Anda di halaman 1dari 5

25 Masalah Seputar Puasa

Muhammad Akmalul Rizal, S.Th.I, B. Sh

1. Kapan puasa pertama kali disyariatkan?

Puasa adalah ibadah yang sudah ada sejak zaman abuna Adam

alahissalam. Adam adalah manusia pertama yang melakukan puasa sebagai

bentuk syukur kepada Allah Azza wa Jalla atas penerimaan taubatnya. (Imam

Al-Suyuthi – Al-Wasail fi ma’rifatil awa’il).

Para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad juga melakukan puasa.

Bahkan dalam syariat terdahulupun kewajiban puasa telah ada. Namun umat

islam dikhususkan dengan kewajiban berpuasa satu bulan penuh yaitu bulan

Ramadhan.

Rasulullah ‫ ﷺ‬sudah berpuasa sejak beliau masih berada di Makkah.

Setelah Hijrah ke Madinah Rasulullah ‫ ﷺ‬memerintahkan kaum muslimin

untuk berpuasa Asyuro’. Sebagian ulama memandang bahwa puasa Asyuro’ itu

semula hukumnya wajib sampai diturunkan syariat puasa Ramadhan. Ketika

puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun 2 H maka kewajiban

puasa Asyuro’ itu di nasakh.

2. Berapa kali Rasulullah ‫ ﷺ‬berpuasa ramadahan?

Rasulullah ‫ ﷺ‬berpuasa Ramadhan sebanyak 9 kali.

3. Bagaimana proses syariat puasa Ramadhan sampai diwajibkan?

Puasa Ramadhan melalui 3 fase:

a. Takhyir yaitu boleh memilih antara berpuasa atau membayar fidyah

b. Wajib berpuasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Namun,

pada fase kedua ini syariat puasa lebih berat dibandingkan dengan yang
sekarang. Makan dan minum hanya boleh dilakukan setelah matahari

terbenam sampai masuk waktu isya masuk atau seseorang tertidur.

Pada fase ini juga dilarang berjima’ antara suami dan istri meskipun

dimalam hari.

c. Syariat puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Adapun

malam-malam bulan ramadahan maka diperbolehkan makan, minum,

dan yang lainnya sampai terbit fajar.

4. Bagaimana menentukan masuknya ramadahan?

Dengan melihat hilal atau menyempurnakan sya’ban 30 hari.

Untuk masuknya bulan Ramadhan maka cukup dengan persaksian 1 orang

laki-laki merdeka yang adil. (Imam nawawi – Minhaj Al-Thalibin). Jika seseorang

melihat hilal dengan yakin lalu persaksiannya ditolak maka dia berpuasa

sendirian.

5. Bolehkan niat puasa sebelum tidur?

Boleh dan tidak wajib diulangi ketika sahur. Adapun puasa sunnah boleh

memasang niat sebelum zawal.

6. Hukum menelan ludah?

Puasa tidak batal

7. Hukum hijamah saat puasa?

Puasa tidak batal. Begitu pula halnya dengan donor darah. Namun hukumnya

makruh.

8. Apabila perempuan haid suci di pagi hari apakah ia berpuasa?

Tidak, karena salah satu syarat puasa suci sepanjang hari.

9. Apabila seseorang puasa dipagi hari lalu safar disiang hari Ramadhan
Ia tidak boleh berbuka dan wajib meneruskan puasanya. Adapun orang yang

sehat dipagi hari lalu sakit maka ia boleh berbuka.

10. Apabila seseorang baligh disiang hari Ramadhan

Jika Ia berpuasa sejak fajar maka wajib berpuasa sampai maghrib dan tidak

wajib qodho. Dan jika ia tidak berpuasa sejak fajar maka tidak wajib berpuasa

hari itu dan tak perlu di qodho.

11. Berapa ukuran fidyah?

1 mudd (seperempat zakat fithrah). Fidyah ini paling minimal berupa makanan

pokok mentah. Dianjurkan untuk menambahkan lauk pelengkap.

12. Ibu hamil dan menyusui

Jika khawatir atas dirinya maka boleh berbuka dan wajib meng-qodho tanpa

fidyah. Adapun jika ibunya sehat dan kuat dan yang dikhawatirkan adalah

bayinya maka boleh berbuka dan wajib meng-qodho dan fidyah.

13. Siapa yang menunda membayar hutang puasa sampai berlalu Ramadhan

berikutnya

Wajib mengqodho dan membayar fidyah 1 mudd untuk setiap harinya. Dan

jika berlalu dua ramdahan maka fidyahnya juga berlipat ganda. Dan siapa

yang mati sebelum membayar hutang puasanya dan telah berlalu lebih dari 1

kali ramadhan maka dikeluarkan dari hartanya 2 mudd untuk setiap hari yang

belum di qodhonya.

14. Kepada siapa diberikah fidyah?

Kepada fakir dan miskin. Boleh menyerahkan beberapa fidyah kepada 1 orang.

Jenis fidayah sama dengan zakat fitrah.

15. Kaffarah puasa 2 bulan berturut-turut karena jima’ disiang hari bulan

Ramadhan.
Kaffarah ini berlaku bagi orang yang sengaja dan sudah tahu hukumnya.

Adapun orang yang jahil, lupa, salah mengira, atau sengaja safar agar bisa

berjima’ maka tidak wajib Kaffarah. Kaffarah ini hanya berlaku bagi suami jika

istri menolak. Siapa yang sengaja berjima’ pada dua hari maka Kaffarahnya

juga dikalikan dua, dan begitu seterusnya.

16. Bolehkan membatalkan puasa sunnah?

Boleh dan tidak wajib diganti.

17. Bolehkan membatalkan puasa qodho?

Tidak boleh

(hukum-hukum fiqh diatas diambil dari kitab Minhaj Al-Thalibin Imam Nawawi)

18. Syarat niat ada tiga: tabyiit, ta’yiin, tikror.

19. Apabila seseorang kumur-kumur atau istinsyaq lalu tanpa sengaja tetesan air

masuk ke rongganya maka puasanya tidak batal selama ia tidak berlebihan

dalam kumur-kumur dan istinsyaq.

Seseuatu yang masuk keladam rongga tubuh bisa membatalkan puasa jika

masuk melewati manfaz maftuh. Manfaz maftuh ada 4 yaitu mulut, lobang

telinga, qubul dan dubur.

20. Suntik obat tidak membatalkan puasa. Namun infus membatalkan puasa

karena ia adalah pengganti makanan untuk tubuh. Begitu pula halnya dengan

cuci darah maka ia membatalkan puasa.

21. Sepuluh sunnah berpuasa

1. Menyegerakan berbuka

2. Makan sahur

3. Mengakhirkan sahur
4. Menjaga lisan dari ghibah, namimah, berdusta, menghina, dan berkata-

kata yang tidak berfaidah

5. Mandi junub sebelum fajar

6. Meninggalkan hijamah

7. Berdoa ketika berbuka

8. Memberi bukaan bagi orang yang berpuasa

9. Memperbanyak sedekah dan tilawah Al-Quran

10. I’tikaf di masjid terutama 10 malam terakhir

(hukum-hukum fiqh no 18-21 diatas diambil dari kitab Al-Fiqhu Al-Manhaji)

22. Mana yang lebih utama bagi musafir dan orang sakit berpuasa atau berbuka?

Yang paling utama adalah yang paling ringan. Dan jika sama antara berpuasa

atau tidak maka lebih baik tetap berpuasa. Adapaun jika berpuasa

memberatkan dan bermudharat maka haram hukumnya berpuasa.

23. Apakah boleh puasa sunnah sebelum mengqodho puasa ramadhan?

Boleh selama yakin mampu mengqodhonya sebelum sampai ramadhan

selanjutnya.

24. Hutang puasa orang tua, bolehkah dibayarkan oleh anaknya dengan berpuasa?

Boleh dan boleh juga orang lain dengan izin wali mayyit.

25. Hukum berpuasa di hari syakk

Hari syakk adalah hari ke 30 dibulan sya’ban apabila pada malam sebelumnya

terjadi mendung sehingga tidak memungkinkan melihat hilal.

(hukum-hukum fiqh no 22-25 diatas diambil dari kitab Al-Syarhu Al-Mumti’

Ibnu Utsaimin)

Anda mungkin juga menyukai