Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah
bersih dari hadas dan najis.
TUJUAN THAHARAH
1. Guna menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.
2. Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba.
PEMBAGIAN THAHARAH
Kita bisa membagi thaharah secara umum menjadi dua macam pembagian yang besar yaitu:
Taharah Hakiki dan Taharah Hukmi.
1. Thaharah Hakiki
Thaharah secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkait dengan kebersihan badan,
pakaian dan tempat shalat dari najis.
Thaharah secara hakiki bisa didapat dengan menghilangkan najis yang menempel baik pada
badan, pakaian atau tempat untuk melakukan ibaadah ritual, caranya bermacam-macam
tergantuk level kenajisannya.
a. bila najis itu ringan cukup dengan memercikan air saja
b. bila najis itu berat, harus dicuci dengan air 7 kali dan salah satunya dengan tanah.
c. bila najis itu pertengahan, disucikan dengan cara, mencusikanya dengan air biasa hingga
hilang warna najisnya, dan juga hilang bau najisnya dan hilang rasa najisnya.
2. Thaharah Hukmi.
thaharah hukmi adalah kesucian secara ritual, dimana secara fisik memang tidak ada kotoran
yang menempel, namun seolah-olah dirinya tidak suci untuk melakukan ibadah ritual.Thaharah
secara hukmi dilakukan dengan cara wudhu atau mandi janabah.
3. KLASIFIKASI AIR DAN PENGGUNAANYA DALAM BERSUCI
1. Air mulak (air yang suci lagi mensucikan)
Air mutlak itu ada 7 jenis, yaitu:
1. Air hujan
2. Air laut
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Air yang bersumber (dari mata air)
6. Air es
7. Air embun.
Air mutlak mempunyai tiga sifat , yaitu :
1) Tha’mun (Rasa)
2) Launun (Warna)
3) Rihun (Bau)
Dan kalau dikatakan air itu berubah maka yang dimaksudkan ialah berubah sifatnya, air mutlak
itu terkadang berubah rasanya, warnanya, atau baunya sebab dimasuki oleh sesuatu benda dan
benda yang masuk kedalam air itu kadang-kadang mukhlath dan kadang-kadang mujawir,
3. Air Mutlak yang Makruh memakainya (air yang suci lagi mensucikan tetapi makruh
memakainya)
SHOLAT
Salah satu dari lima Rukun Islam adalah Shalat. Shalat ialah berhadap hati kepada Allah SWT
sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam (shalat wajib) baik laki-laki maupun
perempuan berupa perbuatan/perkataan dan berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentu,
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam..
2. Sunnat Ab’adh
Yakni sunnat dalam shalat yang apabila ditinggalkan maka disunnatkan untuk menggangantinya
dengan sujud sahwi. Cara melakukan sujud sahwi adalah dengan dua kali sujud sebagaimana
sujud biasa, dilakukan sebelum salam.
Membaca tasyahud awal
Membaca do’a Qunut pada shalat Subuh
dll
Makruh Shalat
1. Memejamkan mata.
2. Menengadah ke langit.
3. Menahan hadast.
4. Meludah
5. Dll
A. Zakat
C. Puasa
Puasa merupakan terjemah dari shoum (bahasa Arab) yang berarti menahan diri dari
sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib).
Rukun Puasa
Puasa merupakan ibadah mahdhah yang pelaksanaannya harus sesuai dengan apa
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Oleh karena itu, kita tidak boleh semaunya
sendiri dalam mengerjakan puasa agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah Swt.
Rukun puasa sendiri hanya ada 2, yakni niat dan imsak:
a. Niat
b. Imsak
a. Mandi dengan mengguyur atau berendam. Kalau dalam mandi tersebut secara tidak sengaja
tertelan air, hal itu tidak membatalkan puasa.
b. Melakukan suntikan baik suntikan itu berupa obat atau makanan.
c. Bekam
d. Berkumur-kumur, sikat gigi setelah matahari tergelincir.
e. Memakai parfum.
D. Haji
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 .Menurut istilah syara', haji ialah
menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah
tertentu pula.. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai
dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah
thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang
bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam
hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram
di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji
sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan
melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian
mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, pada tahun yang sama.
Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun
yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran , mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan.
Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram
sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun
mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti
melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
FIQH
Fiqh artinya faham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli Fiqh (fuqaha). Fiqh itu
ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syari’at Islam yang diambil dari dalil-dalilnya
yang terperinci. Dengan demikian berarti bahwa fiqh itu merupakan formulasi dari Al-Qur’an
dan Sunnah yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh ummatnya.
Hukum yang diatur dalam fiqh Islam itu terdiri dari
hukum wajib, sunat, mubah, makruh dan haram
Ilmu fiqh membicarakan hubungan itu yang meliputi kedudukannya, hukumnya, caranya,
alatnya dan sebagainya. Hubungan-hubungan itu ialah:
a. Hubungan manusia dengan Allah, Tuhannya dan para Rasulullah;
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
c. Hubungan manusia dengan keluarga dan tetangganya;
d. Hubungan manusia dengan orang lain yang seagama dengan dia;
e. Hubungan manusia dengan orang lain vang tidak seagama dengan dia;
f. Hubungan manusia dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan lainnya;
g. Hubungan manusia dengan benda mati dan alam semesta;
h. Hubungan manusia dengan masyarakat dan lingkungannya;
i. Hubungan manusia dengan akal fikiran dan ilmu pengetahuan; dan
j. Hubungan manusia dengan alam gaib seperti syetan, iblis, surga, neraka, alam barzakh,
yaumil hisab dan sebagainya.
Menurut yang umum dikenal di kalangan ulama fiqh secara awam, topik (bab) pembahasan
fiqh itu adalah empat, yang sering disebut Rubu’:
- Rubu’ ibadat;
- Rubu’ muamalat;
- Rubu’ munakahat; dan
- Rubu’ jinayat.
Ada lagi yang berpendapat tiga saja; yaitu: bab ibadah, bab mu’amalat, bab ’uqubat. Menurut
Prof. T.M. Hasbi Ashiddieqqi, bila kita perinci lebih lanjut, dapat dikembangkan menjadi 8
(delapan) topik (bab):
a. Ibadah
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok persoalan berikut ini:
1. Thaharah (bersuci);
2. Ibadah (sembahyang);
3. Shiyam (puasa);
4. Zakat;
5. Zakat Fithrah;
6. Haji;
7. Janazah (penyelenggaraan jenazah);
8. Jihad (perjuangan);
9. Nadzar;
10. Udhiyah (kurban);
11. Zabihah (penyembelihan);
12. Shayid (perburuan);
13. ’Aqiqah;
14. Makanan dan minuman.
b. Ahwalusy Syakhshiyyah ( Munakahah )
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok persoalan pribadi (perorangan), kekeluargaan, harta warisan, yang meliputi
persoalan:
1. Nikah;
2. Khithbah (melamar);
3. Mu’asyarah (bergaul);
4. Nafaqah;
5. Talak;
6. Khulu’;
7. Fasakh;
8. Li’an;
9. Zhihar;
10. Ila’;
11. ’Iddah;
12. Rujuk;
13. Radla’ah;
14. Hadlanah;
15. Wasiat;
16. Warisan;
17. Hajru
18. Perwalian
c. Muamalah Madaniyah
Biasanya disebut muamalah saja. Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah
yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan, harta milik, harta
kebutuhan, cara mendapatkan dan menggunakan, yang meliputi masalah:
1. Buyu’ (jual-beli);
2. Khiyar;
3. Riba (renten);
4. Sewa-menyewa;
5. Hutang-piutang;
6. Gadai;
7. Syuf’ah;
8. Tasharruf;
9. Salam (pesanan);
10. Jaminan (borg);
11. Mudlarabah dan Muzara’ah;
12. Pinjam-meminjam;
13. Hiwalah;
14. Syarikah;
15. Wadi’ah;
16. Luqathah;
17. Ghasab;
18. Qismah;
19. Hibah dan Hadiyah;
20. Kafalah;
21. Waqaf*;
22. Perwalian;
23. Kitabah; dan
24. Tadbir.
*Dari segi niat dan manfaat, waqaf ini kadang-kadang dimasukkan dalam kelompok ibadah;
tetapi dari segi barang/benda/harta dimasukkan ke dalam kelompok muamalah.
d. Muamalah Maliyah
Kadang-kadang disebut Baitul mal saja. Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-
masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan milik
bersama, baik masyarakat kecil atau besar seperti negara (perbendaharaan negara = baitul mal).
Pembahasan di sini meliputi:
1. Status milik bersama baitul mal;
2. Sumber baitul mal;
3. Cara pengelolaan baitul mal;
4. Macam-macam kekayaan atau materi baitul mal;
5. Obyek dan cara penggunaan kekayaan baitul mal;
6. Kepengurusan baitul maal; dan lain-lain.
Fiqih Muamalah
fiqh muamalah adalah mengetahui ketentuan-ketentuan hukum tentang usaha-usaha
memperoleh dan mengembangkan harta, jual beli, hutang piutang dan jasa penitiapan diantara
anggota-anggota masyarakat sesuai keperluan mereka, yang dapat dipahami dan dalil-dalil syara’
yang terinci.
Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah ijab kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan
dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, dan segala
sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.
1.Mudharobah(Akad_Bagi_Hasil)
( اNNانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًمNNاض ِم ْن ُك ْم َوال تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َك َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل ِإال َأ ْن تَ ُكونَ تِ َج
ٍ ارةً ع َْن تَ َر
٢٩
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.(Q.S An - Nisa : 29)
2. Wadi'ah (Titipan )
ِميعًاNانَ َسNN ِه ِإ َّن هَّللا َ َكNِ ْد ِل ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بNوا بِ ْال َعNNاس َأ ْن تَحْ ُك ُم ِ اNNََؤ ُّدوا األ َمانNNُِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن ت
ِ َّا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ النNNَت ِإلَى َأ ْهلِه
)٥٨( صيرًا ِ َب
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (Q.S : An-Nisa :
58)
3. Rahn (Gadai)
ِ َّهُ َو ْليَتNََؤ ِّد الَّ ِذي اْؤ تُ ِمنَ َأ َمانَتNNُا فَ ْليNْض
واNق هَّللا َ َربَّهُ َوال تَ ْكتُ ُم ُ ِإ ْن َأ ِمنَ بَعNَضةٌ ف
ً ُك ْم بَعNْض َ َان َم ْقبُو
ٌ وَِإ ْن ُك ْنتُ ْم َعلَى َسفَ ٍر َولَ ْم تَ ِجدُوا َكاتِبًا فَ ِره
٢٨٣( ال َّشهَا َدةَ َو َم ْن يَ ْكتُ ْمهَا فَِإنَّهُ آثِ ٌم قَ ْلبُهُ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملونَ َعلِي ٌم
ُ
Artinya : jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh
yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan
Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S : Al-Baqarah : 283)
5. Salam (Pesanan )
ُ هُ هَّللاNا َعلَّ َمNNب َك َمَ ُاتِبٌ َأ ْن يَ ْكتNNب َكَ ْأNَ ْد ِل َوال يNاتِبٌ بِ ْال َعNNا ْكتُبُوهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَ ْينَ ُك ْم َكNNَ ّمًى فN ٍل ُم َسN َد ْي ٍن ِإلَى َأ َجNِيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم ب
تَ ِطي ُع َأ ْنN ِعيفًا َأوْ ال يَ ْسNض َ ْفِيهًا َأوNق َس ُّ N ِه ْال َحNانَ الَّ ِذي َعلَ ْيNNق هَّللا َ َربَّهُ َوال يَ ْب َخسْ ِم ْنهُ َش ْيًئا فَِإ ْن َك ِ َّق َو ْليَت
ُّ فَ ْليَ ْكتُبْ َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح
َأ
هَدَا ِء ْنNالش ُّ َوْ نَ ِمنNض َ ْا ِن ِم َّم ْن تَرNNَ ٌل َوا ْم َر تNا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُجNNَيُ ِم َّل ه َُو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّهُ بِ ْال َع ْد ِل َوا ْستَ ْش ِهدُوا َش ِهي َد ْي ِن ِم ْن ِر َجالِ ُك ْم فَِإ ْن لَ ْم يَ ُكون
َأ
ُطN ِه َذلِ ُك ْم َأ ْق َسN ِيرًا ِإلَى َأ َجلNNِص ِغيرًا َأوْ َكب َ ُب ال ُّشهَدَا ُء ِإ َذا َما ُدعُوا َوال تَ ْسَأ ُموا َأ ْن تَ ْكتُبُوه َ األخ َرى َوال يَْأ ْ َض َّل ِإحْ دَاهُ َما فَتُ َذ ِّك َر ِإحْ دَاهُ َما ِ ت
َأ َأ
ِهدُوا ِإ َذاNا َو ْشNNَا ٌح ال تَ ْكتُبُوهNNَْس َعلَ ْي ُك ْم ُجن َ ِديرُونَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَيNُ َرةً تNاض ِ ِع ْن َد هَّللا ِ َوَأ ْق َو ُم لِل َّشهَا َد ِة َوَأ ْدنَى َأال تَرْ تَابُوا ِإال ْن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً َح
َأ
٢٨٢( ق بِ ُك ْم َواتَّقُوا هَّللا َ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هَّللا ُ َوهَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ٌم
ٌ ضا َّر َكاتِبٌ َوال َش ِهي ٌد َوِإ ْن تَ ْف َعلُوا فَِإنَّهُ فُسُو َ ُتَبَايَ ْعتُ ْم َوال ي
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika
seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. ( Q.S : Al-Baqarah : 282 )
Riba :
َضا َعفَةً َواتَّقُوا هللاَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحون ْ يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َءا َمنُوا الَ تَْأ ُكلُوا ال ِّربَا َأ
َ ض َعافًا ُّم
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat-ganda
dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapatkeberuntungan.” (Q.S. Ali Imran: 130).
6. Musaqah
َ Nا ِم ْن َأ ْمNNَهَا َعلَى اَ ْن يَ ْع َملُوْ هNض
ْ والِ ِه ْم َوN
أن َ ْر َوَأرN ْ َأ ْعطَى َخ ْيبَ َر بِ َش
ٍ ْط ِر َمايَ ْخ ُر ُج ِم ْنهَا ِم ْن ثَ َم ٍر َأوْ زَر
َ Nَع َوفِى ِر َوايَ ٍة َدفَ َع إلَى اليَهُوْ ِد َخ ْيب
ْ لِ َرسُوْ ِل هّللا ص م َش
ط َرهَا
Artinya:
Memberikan tanah Khaibar dengan bagian separoh dari penghasilan, baik buah-buahan
maupun (tanaman). Pada riwayat lain dinyatakan bahwa Rasul menyerahkan tanah Khaibar
itu kepada Yahudi, untuk diolah dan modal dari hartanya, penghasilan separohnya untuk
Nabi.”
A. LKS BANK
Berdasarkan fungsinya jenis bank di Indonesia dapat dikelompokkan atas:
1. Bank sentral yaitu Bank Indonesia sebagaimana dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank
Sentral, kemudian dicabut dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
2. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Bank perkreditan rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
4. Bank Umum yang mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan
perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.
B. LKS NON BANK
1. Asuransi
2. Stock Exchange
3. Saham
4. Lembaga Wakaf Modern
5. Lembaga Zakat Modern
6. Badan Arbitrase Syariah Nasional
7. Reksadana
8. Obligasi
AKAD AKAD BISNIS DALAM ISLAM (FIQH MUAMALAH
KONTEMPORER)
Fiqh muamalah kontemporer adalah aturan aturan Allah SWT yang wajib ditaati yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitnnya dengan harta benda dalam bentuk
transaksi-transaksi yang modern.
Hukum bisnis syariah haruslah memenuhi ciri sebagai berikut :
a. Hokum asal muamalah adalah boleh
b. Tujuannya untuk kemaslahatan manusia
c. Hokum muamalah terdiri dari hokum yang tetap dan berubah
d. Objeknya haruslah halal dan tayyib
e. Terhindar dari maghrib
Dalam berbisnis syariah juga menghendaki agar para pelaku bisnis senantiasa berakhlak yang
baik dalam setiap tingkah laku dan ucapan. Akhlak baik yang dimaksud adalah :
a. Kejujuran
b. Keterbukaan
c. Kasih saying
d. Kesetiakawanan
e. Persamaan
f. Tanggung jawab
g. Professional
h. Suka sama suka
a. Persoalan transaksi bisnis kontemporer yang belum dikenal zaman klasik. Lingkup ini
membahas setiap transaksi yang baru bermunculan pada saat ini. Seperti uang kertas, saham,
Obilgasi, reksadana, MLM, Asuransi.
b. Transaksi bisnis yang berubah karena adanya perkembangan atau perubahan kondisi, situasi,
dan tradisi/kebiasaan. Perkembangan tekhnologi yang semakin cepat dan canggih menghadirkan
berbagai fasilitas dengan berbagai kemudahannya begitu pula dalam hal bisnis. Contohnya
penerimaan barang dalam akad jual beli (possesion/qabd), transaksi e-bussiness, transaksi sms
c. Transaksi Bisnis Kontemporer yang menggunakan nama baru meskipun subtansinya seperti
yang ada zaman klasik, misalnya bunga bank yang sejatinya adalah sama dengan riba, Jual beli
Valuta Asing. Walaupun Riba telah berganti nama yang lebih indah dengan sebutan Bunga,
namun pada hakikatnya substansinya tetaplah sama dimana ada pihak yang mendzalimi dan
terdzalimi, sehingga hokum bunga sama dengan riba yang telah jelas keharamannya dalam al-
Qur’an.
d. Transaksi bisnis modern yang menggunakan beberapa akad secara berbilang, seperti IMBT,
Murabahah Lil Amiri Bi Syira. Dalam lingkup ini membahas bahwa pada masa Kontemporer ini
ada beberapa akad yang dimodifikasikan dalam suatu transaksi bisnis.
Berikut ini adalah beberapa modifikasi akad Klasik yang terjadi pada Masa Kontemporer:
a. Hak intifa’ (memanfaatkan), contohnya Wadhi’ah yad Dhamanah
b. Uang Administrasi, contohnya Qardhul Hasan
c. Ujrah (fee), contohnya L/C, transfer
d. Kredit, contohnya Murabahah
e. Muazzi (Paralel) + Kredit (Muajjal / Taqsith), contohnya Salam
f. Jaminan (Rahn + Kafalah), contohnya Mudharabah
g. Perubahan sifat akad, contohnya Wadi’ah (awalnya bersifat tidak mengikat menjadi mengikat)
h. Janji (wa’ad), contohnya Ijarah Mutahiya bi Tamlik
i. Wakalah
Yaitu pada dasarnya semua praktek muamalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Mata kuliah Fiqh Muamalah Kontemporer bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
Fiqh keuangan dan mengkaji pendapat ulama fiqh tentang akad-akad yang diaplikasikan dalam
lembaga kauangan syariah.
Terdapat beberapa macam akad-akad yang diaplikasikan dalam lembaga keuangan
syariah diantaranya yaitu:
Berikut adalah skema-skema akad dan penjelasan mengenai proses pengaplikasian akad
dalam lembaga keuangan syariah:
Penjelasan:
1. Akad musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan
bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut;
2. setelah proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil
keuntungan sesuai porsi kontribusi modal (nisbah) yang telah disepakati.
Penjelasan:
Penjelasan:
1. Akad salam biasanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu
yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan;
2. Dalam praktiknya, pihak nasabah dan bank melakukan negosiasi sesuai kriteria pesanan;
3. Kemudian bank melakukan pemesanan kepada pihak ketiga (Produsen) dan membayar
secara tunai;
4. Setelah melakukan pemesanan, pihak bank menerima dokumen atas barang pesanan yang
telah dipesan;
5. setelah produsen selesai memproduksi barang pesanan, barang yang dipesan akan
dikirim langsung kepada pihak Nasabah; dan
6. Pihak nasabah membayar kepada bank atas barang yang telah dipesan baik secara
mengangsur ataupun tunai.
5. Akad Istishna' (Purchase By Order Or Manufacture)
Penjelasan:
1. Dalam kontrak ini, bank penjual menerima pemesanan barang dari pembeli;
2. kemudian Bank penjual melalui produsen pembuat untuk membuat atau membeli barang
menurut spesifikasi yang telah disepakati; dan
3. menjualnya kembali kepada nasabah konsumen (pembeli)
Penjelasan:
1. Ijarah merupakan perpaduan antara jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang
dikahiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa (nasabah)
2. dalam praktiknya, pihak nasabah melakukan pemesanan objek sewa kepada Bank;
3. selanjutnya pihak Bank membeli objek sewa atas pesanan pihak nasabah yang kemudian
pihak nasabah melakukan sewa beli atas objek sewa tersebut sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat.
7. Akad Wadi'ah
Penjelasan:
1. Dalam praktiknya, pihak nasabah menitipkan barang ke bank yang kemudian bank
membebankan biaya penitipan atas barang yang dititipkan
2. akad diatas menerapkan sistem dimana pihak yang menerima (penyimpan) tidak boleh
menggunakan dan memanfaatkan barang yang dititippkan, tetapi harus benar-benar
menjaganya sesuai kelaziman.
1. Dalam konsep diatas, pihak yang menerima (penyimpan) boleh menggunakan dan
memanfaatkan barang yang dititipkan oleh pihak Nasabah (penitip)
2. pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana. Bank dapat
memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.
8.Akad_Qardh
Penjelasan:
1. Nasabah yang memerlukan dana meminjam uang kepada bank untuk memenuhi
kebutuhan dana proyek usahanya;
2. Nasabah mengembalikan dana yang dipinjam secepatnya sebesar jumlah uang yang
dipinjamnya tanpa ditambahkan imbalan apapun.
9.Akad_Sharf
Penjelasan:
10.Akad_Rahn
Penjelasan:
1. Dalam akad Rahn Nasabah menyerahkan Marhun atau Jaminan kepada pihak Bank sebagai
titipan atau gadai atas pembiayaan yang diajukan.
2. Selanjutnya pihak Bank akan memberikan pembiayaan kepada Nasabah dengan syarat
barang yang ditahan oleh pihak bank memiliki nilai ekonomis.
3. Kemudian pihak Bank dan Nasabah melakukan akad atas pembiayaan yang diajukan oleh
nasabah.
4. Setelah akad tersebut disetujui oleh pihak bank dan nasabah, pihak bank menyerahkan
pembiayaan tersebut kepada Nasabah
11.Akad_Wakalah
Penjelasan:
1. Dalam akad tersebut bank melaksanakan permintaan pelaksanaan pekerjaan atas ajuan
pihak
nasabah dan juga investor yang mana dalam kontrak kerja tersebut bank mendapatkan fee
atas pekerjaannya tersebut.
12.Akad_Kafalah
Penjelasan:
1. Penanggung memberikan jaminan kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak
kedua atau yang ditanggung (mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin).
2. Dalam hal ini bank secara fisik tidak memegang barang apapun, tetapi bank berharap
penanggung tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami
kesulitan.
13.Akad_Hawalah
Penjelasan: