Anda di halaman 1dari 8

Nama : yelfi dwi anahyu

Nim : 11950321589
SOAL UAS FIQH SEMESTER 2 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI TAHUN 2019/2020.

1.JELASKAN PENGERTIAN THOHAROH SECARA ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI


2.APA PERBEDAAN NAJIS DAN HADAS,SEBUTKAN PEMBAGIAN KEDUANYA DAN
CONTOH2NYA
3.SHOLAT JAMA' DAN QOSHAR MERUPAKAN KERINGANAN YANG DIBERIKAN
ALLAH,APA PERBEDAAN SHOLAT JAMA' DAN QOSHAR DAN URAIKAN SECARA
SISTEMATIS TATA CARA SHOLAT JAMA' TAKDIM, JAMA' TAKHIR DAN SOLAT
QOSHAR.
4.SELAIN PUASA WAJIB UMMAT ISLAM DISUNNAHKA UNTUK BERPUASA SUNAT,
SEBUTKAN MACAM2 PUASA SUNAT YANG DI SYARI'ATKAN DALAM ISLAM.
5.JELASKAN PERBEDAAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH DAN SEBUTKAN ORANG-
ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT.

Jawab :

1. Secara etimologi, thaharah berarti bersuci, lebih lengkapnya, adalah membersihkan diri
daripada segala kekotoran yang ada dalam bentuk nyata seperti najis, atau bentuk ma’nawi
seperti perkara yang mengaibkan atau sifat-sifat keji. sedangkan menurut terminology syara’,
thaharah adalah suatu perbuatan yang menyebabkan bolehnya melakukan sholat atau hal lain
yang hukumnya seperti shalat. Misalkan berwudhu (bagi orang yang memiliki hadats kecil),
mandi (bagi yang berhadats besar) dan menghilangkan najis daripada pakaian, badan dan juga
tempat.

2. Hadas adalah kondisi tidak suci yang mengenai pribadi seseorang muslim, menyebabakan
terhalangnya-orang itu melakukan shalat atau tawaf. Artinya Shalat dan tawaf yang dilakukan
tidak sah karena dirinya dalam keadaan tidak berhadas. Menurut ahli fiqhi sebab seorang
dihukumkan dirinya dalam kondisi berhadats, ada dua kelompok;
a. Hadas Kecil. Mengeluarkan sesuatu dari dubur dan atau kubul yang berupa;
1. Air kencing.
2. Tinja.
3. Kentut
Cara bersuci dari hadas kecil seperti diatas dengan cara berwudhu atau tayamum
b. Hadas Besar.
1. Mengeluarkan mani
2. Hubungan kelamin.
3. Terhentinya haid dan nifas.

Cara bersuci dari hadas besar seperti diatas dengan cara mandi besar/janabat

Najis menurut bahasa adalah kotor. Sedangkan menurut istilah adalah kotoran yang wajib
dihindari dan dibersihkan oleh setiap muslim manakala terkena olehnya. Najis juga bisa
diartikan kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah
Seperti shalat atau thawaf. Najis ialah suatu benda yang kotor menurut syara’ , misalnya :
1. Bangkai , kecuali manusia , ikan dan belalang. 2. Darah. 3. Nanah. 4. Segala sesuatu yang
keluar dari kubul dan dubur. 5. Anjing dan Babi. 6. Minuman keras seperti arak dan
sebagainya. 7. Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena dipotong dan sebagainya
selagi masih hidup.

Pembagian Najis  Najis itu dapat dibagi 3 bagian :


1. Najis Mukhaffafah ( ringan ) ; ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun
dan belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibunya . Cara mensucikannya. Barang yang
terkena najis mukhaffafah , cukup diperciki air pada tempat najis itu. Hadis Rasulullah saw :

“Barang yang terkena kencing anak permpuan harus dicuci, sedang bila terkena kencing anak
laki-laki cukuplah dengan memercikkan air padanya”

2. Najis mughallazhah ( berat ); ialah najis anjing dan babi dan keturunnya. Cara
mensucikannya ialah lebih dahulu dhilangkan wujud benda najis, kemudian baru dicuci bersih
dengan air sampai tujuh kali dan permulaan di antara pensucian itu dicuci dengan air yang
bercampur tanah. Cara mensucikannya. Barang yang kena najis mughallazah seperti jilatan
anjing atau babi , wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur
tanah .

3. Najis Mutawassithah( sedang ); ialah najis yang selain dari dua najis tersebut diatas , seperti
segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang , kecuali air mani ,
barang cair yang memabukkan , susu hewan yang tidak halal dimakan , bangkai , juga tulang ,
dan bulunya , kecuali bangkai –bangkai manusia dan ikan serta belalang
Cara mensucikannya Barang yang terkena najis mutawassithah dapat suci dengan cara
dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna , bau dan rasanya ) itu hilang. Adapun dengan
cara tiga kali cucian atau siraman lebih baik.  
 
Najis Mutawassithah dibagi menjadi dua :
a. Najis ‘ainiyah ; ialah najis yang berwujud , yakni yang nampak dapat dilihat .
b. Najis hukmiyah , ialah najis yang tidak kelihatan bendanya , seperti bekas kencing , atau
arak yang sudah kering dan sebagainya.

Kesimpulannya. Hadas:
1. Tidak harus benda.
2. Hadas yang tidak bisa dilihat.
3. Terdiri atas dua macam, Yaitu hadas kecil dan besar
4. Hadas kecil disucikan dengan wudhu’ atau tayamum
5. Hadas besar disucikan dengan mandi atau tayamum

Najis:
1. berupa benda dapat dilihat, seperti kotoran, darah, air liur anjing
2. Tidak kelihatan bendanya , seperti bekas kencing , atau arak yang sudah kering dan
sebagainya.
3. Terdiri atas tiga macam, yaitu najis mukhaffafah, mughaladzah, dan mutawasittah
4. Dibasuh dengan air sampai hilang najisnya atau sifat-sifat najisnya (warna , bau dan
rasanya ) itu hilang Hadas adalah sesuatu yang dapat membatalakan wudhu dan shalat.

Perbedaan hadas dan najis:


Najis adalah sesuatu yang dapat membatalkan shalat, tidak membatalkan wudhu
hadas termasuk perkara maknawi yang ada dalam tubuh dan tidak dapat dicerna oleh panca
indera. Contohnya seperti kentut, buang air besar, buang air kecil, junub.
Sementara najis merupakan perkara zhahir dan dapat dicerap oleh panca indera. Beberapa
jenisnya seperti air kencing, kotoran manusia maupun hewan, air liur anjing.
Kedua perkara ini menuntut seorang Muslim bersuci, namun caranya berbeda antara hadas
dengan najis. Jika hadas, seorang muslim bersuci dengan mandi, wudhu, atau tayamum
disertai dengan melafalkan niat.
Sementara najis, seorang Muslim harus membersihkan benda terkena najis dari zat najisnya.
Bisa dengan mengusapkan air, bisa juga dengan mencucinya sampai tujuh kali dengan satu
kali menggunakan tanah jika najisnya tergolong berat (mughaladah).
3. Qashar memiliki arti meringkas atau memendekkan. Shalat qashar ialah shalat yang diringkas,
maksudnya shalat yang semula terdiri dari empat rakaat diringkas menjadi dua rakaat saja.
Shalat yang dapat diringkas ialah shalat isya, zuhur, dan ashar. Sedangkan shalat magrib dan
subuh tidak dapat diqashar.sedangkan Shalat jamak merupakan shalat yang dikumpukan,
artinya dua shalat wajib dikerjakan dalam satu waktu. Shalat yang bisa dijamak adalah shalat
magrib dijamak dengan isya dan shalat zuhur dijamak dengan ashar. Sedangkan shalat subuh
tidak bisa dijamak.

Cara Melaksanakan Salat Jamak Takdim


Misalnya salat duhur dengan asar: salat duhur dahulu empat rakaat kemudian salat asar empat rakaat,
dilaksanakan pada waktu dzuhur.
Tata caranya sebagai berikut:
1)        Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:
“Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim karena
Allah Ta’ala”
2)   Takbiratul ihram
3)   Salat duhur empat rakaat seperti biasa.
4)   Salam.
5)   Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;
“Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim karena
Allah ta’ala.”

6)   Takbiratul Ihram


7)   Salat asar empat rakaat seperti biasa.
8)   Salam.
Catatan: Setelah salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak boleh diselingi perbuatan
atau perkataan misalnya zikir, berdo’a, bercakap-cakap dan lain-lain).

Cara Melaksanakan Salat Jamak Ta’khir.


Misalnya salat magrib dengan ‘isya: boleh salat magrib dulu tiga rakaat kemudian salat ‘isya empat
rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1)   Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila dilafalkanyaitu:
“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat ‘isya dengan jamak ta’khir karena
Allah Ta’ala”
3)   Takbiratul ihram
4)   Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.
5)   Salam.
6)   Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai berikut;
“ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir karena
Allah Ta’ala.”
8)   Takbiratul Ihram
9)   Salat ‘isya empat rakaat seperti biasa.
10)    Salam.
Catatan: Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat jamak takdim. Untuk
menghormati datangnya waktu salat, hendaknya ketika waktu salat pertama sudah tiba, maka orang
yang akan menjamak ta’khir, sudah berniat untuk menjamak ta’khir salatnya, walaupun salatnya
dilaksanakan pada waktu yang kedua.
Jika telah memenuhi syarat sah sebagai rukhsah, selain di jamak salat fardu juga dapat di qasar
maupun jamak qasar asalkan memenuhi syarat. Hal ini merupakan rukhsah (keringanan) yang
diberikan Allah agar manusia tidak meninggalkan salat fardu walau dalam keadaan apapun, sebab
Allah tidak menghendaki kesukaran pada hambaNya.

Salat Qasar
Salat qasar adalah salat yang dipendekkan (diringkas), yaitu melakukan salat fardu dengan cara
meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat fardu yang boleh diringkas adalah salat yang
jumlah rakaatnya ada empat yaitu duhur, asar dan ‘isya.
Hukum melaksanakan salat qasar adalah mubah (diperbolehkan) jika syaratnya terpenuhi.
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101 yang artinya: “Dan apabila kamu beprgian di
muka bumi, maka tidak mengapa kamu menqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang
kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu,” Q.S.(An Nisa: 101)
Syarat-syarat salat qasar sama dengan syarat salat jamak hanya ditambah persyaratan bahwa salat
yang dapat diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat.
Tata caranya Salat Qasar
Ambil contoh salat qasar duhur, dengan cara sebagai berikut:
 Berniat salat dengan cara qasar. Jika dilafalkan sebagai berikut:
 Artinya: “ saya berniat salat duhur dua rakaat diqasar karena Alla Ta’ala”
 takbiratul ihrom.
 Salat dua rakaat
 Salam.

4. Puasa sunnah dalam syariat islam


1. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah
bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.
2. puasa di Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk
memperbanyak amalan seperti berdzikir, istigfar, berdo’a, bersedekah, serta yang paling
ditekankan adalah melakukan puasa.
3. Puasa Tasu’a
Puasa Tasu’a adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini
dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10
Muharram.
4. Puasa Asyura (10 Muharram)
Ini adalah puasa sunnah yang dilakukan pada keesokan hari setelah melakukan puasa sunnah
Tasu’a. Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan
ulama lainnya mengatakan bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan dan
kesepuluh bulan Muharram secara berurutan.
5. Puasa Syawal
Puasa syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan syawal
yang merupakan sunnah Nabi Muhammad Sholallahu alaihi Wassalam. Adapun untuk
pelaksanaannya bisa dilakukan secara berurutan maupun secara terpisah
6. Puasa Senin – Kamis
Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang paling sering dikerjakan oleh Rasulullah
sholallahu Alaihi Wassalam
7. .Puasa Daud
Puasa daud adalah puasa sunnah yang dilakukan secara selang-seling, yaitu sehari berpuasa
dan sehari berbuka (tidak berpuasa).
8. .Puasa Sya’ban
Jenis puasa sunnah yang dianjurkan Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang lainnya
adalah puasa di bulan Sya’ban.
9. .Puasa 3 Hari pada Pertengahan Bulan
Puasa ini dikenal dengan sebutan puasa Ayyamul Bidh, dimana pelaksanaanya adalah di 3
hari setiap pertengahan bulan
10. .Puasa di Bulan-bulan Haram (Asyhurul Hurum)
Ini merupakan puasa sunnah yang dilakukan di bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab.
11. Puasa bagi Pemuda yang Belum Menikah
Ini merupakan puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap pemuda yang
belum menikah sebagai pengingat diri, terutama bagi pemuda yang memiliki syahwat tinggi.

5. Zakat maal dan zakat fitrah


- Zakat mal adalah zakat yang ditunaikan saat harta yang dimiliki telah mencapi nisab dan
haulnya. Nisab adalah batas terendah jumlah harta yang dimiliki, dan haul adalah waktu yang
harus dipenuhi dari kepemilikan sebuah harta.
- zakat fitrah merupakan zakat yang dibayarkan selama atau pada akhir bulan Ramadan
sebelum sholat Ied. Zakat fitrah ini hukumnya wajib untuk ditunaikan oleh seluruh umat
muslim terlepas dari umurnya.
Perbedaan peruntukan atau target zakat:
a. Zakat mal adalah jenis zakat harta yang ditunaikan untuk membersihkan harta dan
memberikan hak- hak orang dalam kategori tidak mampu.
b. zakat fitrah dimaksudkan untuk diri si pembayar zakat sebagai alat pembersihan diri dari
berbagai perbuatan kotor dan perbuatan sia sia.

Perbedaan jumlah zakat yang dikeluarkan


Selanjutnya perbedaan dari kedua zakat ini jumlah zakat yang ditunaikan atau dikeluarkan.
Jumlah zakat mal yang dikeluarkan tergantung pada pada besaran yang ditentukan dalam
ilmu fiqih sedangkan zakat fitrah dapat ditunaikan dengan minimal sebesar makanan pokok
mengikuti tempat dan daerah pengeluar zakat masing- masing.
 Perbedaan orang yang wajib berzakat
Perbedaan terakhir dari zakat berikutnya adalah orang -orang yang wajib menunaikannya.
Zakat mal diwajibkan kepada mereka yang telah merdeka dengan harta yang telah sempurna
dan mencapai nisab serta haulnya. Sedangkan zakat fitrah diwajibkan pada semua umat
muslim yang tanpa terkecuali selama mampu dan mempunyai kelebihan harta meski hanya
sedikit.
Orang-orang yang berhak menerima zakat:
1. Fakir ialah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-orang ini tak
memiliki penghasilan sehingga jarang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik.
2. Miskin
3. Amil
4. Mu'allaf
5. Riqab / Memerdekakan Budak
6. Gharim (Orang yang Memiliki Hutang)
7. Fi Sabilillah
8. Ibnu Sabil

Anda mungkin juga menyukai