NPM : 2004104010035
RESUME UP3A1
1. TAHARAH
A. WUDHU
I. Rukun Wudlu
Artinya : “Saya berniat wudlu untuk menghilangkan hadats kecil hanya karena
Allah semata”
1. Niat
Artinya: “sengaja aku mandi untuk menghilangkan hadas besar karna Allah ta’ala”.
C. T A Y A M U M
I. Syarat-Syarat Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan tanah/atau debu
3. Mengusap tangan sampai siku-siku.
III.Sebab-Sebab Tayamum
IV.Cara Bertayamum
1. Niat bertayamum karena hendak mengerjakan shalat. Niat cukup dilaksanakan dalam
hati tetapi disunnahkan untuk melafadzkan niat tersebut. Niat tayamum adalah sebagai
berikut :
Artinya : “Saya niat tayamum agar dapat melaksanakan shalat fardu karena Allah
semata”
2. Menghadap kiblat, kemudian tebarkan kedua telapak tangan satu kali pada dinding,
kaca, atau benda lain yang diyakini ada debu.
3. Tiup kedua telapak tangan
4. Usapkan telapak tangan satu kali pada wajah.
5. Usapkan kedua tangan sampai pergelangan secara bergantian dari bagian dalam ke
bagian luar dimulai dari tangan kanan yang diusap.
1. Semua hal yang membatalkan wudhu (BAB,BAK, hilang akal, menyentuh kemaluan)
2. Mendapatkan air (sebelum melaksanakan shalat).
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
2. SHOLAT
Artinya:
“Ya Allah Tuhan yang memiliki panggialan ini,yang sempurna dan memiliki shalat
yang didirikan .Berilah junjungan kami Nabi Muhammad SAW,waisalh dan
keutamaan serta kemulian dan derajat yang tinggi,dan angkatah ia ke tempat yang
terpuji sebagaiman Engkau telah janjikan,sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat Yang
tidak akan mengubah janji”
B. SHALAT FARDHU
1. Beragama Islam
2. Suci dari hadats ,haid dan nifas
3. Sudah dewasa (baligh)
4. Berakal sehat
5. Sadar, tidak tidur atau pingsan
6. Dakwah Islam sudah sampai kepadanya
b. Berupa gerakan
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratulihram, akan rukuk, dan bangun dari
tahiyat awal
2. Bersedekap saat berdiri
3. Melihat ketempat sujud
4. Duduk iftirasy pada tahiyat awal
5. Duduk tawarruk pada tahiyat akhir
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
3. AMALAN IBADAH
1. Shalat Dhuha
Shalat dhuha merupakan salah satu amalan sunnah dalam agama Islam yang sangat
dianjurkan bagi umat dan memiliki berbagai manfaat. Adapun ibadah sunnah yang
satu ini dipercaya mampu memberikan banyak manfaat terutama mengenai persoalan
rezeki. Selain memiliki jumlah rakaat yang fleksibel, yaitu minimal 2 rakaat sampai
12 rakaat, shalat dhuha juga memiliki rentang waktu cukup lama untuk
mengerjakannya, yaitu pagi hingga siang hari waktu zuhur tiba.
2. Tilawah Al-Qur’an
Keutamaannya diantara lain di berikan ketenangan hati,setiap hurufnya memiliki
pahala yang berlipat ganda ketika dibaca, memberikan syafaat di hari kiamat kelak,
serta menjadikan kemuliaan bagi orang tuanya diakhirat.
3. Shalat Tahajud
Sholat tahajud dikerjakan kapan pun dalam kurun waktu setelah isya' sampai
masuknya waktu subuh. Namun, waktu yang paling dianjurkan adalah sepertiga
malam terakhir lepas tengah malam hingga masuknya waktu subuh.
Sholat tahajud dianggap sebagai ibadah yang istimewa lantaran dalam Alquran
disebutkan bahwa siapa pun yang mengerjakannya akan disebut sebagai hamba-Nya
yang terpuji di mata Allah.
Disebutkan pada Q.S Al-Isra ayat 79, berikut keutamaan dari sholat tahajud.
“Wa minal-laili fa tahajjad bihi nafilatal laka ‘asa ay yab’asaka rabbuka maqamam
mahmuda”
Artinya:
"Dan pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
4. Puasa Sunnah dan Iftar
Adapun macam-macam puasa sunnah beserta keutamaannya masing-masing yaitu :
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
5. Shalat Jum’at
Shalat jum’at adalah sebuah kewajiban bagi ummat Islam, khususnya laki-laki
dewasa. Kewajiban ini dituangkan di dalam firman Allah;
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”( Al-Jumu’ah: 9)
4. TAJHIZ MAYIT
A. Memandikan Jenazah
- Mayat laki-laki dimandikan oleh orang laki-laki dan mayat perempuan dimandikan
oleh orang perempuan kecuali suami/istrinya jumhur ulama membolehkan.
- Anak-anak di bawah tujuh tahun boleh dimandikan oleh laki-laki/perempuan
*Yang memandikan wajib berniat, karna ia yang terpanggil untuk memandikannya
B. Mengkafankan Jenazah
- Mengafani mayat dengan apa saja yang menutupi tubuhnya walau hanya sehelai
kain adalah fardhu Kifayah.
- Hal-hal yang diutamakan:
1. Hendaklah bagus, bersih, dan menutup seluruh tubuh.
2. Hendaklah putih warnanya.
3. Hendaklah diasapi dengan kemenyan dan wangi-wangian.
4. Bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedang bagi wanita lima lapis
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
C. Menshalatkan Jenazah
- Sayarat-syaratnya
Syarat-syarat shalat jenazah sama seperti shalat fardhu, kecuali waktunya. Khusus
untuk waktu, sebahagian ulama berpendapat makruh melakukan shalat jenazah
pada waktu terbit matahari, waktu istiwa’ dan saat terbenamnya, kecuali jika di
khwatirkan mayatnya membusuk.
- Rukun-rukunnya
1. Berniat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
a. Takbir pertama membaca Alfatihah
b. Takbir kedua membaca Shalawat atas nabi
c. Takbir ketiga Membaca Do’a untuk mayat
d. Takbir keempat membaca Do’a untuk mayat
4. Memberi salam
5. Tertib
- Sunah-sunahnya
1. Mengangkat kedua tangan tiap kali takbir
2. Membaca ta’awwuz sebelum membaca Alfatihah
3. Tidak mengeraskan bacaan
4. Berhenti sejenak antara takbir keempat sebelum salam
5. Meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya
6. Menoleh ke kanan ketika salam.
- Tata Caranya
1. Imam atau orang yang shalat berdiri di bagian dada jika mayatnya laki-laki dan di
sisi tengah jika mayatnya perempuan, sedangkan makmum di belakang imam
dan disunahkan membuat tiga .
2. Selanjutnya dimulai dengan niat, takbiratul ikhram , dan seterusnya sesuai
dengan rukunnya dan sunahnya.
1. Mayat wajib dikuburkan ditempat yang aman dari binatang buas. Mayat
dihadapkan ke kiblat, semakin dalam kuburnya semakin baik.
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
2. Lebih utama jika kuburnya mengunakan lahad; yaitu lubang yang digali
kesamping di dasar kubur dan mengarah ke kiblat.
3. Jika alasan tertentu dibolehkan tidak menggunakan liang lahad; caranya dengan
menggali lubang kebawah di tengah dasar kubur untuk mayat. Misalnya jika
tanah mudah runtuh.
4. Mayat diletakkan di atas pinggang kanannya dan menghadap kiblat.
5. Setelah mayat diletakkan di lahad, letakkan papan di atas lahad dan tambal
selaselanya dengan tanah yang lembek agar tanah tidak langsung menimbun mayat
(secara langsung).
6. Setelah itu kubur ditimbun
7. Tidak dibolehkan menguburkan dalam tiga waktu:
a. Tatkala matahari terbit hingga setinggi tombak.
b. Tatkaa matahari persis berada di atas hingga tergelincir
c. Jika matahari tinggal seukuran tombak sebelum terbenam hingga terbenam.
8. Orang kafir tidak dikuburkan di pemakaman kaum muslimin. Mereka juga tidak
dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan. Akan tetapi dikuburkan
ditanah yang tak bertuan, kecuali jika ia dibawa pulang ke negerinya.
5. ALLAH GHAYATUNA
(Allah Tujuan Kami)
A. Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kala ma’rifah dan Allah. Ma'rifah berarti mengetahui,
mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat
tandatanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).
6. RASULULLAH QUDWATUNA
(Rasulullah Tauladan Kami)
Rasul: Seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban
untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia.
2. Dinul ghairu dinullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu hasil
rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya (dinul ardli)
B. Ciri-ciri dinullah/dinus-Samawi
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat. Disampaikan
oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu hanya menyampaikan bukan
menciptakan.
2. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
3. Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
4. Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat
penganutnya.
6. Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
8. BACK TO AL QUR’AN
A. Definisi AL-Qur’an
Secara bahasa berarti "bacaan”.
Secara istilah berarti "Kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah"
B. Nama-nama Al-Qur’an
1. Al-Qur’an/ Bacaan
2. Al-Kitab/ Buku
3. Al-Furqan/ Pembeda
4. Az-Dzikr/ Pengingat
5. An-Nur/ Cahaya
C. Karakteristik Al-Qur' an
1. Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia
2. Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur’an
3. Tersusun secara terperinci dan rapi
4. Mudah difahami dan diambil pelajaran
Nama : Rauzatul Geubrina
NPM : 2004104010035
D. Fungsi Al-Qur’an
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu
4. Sebagai mukjizat Rasulullah SAW
E. AkhIak Terpuji Terhadap Al-Qur’an
1. Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan dilanjutkan
saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita. Salam ini hanya kita
peruntukkan khusus yang seagama dengan kita, dan tidak perlu kita mengucapkan
salam kepada yang tidak seagama. Sedangkan berjabat tangan hanya diperuntukkan
kepada yang sejenis saja. Kepada yang lain jenis tidak diperbolehkan berjabat tangan,
kecuali terhadap isteri/suami atau terhadap mahram (orang yang merupakan kerabat
dekat)-nya.
2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat
persahabatan dengan mereka.
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan
masingmasing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang memiliki
kelebihan menolong yang memiliki kekurangan.
5. bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada teman-teman
sebaya kita.
6. Saling mengasihi dengan mereka, sehingga terhindar dari permusuhan yang dapat
menghancurkan hubungan persahabatan di antara teman yang seumur.
7. Memberi perhatian terhadap keadaan mereka, apalagi jika mereka benarbenar
berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
8. Selalu membantu keperluan mereka, apalagi jika mereka meminta kita untuk
membantu.
9. Ikut menjaga mereka dari gangguan orang lain.
10. Saling memberi nasihat dengan kebaikan dan kesabaran.
11. Mendamaikan mereka bila berselisih.
12. Saling mendo’akan dengan kebaikan.
pada tempat yang sama, seperti di pantai, pasar, restoran, bioskop, dan tempat tempat
hiburan tertutup lainnya.
2. Tidak melakukan jabat tangan, kecuali terhadap suami atau isterinya, atau terhadap
mahramnya. Berjabat tangan kepada lawan jenis yang bukan suami/isteri atau
mahram akan membuka pintu syahwat yang dapat menjurus kepada hal-hal yang
lebih berbahaya, yakni perzinaan.
3. Mengurangi pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar perlu Pandangan
yang melebihi batas juga dapat menjurus ke arah perzinaan.
4. Tidak boleh menampakkan aurat di hadapan lawan jenisnya dan juga tidak boleh
saling melihat aurat satu sama lain. Aurat harus ditutup untuk menjaga dirinya dan
menjaga pandangan orang lain. Aurat yang terbuka akan memancing syahwat orang
lain yang pada akhirnya juga dapat menjurus ke arah perzinaan. Bahkan dengan
sesama jenis saja, melihat aurat juga dilarang.
5. Tidak melakukan hal-hal yang menjurus kepada perzinaan, seperti bergandengan
tangan, berciuman, berpelukan, dan yang sejenisnya, apalagi sampai melakukan
perzinaan.