Anda di halaman 1dari 9

1.

Wudhu
Wudhu berasal dari al wadhah artinya indah dan elok. Dinamakan wudhu karena
membersihkan dan memperindah orang sehingga dianggap bagian dari thaharah, di mana
kebersihan pangkal kesehatan. Perintah berwudhu tertuang dalam Surat Al-Maidah ayat 6 yang
berbunyi: " Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua
kakimu sampai ke kedua mata kaki.
Rukun rukun wudhu ada 6 :
 Niat
 Membasuh Muka
 Membasuh Kedua tangan
 Membasuh sebagian kepala
 Membasuh kedua kaki
 Tertib
Syarat Wudhu
 Islam
 Mumayiz
 Tidak dalam keadaan berhadas besar
 Menggunakan air suci dan mensucikan
 Tidak ada yang menghalangi air untuk sampai ke kulit, seperti minyak, getah, dll.
2. Tayamum
Bersuci menggunakan debu sebagai pengganti wudhu, namun dengan sebab dan syarat
tertentu.
Rukun Tayamum
 Membaca Niat Tayamum
 Mengusap Wajah
 Mengusap Tangan
 Tertib
Syarat Tayamum
 Sulit Menemukan Air
 Menggunakan Debu yang Suci
 Mengerti Tata Cara Tayamum
 Tayamum Dilakukan dalam Waktu Salat
 Mengetahui Arah Kiblat sebelum Melakukan Tayamum
3. Mandi Wajib
Mandi wajib adalah kegiatan membersihkan seluruh tubuh untuk menyucikan diri dari
hadas besar. Laki-laki dan wanita Muslim diharuskan untuk mandi wajib setelah mengalami
beberapa kondisi, seperti keluarnya air mani, setelah haid, dan berhentinya darah nifas bagi
wanita.
Cara mandi wajib
 Niat dan Doa Mandi Besar
 Mencuci Kedua Tangan
 Membersihkan Bagian Tubuh yang Dianggap Kotor
 Mencuci Kembali Tangan
 Berwudu
 Membasahi Kepala
 Memisah-misah Rambu
 Membasahi Seluruh Tubuh
4. Istinja
Istinja adalah membersihkan sesuatu (najis) yang keluar dari qubul atau dubur
menggunakan air atau batu dan benda sejenisnya yang bersih dan suci.
Hukum istinja
 Wajib: Istinja hukumnya wajib jika yang keluar adalah najis yang kotor lagi
basah. Seperti air seni, madzi, dan kotoran manusia.
 Sunnah: Istinja hukumnya sunnah jika yang keluar adalah najis yang tidak kotor.
Contohnya cacing.
 Mubah: Jika beristinja dari keringat.
 Makruh: Istinja hukumnya makruh jika yang keluar adalah kentut.
 Haram: Haram namun sah jika beristinja dengan benda hasil ghashab. Istinja
hukumnya haram dan tidak sah jika beristinja dengan benda yang dimuliakan
seperti buah-buahan.
 Khilaf al-aula yakni antara mubah dan makruh: Jika beristinja dengan air zam-
zam.
5. Shalat wajib munfarid sholat munfarid adalah sholat yang dilakukan secara sendiri. Dengan kata
lain, tidak ada imam ataupun makmum.
6. Shalat wajib berjamaah hukum shalat wajib berjamaah adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah
yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan orang muslim dan memiliki banyak sekali fadhilah
atau keutamaan shalat yang dilakukan secara berjamaah dibandingkan shalat sendirian.
7. Shalat jama dan qasar, Shalat Jama' Taqdim yakni dua shalat fardu yang dikerjakan dalam satu
waktu yang pertama. Misalnya shalat maghrib dan isya dikerjakan pada waktu maghrib. Shalat
Jama' Takhir yakni dua shalat fardu yang dikerjakan pada waktu shalat yang kedua. Misalnya
shalat dzuhur dan shalat ashar dikerjakan pada waktu shalat ashar. "Adapun yang dimaksud
dengan Shalat Qasar ialah shalat yang diringkas. Artinya, shalat fardu yang empat raka’at,
diringkas menjasi dua raka’at. Shalat yang dapat diqasar yaitu shalat dzuhur, ashar dan Isya.
Sedangkan shalat subuh dan maghrib tidak boleh di qasar."
8. Shalat jumat adalah ibadah sholat dua rakaat yang dilakukan dengan berjamaah, dilaksanakan
setelah khotbah Jumat, dan pada waktu Dhuhur di hari Jumat. Hukumnya adalah wajib bagi laki-
laki yang sudah memenuhi syarat.
Dalam melaksanakan tata cara sholat jumat, terdapat beberapa syarat yang membuat sholat
Jumat menjadi sah.
 Adanya khutbah
 Harus dilakukan dengan berjemaah
 Mendapat izin khalayak ramai yang menyebabkan shalat Jumat masyhur atau tersiar.
 Jemaah sholat Jumat tidak lebih dari satu di satu negeri (kampung)
 Sedangkan golongan orang yang wajib melaksanakan sholat Jumat menurut hadis Nabi
yaitu:
 Beragama Islam.
 Sudah dewasa atau baligh.
 Tidak gila atau mengalami gangguan mental lainnya
 Laki-laki (wanita tidak wajib sholat Jumat)
 Sehat jasmani dan rohani (orang sakit tidak wajib sholat Jumat)
 Bertempat tinggal tetap atau menetap atau bermukim (orang yang sedang dalam
perjalanan jauh tidak wajib sholat Jumat)
Orang yang sedang dalam perjalanan jauh tidak wajib mengerjakan sholat Jumat. Hal ini merujuk
pada hadis Rasulullah SAW yang artinya: "Bagi musafir tidak wajib sholat Jumat." (HR.
Daruquthni)
Untuk tata cara sholat Jumat, sebenarnya sama dengan tata cara mengerjakan sholat subuh
atau sholat sunnah 2 rakaat. Namun, dalam tata cara sholat Jumat dan bacaannya dikerjakan
setelah khotib selesai menyampaikan dua khotbah.
9. Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat, tetapi pelaksanaannya tetap
dua rakaat satu salam, yang dilaksanakan sebelum atau sesudah shalat wajib lima waktu,
dilaksanakan secara munfarid (sendiri-sendiri) tidak berjamaah dan cara pelaksanaannya seperti
melaksanakan shalat biasa yang dua rakaat. Sebagaimana yang disebutkan di atas, 12
rakaat salat sunah rawatib muakkad adalah sebagai berikut:
 2 rakaat sebelum salat subuh.
 2 atau 4 rakaat sebelum salat zuhur.
 2 atau 4 rakaat sesudah salat zuhur.
 2 rakaat sesudah salat maghrib.
 2 rakaat sesudah salat isya.
10. Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari, dimulai ketika matahari mulai
daik sepenggalah atau setelah terbit matahari (sekitar jam 7) sampai sebelum masuk waktu
zhuhur ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah. Namun lebih baik apalbila
dikerjakan setelah matahari terik. Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang biasanya
dikerjakan di pagi hari ketika matahari terbit setelah sholat subuh. Sholat dhuha bisa dikerjakan
mulai dari 2 rakaat, 4 rakaat, 8 rakaat dan 12 rakaat. An-Nawawi juga menyebutkan hadits-
hadits yang berbeda satu sama lain dalam pelaksanaan shalat dhuha, namun beliau pada
akhirnya menyatakan bahwa shalat dhuha itu menurut mayoritas ulama hukumnya sunnah
muakkad.
11. Shalat tahajud & witir, Sholat tahajud dan witir merupakan sholat sunnah yang pelaksanaannya
dianjurkan pada malam hari atau sepertiga malam. Sholat tahajud dilaksanakan setelah tidur
meskipun hanya sebentar. Sementara sholat witir menjadi sholat penutup bagi ibadah di malam
hari.
12. Shalat istisqa adalah Ibadah Meminta Turun Hujan, Berikut Pelaksanaannya. Merdeka.com -
Shalat istisqa termasuk shalat sunnah yang dianjurkan. Rasulullah SAW pun telah
melaksanakannya dan beliau juga memerintahkannya kepada orang-orang serta ikut pergi ke
tempat pelaksanaan shalat istisqa. Salat istisqa adalah salat sunah muakkad dua rakaat untuk
meminta turunnya hujan kepada Allah. Tata cara salat minta hujan mirip salat Ied, termasuk soal
jumlah takbir dan adanya khotbah setelah salat. Salat istisqa biasa dilakukan ketika terjadi
musim kemarau berkepanjangan atau krisis air.
13. Shalat istikharah adalah shalat yang bisa diamalkan apabila seorang muslim tengah untuk
memohon petunjuk kepada Allah SWT ketika dilanda keraguan dalam menentukan pilihan.
Penganjurannya sudah diterangkan dalam hadits Rasulullah SAW sebagai acuan dari tata cara,
doa, dan waktu pengerjaannya. Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja selama dikerjakan
di luar waktu-waktu terlarang untuk sholat. Meski demikian, mengutip buku Rahasia Shalat
Istikharah karya M. Shodiq Mustika, ada beberapa waktu-waktu yang terbaik untuk melakukan
sholat istikharah. Waktu terbaik mengamalkan sholat istikharah biasanya dilakukan pada
sepertiga malam, sama seperti sholat tahajud.
14. Shalat idul fitri/adha
 Shalat idain adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan oleh umat Islam ketika
tengah merayakan hari raya Islam. Perayaan umat Islam ada dua jenis, yaitu hari
raya idul Adha dan hari raya Idul Fitri yang dilakukan pada 1 syawal atau setelah selesai
melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
 Sholat Idul Adha merupakan sholat sunah yang secara khusus dilaksanakan pada hari
raya Idul Adha. Hukum mengenai sholat Idul Adha adalah sunnah dan bukan wajib.
halat 'Ied hukumnya sunnah. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) Ulama. Fardhu
Kifayah, artinya (yang penting) dilihat dari segi adanya shalat itu sendiri, bukan dilihat
dari segi pelakunya. Atau (dengan bahasa lain, yang penting) dilihat dari segi adanya
sekelompok pelaku, bukan seluruh pelaku.
15. Shalat siddatul khauf adalah shalat fardhu yang dikerjakan apabila kaum muslimin sedang
berada dalam keadaan perang, melawan musuh atau berjaga jaga dari serangan musuh.
Şalātul Khauf adalah salat yang dilakukan dalam keadaan bahaya, misalnya dalam peperangan.
Bila dikhawatirkan serangan musuh akan datang, maka salat jamaah dibagi dua kelompok, yang
masing-masing kelompok makmum hanya menjalankan salat satu rakaat. Shalat
khauf disyariatkan dengan dua syarat : Hendaknya musuh yang diperangi adalah musuh yang
dibolehkan untuk diperangi, seperti orang kafir harbi, pemberontak, dan para perampok atau
yang lainnya. Dikhawatirkan penyerangan mereka terhadap kaum muslimin dilakukan pada
waktu.
16. Shalat khusuf/khusuf Salah satu amalan sunnah apabila terjadi gerhana adalah dengan
melakukan shalat gerhana. Salat gerhana adalah salat sunah yang dikerjakan saat terjadi
gerhana, baik gerhana matahari atau gerhana bulan. Untuk shalat yang dikerjakan saat terjadi
gerhana bulan dinamakan shalat Khusuf. Kusuf dan Khusuf keduanya bermakna sama
yaitu gerhana. Namun secara bahasa, orang Arab sering menggunakan Kusuf untuk gerhana
matahari sementara istilah Khusuf digunakan untuk gerhana bulan. Shalat gerhana bulan
dilakukan sebanyak dua rakaat sebagaimana shalat sunah pada umumnya. Hanya saja terdapat
sedikit perbedaan dalam pelaksanaannya karena terdapat empat kali rukuk dalam
dua rakaat tersebut. salah satu tujuan dilaksanakannya shalat gerhana matahari bertujuan
sebagai pengingat datangnya hari kiamat. Gerhana matahari menunjukkan kekuasaan Allah yang
dapat memunculkan atau menenggelamkan matahari di saat terang-benderang.
17. Khutbah jumat
Merupakan bentuk kegiatan ibadah yang dilaksanakan umat Islam setiap hari Jumat.
Dalam khutbah Jumat, khatib akan menyampaikan nasihat, ajakan, informasi, dan peringatan
kepada jamaah sebelum pelaksanaan salat Jumat.
Berikut ini 5 rukun khutbah Jumat beserta penjelasannya.   
 Memuji kepada Allah di kedua khutbah
 Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad
 Berwasiat dengan Ketakwaan 
 Membaca Ayat Suci Al-Qur’an
 Berdoa untuk Kaum Mukmin 
18. Khutbah idul fitri/adha
Khutbah Idul Fitri merupakan salah satu rangkaian acara dalam pelaksanaan salat Idul
Fitri. Dalam penyampaiannya, terdapat rukun khutbah Idul Fitri yang harus dipenuhi oleh
seorang khatib. Istilah khatib diberikan kepada orang yang menyampaikan khutbah.
Khotbah Iduladha dilakukan setelah salat Id. Adanya khotbah tersebut yang membedakan salat
id dengan salat lainnya. Khutbah dapat menjadi penanda bahwa salat yang dilakukan
merupakan salah satu momen yang sangat penting bagi umat Muslim.
Dalam sholat sunnah, khutbah disampaikan saat sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain sholat dua
hari raya, sholat istisqa dan sholat gerhana termasuk shalat sunnah yang menyertakan
pelaksanaan khutbah.
19. Khutbah nikah
Khotbah nikah disebut juga dengan khutbatul hajah, yaitu khotbah pembuka yang biasa
digunakan oleh Rasulullah SAW untuk mengawali setiap majelisnya. Rasulullah SAW juga
mengajarkan khotbah ini kepada para sahabatnya. Khotbah nikah juga bisa menjadi tanda
diumumkannya suatu pernikahan sebagaimana anjuran Rasulullah SAW. Khutbah nikah atau
disebutkan khutbah hajah disarankan untuk dikatakan pas saat sebelum acara akad nikah
berjalan. Khutbah ini dikatakan di majelis lelaki, terhitung calon mempelai pria. Imam Abu al-
Husain al-Yamani dalam buku Al-Bayan fi Madzhabi al-Imam al-Syafi'i menyampaikan
bahwa khutbah nikah adalah sunnah dan boleh disampaikan oleh wali, calon mempelai pria,
atau pihak lain yang ditunjuk oleh keluarga mempelai.
20. Khutbah gerhana/istisqa
Khutbah gerhana bulan merupakan salah satu amalan yang bisa dilakukan umat muslim
saat terjadi fenomena gerhana bulan total. Khutbah gerhana bulan disampaikan oleh khatib
setelah pelaksanaan shalat gerhana bulan.
Khutbah yang dilakukan adalah dua kali khutbah sebagaimana pada Khutbah Jumat
dan Khutbah Ied. Setelah mengerjakan shalat ada syariat khutbah, hukumnya mustahab.
Berdasarkan hadits Aisyah tentang gerhana, ketika Nabi telah selesai melaksanakan shalat
gerhana beliau langsung berkhutbah di hadapan para sahabat.
21. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah membersihkan dan menyucikan tubuh mayat dari segala
kotoran dan najis yang melekat dibadannya. Jika jenazah itu laki-laki, maka yang
memandikannya harus orang laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Tiap muslim dikenakan
hukum fardhu kifayah dalam mengurus jenazah, termasuk memandikannya. Memandikan
jenazah bertujuan untuk membersihkan jenazah dan memuliakannya sebelum kemudian disalati
dan dikuburkan. Untuk tata cara memandikan jenazah, para ulama menyebutkan terdapat dua
cara yang bisa dilakukan dalam memandikan jenazah, pertama adalah cara minimal dan kedua
secara sempurna.
22. Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah artinya membungkusnya dengan kain kafan sebelum dikebumikan.
Di dalam Islam diajarkan jika ada seorang muslim yang meninggal dunia, maka diwajibkan untuk
mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menshalatkan, hingga
menguburkannya.
Tata Cara Mengkafani Jenazah Melansir buku Panduan Praktis Shalat Jenazah dan
Perawatan Jenazah karya Ahmad Fathoni El-Kaysi, berikut tata cara mengkafani jenazah laki-laki
dan perempuan.
 Jenazah Laki-laki Gelar sehelai tikar. Letakkan 5 utas tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek.
Sebanyak 3 tali panjang digunakan untuk sikut, pinggang, dan lutut, sedangkan 2 tali
pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki. Jumlah tali ini bukan
wajib, artinya boleh disesuaikan. Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh) di
atas kelima utas tali tadi. Sehingga, nantinya setelah jenazah diletakkan di atasnya, kain
tersebut terletak di bagian kanan jenazah. Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh)
di sebelah kain ke-1 selebar punggung jenazah dan ditumpangkan di atas tepi kain ke-1.
Sehingga, ketika jenazah diletakkan di atasnya, kain tersebut terletak di bagian kiri
badan jenazah. Hamparkan kain ke-3 di atas kedua lembar kain yang sebelumnya, dan
letakkan pada bagian pinggang sampai kaki jenazah. Taruhlah hamparan kapas, serbuk
kayu cendana, dan wewangian lain di atas susunan kain tersebut. Kemudian, angkat
jenazah dan letakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan tadi. Tutuplah dahi, hidung,
dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki jenazah dengan kapas. Termasuk lubang dubur,
lubang hidung, dan kedua telinga. Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari
kain yang ke-3 (yang paling atas atau sarungnya) lalu disusul kain ke-2 dan ke-1 secara
berurutan.
Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali yang telah
disiapkan tadi. Sebaiknya tali pocong diikat ketika jenazah akan diberangkatkan ke
pemakaman.
 Jenazah Perempuan Gelar sehelai tikar. Letakkan 5 utas tali, yakni 3 panjang dan 2
pendek. Sebanyak 3 tali panjang digunakan untuk sikut, pinggang, dan lutut, sedangkan
2 tali pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki.
Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh). Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh
tubuh) di sebelah kain ke-1. Buatlah baju kurung tidak berjahit dengan kain ke-3.
Caranya dengan mengukur panjang badan jenazah dari punggung hingga kaki, lalu ambil
kain kafan 2 kali lipatnya. Lipat kain tersebut hingga menjadi 2 lapisan. Buatlah lubang
pas di tengah lipatan kain, selebar kepala jenazah. Lalu, buka lipatan tersebut dan
letakkan di atas kain ke-1 dan ke-2 sebelumnya. Gelar kain ke-4 (untuk sarung) dan
letakkan di bagian pinggang sampai kaki jenazah. Buatlah celana dalam tak berjahit
(seperti popok bayi) dan letakkan di atas kain ke-4 searah alat kelaminnya. Taruhlah
sedikit kain yang cukup untuk membuat kerudung di atas kain ke-3 atau baju kurung
searah kepalanya. Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian lain
di atas susunan kain tersebut. Kemudian, angkat jenazah dan letakkan di atas kain kafan
yang telah disiapkan tadi. Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki
jenazah dengan kapas. Termasuk lubang dubur, lubang hidung, dan kedua telinga.
Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari mengenakan celana dalamnya, lalu
membungkus dengan sarungnya, mengenakan kerudungnya, memasang baju kurungnya
dengan memasukkan kepala jenazah pada lubang baju kurung dan menutupkan kembali
baju kurung yang telah dibuka bagian depannya. Lalu, bungkus dengan kain ke-2 dan
disusul kain ke-1. Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali
yang telah disiapkan tadi.
23. Menshalatkan jenazah
Salat jenazah adalah jenis salat yang dilakukan untuk jenazah muslim. Setiap muslim
yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib disalati oleh muslim yang masih hidup
dengan status hukum fardu kifayah.
Tata cara sholat jenazah
 Niat
 Berdiri bagi yang mampu
 Membaca takbir sebanyak empat kali termasuk takbiratul ihram
 Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama sholat jenazah
 Membaca sholawat nabi setelah takbir ke-2
 Mendoakan jenazah setelah takbir ke-3
 Membaca doa berikut setelah takbir ke-4
24. Menguburkan jenazah
Menguburkan jenazah adalah kewajiban terakhir setelah jenazah dimandikan,
dikafankan dan dishalatkan. Hokum menguburkan mayat adalah fardhu kifayah. Menguburkan
jenazah merupakan prosesi tahap akhir dalam mengurusi jenazah. Menguburkan jenazah akan
membangkitkan kesadaran umat muslim dalam melaksanakan kewajiban beragama maupun
bersosial. Selain itu, melihat jenazah akan mengingatkan manusia bahwa kehidupan tidak ada
yang abadi. Setiap Muslim yang meninggal dunia wajib dikuburkan sesuai syariat
Islam. Hukum melaksanakannya adalah fardhu kifayah, artinya umat Muslim wajib menunaikan,
namun bila sudah ditunaikan oleh Muslim yang lain, maka kewajibannya menjadi gugur.
25. Qurban
Qurban atau udhhiyah dalam pengertian syara, ialah menyembelih hewan dengan
tujuan beribadah kepada Allah pada hari raya haji atau Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu
tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah.
Kurban sejatinya merupakan bentuk syukur umat Muslim atas segala nikmat yang telah
Allah berikan. Sebab nikmat tersebut sangat banyak, sudah seharusnya umat Muslim melakukan
pengorbanan dalam bentuk apa pun kepada Allah. Dalam hal ini, syariat yang dianjurkan
adalah kurban, yaitu melakukan penyembelihan hewan.
26. Aqiqah
Suatu sunnah menyembelih dua ekor kambing dari kelahiran seorang anak laki-laki atau
anak perempuan dalam islam dinamakan AQIQAH. Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum
aqiqah tidak wajib. Namun, aqiqah akan menjadi wajib hukumnya apabila dinazarkan
sebelumnya. Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW, para ulama menyepakati bahwa waktu
pelaksanaan aqiqah yang paling baik adalah pada hari ke-7 semenjak hari kelahiran. Namun jika
berhalangan karena sesuatu dan lain hal, aqiqah dapat dilaksanakan pada hari ke-14 atau hari
ke-21.
27. Bacaan menyembelih hewan
Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, ya Allah (kurban ini) dari-Mu dan
untukMu dan dari Muhammad dan umatnya. Bismillahi Allahu Akbar. Kemudian beliau
menyembelihnya," (HR Abu Dawud).
28. Puasa wajib
Puasa wajib merupakan puasa yang harus dijalankan oleh semua umat Islam. Jika umat
Islam melakukannya maka mereka akan mendapatkan pahala, sedangkan jika tidak
melakukannya maka akan mendapat dosa. Macam-macam puasa wajib adalah puasa
ramadhan, puasa qadha, puasa kafarat, dan puasa nadzar.
Macam-macam puasa sunnah adalah puasa arafah, puasa senin kamis, puasa dawud,
dan puasa ayyamul bidh. Puasa Ramadan diperintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya
pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, atau sekitar 624 Masehi. Perintah untuk
melaksanakan puasa wajib bagi umat Islam di bulan Ramadan terdapat dalam Al Quran surat Al-
Baqarah ayat 183.
29. Puasa sunnah
Adalah puasa yang apabila dilakukan maka akan mendapat pahala, dan jika tidak
dilakukan juga tidak dihukumi dosa. Puasa sunah seperti Nabi Dawud dilaksanakan dengan
selang seling, satu hari berpuasa dan satu hari berbuka. Puasa ini dicintai oleh Allah SWT.
Sebuah hadis riwayat Muslim, Nasa'i, serta Ibnu Majah menyebutkan, "Puasa yang paling disukai
di sisi Allah adalah puasa Daud, yaitu berpuasa sehari dan berbuka sehari."
30. Haji/umrah tamattu
Haji tamattu yakni melakukan amalan umrah terlebih dahulu pada musim haji,
kemudian melaksanakan amalan haji. Adapun tata cara mengerjakan haji tamattu dimulai
dengan melaksanakan ihram umrah disertai niat dari miqat sebelum memasuki Kota Makkah.
31. Haji/umrah ifrad
Haji ifrad dilakukan dengan pelaksanaan ibadah haji terlebih dahulu, kemudian
mengerjakan umrah di luar musim haji. Disebutkan bahwa orang yang berhaji ifrad, tetap dalam
keadaan ihram hingga rangkaian amalan hajinya selesai.
32. Haji/umrah qiran
Qiran adalah seseorang yang berihram untuk umrah sekaligus juga untuk haji. Dalam
definisi lain, qiran diartikan berihram dengan umrah pada bulan-bulan haji, kemudian
memasukkan haji ke dalamnya sebelum tawaf.

Anda mungkin juga menyukai