NIM : A018047
Akademi Metrologi dan Instrumentasi
1. Definisi Puasa
Secara bahasa Ash Shiyam : al imsaak ( )اإلمساكyaitu menahan diri.
Secara istilah, ash shiyaam : beribadah kepada Allah Ta’ala dengan menahan diri dari makan,
minum dan pembatal puasa lainnya, dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
3. Keutamaan Puasa
Puasa adalah ibadah yang tidak ada tandingannya.
Orang yang berpuasa akan diganjar dengan ampunan dan pahala yang besar. (QS.
Al Ahzab: 35)
4. Rukun Puasa
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
Menepati rentang waktu puasa
5. Awal dan akhir bulan Ramadhan (bulan puasa)
Wajib menentukan awal bulan Ramadhan dengan ru’yatul hilal, bila hilal tidak
terlihat maka bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari.
Para ulama mensyaratkan minimal satu orang yang melihat hilal untuk bisa
menetapkan terlihatnya hilal Ramadhan.
Jika ada seorang yang mengaku melihat hilal Ramadhan sendirian, ulama khilaf.
Jumhur ulama mengatakan ia wajib berpuasa sendirian berdasarkan ru’yah-nya.
Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Al Utsaimin. Sebagian ulama berpendapat ia
wajib berpuasa bersama jama’ah kaum Muslimin. Pendapat ini dikuatkan oleh
Ibnu Taimiyah dan Ibnu Baz.
Rukyah hilal suatu negeri berlaku untuk seluruh negeri yang lain (ittifaqul
mathali’), ataukah setiap negeri mengikuti rukyah hilal masing-masing di
negerinya (ikhtilaful mathali’)? Para ulama khilaf dalam masalah ini. Jumhur
ulama berpendapat rukyah hilal suatu negeri berlaku untuk seluruh negeri yang
lain.
Wajib menentukan akhir bulan Ramadhan dengan ru’yatul hilal, bila hilal tidak
terlihat maka bulan Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari.
Jumhur ulama mensyaratkan minimal dua orang yang melihat hilal untuk bisa
menetapkan terlihatnya hilal Syawal.
Jika ada seorang yang mengaku melihat hilal Syawal sendirian, maka ia wajib
berbuka bersama jama’ah kaum Muslimin.
Jika hilal Syawal terlihat pada siang hari, maka kaum Muslimin ketika itu juga
berbuka dan shalat Id, jika terjadi sebelum zawal (bergesernya mata hari dari garis
tegak lurus).
Musafir.
E. Rukun Wudhu
1) Niat
2) Membasuh / mengusap anggota wajib wudhu.
Dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Maidah ayat 6 anggota wajib wudhu antara lain:
Seluruh bagian muka
Kedua tangan sampai kedua siku – siku
kepala, baik seluruhnya maupun sebagian dari padanya
kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki
3) Tertib
F. Sunnah Wudhu
Membaca Basmalah
Bersiwak
Berkumur
Menyisir jenggot dengan jari-jari tangan
Mengulang tiga kali basuhan
Memulai dari sisi kanan sebelum yang kiri
Menggosok, yaitu menggerakkan tangan ke anggota badan ketika mengairi atau
sesudahnya
Mengusap dua telinga
Membasuh bagian depan kepala, dan memperpanjang basuhan di atas siku dan
mata kaki
Berdoa setelah wudhu
Shalat sunnah wudhu dua rakaat
Tayammum
A. Pengertian :
Tayammum adalah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci.
Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudhu jika seseoarang yang akan
melaksanakan shalat tidak menemukan air untuk berwudhu.
E. Sunat Tayammum
1) Membaca basmalah
2) Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
3) Menipiskan debu
Shalat adalah salah satu dari lima rukun Islam. Shalat merupakan tiang agama yang tidak akan
tegak tanpanya. Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat adalah amal pertama
yang diperhitungkan di hari kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah saw. kepada
umatnya ketika hendak meninggal dunia. Shalat adalah ajaran agama yang terakhir ditinggalkan
umat Islam.
Allah swt. menyuruh memelihara shalat setiap saat, ketika mukim atau musafir, saat aman atau
ketakutan (Al-Baqarah: 238-239)
Ada beberapa hadits dari Rasulullah saw. tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat,
antara lain:
1) Hadits Jabir r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda, صالة تركُ والكُفر الرجل بين
َّ “ الBatas antara
kufur dengan seseorang adalah shalat.” (Muslim, Abu Daud, At Tirmidziy, Ibnu Majah,
dan Ahmad)
2) Hadits Buraidah, berkata: Rasulullah saw. bersabda,
“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka
ia kafir.” (Ahmad dan Ashabussunan)
3) Hadits Abdullah bin Syaqiq Al-‘Uqailiy, berkata, “Para shahabat Nabi Muhammad saw.
tidak pernah menganggap amal yang jika ditinggalkan menjadi kafir selain shalat.
(Tirmidzi, Hakim, dan menshahihkannya dengan standar Bukhari Muslim)
3. Waktu Shalat
Allah swt. telah menetapkan waktu setiap shalat fardhu, dan memerintahkan kita untuk
berdisiplin memeliharanya. Firman Allah, “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An Nisa: 103). Dan waktu shalat adalah:
1. Shalat fajar, waktunya sejak terbit fajar shadiq sehingga terbit matahari, disunnahkan
pelaksanaannya di awal waktu menurut Syafi’iyah
2. Shalat zhuhur, waktunya sejak tergelincir matahari dari pertengahan langit, sehingga bayangan
benda sama dengan aslinya. Disunnahkan mengakhirkannya ketika sangat panas, dan di awal
waktu di selain itu. Seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas r.a.
3. Shalat ashar, waktunya sejak bayangan benda sama dengan aslinya, di luar bayangan waktu
zawal, sampai terbenam matahari. Disunnahkan melaksanakannya di awal waktu, dan makruh
melaksanakannya setelah matahari menguning. Shalat ashar disebut shalat wustha.
4. Shalat maghrib, waktunya sejak terbenam matahari, sehingga hilang rona merah. Disunnahkan
melaksanakannya di awal waktu,dan diperbolehkan mengakhirkannya selama belum hilang rona
merah di langit.
5. Shalat isya’, waktunya sejak hilang rona merah sehingga terbit fajar. Disunnahkan
mengakhirkan pelaksanaannya hingga tengah malam. Diperbolehkan juga melaksanakannya
setelah tengah malam, dan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan berbincang
sesudahnya.
Adzan artinya pemberitahuan tentang telah datang waktu shalat. Lafadhnya sebagai berikut.
4( هللا أكبرx2( أشهد أن ال إله إال هللا،)x2( أشهد أن محمدا ً رسول هللا،)x2( ي على الصالة
ّ ) حx2( ي على الفالح
ّ ) حx هللا،)
2( أكبرx.) ال إله إال هللا
Disunnhkan bagi yang mendengar adzan untuk mengucapkan seperti yang diucapkan oleh
muadzdzin kecuali dalam bacaan ( الصالة على حي2x) ( الفالح على حي2x) yang dijawab dengan : ال
العظي العلي باهلل َّإال قوة وال حولkemudian bershalawat atas Nabi sesudah adzan dan mengucapkan :
والفضيلة الوسيلة ُمحمدا آت القائمة والصالة التا َّمة الدعوة هذه ربَّ الله َّم، وعدته الذي محمودا مقاما وابعثه
“Ya Allah Pemilik panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang tegak. Berikan kepada Nabi
Muhammad wasilah dan keutamaan, berikan kepadanya tempat yang terpuji yang telah Engkau
janjikan.” (Bukhari)
Disunnahkan berdoa antara adzan dan iqamat. Di antara doa ma’tsur dalam hal ini adalah yang
diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqas, dari Rasulullah saw, “Barangsiapa yang mengucapkan
ketika mendengar mu’adzdzin:
له شريك ال وحده هللا إال إله ال أن أشهد، ورسوله عبده ُمحمدا وأن، ربا باهلل رضيت، دينا وباإلسالم، عليه هللا صلى وبمحمد
رسوال وسلم، ذُنوبه له هللا غفر
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa, Tiada sekutu baginya. Dan bahwa Nabi
Muhammad adalah hamba dan utusannya. Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam agamaku,
Nabi Muhammad saw, sebagai utusan. Akan diampuni dosa-dosanya.” (Muslim dan Tirmidzi)
Disunnahkan ada jarak antara adzan dan iqamat untuk memberi kesempatan orang hadir ke
masjid. Diperbolehkan juga iqamat selain orang yang adzan. Disunnahkan bagi yang mendengar
qamat untuk mengucapkan seperti yang dikatakan oleh orang yang qamat. Sebagaimana
disunnahkan pula berdiri ketika orang yang qamat mengucapkan الصالة قامت قد
Diajarkan bagi orang yang mengqadha shalat yang terlewatkan untuk adzan dan iqamat. Dan jika
shalat yang ditinggalkan itu banyak, maka adzan untuk shalat pertama dan qamat untuk setiap
shalat.
Diperbolehkan berbicara antara qamat dan shalat; dan tidak mengulang iqamat meskipun
penghalang itu panjang. Hal ini ditetapkan dalam As-Sunnah seperti dalam riwayat Bukhari.
Wanita tidak disunnahkan adzan dan iqamat. Tetapi tidak apa-apa jika melakukannya. Aisyah
r.a. pernah melakukannya seperti yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi.