Anda di halaman 1dari 9

Puasa

Pengertian puasa:
Menahan dari dari segala yang membatalkan puasa, waktunya dimulai dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari.
Pertama kali puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah, Rasulullah saw
sendiri semasa hidupnya pernah sembilan kali berpuasa, delapan kali Ramadhan dengan
jumlah 29 hari dan satu kali 30 hari.
Hukum berpuasa:
1. Wajib, terdapat enam keadaan:
Puasa Ramadhan, puasa qadha, puasa kaffarah, puasa pada waktu haji atau
umrah sebagai ganti menyembih untuk fidyah, puasa pada waktu istisqaq jika
diperintahkan oleh pemimpin dan puasa nazar.
2. Sunah, ada tiga macam:
A. Yang berulang setiap tahun: Puasa hari `Arafah, 9 dan 10 `Asyura, enam hari
pulan Syawal, sepuluh awal bulan Zul Hijjah dll.
B. Yang berulang setiap bulan: puasa hari bidh (tgl 13, 14,15), puasa hari sud
(28, 29,30).
C. Yang berulang setiap minggu: Puasa senin kamis.
Sebaik-baik puasa sunnah adalah puasa Nabi Daud, sehari puasa sehari berbuka.
3. Makruh: Sengaja berpuasa pada hari jum`at saja, atau sabtu saja, atau minggu
saja (tanpa puasa pada hari sebelum dan sesudahnya), puasa setiap hari bagi
yang tidak mampu atau bisa menyebabkan tinggalnya amalan sunah lain.
4. Haram, terbagi menjadi dua macam:
A. Haram namun sah: puasa sunahnya seorang istri tanpa izin suami.
B. Haram dan tidak sah, terdapat pada lima kondisi:
a. Puasa pada hari idul fitri
b. Puasa pada hari idul adha
c. Puasa pada hari ke 11, 12 dan 13 (hari tasyriq) dari bulan zulhijjah.
d. Puasa pada setengah akhir bulan Sya`ban (dimulai dari tgl 16 sampai
akhir bulan Sya`ban), kecuali jika puasanya pada setegah akhir bulan
Sya`ban bersambung dengan tanggal 15 (jika ia berhenti satu hari saja
maka tidak boelh lagi untuk melanjutkan puasa), begitu pula tidak haram
berpuasa pada setengah akhir Sya`ban jika ia memiliki puasa qadha,
nazar dan puasa rutin senin kamis.
e. Puasa pada hari yang dikeragui, puasa pada tgl 30 bulan Sya`ban jika ada
berita yang tidak jelas atau kesaksian dari seorang perempuan atau anak
kecil bahwa hilal bulan Ramadhan telah kelihatan.

1
Permasalahan;
Kapan boleh berpuasa pada hari yang dikeragui atau setengah sisa bulan Sya`ban?,
boleh pada tiga keadaan:
A. Jika mengerjakan puasa wajib, seperti puasa Qada, kaffarah dan nazar.
B. Jika orang tersebut memiliki puasa rutin, dan kebetulan bertepatan dengan hari
yang dikeragui atau setengah sisa bulan sya`ban.
C. Jika ia sudah berbuasa dihari sebelumnya yaitu pada tgl 15, jika seperti ini ia
boleh berpuasa pada tgl 16 dan seterusnya, namun jika terputus dan tidak
terdapat sebab lain sebagaimana pada dua poin sebelumnya makai a tidak boleh
lagi berpuasa sampai masuk bulan ramdhan.
Syarat sah puasa:
1. Sedang dalam keadaan islam, mesti ia dalam keadaan Islam satu hari penuh, jika
sempet murtad dan Kembali lagi memeluk islam maka puasanya batal, walaupun
waktu murtadnya cuma satu menit.
2. Berakal (maksudnya dusini adalah mumayyiz), jika sempat gila walaupun hanya
sebentar maka puasanya batal.
3. Suci dari haid dan nifas, juga disyaratkan untuk perempuan untuk suci dari hais
dan nifas sepanjang hari, jika keluar darah haid atau nifas maka puasanya batal,
namun disunahkan untuk melanjutkan berpuasa sampai matahari terbenam.
4. Mengetahui bahwa waktu tersebut diperbolehkan untuk berpuasa.
Syarat wajib puasa:
1. Islam, jika seseorang pernah murtad dan meninggalkan puasa wajib (walaupun
sempat gila ketika bulan Ramdhan ketika ia mustad) maka ia harus mengqada
puasa tersebut, sebagai bentuk hukumam baginya.
2. Mukallaf, maksudnya baligh dan berakal, sedangkan untuk anak kecil dianjurkan
kepada walinya untuk mengajarkannya berpuasa mulai dari umur tujuh tahun
jika pada umur sepuluh tahun belum juga mau untuk berpuasa maka harus di
peringatkan.
3. Memiliki kemampuan, baik secara fisik (sehat) maupun syar`I (tidak dalam
keadaan haid atau nifas).
Ukuran sakit yang membolehkan untuk tidak perbuasa: sakit yang sangat parah,
atau dengan berpuasa dapat menunda proses penyembuhan, atau jika ia tetap
berpuasa akan bertambah parah sakitnya.
4. Mukim (tinggal), maka tidak diwajibkan bagi musafir untuk berpuasa Ramadhan,
dengan syarat ia memulai perjalanannya sebelum terbiat fajar.
Namun dianjurkan bagi musafir yang sanggup untuk berpuasa untuk tidak
membatalkan puasanya.

2
Rukun puasa:
1. Berniat, baik puasa sunah atau wajib. Pada puasa Ramadhan diwajibkan berniat
untuk setiap hari pada malam Ramadhan, tidak cukup satu kali diawal
Ramadhan.
Perbedaan niat puasa sunah dan wajib;
Puasa sunah:
A. Masuk waktu berniat dari terbenamnya matahari pada hari itu.
B. Waktu berniat habis ketika masuk waktu zuhur pada siang harinya. Bolehnya
berniat untuk puasa sunah setelah terbit fajar dengan dua syarat:
a. Belum masuk waktu zuhur (zawal)
b. Belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar
sampai ia berniat puasa sunah.
C. Tidak wajib menentukan jenis puasa sunahnya, kecuali puasa yang memiliki
waktu-waktu khusus, seperti puasa `Arafah dsb.
D. Boleh menggabungkan dua puasa sunnah dalam satu waktu.
Puasa wajib:
A. Masuk waktu berniat dari terbenamnya matahari pada hari itu.
B. Berakhir waktu untuk berniat sampai terbit fajar.
C. Mesti menentukan jenis puasa wajib yang akan ia jalani, seperti puasa
Ramadhan atau nazar.
D. Tidak boleh menggabungkan dua puasa wajib dalam satu waktu.
Permasalahan;
Kapan seseorang tetap sah puasa sunahnya dengan niat setelah terbit fajar
walaupun telah melakukan sesuatu yang membatalkan puasa?
-Jika orang tersebut ia memiliki puasa rutin seperti puasa senin kamis, ia lupa
untuk berpuasa namun ia ingat bahwa hari itu senin atau kamis, jika ia ingat
untuk berpuasa maka ia boleh berniat ketika itu dengan syarat belum masuk
waktu zuhur. Namun pendapat ini (yang tetap membolehkan) termasuk
pendapat yang lemah dalam mazhab syafii.
2. Meninggalkan yang membatalkan puasa (dalam keadaan tidak terpaksa dan
mengetahuinya). Maka tidaklah batal puasa orang yang makan dengan terpaksa atau
terlupa.
Permasalahan;
1. Jika seseorang bepergian kesuatu tempat pada akhir bulan sya`ban (dalam
keadaan tidak berpuasa), kemudian ditempat yang ia kunjungi ternyata sedang
menjalankan puasa Ramadhan, atau ia sudah mulai berpuasa lalu ketika sampai

3
di tempat yang baru ia kunjungi ternyata disana belum mulai bulan puasa, pada
dua keadaan ini apa yang harus ia lakukan?
A. Pada kasus pertama ia wajib untuk mengikuti puasa diwaktu tersebut, maka
ia wajib berpuasa, jika ia tidak sempat berniat sebelum fajar maka wajib
qadha.
B. Jiak pada kasus kedua maka ia boleh memilih untuk berpuasa (karena ia
sudah memulai puasa dari tempat asalnya) atau membatalkan puasanya,
karena mengikuti waktu setempat.
2. Jika seseorang di akhir bulan Ramadhan dalam keadaan berpuasa melakukan
perjalanan kesuatu tempat, kemudian ia dapati ditempat yang baru ia datangi
sudah masuk bulan syawal, atau ia sudah selesai dari puasa Ramadhan ketika
berangkat dan ditempat yang baru ia datangi orang-orang masih berpuasa, apa
yang harus ia lakukan?
-Pada dua keadaan tersebut iu wajib untuk mengikuti kondisi tempat yang baru
ia datangi, berpuasa jika orang-orang masih perpuasa atau berbuka jika orang-
orang disana sudah berbuka.

Sunah-sunah dalam berpuasa:


1. Menyegerakan berbuka jika sudah yakin terbenam matahari, jika masih ragu
maka untuk berhati-hati harus ditunggu sampai beberapa saat.
2. Melaksanakan sahur, masuk waktunya dari pertengahan malam.
3. Mengakhirkan sahur sampai sekiranya tidak terlalu dekat dengan masuknya
waktu fajar.
4. Berbuka dengan kurma basah yang berjumlah ganjil, jika tidak ada maka
dengan kurma muda, jika tidak ada maka dengan air zamzam, jika tidak ada
maka dengan air putih, jika tidak ada maka dengan cairang yang manis
(seperti madu dsb), jika tidak ada maka dengan makanan yang manis.
5. Berdoa ketika berbuka (boleh setelah atau sebelum berbuka)
6. Memberikan makanan untuk berbuka orang lain.
7. Jika memiliki mandi wajib maka disunahkan untuk melakukannya sebelum
terbit fajar.
8. Mandi sehabis berbuka, agar tubuh kembali segar.
9. Melaksanakan shalat tarawih dan witir.
10. Memperbanyak membaca dan mepelajari al Quran
11. Memperbanyak melakukan perbuatan-perbuatan sunah lainnya.
Perbuatan makruh waktu berpuasa:
1. Melakukan bekam pada siang waktu puasa.
2. Membuang air sisa berbuka, maksudnya membuang air yang ada dalam
mulut orang yang berbuka.
3. Mandi siang hari dengan berendam.

4
4. Menggosok gigi setelah masuk waktu zuhur. Namun jika timbul bau mulut
karena sebab selain berpuasa maka tidak apa-apa untuk menggosok gigi.
5. Terlalu banyak makan pada waktu sahur dan berbuka.
6. Banyak tidur.
7. Mengikuti shahwat yang mubah, seberti mendengar nyanyian, memakai
perhum dan terlalu banyak melihat hal yang ia sukai.
Hal-hal yang membatalkan puasa:
1. Yang mebatalkan pahala puasa, diantaranya:
Ghibah, berbohong, sumpah palsu, berkata-kata kotor dll.
2. Yang membatalkan puasa itu sendiri;
A. Murtad.
B. Keluarnya darah haid atau nifas, walaupun sebentar.
C. Melahirkan.
D. Gila, walaupun hanya sesaat.
E. Pingsan dan mabuk, dengan syarat
i. ia pingsan atau mabuk sepanjang hari (mulai dari terbit fajar damapai
terbenam matahari), jika sempat sadar walaupun sebentar, maka puasanya
sah.
ii. Melakukannya dengan sengaja.
F. Jimak, baik itu dari qubul atau dubur (Ia melakukannya dengan sengaja, tahu
bahwa itu tidak boleh dan tidak terpaksa).
Maka, jika terjadi hal seperti ini, mengakibatkan beberapa hal:
a. Puasanya batal (baik yang laki-laki maupun permpuan).
b. Tetap melanjutkan menahan dari yang membatalkan puasa pada sisa
waktu hari itu (laki-laki dan perempuan).
c. Wajib qadha bagi laki-laki dan perempuan juga kecuali perempuanya
dipaksa.
d. Jika itu puasa Ramadhan, maka wajib membayar kaffarah `uzma bagi
yang laki-laki saja.
Yang mesti dibayarkan untuk kaffarah `uzma (mesti berurutan, baru
boleh berpindah ke pilihan berikutnya jika tidak sanggup atai tidak bisa
mengerjakan yang sebelumnya):
1. Memerdekakan budak
2. Berpuasa dua bulan berturut turut, kecuali untuk perempuan jika
terputus karena haid atau nifas.
3. Memberi makan enam puluh orang fakir miskin, setianp orang satu
mud makanan pokok (1 mud = 508, 6 gram).
e. Diberikan sangsi oleh hakim jika ia tidak mau bertobat untuk laki-laki dan
perempuan kecuali jika permpuannya dipaksa

5
Permasalahan;
1. Jika seorang musafir memilih untuk berpuasa lalu ia menjimak istrinya,
maka ia tidak diwajibkan membayar kaffarah, karena sebenarnya ia
diperbolehkan untuk tidak berpuasa ramadhan.
2. Jika laki-laki yang dikenai kaffarah uzma meninggal sebelum terbenam
matahari maka gugur keajibannya membatarkan kaffarah, tidak perlu
diambilkan dari harta warisan.
G. Masuknya benda kedalam rongga tubuh (termasuk rongga disini kepala,
dada, perut, misalnya seseorang tertusuk pada dalah satu bagian tersebut
maka puasanya batal), melalui: saluran telinga, saluran pernapasan, kedalam
mulut, qubul dan dubur.
Permasalah;
1. Bagaimana hukumnya menelan dahak atau yang semisalnya?
a. Jika dahaknya sudah sampai ketempat keluarnya huruf ‫( خ‬kha), jika ia
telan lagi maka batal puasnya.
b. Jika dahaknya sudah sampai ketempat keluarnya huruf ‫( ه‬ha), jika ia telan
maka puasnya tidak batal.
2. Hukum menelan air liur, menelan air liur tidaklah membatalkan puasa
dengan empat syarat:
a. Air liur sendiri.
b. Tidak bercampur dengan benda asing, misalnya bercampur dengan asap
rokok, dsb.
c. Tidak bercampur dengan benda najis, seperti darah pada gusi.
d. Masih dalam mulutnya, jika sudah sampai keluar bibir lalu ia telan
kembali maka puasanya batal.
3. Hukum kemasukan air ketika mandi atau ketika berkumur-kumur dan
istinsyaq dengan tidak sengaja.
-Jika itu mandi wajib atau sunah lalu ia mandi dengan gayung, maka tidak
batal puasanya.
- Jika itu kumur-kumur dan istinsyaq pada sunah wuduk atau sunah mandi,
maka:
a. Jika ia tidak berlebihan dalam melakukannya maka puasnya tidak batal.
b. Jika berlebihan maka puasanya batal.
-Jika itu kumur-kumur atau istinsyaq biasa maka batal puasanya jika
kemasukan air, walaupun tidak berlebihan.
E. Istimnak (onani)
Kesimpulan hukum yang berkaitan dengan keluarnya mani ketika berpuasa.
-Keluarnya mani bisa jadi karena:
A. Onani, maka batal puasa secara mutlak.

6
B. Bersentuhan fisik, ada dua kemungkinan:
a. Jika menyentuh sesuatu yang pada dasarnya tidak membangkitkan
syahwat, seperti motor, poster dsb, jika keluar mani maka tidak
membatalkan puasa.
b. Jika menyentuh sesuatu yang berpotensi membangkitkan syahwat, maka
ada dua kemungkina lagi;
i. Mahram, batal jika:
--dengan syahwat dan
--tanpa ada penghalang (seperti kain).
ii. Bukan mahram (istri atau orang asing), batal puasa jika:
--dengan syahwat atau tanpa syahwat
--tanpa penghalang .
C. Berkhayal, maka ada dua kemungkinan;
i. Jika ia punya kebiasan mudah keluar mani dengan berkhayal, maka
puasanya otomatis menjadi batal jika airmaninya keluar.
ii. Jika ia tidak punya kebiasan mudah keluar air mani, maka puasanya tidak
batal.
D. Mimpi basah disiang hari pusa, hal ini sama sekali tidak membatalkan
puasa.
F. Sengaja muntah. Sehabis muntah mesti mencuci mulutnya dari sisa-sisa muntah,
karena muntah hukumnya najis.

Hal-hal yang berkaitan dengan qadha dan membayar fidyah:

No Kemungkinannya Qadha Fidyah


1 Anak kecil Tidak Tidak
2 Gila yang disengaja Iya Tidak
3 Gila yang tidak disengaja Tidak Tidak
4 Sakit yang ada harapan sembuh Ya Tidak
5 Sakit yang tidak ada harapan sembuh Tidak Iya
6 Orang tua (yang sudah pikun) Tidak Iya
7 Musafir Iya Tidak
8 Ibu hamil atau menyusui yang khawatir akan Iya Tidak
kondisi dirinya atau sekaligus dengan kondisi bayi/
kandungannya.
9 Ibu hamil atau menyusui yang khawatir pada Iya Iya
kondisi bayinya saja.
10 Keluar darah haid atau nifas Iya Tidak
11 Orang yang lupa niat puasa wajib Iya Tidak
12 Orang yang pingsan sepanjang hari dan sengaja Iya Tidak

7
13 Orang yang makan adan minum dengan sengaja Iya Tidak

Permasalahan:
1. Jika seseorang memiliki hutang qadha puasa namun meninggal sebelum sempat
melakukannya (waktu memungkinnkan untuk itu):
- Maka bagi karib kerabtnya boleh memilih antara berpuasa dengan niat
menggantikan puasa orang tersebut atau membayarkan fidyah, dan yang
kedua lebih dianjurkan.
- Namun apabila yang menggantikan puasa tersebut orang asing, maka:
A. Jika sudah mendapat izin sebelum wafat atau dari karib kerabat mayait
maka sah.
B. Jika tanpa izin atau persetujuan karib kerabat maka tidak sah.
- Jika yang membayarkan fidyah mayit orang asing, maka dihitung sah,
walaupun tanpa seizin mayit ketika masih hidup atau karib kerabat.

2. Jika seseorang memiliki hutang qadha puasa ramadhan kemudian telah masuk
Ramadhan berikutnya namun ia masih belum mengqadha puasa tersebut maka,
disamping kewajiban qadha masih ada ia wajib membayar fidyah sebanyak
jumlah puasa yang ia qadha, jika ditahun berikutnya ketika masih belum ia
qadha maka disamping kewajiban qadha ia wajib membayar fidyah dengan
dikalikan dua dari jumlah hari puasa yang ia qadha dan begitu seterusnya.
3. Jika kita melihat orang yang sedang berpuasa makan atau minum tanpa sengaja,
maka jika orang tersebut merupakan orang yang shalih maka disunahkan untuk
mengingatkannya, namun jika orang tersebut merupakan orang yang sering
melanggar perintah Allah, maka wajib mengingatkannya.
Keaadaan dimana orang yang puasnya sudah batal tetapi tetap wajib menahan
sampai terbenam matahari:
1. Orang yang membatalkan puasnya dengan sengaja
2. Orang yang lupa berniat puasa wajib dari sebelum terbit fajar
3. Orang pada hari syak baru tahu bahwasanya hari itu telah masuk tanggal satu
Ramadhan
4. Orang yang keluar dari agama Islam dan Kembali memeluk islam di hari yang
sama
5. Orang yang berbuka ketika belum masuk waktunya (maka puasanya batal), jika ia
sadar maka wajib mengeluarkan makanan dan minuman yang masih tersisa
dalam mulutnya lalu kembali menahan sampai yakin telah terbenam matahari

8
6. Orang makan sahur tapi ternyata waktu fajar telah masuk (puasnya batal karena
makan dan minum dengan sengaja), walaupun puasnya telah batal tetapi ia
tetap wajib menahan sampai terbanamnya matahari.

Keadaan dimana orang yang puasnya sudah batal tetapi disunahkan menahan
sampai terbenam matahari:
1. Orang yang sakit sejak malam hari dan tidak berniat untuk puasa besoknya
karena menyangka belum akan sembuh, tapi ternyata ia sembuh di siang hari
bulan puasa.
2. Musafir yang sempai tujuan disiang hari bulan puasa
3. Wanita hamil dan menyusui tatkala hilang kekhawatiran terhadap dirinya
dan bayi atau kandungannya pada siang hari Ramadhan
4. Anak kecil yang baligh pada siang hari Ramadhan
5. Orang gila yang sadar pada siang Ramadhan
6. Orang kafir yang memeluk islam siang hari Ramadhan
7. Perempuan haid dan nifas, apabila selesai masa hauid atau nifasnya pada
siang hari Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai