Anda di halaman 1dari 3

Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

Hal-hal lain yang berkaitan dengan Fiqih Puasa

(Imsak yang dimaksud di sini dalam hal di bawah ini adalah menahan diri dari hal yang
membatalkan puasa hingga waktu berbuka tiba, meskipun puasa di hari itu tetap wajib diqadha)

a. Anak kecil yang menjadi baligh, musafir yang sudah muqim, orang sakit yang sembuh,
dalam keadaan berpuasa, maka mereka wajib imsak dan haram membatalkan puasa hingga
waktu berbuka.

b. Jika wanita yang haid atau nifas telah suci, orang yang gila telah sadar, kafir yang telah
masuk Islam di siang Ramadhan maka disunahkan bagi mereka imsak, bagi orang gila dan
kafir tidak wajib qadha puasa hari itu.

c. Merupakan kesalahan besar saat berpuasa adalah melanjutkan makan dan minum saat adzan
subuh berkumandang, barang siang yang melakukannya maka puasanya batal dan wajib
meng-qadha jika puasanya wajib. Karena adzan hanya dikumandang ketika sudah terbit
fajar. Dan tidak ada seorang ulama pun yang membenarkan perbuatan tersebut.

(jika terdengar adzan saat sedang makan, maka wajib memuntahkan apa yang ada di mulut
dan kerongkongan bagian luar, lalu segera mencuci bersih mulutnya).

d. Boleh membatalkan puasa sunah, meski tanpa udzur (meski hukumnya makruh dan
disunahkan meng-qadhanya di hari lain).
Tidak boleh membatalkan puasa wajib, kecuali karena udzur syar`i yang membolehkannya
berbuka.

e. Diharamkan puasa wishal: puasa dua hari berturut-turut dan seterusnya tanpa diselingi
berbuka (makan-minum) sama sekali.

f. Wajib langsung membayar qadha puasa yang ditinggalkan tanpa ada udzur syar`i.
Boleh menunda qadha-nya jika tidak puasa karena udzur syar`i: sakit, berpergian, lupa niat,
dll (maksimal sampai sebelum masuk Ramadhan tahun depan).

g. Jika melihat orang yang berpuasa makan di siang Ramadhan disunahkan mengingatkannya
jika orang tersebut termasuk orang baik dan bertakwa, jika orang tersebut termasuk orang
yang sering menyepelekan perintah agama maka hukumnya wajib mengingatkannya.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

TABEL GOLONGAN YANG WAJIB ATAU SUNAH IMSAK

Imsak yang dimaksud di bawah ini adalah menahan diri dari hal yang membatalkan puasa hingga
waktu berbuka tiba, untuk menghormati kesucian bulan Ramadan. Meskipun puasanya di hari itu
tidak sah (secara fiqh), baik harus qadha di hari lain atau tanpa qadha.
WAJIB
GOLONGAN WAJIB IMSAK SUNAH IMSAK
QADHA

1. Sengaja membatalkan puasa: √ √

2. Lupa niat di malam hari √ √

3. Makan sahur karna mengira belum


√ √
terbit fajar, ternyata sudah terbit.
4. Terburu berbuka puasa karna mengira
sudah tenggelam matahari, ternyata √ √
belum masuk waktu magrib.
5. Mengira masih 30 Sya`ban, ternyata
√ √
sudah masuk 1 Ramadhan.
6. Bagi yang tertelan air saat puasa
(bukan mandi wajib dan bukan √ √
basuhan wudhu yang masyru`).

7. Orang yang sembuh dari sakit, dan


musafir yang menjadi muqim,
a. Dalam keadaan puasa √ X

b. Dalam keadaan tidak puasa


√ √

8. Anak kecil yang menjadi baligh:


a. Dalam keadaan puasa √ X

b. Dalam keadaan tidak puasa √ -

9. Suci dari haid/nifas √ √

10. Sadar dari kegilaan √ X

11. Kafir yang masuk Islam √ X


Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah
No 7 dan 8: Orang sakit, musafir dan anak kecil:

- Jika dari awal dia berpuasa (tidak mengambil rukhsah) kemudian uzurnya (safar, sakit dan shiba –
belum taklif -) hilang di tengah hari, maka wajib imsak, puasa sah maka tidak wajib qadha.

- Jika dari awal sudah tidak puasa (mengambil rukhsah) lalu di tengah hari uzurnya hilang, maka
disunahkan imsak dan wajib qadha bagi musafir dan orang sakit, tetapi sunah bagi anak kecil untuk
qadha puasanya.

Anda mungkin juga menyukai