Anda di halaman 1dari 7

KOMPRE KEISLAMAN

1. Baca Tulis Al-Qur’an (Tajwid).


2. Hafalan Surat Pendek.
3. Thaharah
4. Teori dan Praktik Shalat.
5. Zakat
6. Puasa
7. Haji

1) Baca Tulis Al-Qur’an (Tajwid).


A. Hukum Alif Lam
 Alif Lam Qamariyah bercirikan adanya tanda sukun. Hukum bacaan alif
lam Qamariyah harus dibaca dengan jelas ketika bertemu dengan huruf-
huruf berikut: ‫ك ق ف غ ع خ ح ج ب ء ي ه و م‬
 Alif Lam Syamsiyah bercirikan adanya tasydid. Hukum bacaan alif lam
syamsiyah harus dibaca Idghom (masuk kedalam huruf berikutnya) apabila
bertemu dengan huruf-huruf berikut: ‫ن ل ظ ط ض ص ش س ز ر ذ د ث ت‬
B. Qolqolah
Huruf qolqolah ada 5 yaitu: ‫ق ط ب ج د‬
2) Hafalan Surat Pendek.
3) Thaharah: Bersuci dari Najis, Wudhu, Tayammum, dan Mandi Hadast Besar.
Thaharah adalah bersuci membersihkan diri dari hadast dan najis yang dapat
menghalangi pelaksanaan ibadah seperti shalat atau ibadah lainnya.
A. Bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian dan tempat, baik itu tempat
ibadah maupun tempat umum.
Secara bahasa, an-najasah bermakna kotoran. An-Najasah dalam bahasa
Indonesia sering dimaknai dengan najis. Jenis-jenis najis:
a. Najis ringan atau mukhaffafah. Disebut ringan, karena cara
mensucikannya sangat ringan, yaitu dengan memercikkannya dengan air.
Satu-satunya najis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang belum makan
apa pun kecuali ASI.
Sedangkan kencing anak perempuan yang belum memakan makanan
selain ASI, cara membersihkannya yaitu haruslah dicuci dan tidak bisa
diperciki saja.
b. Najis yang pertengahan atau najis mutawassithah. Untuk mensucikan
najis ini cukup dihilangkan secara fisik 'ain najisnya, hingga 3 indikatornya
sudah tidak ada lagi, warna, rasa dan bau. Contoh dari najis mutawasitah
adalah ditemukan pada air seni serta tinja manusia, kencing, nanah,
muntah, kotoran hewan, darah haid, minuman keras, bangkai (kecuali
bangkai ikan dan belalang), dan air susu hewan yang diharamkan.
Najis ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Ainiyyah yaitu najis yang masih nampak warna bau, atau rasanya, cara
mensucikannya yaitu dengan menghilangkan sifat najis yang masih ada
kemudian dibasuh dengan air yang suci.
2) Hukmiyyah yaitu najis yang tidak nampak warna, bau, dan rasanya,
cara mensucikannya yaitu cukup dengan mengalirkan air pada benda
yang terkena najis tersebut.
c. Najis berat atau najis mughalladzhah. Disebut najis yang berat karena
harus mencuci dengan air sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan
tanah, setelah itu dibasuh dan dialirkan air suci pada bagian yang terkena
najis. najis berat hanya dua saja, yaitu air liur anjing dan babi.
B. Bersuci dari Hadast yaitu bersuci yang berkenaan dengan kondisi dimana
seseorang dalam keadaan tidak suci atau keadaan badan tidak suci yang
mengalami sesuatu baik itu hadast kecil maupun hadast besar.
a. Istinja’ bermakna : menghilangkan kotoran. Istijmar adalah menghilangkan
sisa buang air dengan menggunakan batu atau benda-benda yang
semisalnya.
b. Wudhu
Wudhu adalah membersihkan diri dengan menggunakan air suci yang
mengalir.
Rukun :
1. niat,
2. membasuh muka,
3. membasuh kedua tangan hingga kedua siku,
4. mengusap sebagian kepala,
5. membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki, dan
6. tertib
Batalnya wudhu
 Keluarnya sesuatu lewat kemaluan
 Tidur
 Hilang akal
 Menyentuh kemaluan
 Menyentuh kulit lawan jenis
c. Tayammum
Tayamum adalah tindakan menyucikan diri tanpa menggunakan air dalam
Islam, yaitu dengan menggunakan pasir atau debu yang disebabkan karena
kekurangan air atau karena suatu kondisi yang mencegah penggunaan air.
Niat : Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta’ala
Cara Tayamum: Al-hanafiyah dan asy-syafi'iyah dalam qaul jadidnya
mengatakan bahwa tayammum itu terdiri dari dua tepukan. Tepukan
pertama untuk wajah dan tepukan kedua untuk kedua tangan hingga siku.
Batalnya tayammum
 Segala yang membatalkan wudhu
 Ditemukannya air
 Hilangnya penghalang untuk mendapatkan air
d. Mandi hadas besar
Mandi besar adalah tindakan mandi yang dilakukan setelah mengalami
keadaan hadast besar.
Hal-hal yang mewajibkan mandi janabah
 Keluar mani
 Bertemunya dua kemaluan adalah kemaluan laki-laki dan kemaluan
wanita.
 Meninggal
 Haidh
 Nifas
 Melahirkan
Rukun
 Niat
 membasuh seluruh anggota badan dengan air didahului dengan anggota
badan bagian kanan.
4) Teori dan Praktik Shalat.
Shalat adalah sejumlah gerakan dan ucapan yang diawali dengan takbir, diakhiri
dengan salam, dengan syarat-syarat tertentu.
Syarat wajib, yaitu beragama islam, Baligh dan Berakal.
Syarat sah shalat, yaitu
 Tahu waktu shalat sudah masuk,  Menutup aurat,
 Suci dari hadast besar dan kecil,  Menghadap kiblat.
 Suci badan, pakaian dan tempat,
Rukun sholat
1. Niat 8. Duduk diantara 2 sujud tuma’ninah
2. Berdiri 9. Duduk tasyahud akhir
3. Takbiratul ihram 10. Membaca tasyahud akhir
4. Membaca Al-Fatihah 11. Membaca shlawat
5. Ruku’ dg tuma’ninah 12. Salam
6. I’tidal dg tuma’ninah 13. Tertib
7. Sujud dg tuma’ninah
Yang membatalkan shalat adalah berbicara, makan dan minum, banyak gerakan
dan terus menerus, bergeser dari arah kiblat, terbuka aurat secara sengaja,
mengalami hadast kecil atau besar, tersentuh najis, tertawa, murtad dan hilang
akal, berubah niat, meninggalkan salah satu rukun shalat, mendahului imam dalam
shalat jama'ah, terdapatnya air bagi yang tayammum, mengucapkan salam secara
sengaja.
Waktu Shalat:
1) Shalat Dzhuhur : diawali sejak mulai tergelincirnya matahari dari atas kepala.
2) Shalat ‘Asar : mulai dari habis dzhuhur, yakni sejak bayang-bayang suatu
benda melebihi sedikit panjang benda aslinya hingga terbenamnya matahari.
3) Shalat Maghrib : dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awan,
senja, teja) merak/mega merah.
4) Shalat Isya’ : mulai terbenam syafaq (awan senja sehabis maghrib) hingga
terbit fajar.
5) Shalat Shubuh : dari terbit fajar (fajar shidiq) hingga terbit matahari.
5) Zakat: Definisi Zakat Mal dan Zakat Fitrah, Bahan, Waktu, dan Nishabnya.
Zakat menurut etimologi bahasa Arab artinya adalah membersihkan atau
menumbuhkan. Sedangkan menurut terminologi para ulama fikih, zakat itu adalah
memberikan harta tertentu yang dimiliki untuk orang-orang tertentu dengan syarat-
syarat tertentu pula.
Hukum berzakat bagi orang yang sudah memenuhi syarat adalah fardhu ain.
Syarat wajib zakat : islam, berakal, baligh, merdeka, dan mempunyai harta.
Syarat sah : niat dan kepemilikan harta.
Mustahiq zakat: fakir, miskin, amil zakat, mua’allaf, riqab (budak/hamba sahaya),
gharim (orang yang banyak utang), fisabilillah (pejuang di jalan Allah), ibnu sabil
(musyafir dan pelajar di perantauan).
a. Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang muslim yang
sudah mampu untuk menunaikannya dan berkecukupan.
Jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan adalah sebanyak 1 sha’ dari
makanan pokok seperti beras, gandum, dsb. (3,5 liter atau 2,5 kg) per jiwa.
Apabila ingin menggantinya dengan uang, maka harus membayar sesuai
dengan harga beras yang dikonsumsi.
Zakat fitrah wajib ditunaikan sepanjang Ramadhan hingga menjelang
pelaksanaan salat idul fitri.
Niat : Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an nafsî fardhan lillâhi ta’âlâ
b. Zakat Maal yaitu zakat yang wajib dibayarkan atas harta yang dimiliki jika harta
tersebut telah mencapai nishab.
Berikut jenis-jenis zakat maal, antara lain:
 Zakat emas dan perak
Nishab untuk emas adalah 20 mistqal/20 dinar/85 gram. Sedangkan nishab
untuk perak adalah 200 dirham/600 gram. Menurut sebagian peneliti bahwa
1 dinar setara dengan 4,25 gram emas. Sedangkan, 1 dirham setara
dengan 2,975 gram. Maka nishab emas yang wajib dikeluarkan zakatnya
adalah 4,25 x 20 = 85 gram. Sedangkan nishab perak yang wajib
dikeluarkan zakatnya adalah 2,975 x 200 = 595 gram. Jadi, zakat yang
harus dikeluarkan pada emas dan perak adalah 1/40 atau 2,5% nya.
 Zakat pertanian
Nishab zakat pertanian yaitu 5 wasaq/ 653 kg beras yang sudah dikupas.
Kadarnya adalah 1/10 atau 10% jika menggunakan air hujan atau sebanyak
1/20 atau 5% jika menggunakan irigasi.
 Zakat perdagangan
Nishab zakat harta perdagangan adalah sama dengan nishab zakat emas
yaitu 85 gram emas dengan presentase yang wajib keluarkan setara 25%.
 Zakat binatang dan ternak
1) Zakat unta
Nishab unta adalah 5 ekor artinya apabila seseorang telah memiliki 5
ekor unta, maka ia terkena wajib zakat. Selanjutnya zakat itu akan
bertambah, jika jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah.
Berikut ini ketentuan zakat unta:
a) 5 ekor – 9 ekor : 1 ekor kambing
b) 10 ekor – 14 ekor : 2 ekor kambing
c) 15 ekor – 19 ekor : 3 ekor kambing
d) 20 ekor – 24 ekor : 4 ekor kambing
e) 25 ekor – 35 ekor : 1 ekor unta betina (1 tahun)
f) 31 ekor – 45 ekor : 1 ekor unta betina (2 tahun)
g) 46 ekor – 60 ekor : 1 ekor unta betina (3 tahun)
h) 61 ekor – 75 ekor : 1 ekor unta betina (4 tahun)
i) 76 ekor – 90 ekor : 2 ekor unta betina (2 tahun)
j) 91 ekor – 120 ekor : 2 ekor unta betina (3 tahun)
Setiap tambahan 50 unta seekor unta 3 tahun dan tambahan 40 unta
seekor unta 2 tahun.
2) Zakat sapi
Nishab sapi adalah 30 ekor, artinya jika seseorang memiliki 30 ekor sapi
atau lebih maka dia wajib membayar zakat atas ternaknya.
Berikut ketentuan zakat sapi, diantaranya:
30 ekor – 39 ekor 1 ekor sapi jantan/ betina tabi’ (umur 1 tahun
masuk ke 2 tahun)
40 ekor – 59 ekor 1 ekor sapi jantan/ betina musinnah (umur 2
tahun masuk ke 3 tahun
60 ekor – 69 ekor 2 ekor sapi jantan/ betina tabi’ (umur 1 tahun
masuk ke 2 tahun)
70 ekor – 79 ekor 1 ekor sapi jantan/ betina musinnah (umur ke 2
tahun masuk ke 3 tahun) dan 1 ekor tabi’
(umur 1 tahun masuk ke 2 tahun)
80 ekor – 89 ekor 2 ekor sapi jantan/ betina musinnah (umur 2
tahun masuk ke 3 tahun)
90 ekor – 99 ekor 3 ekor sapi jantan/ betina tabi’ (umur 1 tahun
masuk ke 2 tahun)
100 ekor – 109 ekor 2 ekor sapi jantan/ betina musinnah (umur 2
tahun masuk ke 3 tahun)
110 ekor – 119 ekor 2 ekor sapi jantan/ betina musinnah (umur 2
tahun masuk ke 3 tahun) dan 1 ekor sapi
jantan/ betina tabi’ (umur 1 tahun masuk ke 2
tahun)
120 ekor – 129 ekor 3 ekor sapi jantan/ betina musinnah (umur 2
tahun masuk ke 3 tahun) atau 4 ekor sapi
jantan/ betina tabi’ (umur 1 tahun masuk ke 2
tahun)
Tabi’ : sapi betina/jantan genap 1 tahun masuk 2 tahun.
Musinah : sapi betina/jantan genap 2 tahun masuk 3 tahun
3) Zakat kambing
Nishab zakat kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang
sudah memiliki 40 ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib
zakat.
Berikut ketentuan zakat kambing, diantaranya:
(a) 40 ekor – 120 ekor : 1 ekor kambing (umur 2th)/ domba (1 th)
(b) 121 ekor – 200 ekor : 2 ekor kambing/ domba
(c) 201 ekor – 300 ekor : 3 ekor kambing/ domba
Setiap tambah 100 ekor, zakat 1 ekor kambing.
6) Puasa rukun, syarat, dan yang membatalkan.
Puasa menurut bahasa berarti menahan diri. Sedangkan menurut syara’ ialah
menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata-mata, serta disertai niat
dan syarat tertentu.
Rukun puasa
 Niat
 Mampu menahan diri
Syarat wajib puasa
(1) Beragama Islam; (3) Baligh;
(2) Berakal atau tidak gila; (4) Kuat berpuasa (qadir)
Syarat sah puasa
 Beragama Islam;
 Mumayyiz yaitu orang yang mampu membedakan yang baik dan yang buruk;
 Suci dari darah haid, nifas, dan wiladah;
 Dikerjakan dalam waktu yang dibolehkan puasa.
Hal yang membatalkan puasa
 Makan dan minum dengan sengaja atau memasukkan benda dengan sengaja
ke dalam lubang atau rongga tubuh;
 Haidh dan nifas;
 Muntah dengan sengaja;
 Keluar mani dengan sengaja;
 Bersetubuh dengan sengaja dan yang melakukannya akan dikenakan denda
atau kafarat;
 Gila atau hilang akal;
 Murtad yaitu orang yang keluar dari agama Islam.
7) Haji dan Umrah: Rukun, Syarat, dan yang membatalkan
Haji adalah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan ibadah tertentu pada waktu
dan cara tertentu bagi umat Islam yang mampu baik secara fisik maupun finansial
dengan mengharap ridha Allah SWT.
Umrah adalah berkunjung ke Baitullah dengan niat beribadah kepada Allah SWT.
dengan waktu yang tidak ditentukan.
Rukun haji
1. Ihram/Niat 4. Sa’i
2. Wukuf di Arafah 5. Tahallul
3. Thawaf Ifadah 6. Tertib
Rukun umrah
a) Ihram c) Sa’i
b) Thawaf d) Tahallul
e) Tertib.
Syarat Haji dan Umrah
1. Beragama Islam;
2. Taklif (Baligh dan Berakal);
3. Merdeka (bukan hamba sahaya);
4. Mampu baik secara fisik mapun secara finansial atau ekonomi.
Hal-hal yang Membatalkan Haji dan Umrah
1. Memakai sesuatu berjahit di badan untuk jamaah laki-laki;
2. Menutup kepala dengan sesuatu (misalnya kopyah) untuk jamaah laki-laki;
3. Menyusur maupun mengepang rambut;
4. Mencabut rambut ketika sedang ihram;
5. Memotong kuku selama masih melaksanakan ihram;
6. Menggunakan wewangian;
7. Membunuh hewan buruan yang boleh dimakan, kecuali hewan-hewan yang
membahayakan;
8. Akad nikah;
9. Jima’;
10. Bersentuhan kulit dengan ada syahwat.
Wajib haji adalah:
 Memulai ihram di miqat.
 Mabit di Mudzalifah yaitu menginap semalam di Muzdalifah pada malam
tanggal 9 Dzulhijjah, waktunya dikerjakan setelah wukuf di Arafah.
 Mabit di Mina
 Melontar jumrah. Tanggal 9 Dzulhijjah melontar jumrah aqabah dengan 7x butir
krikil. Dan pada hari Tasyik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah melontar ketiga
jumrah.
 Thawaf Wada’ yaitu suatu penghormatan terakhir ke Baitullah.
Macam-macam haji:
 Haji tamattu adalah haji yang dilakukan dengan mendahului ibadah haji dengan
mengerjakan umrah terlebih dahulu.
 Haji Ifrad merupakan proses melakukan ibadah haji yang terpisah antara
ibadah haji dan ibadah umroh.
 Haji Qiran adalah jenis haji yang menggabungkan niat haji dan umrah
sekaligus, yang mana dikerjakan pada bulan-bulan haji.
Macam-macam thawaf:
 Tawaf qudum (ketika baru sampai di Mekah);
 Tawaf ifadah (menjadi rukun haji);
 Tawaf sunah (mencari rida Allah);
 Tawaf nazar (untuk memenuhi nazar);
 Tawaf Tathawwu (dilaksanakan kapan saja untuk mendekatkan diri kepada
Allah);
 Thawaf Wada’ yaitu suatu penghormatan terakhir ke Baitullah.

Anda mungkin juga menyukai