Anda di halaman 1dari 5

MATERI TENTANG WUDHU

Wudu secara etimologi berasal dari kata Al-Wadha’ah yang memiliki arti
kebersihan dan kecerahan.Sementara menurut istilah, wudu adalah menyucikan
diri dari hadas kecil dengan membasuh anggota badan tertentu seperti wajah,
dua tangan, kepala, hingga dua kaki.
Hadas merupakan keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang
menyebabkan tidak sah menyelenggarakan ibadah salat, tawaf, dan sebagainya.
Hadas dalam Islam dibagi 2, yaitu hadas besar dan hadas kecil. Hadas kecil ialah
hadas yang disebabkan buang air besar-kecil, kentut, dan sebagainya. Cara
menyucikan badan seorang muslim dari hadas kecil adalah dengan berwudu.
Meskipun dapat menggunakan tayamun, apabila memenuhi syarat-syarat
tertentu.
Hukum pelaksanaan wudu dapat bersifat wajib maupun sunah. Wudu
bersifat wajib bagi seseorang yang akan melaksanakan salat dan tawaf dalam
ibadah haji. Tidak sah hukumnya salat dan tawaf seseorang tanpa berwudu.
Ketentuan kewajiban berwudu sebelum salat dijelaskan dalam firman Allah SWT
di surah Al-Maidah ayat 6 sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mengerjakan salat maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan
kakimu sampai dengan kedua mata kaki...” (Q.S. Al-Maidah [5]: 6).
Sementara itu, wudu dapat bersifat sunah apabila seorang muslim hendak
tidur, membaca Al-Quran, hingga melantunkan azan serta ikamah. Wudu sebelum
tidur dianjurkan Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya dalam hadis berikut:
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), hendaklah berwudhu
terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan salat .” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Macam-macam Air Untuk Berwudu


Wudu adalah menyucikan diri dari hadas kecil dengan media air. Tidak semua
air dapat digunakan berwudu. Air harus memenuhi syarat-syarat tertentu
sehingga dapat digunakan bersuci (dalam hal ini wudu). Dikutip dari buku Panduan
Salat Lengkap dan Praktis: Salat Wajib dan Sunah (2017) oleh Ahmad Sultoni,
berikut ini beberapa kriteria air yang boleh digunakan untuk berwudu:
1. Air mutlaq
Air mutlaq adalah air yang belum mengalami proses apapun. Air
tersebut hukumnya suci dan sah untuk berwudu. Jenis-jenis
air mutlaq seperti air hujan, salju, embun, air laut, air zam-zam, air sumur,
mata air, hingga air sungai.
2. Air mustakmal
Air mustakmal adalah air yang sudah digunakan untuk berwudu
sebanyak sekali dan tidak diperbolehkan dipakai bersuci kembali. Para
ulama fikih memiliki definisi beragam mengenai air tersebut, namun secara
garis besar sebagai berikut:
1) Air yang menetes dari tubuh ketika seseorang berwudu atau
mandi junub.
2) Air yang telah digunakan untuk bersuci, sementara airnya
sedikit.
3. Air yang tercampur benda suci
Air jenis ini adalah air yang tercampur benda suci lalu berubah sifat
asalnya. Sebagai contoh pada air teh, air kopi, hingga air sabun. Air jenis
tersebut sifat zatnya suci, namun tidak sah digunakan berwudu.
4. Air mutanajjis
Air mutanajjis adalah air yang bercampur dengan barang (benda)
najis. Air jenis tersebut memiliki 2 kemungkinan hukum: najis atau tetap
suci. Penentuan hukum air mutanajjis disandarkan pada 3 indikator utama:
rasa, warna, dan aroma.Apabila air berubah rasa, warna, dan aroma,
hukumnya menjadi najis. Begitupun sebaliknya, jika tidak beralih seperti 3
indikator tersebut, hukumnya tetap suci, menyucikan, dan boleh untuk
wudu.

Ketentuan Berwudu dalam Islam


Seyogianya ibadah lainnya, wudu memiliki ketentuan dalam pelaksanaannya.
Ketentuan pelaksanaan ibadah bersuci tersebut dibagi 4: syarat wudu, rukun
wudu, sunah wudu, dan hal-hal yang membatalkannya.

Syarat-syarat Pelaksanaan Wudu


1. Beragama Islam.
2. Dapat membedakan yang hak (benar) dan batil (salah).
3. Menggunakan air suci dan menyucikan.
4. Mengetahui tata cara berwudu yang benar.

Rukun-rukun Pelaksanaan Wudu


Rukun wudu adalah hal-hal yang wajib dilakukan ketika melakukan ibadah
tersebut. Apabila seseorang meninggalkan salah satu rukun wudu, ibadahnya
tersebut menjadi tidak sah.
1. Niat Wudu.
2. Membasuh wajah.
3. Membasuh tangan sampai siku.
4. Mengusap rambut.
5. Membasuh kaki sampai 2 mata kaki.
6. Tertib/urut semua pelaksanaan rukunnya.
Sunah-sunah Pelaksanaan Wudu
Beberapa sunah pelaksanaan wudu menurut pendapat para ulama mazhab
Syafi’i sebagai berikut:
1. Menghadap kiblat.
2. Bersiwak.
3. Membaca basmalah.
4. Melafazkan niat wudu.
5. Membasuh kedua tangan.
6. Berkumur-kumur.
7. Istinsyak: menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya.
8. Membaca doa setelah wudu.
9. Mengusap seluruh kepala.
10. Mengusap kedua telinga dengan air yang baru.
11. Menyela jenggot dan jari.
12. Mendahulukan bagian kanan.
13. Membasuh mengusap tiga kali.
14. Muwala (berkesinambungan).
15. Berdoa setelah berwudu.

Hal-hal yang Membatalkan Wudu


Muslim sebaiknya mengetahui beberapa perkara yang dapat membatalkan
wudu. Berikut ini beberapa hal yang dapat membuat wudu menjadi batal
hukumnya:
1. Buang angin (kentut).
2. Buang air kecil-besar.
3. Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan.
4. Tidur berbaring, pingsan, mabuk, dan gila.
5. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (4
mazhab: Maliki, Hanafi, Hambali, dan Syafi’i berbeda pandangan).
MATERI TENTANG SHOLAT
Pengertian Shalat Wajib
Secara bahasa, shalat berarti doa. Sedangkan secara istilah, shalat adalah
ibadah yang terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dilakukan
dengan syarat tertentu, mulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat
adalah sarana perjalanan menuju Allah SWT dan mi’rajnya kaum beriman.

Rukun Shalat Wajib


Rukun shalat wajib adalah unsur-unsur yang harus ada dalam shalat agar
shalat tersebut sah. Jika salah satu rukun shalat ditinggalkan atau tidak
dilakukan dengan benar, maka shalat tersebut batal. Rukun shalat wajib ada 14
yaitu:
1. Niat
2. Berdiri jika mampu
3. Membaca takbiratul ikram
4. Membaca surat al fatihah setiap rakaat
5. Ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk tasyahud akhir
10. Membaca sholawat
11. Salam
12. Tertib
13. Qauliyah (perkataan)
14. Fi’liyah (perbuatan)

Syarat Wajib Shalat


Syarat wajib shalat adalah syarat-syarat yang menyebabkan seseorang
wajib menjalankan shalat. Jika salah satu syarat wajib shalat tidak terpenuhi,
maka seseorang tidak dibebani kewajiban shalat. Syarat wajib shalat ada enam
yaitu:
1. Beragama Islam
2. Dewasa (baligh)
3. Berakal sehat
4. Suci dari haid dan nifas
5. Telah sampai ajaran Islam kepadanya
6. Bersih dan suci dari najis
Syarat Sah Shalat
Syarat sah shalat adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan shalat sehingga shalat seseorang menjadi sah. Jika salah satu
syarat sah shalat tidak terpenuhi, maka shalat tersebut tidak sah dan harus
diulangi. Syarat sah shalat ada lima yaitu:
1. Suci badan, pakaian dan tempat salat dari najiss
2. Suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil
3. Menutup aurat
4. Telah masuk waktu salat
5. Menghadap kiblat

Hal-hal Yang Membatalkan Shalat


Hal-hal yang membatalkan shalat adalah hal-hal yang jika dilakukan oleh
seseorang saat sedang salat maka salatnya menjadi batal dan harus diulangi. Hal-
hal yang membatalkan salat antara lain:
1. Sengaja berbicara atau mendengar orang berbicara
2. Sengaja makan atau minum
3. Sengaja mengeluarkan najis atau angin
4. Sengaja mengubah posisi tubuh sehingga tidak menghadap kiblat lagi
5. Sengaja melakukan gerakan yang banyak dan tidak ada hubungannya
dengan salat
6. Sengaja tertawa terbahak-bahak
7. Hilang akal sehat karena gila atau pingsan
8. Hilang kesadaran karena tidur atau pingsan
9. Hilang suci karena haid atau nifas bagi wanita

Anda mungkin juga menyukai