Anda di halaman 1dari 59

Materi PAI Kelas VII Semua Bersih, Hidup Jadi Nyaman

Semua bersih, hidup jadi nyaman sangat penting untuk kita ketahui, entah yang
bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak TK telah diajarkan bagaimana agar
kita selalu bersih, karena kebersihan adalah sebagian dari iman, sehingga hidup menjadi
nyaman.

1. Renungkanlah
“Kebersihan itu sebagian dari iman.” (H.R. Muslim). Hadis tersebut menegaskan betapa
pentingnya kebersihan bagi orang yang beriman. Kebersihan merupakan salah satu kebutuhan
pokok yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Tidak akan terwujud
kenyamanan tanpa adanya kebersihan.
Kebersihan di sini meliputi: diri sendiri, pakaian, lingkungan, dan yang lainnya. Islam
menaruh perhatian sangat tinggi pada masalah kebersihan atau kesucian, baik kebersihan
dari najis maupun kebersihan dari hadas.

2. Ingin Tahu tentang Taharah


Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang menjadi sebab
terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. sedangkan hadas adalah keadaan
tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh salat , tawaf, dan lain
sebagainya.

Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian, tempat dan lingkungan yang menjadi
tempat segala aktivitas kita. Lebih-lebih tempat yang kita gunakan untuk melaksanakan
ibadah Salat.

Taharah meliputi 2 hal :


Yaitu: taharah dari najis dan taharah dari hadas.
a. Taharah dari najis maksudnya adalah membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga
macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugaladah.
1) Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum
berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara
menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air
yang suci pada permukaan yang terkena najis.
2) Najis Mutawassitah adalah najis pertengahan. Contoh najis jenis ini adalah darah,
nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua
macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis ‘aniyyah. Najis hukmiyyah diyakini adanya
tetapi tidak nyata wujudnya (zatnya), bau dan rasanya. Cara menyucikannya adalah
cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis.
Sedangkan najis adalah najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan bisa diketahui
melalui bau maupun rasanya. Cara menyucikannya adalah dengan menghilangkan zat,
rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.
3) Najis mugaladah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. ara
menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh
kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.
b. Penyebab hadas kecil
Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal, yaitu:
1. keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur,
2. hilang akal (contoh tidur),
3. bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan
4. menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan.
Cara menyucikan hadas kecil dengan ber-wudhu. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu
hal, maka bisa dengan tayammum.
c. Penyebab hadas besar
Kita terkena hadas besar apabila mengalami/melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
1. berhubungan suami istri (setubuh),
2. keluar mani,
3. haid (menstruasi)
4. melahirkan,
5. nifas,
6. meninggal dunia.
a) Cara menyucikannya adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa
dengan tayammum.
b) Perempuan mengalami peristiwa khusus yang tidak dialami oleh seorang laki-laki.
Seorang perempuan mengalami peristiwa haid, nifas, dan terkadang istihadah. Darah yang
keluar dari rahim perempuan ada beberapa macam. Ada yang dinamakan haid, nifas,
dan istihadah.
1) Pertama darah haid, yaitu darah yang keluar pada perempuan saat kondisi sehat.
Adapun ciri-ciri secara umum adalah kental, hangat, baunya kurang sedap, hitam,
merah tua, kemudian berangsur-angsur menjadi semakin bening. Sebagian perempuan
ada yang sudah mengalami haid saat mulai berumur 9 tahun. Namun, rata-rata mereka
mengalaminya pada usia belasan tahun.
Masa haid minimal adalah sehari semalam, biasanya 6 atau 7 hari, dan paling lama
adalah 15 hari. Kalau setelah 15 hari darah masih terus keluar, maka darah itu
merupakan darah istihadah (penyakit). Perlu diingat bahwa perempuan yang
sedang haid tidak boleh melaksanakan Salat, puasa, membaca dan
menyentuh/memegang al-Qur’an, Thawaf, berdiam diri di masjid, berhubungan
suami istri, dan cerai dari suami.
2) Kedua darah nifas, yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan, setelah kosongnya
rahim dari kehamilan, meskipun hanya segumpal darah. Sedikit atau banyaknya
darah nifas juga bervariasi. Ada yang hanya satu tetes, keluar sehari, atau dua hari.
Rata-rata perempuan mengeluarkan darah nifas selama 40-an hari dan paling lama 60
hari. Adapun cara mandi wajib untuk perempuan yang nifas sama sebagaimana
mandinya haid.
3) Ketiga darah istihadah, yaitu darah yang keluar tidak pada hari-
hari haid dan nifas karena suatu penyakit.
Darah istihadah ada empat macam yaitu:
1. keluar kurang dari masa haid;
2. keluar lebih dari masa haid;
3. keluar sebelum usia haid atau setelah masa menopause;
4. keluar lebih lama dari maksimal masa nifas.
Seorang perempuan yang mengeluarkan darah istihadah tetap harus melaksanakan
kewajiban salat dan puasa. Apabila hendak £alat maka bersihkan darah itu, pakailah
pembalut, kemudian ambillah air wudu.
3. Bagaimana Cara Taharah?
Tata cara Taharah dari najis sudah dijelaskan di awal bab ini, sedangkan tata
cara Taharah dari hadas meliputi: mandi wajib, wudu dan tayammum. Adapun sarana yang
dapat digunakan untuk Taharah, yakni: air, debu, dan batu.
Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang bisa dipakai untuk bersuci
adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis ini merupakan air yang bersumber dari
alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, seperti air sumur, air sungai,
air hujan, air laut, air danau, air embun, air salju, dan sebagainya. tata
cara Taharah dari hadas.
a. Mandi Wajib
Mandi wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga mandi
janabat/junub.
Adapun cara mandi wajib adalah sebagai berikut.
1. Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. Jika dilafalkan maka bacaannya sebagai
berikut: “Saya niat mandi menghilangkan hadas besar karena Allah ta’ala.”
2. Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.
3. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. mencuci kedua
tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana, ber-wudu terlebih dahulu, mendahulukan
yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.
b. Wudhu
Wudu adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudu adalah
sebagai berikut.
1. Niat dalam hati ika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut:
“Saya niat wudu menghilangkan hadas kecil karena Allah ta’ala ”
2. Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur, dan membersihkan lubang
hidung.
3. Membasuh muka.
4. Membasuh kedua tangan sampai siku.
5. Mengusap kepala.
6. Disunahkan membasuh telinga.
7. Membasuh kaki sampai mata kaki.
8. Tertib (dilakukan secara berurutan).
9. Berdoa setelah wudu.
c. Tayamum
Tayammum adalah pengganti wu«u atau mandi wajib. Hal ini dilakukan sebagai rukhsah
(keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (‘uzur).
Suatu ketika, kita sedang memiliki hadas kecil atau besar. Sementara kita harus segera £alat.
Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air karena sesuatu hal.
Nah, solusinya adalah tayammum dengan menggunakan debu yang suci.
Cara ini boleh dilakukan jika:
a. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya.
b. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit.
c. Telah masuk waktu salat .
Ber-tayammum itu mudah, caranya adalah sebagai berikut.
1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan (salat).
‫ض ِهللِ تَعَالَى‬ َّ ‫ن ََويْتُ التَّيَ ُّم َم ِال ْستِبَا َح ِة ال‬
ً ‫صالَةِ فَ ْر‬
“Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan Salat, karena Allah ta’ala ”
2. Mengusap muka dengan tanah (debu yang suci).
3. Mengusap tangan kanan hingga siku-siku dengan debu.
4. Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu

d. Hikmah Taharah
1. Orang yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit karena kebanyakan
sumber penyakit berasal dari kuman dan kotoran.
2. Rasulullah saw. bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wu«u akan bersinar wajahnya
kelak saat dibangkitkan dari kubur.
3. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan
bijak pula yang mengatakan ”kebersihan pangkal kesehatan”.
5. Kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

KELAS VII
SEMESTER GANJIL

SEMUA BERSIH HIDUP MENJADI NYAMAN

NAMA =

KELOMPOK =

KELAS =

HARI/TANGGAL =

ALOKASI WAKTU = 60 Menit

Menerapkan Bersuci
Dari Najis dan Hadas
Dalam Kehidupan sehari-hari
A. Petunjuk Belajar
1. Baca dan pahami LKPD berikut ini dengan seksama.
2. Selidiki cara penyelesaian mengenai aktivitas serta permasalahn – permasalahan
yang disajikan dalam LKPD ini kemudian tuliskan hasil diskusi pada tempat yang
disediakan.
3. Diskusikan hasil pekerjaan dengan kelompok masing – masing.
4. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikandengan diskusi kelompok,
tanyakan pada guru.

B. Kompetensi Dasar
3.7 Memahami ketentuan bersuci dari najis hadas berdasarkan ketentuansyari’at
Islam.
C. Indikator
3.7.1 Menunjukkan cara bersuci dari najis dan hadas dalam kehidupan sehari-hari

3.7.2 Menyebutkan pengertian thaharah najis dan hadas serta jenis-jenisnya

B. Tugas dan Langkah Kerja :


1. Cermati materi di atas !
2. Pelajari tentang Thaharah, Bersuci dari Najis dan Hadas dalam Kehidupan sehari-hari
di buku siswa halaman 30 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penerbit
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia revisi 2017!
3. Perhatikan tayangan yang disampaikan guru!
4. Kerjakan soal berikut secara berkelompok !

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C,
atau D!
1. Taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup...
A. sederhana
B. damai
C. bersih
D. tenang

2. Menyapu muka dan kedua tangan sampai siku dengan tanah suci sebagai pengganti
wu«u atau mandi adalah...
A. taharah
B. mandi wajib
C. istinja’
D. tayammum
3. Tujuan tayammum adalah untuk menghilangkan...
A. hadas kecil
B. hadas besar
C. hadas kecil dan hadas besar
D. najis

4. Orang yang melakukan tayammum adalah orang yang...


A. sedang dalam berpergian
B. sedang sakit sehingga tidak boleh kena air
C. sedang sibuk kerja dan tak sempat mencari air
D. sedang di atas kendaraan

5. Berikut ini yang termasuk rukun tayammum adalah...


A. niat
B. membasuh kaki
C. mengusap kepala
D. membasuh telinga

6. Salah satu yang membatalkan tayammum adalah...


A. makan dan minum sebelum salat
B. berselisih paham dengan teman
C. semua yang membatalkan wudu
D. melihat maksiat sebelum salat

7. Apabila berhalangan untuk menggunakan air, mandi untuk menghilangkan hadas besar
diganti dengan...
A. mandi biasa
B. tayammum
C. ber-wudu
D. mandi keramas

8. Penyebab seseorang melakukan mandi besar adalah...


A. buang angin
B. buang air kecil
C. menyentuh alat kelamin
D. mengeluarkan air mani

9. Berikut ini hal-hal yang dibolehkan bagi perempuan yang sedang haid, kecuali...
A. berpuasa
B. mendengarkan ceramah
C. zikir dan beristighfar
D. mendengar azan
10. Apabila tidak terdapat air, maka bersuci untuk menghilangkan hadas kecil maupun
besar cukup dengan tayammum, yaitu...
A. mengusap muka dan telinga dengan debu
B. membasuh muka dan tangan dengan air
C. mengusap muka dan kaki dengan debu
D. mengusap muka dan tangan dengan debu

B. Uraian

Jawablah soal berikut ini sesuai dengan pernyataan!


1. Mengapa taharah itu penting?
2. Jelaskan perbedaan antara hadas dan najis!
3. Sebutkan macam-macam najis dan beri contohnya!
4. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan orang itu berhadas besar!
5. Mengapa perempuan yang sedang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa?
6. Jelaskan tata cara tayammum!
7. Sebutkan tata cara wudu yang benar!
8. Sebutkan air yang suci dan menyucikan!
9. Apa yang dimaksud istinja!
10. Jelaskan alasan diwajibkannya mandi!

SOAL SKOR NILAI


Pilihan ganda 1 Jumlah Skor X 10
Uraian 2 Jumlah Skor X 5
INTRUMEN PENILAIAN

A. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Penilaian Sikap
a. Observasi
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru
mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan
konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis
dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).
Nama Sekolah : UPTD SMP Negeri 10 Kotabumi
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021 / 2022

Catatan Butir Keterangan


No. Waktu Nama Siswa
Perilaku Sikap (Spiritual/Sosial)
1. Abbel
2. Alfin
3. Andhika
4. Andini
Dst

b. Penilaian diri
1. Petunjuk: Isilah kolom di bawah ini dengan menyebutkan contoh hadas kecil
atau hadas besar dan cara menyucikannya.
Nama :.................................................
Kelas :.................................................
Semester :.................................................

Cara
No. Peristiwa yang terjadi Jenis hadas
menyucikannya
1.
2.
3.
4.
5.
2. Petunjuk: Isilah kolom di bawah ini dengan menyebutkan contoh najis
caramenyucikannya.
Nama :.................................................
Kelas :.................................................
Semester :.................................................
Cara
No. Peristiwa yang terjadi Jenis hadas
menyucikannya
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi
terhadap
siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.

2. Penilaian Pengetahuan
Kolom “Ayo, Berlatih”
a. Kolom Pilihan ganda ; Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10 x 1 = 10)
b. Uraian:

Rubrik Penilaian
No.Soal Rubrik penilaian Skor
1. a. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya 6
bersuci lengkap dan sempurna, skor 6.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya
bersuci lengkap, skor 4.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya
bersuci tidak lengkap, skor 2.
2. a. Jika peserta didik dapat menuliskan perbedaan hadas 10
dan najis dengan benar, skor 10.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan perbedaan hadas
dan najis kurang benar, skor 5.
3. a. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga macam najis 6
dan cara membersihkannya, skor 6.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan dua macam najis
dan caramembersihkannya, skor 4.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu macam najis
dan caramembersihkannya, skor 2.
4. a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima-enam macam 6
penyebab hadas besar, skor 6.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat macam
penyebab hadas besar, skor 4.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua macam
penyebab hadas besar, skor 2.
5. a. Jika peserta didik dapat menuliskan alasan perempuan 6
yang sedang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan
puasa dengan benar, skor6.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan alasan perempuan
yang sedang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan
puasa kurang lengkap, skor3.
6. a. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara tayamum, 10
skor 6.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara tayamum
kurang lengkap, skor 3.
7. a. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara wudhu’ 10
lengkap dansempurna, skor 10.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara wudhu
kurang lengkap,skor 5.
8. a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima-enam contoh 15
air yang sucidan menyucikan, skor 15.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat contoh
air yang sucidan menyucikan, skor 10.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua contoh air
yang sucidan menyucikan, skor 5.
9. a. Jika peserta didik dapat menuliskan istinja’ dengan 10
benar, skor 10.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan istinja’ kurang
lengkap, skor 5.
10. a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima-enam alasan 9
diwajibkannyamandi , skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat alasan
diwajibkannyamandi, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua alasan
diwajibkannyamandi, skor 3.
Jumlah skor 84

Nilai :Jumlah Nilai PG + Uraian x 100


100
c. Tugas
Skor Penilaian :
1) Tugas individu
a) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya tepat pada waktu yang
ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang
ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 90.
c) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang
ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasanya sedikit ada kekurangan,
skor 80.
2) Tugas kelompok
a) Jika peserta didik dapat menuliskan/mempresentasikan cerita atau
kejadian nyata tentang tata cara mensucikan najis dan hadas dengan
sempurna, skor 100
b) Jika peserta didik dapat menuliskan/mempresentasikan cerita atau
kejadian nyata tentang tata cara mensucikan najis dan hadas kurang
sempurna, skor 90.
c) Jika peserta didik dapat menuliskan/mempresentasikan cerita atau
kejadian nyata tentang tata cara mensucikan najis dan hadas masih ada
kesalahan, skor 80.

Nilai= Nilai tugas individu + kelompok : 2

3. Penilaian Keterampilan
Unjuk kerja dalam bermain peran.
Aspek yang Tindak
Nama Peserta dinilai Skor Ketuntasan
No. Nilai Lanjut
Didik Maks
1 2 3 T TT R P
1. Abel
2. Alfin
3. Andhika
Dst

Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai ....( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian
1) Kejelasan dan kedalaman informasi
a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman
informasi
lengkap dan sempurna, skor 30.
b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi kurang lengkap, skor 10.
2) Penghayatan yang diperankan.
a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi skor 30
b) Jika Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi skor 20.
c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi skor 10.
3) Kerja sama
a) Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan sangat baik, skor 40.
b) Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan baik, skor 30.
c) Jika kelompok tersebut kerja samanya kurang baik, skor 20.
d) Jika kelompok tersebut kerja samanya tidak baik, skor 10
Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning yang menuntun
peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas,
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan:

KD 1.7 Spiritual
Peserta didik dapat berperilaku mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha
Mendengar, dan Maha Melihat dengan baik. (A5)
KD 2.7 Sosial
Peserta didik dapat menunjukkan perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas
besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari. (A5)
KD 3.7 Pengetahuan
Peserta didik dapat merumuskan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dengan tepat.
(C6)
Peserta didik dapat menampilkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dengan benar.
(C6)
KD 4.7 Keterampilan
Peserta didik dapat merumuskan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan
syariat Islam dengan benar. (P4)
Peserta didik dapat mendesign praktik bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar. (P5)
THAHARAH
(BERSUCI)
Pengertian Thaharah
َ ‫ ) َط َه‬berasal dari bahasa Arab yang artinya
 Thaharah (ٌ‫ارة‬
bersih, kebersihan, atau bersuci.
 Menurut istilah adalah membersihkan diri, pakaian,
tempat, dan benda-benda lain dari najis dan
hadats menurut cara-cara yang ditentukan oleh
syariat Islam.
 Kegiatan bersuci dapat dilakukan dengan berwudhu,
tayammum, istinja’, mandi, dan bersuci membersihkan
badan, pakaian, dan tempat.
PENTINGNYA BERSUCI
1. Syarat Sah Ritual Ibadah

َّ ‫الصالة‬
‫الط ُهو ُر َو َت ْح ِر ُيم َها َّالت ْك ِب ُير َو َت ْح ِل ُيل َها َّالت ْس ِل ُيم‬ ْ
ِ َّ ‫ِمف َت ُاح‬

Dari Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kunci shalat itu
adalah thaharah, yang mengharamkannya adalah takbir dan
menghalalkannya adalah salam.”
(HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah)
Contoh

Wudhu sebagai syarat sah shalat


Ritual Ibadah Yang Lain
 Shalat
 Masuk Masjid
 Memegang Mushaf
 Melafadzkan Al-Quran
 Tawaf (mengelilingi Ka’bah saat haji)
 Sa’i (berlari-lari kecil saat haji)
 Khutbah Jumat
2. Disukai Allah

َ‫ين َو ُي ِح ُّب ْال ُم َت َطهرين‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬


َ ‫اَّلل ُي ِح ُّب َّالت َّواب‬
ِِ ِ

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang


yang berthaharah (membersihan diri). (QS. Al-Baqarah : 222)
3. Bagian Dari Iman

َ ْ ُ ْ َ ‫َّ ُ ْ ُر‬
‫الطهو شطر ِاإليم ِان‬
Kesucian itu bagian dari Iman (HR. Muslim)
Diagram Thaharah
Thaharah

Jenis

Hakiki Hukmi

Najis Hadats

Ringan Sedang Berat Kecil Besar

Percikkan Cuci Cuci Wudhu Mandi

Warna 7 air
Rasa 1 Tanah Tayammum

Aroma
> Non Hewani

Najis
 Dalam Islam Terkena Najis Bukan Dosa
 Syariat Yahudi
 mengharuskan memotong anggota badan yang terkena najis
 Merobek pakaian yang kena najis
 Karena kena najis = dosa
 Syariat Islam : boleh kena najis
 Ibadah ritual mensyaratkan suci dari najis
 Najis harus dihilangkan sebelum ibadah
 Benda Najis
 Disucikan dengan :
 Istihalah (perubahan wujud)
 Dibagh (penyamakan kulit bangkai)
 Benda Suci Terkena Najis
 Disucikan dengan
 Pencucian
 Penyiraman
 Pengeringan (samak kulit)
 Pengerikan
 Kesetkan ke Tanah
Pembagian Najis
(berdasarkan tingkat pensucian) :
1. Ringan (Mukhafafah)
2. Pertengahan (Mutawasithoh)
3. Berat (Mughaladhah)
1. Najis Ringan (Mukhafafah)
 Mengapa Ringan?
 Karena untuk mensucikannya cukup ringan
 Cukup dipercikkan air
 Meski masih ada najis sudah dianggap suci

 Dalil
ُ ْ َ ْ َ ْ ُّ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ
ِ‫ال‬
ِ ‫يغسل ِمن بو ِل الج ِاري ِة ويرش ِمن بو ِل الغ‬
Dari As-Sam'i RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda,"Air kencing bayi
perempuan harus dicuci sedangkan air kencing bayi laki-laki cukup
dipercikkan air saja. (HR. Abu Daud, An-Nasai dan Al-Hakim)
2. Najis Berat (Mughaladhah)
 Mengapa Berat?
 Mensucikannya tidak cukup hilang warna, rasa dan aroma
 Harus dengan ritual khusus : 7 air + 1 tanah
 Dalil
ُ ‫ات ُا‬
َّ‫والهن‬ َّ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ ‫َ ُ ُر‬
ٍ ‫طهو ِإن ِاء اح ِدكم ِإذ ولغ ِف ِيه الكلب ان يغ ِسله سبع مر‬
ْ ُ ُ َ
‫ اخرجه مس ِلم‬- ‫اب‬ َ ْ َ َ ُّ
ِ ‫ِبالتر‬
Sucinya wadah air kalian yang diminum anjing adalah dengan
mencucinya tujuh kali, salah satunya dengan tanah. (HR.
Muslim)
 Contoh : Babi - Anjing
3. Pertengahan (Mutawasithoh)
 Batasan : Selain Najis Ringan dan Berat
 Contoh :
 Darah
 Nanah
 Muntah
 Keluar dari Kemaluan Depan Belakang
 Padat : kotoran, batu ginjal, dll
 Cair : kencing, mazi, wadi, darah, dll
 Gas/kentut
 Bangkai
 Disembelih tidak syar’i
 Mati : tercekik, tertanduk, tenggelam, terantuk batu
 Potongan tubuh hewan hidup
 Pensucian : Dihilangkan Secara Fisik :
 Warna
 Rasa
 Aroma
 Metode :
 Pencucian
 Penyiraman
 Penambahan Air
 Pengeringan (samak kulit)
 Pengerikan
 Pengelapan (gosok)
 Kesetkan ke Tanah
 Istihalah (Perubahan Wujud)
 Penyiraman
ُ‫اس ِل َي َق ُعوا ب ِه َف َق َال َّالنب ُّي َد ُع ْوه‬
ُ َّ‫َق َاِ َا ْع َرابي َف َب َال في َالم ْسج ِد َف َق َاِ إ َل ْي ِه الن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ً ُ َ ْ َ َ ْ ً ْ
‫َوا ِريقوا على بو ِل ِه ِسجال ِمن م ٍاء او ذنوبا ِمن م ٍاء‬ْ َ َ َ ُ ْ َ
Seorang Arab dusun telah masuk masjid dan kencing di dalamnya. Orang-
orang berdiri untuk menindaknya namun Rasulullah SAW
bersbda,”Biarkan saja dulu, siramilah di atas tempat kencingnya itu
seember air”. (HR. Bukhari)
 Penambahan Air
 Bila air di suatu tempat terkena najis, disucikan dengan
menambahkan air
 Contoh :
 Sumur yang terkena najis,
 Penyamakan

ُ ‫ِإ َذا ُد ِب َغ ْاإلِ َِه‬


َ‫اب َف َق ْد َط ُهر‬
Bila kulit (bangkai) telah disamak, maka telah menjadi
suci (HR. Muslim)

 Hanafi Syafi’i : suci


 Maliki Hambali : tidak suci
 Istihalah (perubahan wujud): (hanafi)
 Khamar
 Anggur – saribuah – fermentasi - khamar - cuka
 Babi
 Babi – dibakar : arang – garam
 Manusia
 Mani – alaqah (segumpal darah) – mudhghah (segumpal daging) – janin
- bayi
 Diusap dengan kain
 Pendapat Hanafi
 Para shahabat Nabi SAW shalat dengan menyelipkan
pedang di pinggang mereka
 Pedang itu bekas membunuh orang kafir dalam jihad
 Pedang mereka tidak dicuci tetapi hanya diusap
dengan kain
 Khusus berlaku pada benda yang licin seperti pedang
atau kaca
 Dikesetkan ke Tanah
َ ْ ْ َْ ْ ‫اب ُخ َّف َا َحد ُك ْم َا ْو َن ْع َل ُه َا ًذى َف ْل َي ْد ُل‬
‫ِ َول ُي َصل ِف ِيه َما َف ِِ َّن َذ ِل ََ َط ُهور ل ُه َما‬
ِ ‫َر‬ ِ ‫اال‬ ‫ي‬‫ف‬ِ ‫ا‬‫م‬َ ُ
‫ه‬ ‫ك‬ ِ َ ‫ص‬َ ‫ا‬َ ‫إ َذا‬
ِ
Bila sepatu atau sandal kalian terkena najis maka keset-kesetkan
ke tanah dan shalatlah dengan memakai sendal itu. Karena hal
itu sudah mensucikan (HR. Abu Daud)
 Dijemur Hingga Kering
 Tanah yang terkena najis bila terjemur hingga kering sampai
hilang warna dan aroma najis, menjadi suci

ْ‫َا ُّي َما َا ْرِ َج َّف ْت َف َق ْد َذ َكت‬


ٍ
Tanah yang telah mengering maka tanah itu telah suci
(HR. Az-Zaila’i)
 Hanafi : suci
 Maliki Syafi’i Hambali : tidak suci kecuali disiram dulu
Macam- 1. Najis mukhoffafah
(najis yang ringan)
macam najis

2. Najis Mutawasithoh 3. Najis Mugholladhoh


(najis sedang) (najis yang berat)

1
REVIEW Thaharah

Jenis

Hakiki Hukmi

Yang ini kitaNajis Hadats

anggap
Ringan Sedang Berat Kecil Besar

selesai
Percikkan Cuci Cuci Wudhu Mandi

yaaa...  Warna
Rasa
7 air
1 Tanah Tayammum

Aroma
1 Hadats
Hadats adalah keluarnya sesuatu benda dari khubul dan dubur. Untuk
menghilangkan hadats seseorang haruslah berwudhu ( jika berhadats
kecil ) atau dengan mandi besar (jika berhadats besar ).

Hadats Kecil Hadats Besar


dinyatakan hadats kecil atau batal
wudhunya jika:
1. Keluar sesuatu dari dua jalan ( kubul
dan dubur ) atau salah satu dari keduanya, 1. Haid, 2. Nifas, 3. Wiladah,
baik berupa angin atau berupa benda, baik 4. Jima’ 5. Keluar mani bagi laki – laki (
itu benda najis atau suci, baik yang baik disengaja atau tidak )
keluar itu biasa keluar atau tidak biasa
seperti darah dan lain sebagainya
2. Pada slide berikutnya …
2). Hilangnya akal sebab gila, mabuk, tidur (kecuali tidurnya dalam keadaan duduk
tetap yang tertutup pintu keluarnya angin / kentut )
3). Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan (sama-sama dewasa ) yang
hukan muhrim
4). Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan baik sengaja maupun tidak
sengaja, baik milik sendiri maupun milik orang lain, baik anak kecil maupun
orang dewasa.

Adapun cara menghilangkan / mensucikan hadast kecil tersebut adalah


dengan cara berwudhu atau tayamum.

2 najis
Najis adalah segala sesuatu yang dipandang kotor oleh syarak ( Hukum Islam).
Najis yang mengenai badan atau pakaian hendaknya segera dibersihkan. Jika
tidak segera dibersihkan akan menimbulkan efek samping yang tidak baik,
misalnya kotor, bau, penyakit dan tidak enak dipandang.
Wudhu
 Disyaratkan Wudhu
 Shalat
 Menyentuh Mushaf (Al-Qur’an)
 Tawaf
 Khutbah Jumat
Batalnya Wudhu
 Keluar sesuatu lewat kemaluan
 Tidur
 Hilang akal
 Menyentuh kemaluan
 Menyentuh kulit lawan jenis non mahram
 Menyentuh najis
Wudhu menurut bahasa artinya bersih, sedangkan
wudhu menurut syara’: wudhu adalah membasuh anggota
badan tertentu dengan air dan dengan syarat-syarat
tertentu.

Syarat-syarat Wudhu Rukun Wudhu


1. Beragama islam • Niat
2. Mumayiz • Membasuh seluruh muka dengan
3. Berhadas kecil sempurna
4. Memakai air yang suci • Memasuh kedua tangan sampai siku
dan mensucikan • Mengusap atau menyapu sebagian kepala
5. Tidak ada yang • Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
menghalanginya • Tetib ( berurutan )
sampainya air ke kulit

2
Tayammum
Kapan Dibolehkan Tayammum?
 Tidak Ada Air
 Sakit
 Dingin (yang sangat)
 Air Tidak Terjangkau
 Air Tidak Cukup
 Habisnya Waktu
Tayamum di Kendaraan
Yang Membatalkan Tayamum

 Semua yang membatalkan wudhu


 Ditemukan air
 Hilangnya penghalang

3
> Non Hewani

Mandi
Janabah
(Besar)
Penyebab
 Haidh
 Nifas
 Melahirkan
 Jima’
 Keluar Mani
 Meninggal
Rukun Mandi Wajib
 Rukun
 Niat
 Meratakan Air
 Sunnah
 Mencuci tangan
 Membersihkan kemaluan (depan belakang)
 Menghilangkan najis
 Wudhu
 Mendahulukan kanan

M
Segala puji bagi Allah Swt

Anda mungkin juga menyukai