikmah dari puasa tanggal 9 di samping berpuasa pada tanggal 10 Muharram sebagaimana
dikatakan oleh sebagian ulama adalah menyalahi orang-orang Yahudi, karena mereka hanya
berpuasa di tanggal 10 saja. Jika seseorang tidak berpuasa tanggal 9 bersama tanggal 10, maka
disunnahkan berpuasa tanggal 11 Muharram bersama tanggal 10. Bahkan Imam Syafi’i dalam
kitab al-Umm menegaskan kesunnahan puasa tiga hari sekaligus, yaitu tanggal 9, 10 dan 11
Muharram.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Puasa hari ‘Asyura sangat dianjurkan karena memiliki
beberapa keutamaan, Imam Turmudzi meriwayatkan hadits hasan dalam kitab Sunan Turmudzi
juz 2 halaman 109, bahwa orang yang berpuasa di hari ‘Asyura akan mendapatkan ampunan dari
Allah ‫ﷻ‬. Sebagaimana sabda Nabi:

‫ ْيء‬O‫ َأي َش‬:‫لم‬OO‫ ِه َوس‬O‫لى هللا َعلَ ْي‬OO‫ ص‬،‫ل النَّبِي‬OO‫َأ َل رج‬O‫(س‬
َ :ُ‫ضي هللا تَ َعالَى عَنه‬
ِ ‫ َر‬،‫ي من َح ِديث عَل ّي‬ ّ ‫ التِّرْ ِم ِذ‬O‫وروى‬
‫ ِه على‬O ‫ َويَتُوب فِي‬O‫َاب فِي ِه على قوم‬ َ ‫ َوفِيه يَوْ م ت‬،‫ فَِإنَّهُ شهر هللا‬،‫ صم ْالمحرم‬:‫ال‬
َ َ‫ضان؟ ق‬ َ ‫تَْأ ُمرنِي َأن َأصوم بعد َر َم‬
ِ ‫ حسن غ‬:‫ َوقَا َل‬. )‫قوم آخَرين‬
‫َريب‬

“Suatu ketika seorang laki-laki bertanya pada Nabi, apa yang akan engkau perintahkan
kepadaku wahai Nabi setelah saya berpuasa di bulan ramadhan? Nabi bersabda: Berpuasalah di
bulan Muharram, Muharram adalah bulan milik Allah, di bulan itu Allah menerima taubat satu
kaum dan menerima taubat kaum yang lainnya.” (HR. Tirmidzi)

Selain itu, Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits sahih dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz 1
halaman 553, bahwa barang siapa puasa di hari ‘Asyura akan dihapus kesalahan satu tahun yang
telah lalu, sebagaimana sabda Nabi:

»ُ‫ ِإنِّي َأحْ ت َِسبُ َعلَى هَّللا ِ َأ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَه‬،‫صيَا ُم يَوْ ِم عَا ُشو َرا َء‬
ِ « :‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ل هَّللا‬Oُ ‫قَا َل َرسُو‬

Berpuasa di hari ‘Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan
di tahun yang telah lalu (HR. Ibnu Majah).

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hari ‘Asyura adalah hari yang mulia. Bulan
Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen
yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka
yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen
yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji.

ِ O‫رْ اَ ِن َو َج ِم ْي‬OOُ‫ َدقَ ِة َوتِاَل َو ِة ْالق‬O‫الص‬


‫ع‬O َّ ‫اَل ِة َو‬O‫الص‬ َّ َ‫ ِه ِمن‬O‫ا فِ ْي‬OO‫ا ُك ْم بِ َم‬OOَ‫ َونَفَ َعنِ ْي َواِي‬،‫اركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِ ْي هَ َذا ْاليَوْ ِم ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫ب‬
،‫تَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬OO‫ َذا َوَأ ْس‬OOَ‫وْ لِ ْي ه‬OOَ‫وْ ُل ق‬OOُ‫ َأق‬،‫ َو ْال َح ِك ْي ُم ْال َعلِ ْي ُم‬OOُ‫ا ِإنَّهُ ه‬OOَ‫ َع َأ ْع َمالِن‬OOْ‫ َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم َج ِمي‬،‫ت‬
ِ ‫ا‬OOَ‫الطَّاع‬
‫ اِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ك لَهُ‪ ،‬الَهٌ مَلْ ي ََز ْل َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َوكِْياًل ‪َ .‬و ْ‬
‫َأش َه ُد َّ‬
‫َأن‬ ‫ِ‬
‫اَحْلَ ْم ُد ل ِله مَحْ ًدا َك َما ََأمَر‪َ .‬أ ْش َه ُد َأ ْن اَل الَهَ ااَّل اهلل َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫حُم َّمدا عب ده ورس ولُه وحبِيب ه وخلِيلُ ه‪َ ،‬أ ْك رِم َّ ِ‬
‫اَأْلولنْي َ َواَأْلخ ِريْ َن‪ ،‬اَلْ َمْبعُ ْوث َرمْح َةً ل ْلعَالَمنْي َ ‪ .‬اللهم َ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َعلَى‬ ‫َ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ ُْ ُ َ َ ْ ُ َ‬
‫اَأْلر ِضنْي َ ‪.‬‬ ‫سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍد وعلى َألِِه وَأصحابِِه ومن َكا َن هَل م ِمن التَّابِعِ ‪ ،‬صاَل ًة داِئمةً بِ َدو ِام َّ ِ‬
‫الس َم َوات َو ْ‬ ‫ُ ْ َ نْي َ َ َ َ َ‬ ‫َ َ َ َ َ ْ َ ََ ْ‬ ‫َ‬

‫احش مَا ظَهَر ِمْنهَا ومَا بطَن‪ .‬وحَافِظُوا علَى الطَّاع ِ‬


‫َة‬ ‫َق ُت َقاتِ ِه و َذروا الْف ِ‬ ‫ََّأما بع ُد‪َ :‬فيَا َأيُّهَا احْل ِ‬
‫اض ُر ْو َن َّات ُق وا اللَّهَ ح َّ‬
‫ْ َ‬ ‫َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َو َ‬‫َ ُْ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫َأن اهلل َأمَر ُكم بِ َأم ٍر َ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َة و َّ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫بَدَأ بَِن ْفس ه‪َ .‬و َثىَن‬ ‫الص ْوم َومَج ْي ِع الْمَ ْأ ُم ْو َرات َوالْ َواجبَات‪َ .‬و ْاعلَ ُم ْوا َّ َ َ ْ ْ‬ ‫و ُح ُ ِ‬
‫ض ْور اجْلُ ْمعَة َواجْلَ َماع َ‬ ‫َ‬
‫مِب َاَل ِئ َك ِة الْ ُم َس بِّ َح ِة بُِق ْد ِس ِه‪ .‬أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‪ .‬بسم اهلل الرمحن الرحيم‪َّ .‬‬
‫إن اهللَ ومالئكتَهُ يص لُّو َن على‬
‫ِ‬
‫ليما‬ ‫صلُّوا عليه َ‬
‫وسلّموا تَ ْس ً‬ ‫ءامنوا َ‬ ‫النيِب ِّ يَا أيُّ َها َ‬
‫الذين َ‬

‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِْبَر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل َسيِّ ِدنَا اِْبَر ِاهْي َم َوبَا ِر ْك‬
‫صلَّْي َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى آل َسيِّدنَا حُمَ َّمد َك َما َ‬
‫اللهم َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ت َعلَى َسيِّدنَا ا ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل َسيِّدنَا ا ْب َراهْي َم يِف ْ العَالَ ِمنْي َ ان َ‬
‫َّك‬ ‫َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى آل َسيِّدنَا حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪.‬‬
‫ِ‬ ‫َات اَ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ات والْم ْؤ ِمنِ والْمْؤ ِمن ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫فَع َعنَّا الْبَاَل ءَ َوالْغَاَل ءَ‬ ‫َأْلحيَاء مْن ُه ْم ِو ْ‬
‫اَأْلم َوات‪ .‬اللهم ْاد ْ‬ ‫ْ‬ ‫هم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْس لمنْي َ َوالْ ُم ْس ل َم َ ُ نْي َ َ ُ‬
‫اللّ ّ‬
‫الش َداِئ َد والْ ِمحن‪ ،‬مَا ظَهَر ِمْنهَا ومَا بطَن‪ِ ،‬من بل ِ‬
‫َدنَا َه َذا‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ َْ‬ ‫َ‬ ‫ف الْ ُم ْختَلفَ ةَ َو َّ َ َ َ‬
‫السُي ْو َ‬
‫َوالْ َوبَاءَ َوالْ َف ْح َشاءَ َوالْ ُمْن َكَر َوالَْب ْغ َي َو ُّ‬

‫َّك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْيٌر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫اصةً َو ِم ْن بُْل َد ِان الْ ُم ْسل ِمنْي َ َع َامةً‪ ،‬ان َ‬
‫َخ َ‬

‫َّج ِال َونَعُ وذُ بِ َ‬


‫ك‬ ‫ك ِم ْن فِْتن َِة الْ َم ِس ِ‬
‫يح الد َّ‬ ‫ك ِمن عَ َذ ِ‬
‫اب الْ َقرْبِ َونَعُ وذُ بِ َ‬ ‫ِ‬
‫َّم َونَعُ وذُ ب َ ْ‬
‫ِ‬ ‫اللَّه َّم ِإنَّا نَع وذُ بِ َ ِ‬
‫ك م ْن عَ َذاب َج َهن َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك ِم ْن‬
‫ك ِم ْن الْ َع ْج ِز َوالْ َك َس ِل َو َنعُ وذُ بِ َ‬
‫ك ِم ْن اهْلَ ِّم َواحْل ََز ِن َونَعُ وذُ بِ َ‬
‫َات‪ ،‬اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَعُ وذُ بِ َ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫نَة الْمحيَا والْمم ِ‬
‫م ْن فْت َ ْ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َال َربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬
‫الرج ِ‬ ‫ك ِمن َغلَب ِ‬ ‫ِ‬
‫الد ْنيَا َح َس نَةً َويِف اآلخ َر ِة َح َس نَةً َوقنَا عَ َذ َ‬
‫اب‬ ‫َة الدَّيْ ِن َو َق ْه ِر ِّ‬ ‫اجْلُنْب ِ َوالْبُ ْخ ِل َونَعُ وذُ ب َ ْ‬
‫النَّا ِر‪ .‬ربَّنَا ظَلَمنَا اَْن ُفسنَا وإ ْن مَل َت ْغ ِفر لَنَا وَترمَحْنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن اْخلَ ِ‬
‫اس ِريْ َن‪.‬‬ ‫ْ َ‬ ‫َ َ ْ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬

‫ان واِي ِ‬
‫تَاء ِذ ْي الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْنكَ ِر َوالَْب ْغ ِي‪ ،‬يَعِظُ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫بَاد اهلل‪ ،‬ا َّن اهللَ يَْأ ُمُر ُك ْم بِالْعَ ْدل َوااْل ْح َس َ ْ‬
‫ع َ‬
‫لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن‪ .‬فَا ْذ ُكروا اهلل الْع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَبُر‬ ‫ُْ َ َ َْ َ ُ ْ َ ُ‬ ‫َ ْ ُْ‬

Anda mungkin juga menyukai