Anda di halaman 1dari 20

Nama : Rauzatul Geubrina

NPM : 2004104010035

RESUME UP3A1

1. TAHARAH

A. WUDHU

I. Rukun Wudlu

1. Niat wudlu, yaitu :


Contoh:

Artinya : “Saya berniat wudlu untuk menghilangkan hadats kecil hanya karena
Allah semata”

2. Membasuh muka sampai batas keluarnya rambut


3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
4. Mengusap kepala
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6. Tertib

II. Sunnah-sunnah Wudlu

1. Memulai dengan Basmalah


2. Menggosok gigi atau siwak
3. Mencuci dua telapak tangan ketika hendak wudhu
4. Berkumu-kumur 3x
5. Memasukkan air ke hidung kemudian mengeluarkannya
6. Menyilang-nyilangi jenggot
7. Menyiang-nyilangi anak-anak jari
8. Membasuh tiga-tiga kali
9. Tayamun, mendahulukan yang kanan dari yang kiri
10. Menggosok anggota wudhu ketika berwudhu
11. Muwallat, berturut-turut tidak menyela dengan kegiatan lain
12. Meyapu kedua telinga
13. Memanjangkan cahaya, melebihkan/melewati batas anggota wudhu ketika membasuh
14. Sederhana, tidak boros memakai air
15. Berdo’a setelah wudhu
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

III.Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu

1. Apa saja yang keluar dari kemaluan dan dubur


2. Tidur nyenyak hingga tiada kesadaran lagi, tanpa tetapnya piinggul di atas lantai
3. Hilangnya kesadaran akal karena mabuk atau sakit.
4. Memegang kemaluan dengan telapak tangan/tanpa alat.

B. MANDI BESAR (JINABAH)

I. Sebab-Sebab Seseorang Berhadats Besar

1. Melakukan hubungan kelamin


2. Keluar mani disertai syahwat
3. Selesai menjalani masa haid dan nifas (bagi wanita)
4. Orang Islam yang meninggal dunia (kecuali mati syahid)
5. Seorang kafir yang baru masuk Islam

II. Rukun Mandi Jinabah

1. Niat

Artinya: “sengaja aku mandi untuk menghilangkan hadas besar karna Allah ta’ala”.

2. Meratakan air ke seluruh tubuh


3. Tertib, artinya dilaksanakan dengan berurutan.

III.Rukun Mandi Jinabah

1. Memulai dengan mencuci tangan 3x


2. Membasuh kemaluan
3. Berwudhu terebih dahulu
4. Menuangkan air ke atas kepala 3x sambil menyelang-nyelangi rambut
5. Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengna memulai sebelah kanan lalu sebelah kiri
tanpa mengabaikan ketiak, telinga, pusat,, dan jari-jari serta menggosok anggota tubuh
yang dapat di gosok
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

C. T A Y A M U M

I. Syarat-Syarat Tayamum

1. Sudah masuk waktu shalat


2. Kesulitan mendapatkan air atau berhalangan memakai air karena sakit.
3. Dengan tanah atau debu (sebagian ulama membolehkan dengan batu atau pasir)
4. Tanah atau debu tersebut harus suci dari najis

II. Rukun Tayamum

1. Niat
2. Mengusap muka dengan tanah/atau debu
3. Mengusap tangan sampai siku-siku.

III.Sebab-Sebab Tayamum

1. Sakit yang tidak boleh terkena air


2. Berada dalam perjelanan jauh yang sulit mendapatkan air.
3. Tidak mendapatkan air untuk wudhu.

IV.Cara Bertayamum

1. Niat bertayamum karena hendak mengerjakan shalat. Niat cukup dilaksanakan dalam
hati tetapi disunnahkan untuk melafadzkan niat tersebut. Niat tayamum adalah sebagai
berikut :

Artinya : “Saya niat tayamum agar dapat melaksanakan shalat fardu karena Allah
semata”

2. Menghadap kiblat, kemudian tebarkan kedua telapak tangan satu kali pada dinding,
kaca, atau benda lain yang diyakini ada debu.
3. Tiup kedua telapak tangan
4. Usapkan telapak tangan satu kali pada wajah.
5. Usapkan kedua tangan sampai pergelangan secara bergantian dari bagian dalam ke
bagian luar dimulai dari tangan kanan yang diusap.

V. Yang Membatalkan Tayamum

1. Semua hal yang membatalkan wudhu (BAB,BAK, hilang akal, menyentuh kemaluan)
2. Mendapatkan air (sebelum melaksanakan shalat).
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

2. SHOLAT

A. ADZAN DAN IQAMAH


Adzan adalah panggilan muadzin kepada muslimin untuk menunaikan ibadah shalat
berjama’ah dimasjid.

Do’a Setelah Adzan dan Iqamah

Artinya:
“Ya Allah Tuhan yang memiliki panggialan ini,yang sempurna dan memiliki shalat
yang didirikan .Berilah junjungan kami Nabi Muhammad SAW,waisalh dan
keutamaan serta kemulian dan derajat yang tinggi,dan angkatah ia ke tempat yang
terpuji sebagaiman Engkau telah janjikan,sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat Yang
tidak akan mengubah janji”

B. SHALAT FARDHU

I. Kriteria Wajib Menunaikan Shalat

1. Beragama Islam
2. Suci dari hadats ,haid dan nifas
3. Sudah dewasa (baligh)
4. Berakal sehat
5. Sadar, tidak tidur atau pingsan
6. Dakwah Islam sudah sampai kepadanya

II. Syarat Sah Shalat

1. Suci dari hadats kecil dan hadats besar


2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
3. Menutup aurat
4. Telah masuk waktu shalat
5. Mengetahui tata cara shalat
6. Menghadap kiblat (ka’bah)
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

III. Rukun Shalat


Rukun shalat adalah perbuatan dalam shalat yang harus diker jakan,meninggalkan
salah
satu rukun shalat,maka shalatnya tidak syah. Rukun shalat tersebut adalah :
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca surat Al-fatihah
5. Rukuk dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dua kali dengan tuma’ninah
8. Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Membaca tasyahud (tahiyat) akhir
10. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW dan keluarga Nabi Muhammad SAW
11. Mengucapkan salam pertama
12. Tertib (berurutan)

IV. Sunnah Shalat


Sunnah shalat adalah perbuatan dalam shalat berupa bacaan dan gerakan yang akan
menambah kesempurnaan shalat, yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan tidak berdosa. Sunah shalat antara lain :
a. Berupa bacaan
1. Membaca do’a iftitah
2. Membaca amiin,setelah surat al-fatihah
3. Membaca salah satu surat Al-qur’an setelah al-fatihah
4. Membaca takbir setiap perpindahan gerakan
5. Membaca tasbih ketika rukuk
6. Membaca do’a I’tidal
7. Membaca tasbih ketika sujud
8. Membaca do’a ketika duduk diantara dua sujud
9. Membaca salam kedua sambil menoleh muka ke kiri
10. Membaca shalawat Nabi ketika tasyahud awal

b. Berupa gerakan
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratulihram, akan rukuk, dan bangun dari
tahiyat awal
2. Bersedekap saat berdiri
3. Melihat ketempat sujud
4. Duduk iftirasy pada tahiyat awal
5. Duduk tawarruk pada tahiyat akhir
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

V. Yang Membatalkan Shalat


1. Meninggalkan salah satu rukun dengan sengaja
2. Meninggalkan salah satu syarat
3. Berkata-kata selain bacaan shalat dengan sengaja
4. Makan atau minum dengan sengaja

3. AMALAN IBADAH

1. Shalat Dhuha
Shalat dhuha merupakan salah satu amalan sunnah dalam agama Islam yang sangat
dianjurkan bagi umat dan memiliki berbagai manfaat. Adapun ibadah sunnah yang
satu ini dipercaya mampu memberikan banyak manfaat terutama mengenai persoalan
rezeki. Selain memiliki jumlah rakaat yang fleksibel, yaitu minimal 2 rakaat sampai
12 rakaat, shalat dhuha juga memiliki rentang waktu cukup lama untuk
mengerjakannya, yaitu pagi hingga siang hari waktu zuhur tiba.

2. Tilawah Al-Qur’an
Keutamaannya diantara lain di berikan ketenangan hati,setiap hurufnya memiliki
pahala yang berlipat ganda ketika dibaca, memberikan syafaat di hari kiamat kelak,
serta menjadikan kemuliaan bagi orang tuanya diakhirat.
3. Shalat Tahajud
Sholat tahajud dikerjakan kapan pun dalam kurun waktu setelah isya' sampai
masuknya waktu subuh. Namun, waktu yang paling dianjurkan adalah sepertiga
malam terakhir lepas tengah malam hingga masuknya waktu subuh.
Sholat tahajud dianggap sebagai ibadah yang istimewa lantaran dalam Alquran
disebutkan bahwa siapa pun yang mengerjakannya akan disebut sebagai hamba-Nya
yang terpuji di mata Allah.
Disebutkan pada Q.S Al-Isra ayat 79, berikut keutamaan dari sholat tahajud.
“Wa minal-laili fa tahajjad bihi nafilatal laka ‘asa ay yab’asaka rabbuka maqamam
mahmuda”
Artinya:
"Dan pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
4. Puasa Sunnah dan Iftar
Adapun macam-macam puasa sunnah beserta keutamaannya masing-masing yaitu :
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

 Puasa Enam Hari di Bulan Syawal


Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak. Keutamaan puasa romadhon yang
diiringi puasa Syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR.
Muslim).
 Puasa Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak
termasuk hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharomkan
untuk berpuasa.
 Puasa Hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaan: akan dihapuskan dosa-dosa
pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang (HR. Muslim). Yang
dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa
besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat.
 Puasa Muharram
Yaitu puasa pada bulan Muharrom terutama pada hari Assyuro’. Keutamaannya
adalah bahwa puasa di bulan ini adalah puasa yang paling utama setelah puasa bulan
Romadhon
 Puasa Assyura’
Hari Assyura’ adalah hari ke-10 dari bulan Muharrom. Nabi shalallahu ‘alaihi
wasssalam memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro’ ini dan
mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan
untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10.
Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahun sebelumnya (HR. Muslim).
 Puasa Sya’ban
Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Keutamaan: bulan ini adalah
bulan di mana semua amal diangkat kepada Robb semesta alam
 Puasa pada Bulan Haram (bulan yang dihormati)
Yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dianjurkan untuk
memperbanyak amal ibadah pada bulan-bulan tersebut termasuk ibadah puasa.
 Puasa Senin dan Kamis
Namun tidak ada kewajiban mengiringi puasa hari Senin dengan puasa hari Kamis
atau sebaliknya. Keduanya merupakan hari di mana amal-amal hamba diangkat dan
diperlihatkan kepada Allah.
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

 Puasa 3 Hari Setiap Bulan


Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih (Ayyaamul Bidh) yaitu
tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan. Sehingga tidaklah benar anggapan sebagian orang
yang menganggap bahwa puasa pada harai putih adalah puasa dengan hanya
memakan nasi putih, telur putih,air putih, dsb.
 Puasa Daud
Yaitu puasa sehari dan tidak puasa sehari. Kemudian puasa sehari dan tidak puasa
sehari. Keutamaannya adalah karena puasa ini adalah puasa yang paling disukai oleh
Allah (HR.Bukhari-Muslim).
Ketentuan dalam Melakukan Puasa Sunnah
Pertama: Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum
dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puasa
wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
Keutamaan memberi makanan berbuka
“Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka
baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi, Beliau Berkata, “Hadits
Hasan Shahih”)

5. Shalat Jum’at
Shalat jum’at adalah sebuah kewajiban bagi ummat Islam, khususnya laki-laki
dewasa. Kewajiban ini dituangkan di dalam firman Allah;
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”( Al-Jumu’ah: 9)

4. TAJHIZ MAYIT

A. Memandikan Jenazah

a. Yang memandikan Jenazah


- Muslim
- Disunahkan orang yang terpercaya, amanah, dan mengetahui hukum-hukum
memandikan
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

- Mayat laki-laki dimandikan oleh orang laki-laki dan mayat perempuan dimandikan
oleh orang perempuan kecuali suami/istrinya jumhur ulama membolehkan.
- Anak-anak di bawah tujuh tahun boleh dimandikan oleh laki-laki/perempuan
*Yang memandikan wajib berniat, karna ia yang terpanggil untuk memandikannya

b. Cara memandikan Jenazah


- Meletakkan mayat di tempat yang tinggi (lebih utama), ditanggalkan pakaiannya,
dan ditaruh diatasnya sesuatu yang dapat menutup auratnya.
- Mengangkat kepala mayat hingga mendekati posisi duduk, kemudian mengurut
perutnya agar keluar apa yang seharusnya keluar darinya. Saat itu perbanyak
menyiram air kepadanya agar apa yang keluar segera tersapu bersih.
- Petugas yang memandikan membukus tangannya dengan kain yang agak kasar llalu
membersihkan kemaluan mayat dan menyiramnya dengan air.
- Kemudian petugas mulai niat memandikan dan membaca basmalah, lalu
mewudhukan mayat sebagaimana wudhu untuk shalat, kecuali untuk berkumur dan
istinsyaq (memasukkan air ke hidung) cukup dengan membersihkannya dengan kain
yang sudah dibasahi.
- Kemudian membasuh kepala dan jenggotnya dengan busa sidr atau sabun, lalu
basuh bagian kanan tubuhnya dimulai dari belahan kanan lehernya, lalu tangan kanan
hingga punggungnya. Kemudian dada sebelah kanannya, pinggang kanannya, paha
kanannya, betis kanannya dan seluruhbagian kaki kanannya. Kemudian balikkan di
atas sisi kiri dan basuh bagian punggung kanannya. Setelah itu mandikan bagian kiri
stubuhnya seperti bagian kanannya. Gunakan sidr atau sabun saat membasuh.
- Jika mayat itu wanita, disunahkan menguraikan rambutnya lalu dicuci dan dijalin
kembali dengan dilepaskan dibelakangnya
- Disunahkan saat memandikan, petugas membungkus tangannya dengan kain.
- Jika dengan sekali basuhan sudah bersih, maka yang wajib adalah satu kali,
sedangkan sunahnya tiga kali. Jika belum bersih dengan sekali basuhan, maka
basuhannya ditambah hingga bersih sampai tujuh kali basuhan.
- Setelah dimandikan, tubuh mayat dikeringkan dengan dengan kain atau handuk
yang bersih agar kain kafannya tidak basah, lalu ditaruh diatasnya minyak wangi.
- Jumhur ulama menganggap makruh memotong kuku, mencabut rambut kumis,
rambut ketiak, atau rambut kemaluan mayat, walau hanya sehelai. Tapi ibnu Hazmin
membolehkannya.

B. Mengkafankan Jenazah
- Mengafani mayat dengan apa saja yang menutupi tubuhnya walau hanya sehelai
kain adalah fardhu Kifayah.
- Hal-hal yang diutamakan:
1. Hendaklah bagus, bersih, dan menutup seluruh tubuh.
2. Hendaklah putih warnanya.
3. Hendaklah diasapi dengan kemenyan dan wangi-wangian.
4. Bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedang bagi wanita lima lapis
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

C. Menshalatkan Jenazah
- Sayarat-syaratnya
Syarat-syarat shalat jenazah sama seperti shalat fardhu, kecuali waktunya. Khusus
untuk waktu, sebahagian ulama berpendapat makruh melakukan shalat jenazah
pada waktu terbit matahari, waktu istiwa’ dan saat terbenamnya, kecuali jika di
khwatirkan mayatnya membusuk.

- Rukun-rukunnya
1. Berniat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
a. Takbir pertama membaca Alfatihah
b. Takbir kedua membaca Shalawat atas nabi
c. Takbir ketiga Membaca Do’a untuk mayat
d. Takbir keempat membaca Do’a untuk mayat
4. Memberi salam
5. Tertib

- Sunah-sunahnya
1. Mengangkat kedua tangan tiap kali takbir
2. Membaca ta’awwuz sebelum membaca Alfatihah
3. Tidak mengeraskan bacaan
4. Berhenti sejenak antara takbir keempat sebelum salam
5. Meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya
6. Menoleh ke kanan ketika salam.

- Tata Caranya
1. Imam atau orang yang shalat berdiri di bagian dada jika mayatnya laki-laki dan di
sisi tengah jika mayatnya perempuan, sedangkan makmum di belakang imam
dan disunahkan membuat tiga .
2. Selanjutnya dimulai dengan niat, takbiratul ikhram , dan seterusnya sesuai
dengan rukunnya dan sunahnya.

D. Mengusung dan Menguburkan Jenazah

- Disyariatkan mengantar jenazah dan turut memikulnya. Disunahkan berkeliling


disekitar keranda, hingga seseorang akan memikulnya dari semua pinggirannya.
- Menyegerakan penyelenggaraannya
- Berjalan di depan atau dibelakangnya
- Tata cara menguburkan mayat:

1. Mayat wajib dikuburkan ditempat yang aman dari binatang buas. Mayat
dihadapkan ke kiblat, semakin dalam kuburnya semakin baik.
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

2. Lebih utama jika kuburnya mengunakan lahad; yaitu lubang yang digali
kesamping di dasar kubur dan mengarah ke kiblat.
3. Jika alasan tertentu dibolehkan tidak menggunakan liang lahad; caranya dengan
menggali lubang kebawah di tengah dasar kubur untuk mayat. Misalnya jika
tanah mudah runtuh.
4. Mayat diletakkan di atas pinggang kanannya dan menghadap kiblat.
5. Setelah mayat diletakkan di lahad, letakkan papan di atas lahad dan tambal
selaselanya dengan tanah yang lembek agar tanah tidak langsung menimbun mayat
(secara langsung).
6. Setelah itu kubur ditimbun
7. Tidak dibolehkan menguburkan dalam tiga waktu:
a. Tatkala matahari terbit hingga setinggi tombak.
b. Tatkaa matahari persis berada di atas hingga tergelincir
c. Jika matahari tinggal seukuran tombak sebelum terbenam hingga terbenam.
8. Orang kafir tidak dikuburkan di pemakaman kaum muslimin. Mereka juga tidak
dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan. Akan tetapi dikuburkan
ditanah yang tak bertuan, kecuali jika ia dibawa pulang ke negerinya.

5. ALLAH GHAYATUNA
(Allah Tujuan Kami)

A. Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kala ma’rifah dan Allah. Ma'rifah berarti mengetahui,
mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat
tandatanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).

B. Pentingnya Mengenal Allah


Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya dan tidak tertipu
oleh dunia. Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya.
Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan
mendalam. Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari
kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang

Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting karena:


a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta.
b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

C. Jalan untuk mengenal Allah


A. Lewat akal:
 Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini
a. Fenomena terjadinya alam
b. Fenomena kehendak yang tinggi
c. Fenomena kehidupan
d. Fenomena petunjuk dan ilham
e. Fenomena pengabulan doa
 Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur’an
a. Keindahan Alquran
b. Pemberitahuan tentang umat terdahulu

B. Lewat memahami Asma’ul Husna


 Allah sebagai Al-Khaliq
 Allah sebagai Pemilik
 Allah sebagia Pemberi Rezeki

D. Hal-hal yang menghalangi ma’rifatullah


 Kesombongan
 Zalim
 Bersandar pada panca indra
 Dusta
 Membatalkan janji pada Allah
 Berbuat kerusakan/fasad
 Lalai
 Berbuat Maksiat
 Ragu ragu

6. RASULULLAH QUDWATUNA
(Rasulullah Tauladan Kami)

A. Makna Risalah dan Rasul


Risalah: Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa prinsip hidup, moral,
ibadah,aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

Rasul: Seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban
untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia.

B. Pentingnya iman kepada Rasul


Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang tidak dianggap
muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang
menginterprestasikan hakekat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah .
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul,
dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.

C. Tugas para Rasul


1. Menyampaikan (tablig)
Yang disampaikan berupa: ma'rifatullah, tauhidullah, basyir wa nadzir
2. Mendidik dan Membimbing

7. ISLAM WAY OF LIFE

A. Ad-din menurut Al-Qur’an


1. Dinullah, DinuI Islam
Dinullah dibawa oleh semua Rasul dan nabi untuk
keselamatan manusia. Disebut juga dengan dinul haq (dinus samaawi).

2. Dinul ghairu dinullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu hasil
rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya (dinul ardli)

B. Ciri-ciri dinullah/dinus-Samawi
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat. Disampaikan
oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu hanya menyampaikan bukan
menciptakan.
2. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
3. Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
4. Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat
penganutnya.
6. Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

C. Ciri-ciri Dinul Ardhi :


 Tumbuh dalam masyarakat.
 Tidak disampaikan oleh Rasul Allah.
 Umumnya tidak memilki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami
perubahanperubahan dalam perjalanan sejarah.
 Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll.
 Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat
penganutnya .
 Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap
manusia, masa dan keadaan

D. Pengertian Islam secara Etimologi/ Bahasa :


 Tunduk patuh, berserah diri (al-istislaam)
 Damai (as-silm) .
 Bersih (as-saliim)
 Aturan Illahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk
kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat..

8. BACK TO AL QUR’AN

A. Definisi AL-Qur’an
Secara bahasa berarti "bacaan”.
Secara istilah berarti "Kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah"
B. Nama-nama Al-Qur’an
1. Al-Qur’an/ Bacaan
2. Al-Kitab/ Buku
3. Al-Furqan/ Pembeda
4. Az-Dzikr/ Pengingat
5. An-Nur/ Cahaya
C. Karakteristik Al-Qur' an
1. Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia
2. Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur’an
3. Tersusun secara terperinci dan rapi
4. Mudah difahami dan diambil pelajaran
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

D. Fungsi Al-Qur’an
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu
4. Sebagai mukjizat Rasulullah SAW
E. AkhIak Terpuji Terhadap Al-Qur’an

1. Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Qur’an


2. Membaca Al-Qur’an secara tartil perlahan-lahan
3. Lapang dada menerima Al-Qur’an
4. Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Qur’an
5. Bergetar hatinya dan bertambah imannya
F. Akhlak tercela terhadap Al-Qur’an .
1. Keunggulan Al-Qur’an
2. Menyombongkan diri dan berpaling
3. Tidak memperahatikan Al-Qur’an
G. Keunggulan Al-Qur’an .
1. Al-Qur’an adalah mukjizat yang abadi
2. Keunggulan Al-Qur’an secara ilmiah
Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah
menetapkan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab ilmiah yang menghimpun segala
disiplin ilmu dan filsafat. Ilmu itu datang dari Allah SWT, sebagai tanda
kemuliaanNya dan ketinggian ilmuNya.
3. Al-Qur’an bersifat umum dan universal.
Umum : Mencakup seluruh bidang/permasalahan manusia.
Universal : Berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum.

9. PERGAULAN MUDA MUDI DALAM ISLAM

A. Pergaulan Dengan Teman Sebaya


Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka bergaul dengan teman sebaya di
antaranya sebagai berikut:
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

1. Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan dilanjutkan
saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita. Salam ini hanya kita
peruntukkan khusus yang seagama dengan kita, dan tidak perlu kita mengucapkan
salam kepada yang tidak seagama. Sedangkan berjabat tangan hanya diperuntukkan
kepada yang sejenis saja. Kepada yang lain jenis tidak diperbolehkan berjabat tangan,
kecuali terhadap isteri/suami atau terhadap mahram (orang yang merupakan kerabat
dekat)-nya.
2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat
persahabatan dengan mereka.
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan
masingmasing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang memiliki
kelebihan menolong yang memiliki kekurangan.
5. bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada teman-teman
sebaya kita.
6. Saling mengasihi dengan mereka, sehingga terhindar dari permusuhan yang dapat
menghancurkan hubungan persahabatan di antara teman yang seumur.
7. Memberi perhatian terhadap keadaan mereka, apalagi jika mereka benarbenar
berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
8. Selalu membantu keperluan mereka, apalagi jika mereka meminta kita untuk
membantu.
9. Ikut menjaga mereka dari gangguan orang lain.
10. Saling memberi nasihat dengan kebaikan dan kesabaran.
11. Mendamaikan mereka bila berselisih.
12. Saling mendo’akan dengan kebaikan.

B. Tatacara bergaul dengan lawan jenis


Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam rangka bergaul dengan orang-orang
yang menjadi lawan jenis kita adalah:
1. Tidak melakukan khalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami isteri dan tidak pula mahram
tanpa ada orang ketiga. Termasuk dalam pengertian khalwat adalah berdua-duaan di
tempat umum yang di antara mereka tidak saling mengenal, atau saling mengenal
tetapi tidak ada kepedulian, atau tidak mempunyai kontak komunikasi sama sekali
sekalipun berada
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

pada tempat yang sama, seperti di pantai, pasar, restoran, bioskop, dan tempat tempat
hiburan tertutup lainnya.
2. Tidak melakukan jabat tangan, kecuali terhadap suami atau isterinya, atau terhadap
mahramnya. Berjabat tangan kepada lawan jenis yang bukan suami/isteri atau
mahram akan membuka pintu syahwat yang dapat menjurus kepada hal-hal yang
lebih berbahaya, yakni perzinaan.
3. Mengurangi pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar perlu Pandangan
yang melebihi batas juga dapat menjurus ke arah perzinaan.
4. Tidak boleh menampakkan aurat di hadapan lawan jenisnya dan juga tidak boleh
saling melihat aurat satu sama lain. Aurat harus ditutup untuk menjaga dirinya dan
menjaga pandangan orang lain. Aurat yang terbuka akan memancing syahwat orang
lain yang pada akhirnya juga dapat menjurus ke arah perzinaan. Bahkan dengan
sesama jenis saja, melihat aurat juga dilarang.
5. Tidak melakukan hal-hal yang menjurus kepada perzinaan, seperti bergandengan
tangan, berciuman, berpelukan, dan yang sejenisnya, apalagi sampai melakukan
perzinaan.

10. GHAZWUL FIKRI


A. Pengertian Ghazwul fikri
Secara bahasa :
Ghazwul Fikri terdiri dari dua kata; ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan,
serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda
dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).
Secara Istilah :
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa
yang ada di dalanmya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang
benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.

B. Sasaran Ghazwul fikri


1. Menjauhkan umat Islam dari Din (agama)-nya.
2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

C. Metode Ghazwul fikri


1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.
 Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum
muslimin terhadap agamanya.
 Tasywih (Pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap
Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
 Tadhlil (penyesatan)
Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara
yang kasar.
 Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gcrakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum
muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
2. Menyerang Islam dari dalam
 Penyebaran faham sekuralisme
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
 Penyebaran faham nasionalisme
Nasionalisme mmbunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas
kekuatan umat Islam.
 Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.
D. Sarana Ghazwul fikri
 Mass Media : cetak dan elektronika
 Media Sosial : FB, Tweeter dll

E. Hasil Ghazwul fikri


1. Umat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
2. Minder dan rendah diri
3. Ikut-ikutan
4. Terpecah-belah
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

11. PROBLEMATIKA UMAT

A. Potensi yang dimiliki umat Islam:


1. Syariah/peraturan (Al-Qur’an). Peraturan yang dimiliki ummat Islam ini sudah
lengkap dan menyeluruh.
2. Kekayaan alam
Kekayaan terbesar hampir sebagian besar (65 %) berada di negeri-negeri muslim.
Cadangan minyak bumi 65 % berada di negeri muslim.
3. Jumlah umat Islam. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim.
4. Janji Allah untuk memenangkan umat Islam
5. Sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan.
B. Sebab-sebab kemunduran umat Islam:
a. Faktor intemal (dari dalam lubuh umat Islam sendiri) :
1. Jauh dari Al-Qur’an dan sunah Rasul.
2. Mempelajari Islam hanya karena mengikuti
3. Terpecah belah karena adanya perbedaan masa1ah furu.
4. Rendah diri; tidak tsiqoh pada Islam
5. Gejala taqlid dengan semua yang datang dari Barat
6. Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Faktor ekstemal (dari luar umat Islam) :
Adanya Ghazwul Fikri (perang pemikiran dan harakatul Irtidad (gerakan
pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya.)

C. SoIusi untuk meraih kemenangan:


1. Umat Islam harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
2. Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan
mutakamil (menyeluruh).
3. Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh.
4. Perjuangan dan pengorbanan.
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035

12. TARBIYAH ISLAMIYAH


(Pembinaan Islam)

A. Makna dan Hakikat Pendidikan Islam


Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami,
juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terubat di dalamnya.
Pendidikan Islam bukan hal yang mengada-ada, dia memang ada.

B. Mengapa Pendidikan Islam diperlukan?


 Melihat kondisi nyata umat Islam
- Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri
- Akibatnya: umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan
- Umat Islam berada dalam kerusakan
Penyebabnya:
1. Kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan takut mati
2. Saling berpecah-belah
3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam
4. Meninggalkan jihad
 Hakikat jiwa manusia
- Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa)
- Terbuka untuk menerima hidayah (petunjuk)
Solusi : melihat kondisi umat saaat ini serta memperhatikann hakikat jiwa manusia
maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.

C. Sifat-Sifat Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah):


 Kontinu (Mustamirah)
 Membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah)
 Bertahap /terprogram (mutadarrijah)
 Menyeluruh tidak parsial (Kaafah).

Anda mungkin juga menyukai