Mutawassithah (Tengah-tengah)
Najis Mutawassithah ’Ainiyah:
1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi
kelihatan dan dapat dirasakan
2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dialirkan ke tempat atau benda yang
terkena najis. Air yang dialirkan harus mengenai seluruh tempat atau benda yang
terkena najis
3. Air yang disiramkan disyaratkan hingga mengalir.
4. Dikeringkan dengan kain atau benda lain yang suci.
Najis Mutawassithah Hukmiyah:
1. Tempat atau benda yang terkena najis dilingkari lebih dulu untuk memastikan
pemercikan air secara tepat
2. Kemudian air yang suci dan mensucikan disiramkan hingga mengalir ke tempat
atau benda yang terkena najis dan telah dilingkari.
3. Dikeringkan dengan kain atau benda lain yang suci.
Mughaladhah (Berat)
Najis Mughaladhah ’Ainiyah:
1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi
kelihatan dan dapat dirasakan.
2. Menyiramkan air hingga mengalir ke tempat atau benda yang terkena najis
sebanyak tujuh kali dan salah satu diantaranya dicampur dengan debu yang suci.
3. Cara pertama: Air dicampur dengan debu yang suci dalam satu tempat kemudian
disiramkan ke tempat atau benda yang terkena najis.
4. Cara kedua: Menaruh debu di tempat atau benda yang terkena najis, lalu
menyiramkan air dan mengosokkannya, dan diakhiri dengan menyiram dan mengelap
air dengan benda yang bersih.
5. Cara ketiga: Menyiramkan air ke tempat atau benda yang terkena najis, lalu
menaburkan debu dan selanjutnya mencampur keduanya serta menggosok-
gosokkannya, dan diakhiri dengan mengelap air dengan benda yang bersih.
Najis Mughaladhah ’Ainiyah:
1. Berikan tanda dengan lingkaran tempat atau benda yang terkena najis.
2. Lakukan cara yang sama dengan proses penyucian najis mughaladhah hukmiyah.
Indikator: Menyimpulkan hikmah dari berdzikir dan berdoa dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Menghayati Janji Allah
a. Orang yang tekun dan khusyu’ berdzikir dan berdoa telah melakukan amal
perbuatan yang sangat dicintai Allah Swt.
b. Orang yang tekun dan khusyu’ berdzikir dan berdoa akan selamat dari siksa-
siksa dan adzab dari Allah Swt.
c. Orang yang tekun dan khusyu’ berdzikir dan berdoa kepada Allah akan
mendapatkan ketenangan dan ketentraman hatinya.
d. Orang yang tekun dan khusyu’ berdzikir dan berdoa akan menjadikan rizki
yang diperolehnya menjadi berkah dan kehidupannya menjadi lebih nyaman.
e. Orang yang tekun dan khusyu’ berdzikir akan mendapatkan jalan keluar
menghadapi kesulitan dalam bentuk apapun.
2. Hidup Optimis dengan Berdzikir dan Berdoa
Optimisme merupakan hikmah penting yang dapat teladani dari kisah Nabi Yunus As
dan Nabi Yusuf As. Optimis kebalikan dari putus asa, depresi, masa bodoh, dan
mengarungi hidup bagai air mengalir. Oleh karena itu, orang yang optimis selalu
memiliki pengharapan baik dan positif
10. Khutbah Jum’at. Dua khutbah Jum’ah wajib hukumnya dengan tata
cara pelaksanaan khutbah sebagai berikut:
a) Khatib duduk di atas mimbar sebelum memulai khutbah.
b) Menghadapkan wajahnya keara jam’ah tanpa menoleh ke kanan dan kekiri.
c) Pada saat berdiri, khatib bersandar dengan tangan kirinya pada sebuah tongkat,
pedang atau busur.
d) Memendekkan kedua khutbah dan khutbah kedua lebih pendek daripada
khutbah pertama.
e) Khatib membaca dua khutbah berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
dijelaskan di atas.
f) Pada saat khatib duduk diantara dua khutbah, jama’ah termasuk khatib
dianjurkan untuk berdoa sesuai dengan maksud masing-masing. Karena waktu
tersebut merupakan waktu yang mustajab.
g) Setelah selesai dua khutbah, bilal mengumandangkan iqamah
11. Berdzikir setelah shalat dan dianjurkan membaca:
a) Al-Ikhlas x3
b) Al-Falaq x3
c) Al-Nas x3
d) Doa penutup sebagaimana yang dibaca setelah shalat fardlu lima waktu.
Indikator: Menelaah ketentuan cara mengeluarkan zakat fitrah dan zakat mal
1. Zakat fitrah, Zakat fitrah ditunaikan dalam bentuk bahan makanan pokok
daerah setempat. Sebagai contoh daerah yang makanan pokoknya beras, maka
membayar zakat fitrah adalah dengan beras. Menurut pendapat mayoritas
ulama, bahwa zakat fitrah di keluarkan dengan kadar ukuran 1 sha‟ yaitu
sekitar 3,5 liter atau setara dengan 2,5 kg beras.
2. Zakat mal, zakat yang harus dikeluarkan oleh seseorang ketika harta tersebut
telah mencapai satu nisab dan telah mencapai satu tahun. Macam-macam harta
yang wajib dizakati Emas dan perak, Harta Perdagangan (Tijaarah), Hasil
tanaman (buah-buahan dan biji-bijian), Binatang ternak
Macam-macam Khiyar
Khiyar dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah khiyar yang berlangsung selama penjual dan pembeli masih
berada di tempat jual beli. Jika penjual dan pembeli sudah berpisah maka hak khiyar
sudah tidak berlaku lagi.
b. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah hak penjual atau pembeli atau keduanya untuk melanjutkan atau
membatalkan transaksi jual beli selama masih dalam masa tengggang yang disepakati
oleh kedua belah pihak. Adapun ketentuan khiyarsyarat sebagai berikut:
1) Khiyar syarat secara umum berlaku selama tiga hari tiga malam yang dimulai
sejak terjadinya akad. Namun hal tersebut tergantung kesepakatan antara kedua
belah pihak.
2) Jika masa khiyar telah lewat, maka transaksi jual beli tidak bisa dibatalkan.
3) Hak khiyar tidak dapat diwariskan, artinya jika si pembeli meninggal dalam
masa khiyar maka barang menjadi milik ahli warisnya atau jika penjual yang
meninggal dalam masa khiyar, maka kepemilikan barang secara otomatis
menjadi hak pembeli.
4) Dalam khiyar syarat harus ditentukan tenggang waktunya secara cermat.
c. Khiyar Aibi
Maksud dari khiyar ini adalah pembeli mempunyai hak pilih untuk membatalkan akad
jual beli atau meneruskannya karena terdapat cacat pada barang yang dibelinya. Cacat
barang tersebut dapat mengurangi manfaat barang yang dibeli.
d. Khiyar Ru’yah
Yaitu hak bagi pembeli untuk meneruskan jual beli atau membatalkannya, karena
obyek yang dibeli belum dilihat ketika akad berlangsung.
2. Gadai
a. Barang yang dapat digadaikan
Barang yang dapat digadaikan adalah barang yang memiliki nilai ekonomi, agar dapat
menjadi jaminan bagi pemilik uang.
b. Barang Gadai adalah amanah.
Barang gadai bukanlah sesuatu yang harus ada dalam hutang piutang, itu hanya
diadakan dengan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Barang Gadai dipegang pemberi hutang
Barang gadai tersebut berada di tangan pemberi hutang selama masa perjanjian gadai
3. Hiwalah
Pihak berhutang atau muhil rela melaksanakan akad ini. Produk hutang harus
dibayarkan sesuai haknya yang sama baik jenis dan jumlah utang, waktu pelunasan,
dan kualitasnya. Misalnya bentuk hutang berupa emas, maka pelunasannya harus
berbentuk emas dengan nilai setara
2. Mengafani Jenazah
Adapun tata cara mengafani jenazah adalah sebagai berikut:
1) Letakkan tali pendek pada posisi kepala dan kaki, 60 cm pada lututdan tali panjang
pada perut dan dada.
2) Bentangkan kain-kain kafan yang telah disediakan sebelumnya sehelai demi
sehelai.
3) Kemudian menaburinya dengan wangi-wangian, lembaran yang paling bawah
hendaknya dibuat lebih lebar dan halus. Di bawah kain itu, sebelumnya, telah
dibentangkan tali pengikat sebanyak lima helai yaitu masing-masing pada arah kepala,
dada, punggung lutut dan tumit.
4) Setelah itu, secara perlahan-lahan jenazah diletakkan diatas kain-kain tersebut
dalam posisi membujur, kalau mungkin menaburi tubuhnya lagi dengan wangi-
wangian.
5) Semua rongga badan yang terbuka, yaitu kedua matanya (yang telah terpejam), dua
lubang hidungnya, mulutnya, dua lubang telinga, anggota sujud (kening, hidung,
kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung jari jemari kaki), lipatan-lipatan
badan seperti: ketiak, lutut bagian belakang dan pusar ditutup dengan kapas yang
telah diberi wangi-wangian pula.
6) Kedua tangan jenazah itu diletakkan diatas dadanya, tangan kanan diatas tangan
kiri, persis seperti orang yang bersedekap dalam shalat.
7) Selanjutnya menyelimutkan kain kafan dengan cara bagian kiri kain kafan pertama
dilipatkan kearah kiri tubuh jenazah. Demikian halnya pada lembar kain selanjutnya.
8) Sisa kain kafan di bagian kepala dijadikan lebih banyak daripada di bagian kaki.
Lalu sisa panjang kafan di bagian kepala tadi dikumpulkan dan dilipatkan ke arah
depan wajah. Demikian pula sisa panjang kain bagian kaki dikumpulkan lalu
dilipatkan ke arah depan kaki.
9) Jenazah laki-laki memakai tiga lapis kain kafan tanpa baju dan tanpa tutup kepala.
10) Jika semua kain kafan telah membalut jasad jenazah, baru diikat dengan tali-tali
yang telah disiapkan di bawahnya.
11) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian
auratnya. Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun kayu
atau kertas dan semisalnya. Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk menutup
auratnya saja, tutuplah dengan apa saja yang ada. Misalnya dalam sebuah bencana
alam yang menelan banyak korban, jika jenazahnya banyak dan kain kafannya sedikit,
boleh mengafankan dua orang dalam satu kain kafan, kemudian, menguburkannya
dalam satu liang lahat.
3. Menyalati jenazah
Beberapa rukun shalat jenazah yaitu:
1) Niat.
2) Berdiri bagi yang mampu.
3) Takbir empat kali.
4) Membaca surah al-Fatihah.
5) Membaca sholawat atas Nabi Saw.
6) Mendoakan jenazah.
7) Mengucapkan salam.
4. Menguburkan Jenazah
1) Menggali liang kubur yang dalamnya sekurang-kurangnya tidak tercium bau busuk
mayat itu dari atas kubur dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas, karena
maksud menguburkan jenazah itu ialah menjaga kehormatan jenazah itu dan menjaga
kesehatan orang-orang yang ada disekitar tempat itu.
2) Setelah jenazah sampai di kuburan, kemudian jenazah dimasukkan ke dalam liang
kubur dan ditempatkan pada liang lahat dengan posisi miring ke kanan sehingga
jenazah menghadap kiblat. Bagi jenazah perempuan maka sebaikknya yang
memasukkan ke kuburnya adalah mahramnya.
3) Melepaskan seluruh tali pengikat jenazah. Pipi kanan dan ujung kaki ditempatkan
pada tanah agar posisi jenazah tidak bergerak atau berubah dan hendaknya diberi
ganjal bulatan tanah.
4) Selanjutnya jenazah ditutup dengan papan atau kayu, kemudian di atasnya ditimbun
tanah sampai liang kubur rata dan ditinggikan dari tanah biasa.
5) Meletakkan batu kecil di atas kubur dan menyiramkan air di atasnya.
6) Mentalqin, mendoakan dan memohonkan ampunan agar diberikan keteguhan dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.
Disusun oleh:
Nama: Faradiba Citra Mahesti
Kelas: IX.3