Anda di halaman 1dari 3

Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

Hal-hal yang Sunah dikerjakan Saat Puasa

1. Menyegerakan berbuka puasa jika yakin sudah magrib, jika masih ragu maka ia wajib
menunda demi kehatian-hatian.

2. Sahur meski hanya minum segelas air, waktu sahur dimulai sejak pertengahan malam.

3. Mengakhirkan sahur, jika yakin waktunya cukup untuk makan minum hingga sebelum fajar,
dan disunahkan menghentikan makan dan minum sebelum masuk waktu subuh dengan
perkiraan waktu cukup untuk membaca 50 ayat al-Quran (kurang lebih 15 menit sebelum
fajar yaitu yang masyhur di Indonesia dengan waktu imsak).

4. Hendaknya mengawali berbuka dengan ruthab (kurma basah) dalam jumlah ganjil, jika tidak
ada maka bisa menggantinya sesuai urutan berikut:

- Busr, (kurma mentah yang sudah layak dimakan).

- Tamr, (kurma matang yang sudah kering).

- Air zam-zam

- Air putih

- Hulwi, yaitu makanan manis/ alami yang tidak melalui proses pengolahan, seperti madu
dan anggur.

- Hulwa, yaitu makanan manis yang sudah melalui proses pengolahan dengan api.

5. Berdoa saat berbuka:

َّ.‫ َّذَّهَّبَّ َّالظَّمَّيَّ َّوَّابَّتَّلَّتَّ َّالَّعَّرَّوَّقَّ َّوَّثَّبَّتَّ َّالَّجَّرَّ َّإَّنَّ َّشَّاءَّ َّاهلل‬.َّ‫اللَّهَّمَّ َّلَّكَّ َّصَّمَّتَّ َّوَّبَّكَّ َّآمَّنَّتَّ َّوَّعَّلَّ ََِّّزَّقَّكَّ َّأَّفَّطَّرَّت‬

.َّ‫ّنَّأَّسَّيَّلَّكََّّبَّرَّحَّتَّكََّّالَّتَّيََّّوَّسَّعَّتََّّكَّلََّّشَّوَّئََّّأَّنََّّتَّغَّػَّرََّّل‬
َّ ِ َّ‫َّاللَّهَّمََّّإ‬.َّ‫الَّمَّدََّّهللَّالَّذَّيََّّأَّعَّاىَّنَّيََّّفَّصَّمَّتََّّوََِّّزَّقَّنَّيََّّفَّيَّفَّطَّرَّت‬

Kemudian berdoa apa saja karena doanya orang yang berbuka puasa mustajab.

6. Memberi makan orang untuk berbuka puasa, karena pahalanya sangat besar, disebutkan
dalam hadis:

َّ.‫َِّواهَّالرتمذيَّوغيه‬‫مَّنََّّفَّطَّرََّّصَّائَّ ً َّم كَّانََّّلَّهََّّمَّثَّلََّّأَّجَّرَّهََّّغَّيََّّأَّىَّهََّّلََََّّّنَّؼَّصََّّمَّنََّّأَّجَّرََّّالصَّائَّمََّّشَّوَّ ًَّئا‬

“Barang siapa memberi buka seorang yg berpuasa, maka baginya seperti pahala orang yg
berpuasa tersebut, tanpa berkurang sedikit pun pahala puasanya (jika pemberi bukanya
berpuasa)” (HR. Tirmizi)
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

7. Bersuci jika junub sebelum terbit fajar – khuruj minal khilaf (menghindar dari perdebatan
ulama antara yang mewajibkan mandi sebelum fajar dan yang membolehkan mandi
setelahnya) – dan agar memulai puasanya dalam keadaan suci.

8. Mandi setiap bakda magrib selama bulan Ramadhan, agar bersemangat saat melaksanakan
shalat tarawih.

9. Istiqamah melaksanakan shalat tarawih dari awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan.
Rasulullah Saw bersabda:

.‫َِّواهَّالبخاِيَّومسلم‬َّ‫مَّنََّّقَّامَََِّّّمَّضَّانََّّإَََّّمَّ ًَّىاَّوَّاحَّتَّسَّا ًَّباَّغَّػَّرََّّلَّهََّّمَّاَّتَّؼَّدَّمََّّمَّنََّّذَّىَّبَّه‬

“Barang siapa melakukan qiyam Ramadan, dengan penuh keimanan dan pengharapan
(pahala dari Allah Swt), akan diampuni dosa-dosanya yg telah lalu”, HR. Bukhari &
Muslim.

Yang dimaksud dengan Qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih.

10. Istiqamah melaksanakan shalat witir, shalat witir Ramadhan memiliki 3 kekhususan:

a. Disunahkan berjamaah,

b. Disunahkan membaca al-Fatihah dan surat dalam shalat secara jahr (suara keras),

c. Membaca qunut di 15 hari terakhir bulan Ramadhan.

11. Memperbanyak membaca al-Quran dengan tadabur, dalam sebuah riwayat disebutkan
“Ramadhan adalah bulan al-Quran”.

12. Memperbanyak amalan sunah: shalat rawatib, shalat dhuha, shalat tasbih, shalat awabin.

13. Memperbanyak amal baik: shadaqah, silaturahmi, menghadiri majlis ilmu, i`tikaf,
menghidupkan masjid, umroh, mendekatkan diri kepada Allah dengan menjaga jiwa raga
dari maksiat, membaca doa ma`tsurat.

14. Menghidupkan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan dengan banyak beribadah dan
berusaha mendapatkan Lailatul Qadr khususnya di malam-malam ganjilnya (21, 23, 25, 27,
dan malam 29).

15. Berusaha memastikan kehalalan makanan berbuka puasa.

16. Memberi kelapangan nafkah bagi keluarga.

17. Meninggalkan perkataan dusta dan saling mengolok, jika ia dihina orang hendaknya
mengingat dalam hatinya “saya sedang berpuasa”. Disunahkan baginya untuk mengucapkan
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

hal tersebut kepada orang yang menghina jika tidak takut riya` dan untuk mengingatkanya
dengan dosa.

Hal-hal yang Makruh dikerjakan Saat Puasa

1. Menguyah makanan meskipun tidak sampai masuk ke kerongkongan.

2. Mencicipi masakan (dengan lidah) tanpa ada hajat meskipun tidak sampai masuk
kerongkongan, jika karena ada hajat maka tidak makruh.

3. Berbekam dan membekam, karena menyebabkan tubuh lemas dan karena permasalahan ini
diperselisihkan hukumnya antar ulama.

4. Meludahkan air yang sudah diminum saat berbuka, karena di dalam air tersebut ada
keberkahan.

5. Mandi – termasuk mandi wajib – dengan cara menceburkan diri ke dalam kolam air.

6. Bersiwak setelah masuknya waktu dhuhur, karena menyebabkan hilangnya bau mulut,
(disebutkan dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim “Bau mulut orang yang berpuasa
lebih harum di sisi Allah daripada minyak kasturi”). Namun Imam Nawawi mengatakan
tidak makruh bersiwak.

7. Banyak makan (saat sahur dan berbuka) dan banyak tidur, dan mengisi hari-hari puasa
dengan hal yang tidak berfaedah.

8. Bersenang-senang dengan hal-hal yang mubah; baik dalam hal yang dilihat didengar, dihirup
maupun dinikmati pandangannya, (karena lebih utama baginya untuk memperbanyak amalan
sunah).

Anda mungkin juga menyukai