Anda di halaman 1dari 12

1.

   Pengertian Ibadah

            Secara etimologi kata ibadah diambil dari bahasa arab ( ).


‫عبد‬ -‫يعبد‬ - ‫عبادة‬ ‘Abid

berarti hamba atau budak, yakni seorang yang tidak memiliki apa-apa, dimana dirinya dan seluruh
harta yang dimiliki adalah milik tuannya, kepada tuannyalah seorang hamba mengabdikan
hidupnya untuk memperoleh ridho dan bukan kemurkaan dari tuannya. Secara terminologi ibadah
merupakan penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan
merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati ikhlas sesuai dengan berbagai ketentuan yang
berlaku di agama. Didalam ibadah Mahdahah terdapat 4 prinsip, yaitu:

Ø Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

Ø Tatacaranya harus mengikuti contoh Rasulullah SAW.

Ø Bersifat supra rasional (diatas jangkauan akal) karena ini merupakan wahyu langsung dari
Allah SWT.

Ø Azaznya merupakan sebuah ketaatan ataupun kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya.

2.   Ruang Lingkup Ibadah

1) Thaharah

               Thaharah, secara bahasa berarti bersih dan suci.Secara istilah thaharah adalah
menghilangkan sesuatu yang ada dibadan yang dapat menghalangi sahnya shalat dan lainnya.
Didalamnya terdapat 6 permasalahan, yakni[1]:

·         Macam-macam air

·         Najis

·         Istinja’

·         Wudhu

·         Mandi

·         Tayamum

Ø Macam-macam air

Macam-macam air ada 3, yaitu:

1.    Airsuci lagi mensucikan.Yaitu, air yang mutlak yang belum berubah keadaanya.Seperti: air
hujan, air sumur, air laut dll.

2.    Air suci tetapi tidak mensucikan.Yaitu, air yang telah berubah warna, rasa atau bau karena
sesuatu tetapi bukan najis. Seperti: air kopi, air the, dll.

3.    Air najis. Yaitu, air yang telah berubah warna, rasa, bau dikarenakan sudah tercampur najis.
Seperti: air dalam wadah yang terkena kotoran hewan sehingga merubah warna dll.
Ø Najis

               Secara bahasa berarti kotor. Secara istilah yaitu kotoran dengan jumlah tertentu yang
menghalangi sahnya shalat, seperti darah, dan khamr.

Ø Istinja’ dan istijmar

               Istinja’ adalah membersihkan kotoran yang keluar dua jalan (dubur dan qubul) dengan
air. Istijmar adalah membersihkan kotoran yang keluar dari dua jalan (dubur dan qubul) dengan
batu, kertas, atau yang lainnya.

Ø Wudhu

               Pengertian wudhu yaitu menggunakan air untuk membersihkan  empat anggota badan


(wajah, tangan, kepala, dan kaki) sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan oleh agama.

Ø Mandi

               Al-ghuslu dengan dhamah pada huruf ghain berarti air (yang dipakai mandi). Secara


istilah al-ghaslu (mandi) adalah menyiram air keseluruh anggota badan dari ujung ats rambut
kepala sampai ujung kaki, menggunakan air suci dengan cara-cara tertentu.

               Ø Tayamum

               Tayamum secara bahasa yaitu sengaja.Sedangkan secara istilah berati mengusap wajah
dan dua telapak tangan hingga pergelangan tangan dengan debu yang suci.

2) Shalat

Ø Pengertian

               Menurut bahasa shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ yaitu bentuk ibadah yang
terdiri atas perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Dalam hadis Nabi SAW menjelaskan bahwa pertama kali diwajibkan shalat oleh Allah
SWT disampaikan secara langsung ketika isra’ mi’raj tanpa melalui perantara. Shalat ada 2
macam, yaitu: fardhu ‘ain (wajib) dan fardhu kifayah (satu melakukan yang lain gugur).

Ø Cara mengerjakan shalat

1.    Salatlah dengan berdiri kalau mampu.

2.    Apabila tidak mampu berdiri maka boleh duduk.

3.    Kalau tidak sanggup duduk maa shalatlah dengan miring menghadap arah kiblat.

4.    Kalau tidak sanggup berbaring maka dengan terlentang dan kedua kaki kearah kiblat.

Ø Syarat-syarat shalat

1.      Niat

2.      Islam
3.      Berakal

4.      Tamyis

5.      Masuk waktunya

6.      Bersuci

7.      Menghadap kiblat

8.      Menutup aurat

9.      Bersih dari najis

Ø Rukun shalat

1.      Berdiri bagi yang mampu

2.      Takbiratul ihram

3.      Membaca surat Al-Fatihah

4.      Ruku’

5.      I’tidal

6.      Sujud

7.      Bangun dari sujud

8.      Duduk diantara dua sujud

9.      Tuma’ninah (tenang sejenak)

10.  Tasyahud akhir

11.  Duduk tasyahud akhir

12.  Membaca shalawat kepada Nabi

13.  Salam

14.  tertib

Ø Ketentuan waktu shalat wajib[2]

1.    Shalat Subuh, waktunya dimulai sejak terbitnya fajar shadiq, yaitu semacam cahaya terang
yang menyebar disepanjang langit, hingga terbitnya matahari. Shalat subuh ada 2 rakaat.

2.    Shalat Dhuhur, waktunya dimulai sejak matahari tergelincir miring disebelah barat dan
berakhir hingga panjang bayang-bayang setiap benda persis dengan ukuran bendanya. Shalat
dhuhur ada 4 rakaat.

3.    Shalat Ashar, waktunya dimulai semenjak habisnya waktu shalat dhuhur dan berakhir hingga
terbenamnya matahari. Shalat ashar ada 4 rakaat.
4.    Shalat Maghrib, waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya mega
merah. Shalat maghrib ada 3 rakaat.

5.    Shalat Isya’, waktunya dimulai sejak hilangnya mega merah, dan berakhir hingga terbitnya
fajar. Shalat isya’ ada 4 rakaat.

Ø Shalat sunnah beserta macam-macamnya

1.    Shalat sunnah rawatib, dikerjakan sebelum maupun sesudah shalat fardhu. Ada 2 macam:
muakad (2 rakaat sebelum dan sesudah dhuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’,
2 rakaat sebelum subuh) dan ghairu rawatib. Ghairu muakad (2 rakaat sebelum dan sesudah
dhuhur, 2 rakaat sebelum ashar, 2 rakaat sebelum maghrib, 2 rakaat sebelum isya’)

2.    Shalat Dhuha, waktu pelaksanaan kira-kira matahari telah naik sepenggalah sampai
tergelincir matahari. Jumlah rakaat shalat dhuha paling sedikit 2 paling banyak tidak ada batas
menurut golongan syafi’i.

3.    Salat istisqa, sholat mohon agar diturunkannya hujan akibat kekeringan disuatu daerah.

3) Puasa

Ø Pengertian Puasa

               Ash-shaum (Puasa) menurut bahasa berarti menahan.Sedangkan menurut syara’ adalah


menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai
terbenam matahari.

Ø Syarat-syarat puasa

1.      Islam.

2.      Baligh.

3.      Berakal.

4.      Mampu.

Ø Rukun puasa

1.      Niat.

2.      Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa (makan, minum, dll).

3.      Waktu puasa yaitu pada siang hari semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Ø Sunah puasa

1.      Menyegerakan berbuka.

2.      Berbuka dengan ruthab (kurma basah), kurma kering, air.

3.      Membaca do’a ketika berbuka.

4.      Mengakhirkan makan sahur.

Ø Batal puasa
1.      Murtad.

2.      Muntah sengaja.

3.      Haid atau nifas.

4.      Bekam.

Ø Macam-macam puasa

          Menurut syara’ puasa itu ada 2 macam: puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib dibagi
lagi menjadi 3 macam: wajib karena waktunya (puasa ramadhan), wajib karena suatu sebab (puasa
kifarat), wajib karena seseorang mewajibkan puasa atas dirinya (puasa nazar). Macam puasa
sunah, yaitu: puasa 6 hari setelah tanggal 1 syawal, puasa senin kamis, puasa hari arafah, puasa 10
Muharam (puasa Asyura).

4) Zakat

Ø Pengertian Zakat

   Zakat berarti bersih, bertambah, dan berkah.Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan
seseorang kepada orang yang berhak menerimazakat yang sesuai dengan ketentuan hukum syara’
yang berlaku.

Ø Harta yang wajib dizakati

1.    Binatang ternak. Berupa hewan unta, sapi, kambing. Syaratnya: digembalakan di padang
rumput, ternak tersebut tidak untuk bertani, telah mencapai nisab.

2.    Barang tambang (emas dan perak). Mencapai nisab zakatnya 2,5 %.

3.    Hasil tanaman (biji-bijian atau buah-buahan). Mencapai nisab dan zakatnya 2,5%.

4.    Harta perniagaan. Dasar hukum terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 267.

5.    Barang temuan.

Ø Mustahiq Zakat (penerima zakat)[3]

1.    Orang fakir, orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan, maupun usaha, jika memiliki
namun hasilnya kecil dan tidak mampu mencukupi kehidupan sehari-hari.

2.    Orang miskin, orang yang mempunyai harta, usaha, dan pekerjaan tetapi hasilnya belum bisa
mencukupi kebutuhan namun tidak seperti orang fakir.

3.    Amilin, panitia zakat sebagai imbalan atas tugasnya.

4.    Muallaf, orang yang baru masuk Islam.

5.    Hamba sahaya, yang sudah dijanjikan tuannya pembebasan, diberi bagian zakat agar mampu
memerdekakan dirinya, tetapi pada jaman sekarang sudah tidak ada lagi perbudakan.

6.    Garim, orang yang mempunyai hutang.

7.    Fi sabilillah, orang yang berjuang di jalan Allah.


8.    Ibnu sabil, orang yang mengadakan perjalanan jauh dari satu kampong ke kampong lain.

Ø Orang yang tidak berhak menerima zakat

1.    Orang kaya harta.

2.    Budak, selain budak mukatab diatas.

3.    Bani Hasyim dan Muthalib.

4.    Orang kafir.

Ø Macam zakat

1.    Zakat fitrah, zakat pribadi yang wajib di keluarkan pada bulan ramadhan. Syarat wajibnya
antara lain: islam, ada kelebihan makanan untuk dirinya maupun keluarganya, orang itu ada ketika
matahari terbenam pada hari terakhir bulan ramadhan. Harta yang dikeluarkan untuk zakat fitrah
adalah makanan pokok yang ada di negerinya, missal beras, gandum dll. Waktu mengeluarkan
zakat fitrah yaitu pada awal bulan ramadhan dan di sunahkan di akhir bulan ramadhan. Sedangkan
waktu yang paling afdhal adalah ketika selesai shalat subuh dan sebelum shalat idul fitri. Jika
dikeluarkan setelah shalat idul fitri maka dihukumi shadaqah biasa. Sebagian ulama’ fiqih
berpendapat bahwa untuk membayar zakat fitrah itu ada 5 waktu: jawaz (harus, sejak awal
ramadhan), wajib (bila matahari telah terbenam), afdhal (sebelum mengerjakan shalat idul fitri),
makruh (sesudah shalat hari raya), haram (sesudah selesai hari raya/ besok harinya).

2.    Zakat mal, harta dari kekayaan yang wajib di keluarkan oleh seseorang untuk diberikan
kepada orang yang berhak menerima dengan syarat-syarat tertentu. Hukumnya fardhu ‘ain.
Syaratnya yaitu: islam, merdeka, milik sendiri, cukup satu nisab, mencapai setahun.

5) Haji/Umrah

Ø Pengertian haji

               Haji menurut bahasa berarti menyengaja.Menurut istilah ialah sengaja mengunjungi


Makah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah yang terdiri dari tawaf, sa’i, wukuf, dsb guna
memenuhi perintah Allah dan mengharap ridha-Nya.Hukumnya wajib bagi orang yang mampu.

Ø Pengertian umrah

               Umrah dari segi bahasa berarti ziarah/ kunjungan.Menurut syari’at, umrah adalah
menyucikan jiwa dari dosa-dosa agar mendapat kemuliaan dari Allah di akhirat.

Ø Syarat wajib Haji/ umrah

1.    Islam.

2.    Baligh.

3.    Berakal sehat.

4.    Merdeka.

5.    Mampu.

Ø Rukun Haji
               Rukun haji ada 4, yaitu: ihram, thawaf, sa’I, dan wukuf di Arafah. Adapun rukun dari
umrah yaitu: ihram, thawaf, dan sa’i. 

Ø Waktu haji/ umrah

               Dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar hari raya haji (tanggal 10 bulan haji).Bulan
haji yang pelaksanaannya adalah 9, 10, 11, 12, dan 13 bulan haji.Jika diluar tanggal yang telah
ditetapkan maka dihukumi umrah.Menurut para ulama’ waktu mengerjakan ibadah umrah tidak
terikat pada waktu tertentu, dapat dilakukan setiap waktu sesuai kesanggupan kecuali pada hari
tertentu seperti: hari arafah, hari idul adha, dan hari tasyri’.

3.       Pengertian dan Pembagian Fiqih Muamalah

Ø  Pengertian fiqh muamalah menurut terminology  dapat dibagi menjadi dua.

·      Pengertian fiqih muamalah dalam arti luas

                 Fiqih muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan
duniawi dan social kemasyarakatan.

·      Pengertian fiqih muamalah dalam arti sempit

     Fiqih muamalah dalam arti sempit menekankan keharusan untuk menaati aturan Alloh yang
telah ditetapkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur,
mengelola dan mengembangkan mal (harta benda).

Ø  Pembagian fiqh muamalah

·      Ibn Abidin, salah seorang yang mendefinisikan fiqh muamalah dalam arti luas, membaginya
menjadi lima bagian :

1.     Muawadhah Maliyah (Hukum Kebendaan)

2.    Munakahat (Hukum Perkawinan)

3.    Muhasanat (Hukum Acara)

4.    Amanat dan ‘Aryah (Pinjaman)

5.    Tirkah (Harta Peninggalan)

·      Sedangkan Al-Fikri , dalam kitab Al-Muamalah Al-madaniyah, wa Al-Adabiyah membagi


fiqih muamalah menjadi dua bagian :

1.    Al- Muamalah Al-Madiyah

2.    Al-Muamalah Al-Adabiyah

4. Ruang Lingkup Muamalah

1) HARTA

a.    Pengertian Harta
     Menurut etimologi harta adalah sesuatu yang tidak dikuasai manusia tidak bisa dinamakan
harta menurut bahasa, seperti burung di udara, ikan didalam air, pohon di hutan, dan barang
tambang yang ada di bumi.[4]

b.    Pembagian Harta

1.    Harta Muttawaqin dan Ghair Muttaqawwin

2.    Harta ‘Aqar dan Manqul

3.    Harta Mitsli dan Qimi

4.    Harta Istihlaki dan Isti’mali

5.    Hrta Mamluk, Mubah, dan Mahjur.

6.    Harta ‘Ain dan Dain

7.    Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi

8.    Harta Pokok dan Harta Hasil

2) AKAD

Ø Pengertian akad

               Akad secara umum yaitu segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan
keinginannya sendiriseperti wakaf, talak, pembebasan, atau sesuatu yang pembentukannya
membutuhkan keinginan dua orang seperti  jual-beli, perwakilan dan gadai.

               Sedangkan pengertian secara khusus yaitu perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul
berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.

Ø Pembagian Akad

1.    Berdasarkan ketentuan syara’ : Akad shahih, dan Akad tidak shahih.

2.    Berdasarkan penamaannya : Akad yang telah dinamai syara’ dan Akad yang belum dinamai
syara’.

3.    Berdasarkan maksud dan tujuan akad : kepemilikan, menghilangkan kepemilikan,


kemutlakan, perikatan dan penjagaan.

4.    Berdasarkan Zatnya : benda yang berwujud dan benda yang tidak berwujud.

5.    Sifat-sifat akad : akad tanpa syarat(akad munjiz), akad bersyarat (ghair munjiz), dan syarat
idhafah.

6.    Akhir Akad : Akad habis dengan pembatalan.


3) BA’I 

Ø Pengertian ba’i

               Menurut etimologi, jual beli diartikan sebagai pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang
lain). Kata lain dari al-ba’I adalah asy-syira’, al-mubadah, dan at-tijarah. [5]

Ø Hukum jual beli

               Ditinjau dari hokum dan sifat jual beli, jumhur ulama membagi jual beli menjadi dua
macam, yaitu jual beli yang dikategorikan sah (shahih) dan jual beli yang dikategorikan tidak sah.
Jual beli shahih adalah jual beli yang memenuhi ketentuan syariat. Hukumnya, sesuatu yang
diperjualbelikan menjadi milik yang melakukan akad. Sedangkan jual beli batal atau tidak sah
adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu rukun, atau yang tidak sesuai dengan syariat,
yakni orang yang akad buka ahlinya, seperti jual-beli yang dilakukan oleh orang gila atau anak
kecil.

Ø Jual beli yang dilarang dalam islam

1.    Terlarang sebab ahiah (ahli akad).

2.    Terlarang sebab shighat.

3.    Terlarang sebab ma’qud alaih (barang jualan)

4.    Terlarang sebab syara’.

Ø Macam-macam jual beli

1.    Jual beli saham (pesanan)

2.    Jual beli muqayadhah (barter)

3.    Jual beli mutlaq.

4.    Jual beli alat penukar dengan alat penukar.

4) KHIYAR

Ø Pengertian Khiyar

          Pengertian khiyar menurut ulama fiqih adalah suatu keadaan yang menyebabkan aqid
memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni menjadikan atau membatalkannya jika khiyar
tersebut berupa khiyar syarat, ‘aib atau ru’yah, atau hendaklah memilih diantara dua barang jika
khiyar ta’yin.

Ø Pembahasan Khiyar paling masyur

Ø Khiyar Syarat

     Suatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad atau masing-masing yang akad
atau selain kedua belah pihak yang akad memiliki hak atas pembatalan atau penetapan akad
selama waktu yang ditentukan.

Ø Khiyar Majlis
     Hak bagi semua pihak yang melakukan akad untuk membatalkan akad selagi masih berada
ditempat akad dan kedua pihak belum berpisah. Keduanya saling memilih sehingga muncul
kelaziman dalam akad.

Ø Khiyar ‘Aib (cacat)

     Keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan akad
atau menjadikannya sah.

5) Sewa- menyewa (Ijarah)

Ø Pengertian Ijarah

Menurut etimologi ijarah adalah (menjual manfaat). Demikian pula artinya menurut terminology
syara’. Ijarah adalah jual bei jasa (upah-mengupah), yakni mengambil manfaat manfaat tenaga
manusia, ada pula yang menerjemahkan sewa-menyewa, yakni mengambil manfaat dari barang.
[6]

Ø Pembagian Ijarah

a.    Hukum sewa-menyewa

     Dibolehkan ijarah atas barang mubah, seperti rumah, kamar dll, tetapi dilarang ijarah terhadap
benda-benda yang diharamkan.

b.    Hukum upah-mengupah

     Upah-mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal, yakni jual-beli jasa, biasanya berlaku dalam
beberapa hal seperti menjahitkan pakaian, membangun rumah,dll.

5) Pinjam-meminjam (Ariyah) Qarad

Menurut etimologi ariyah adalah diambil dari kata ‘aro yang berarti datang dan pergi. Menurut
sebagian pendapat, ariyah berasal dari kata at-ta’awuru yang sama artinya dengan saling menukar
dan mengganti yakni dalam tradisi pinjam-meminjam.

Secara etimologi, qarad berarti al-khod’u (potongan). Harta yang dibayarkan kepada muqtarid
(yang diajak akad qarad) dinamakan qarad, sebab merupakan potongan dari harta muqrid (orang
yang membayar). Pengertian qarad secara istilah, antara lain dikemukakan oleh ulama hanfiyah :
“sesuatu yang diberikan seseorang dari harta mitsil 9 yang memiliki perumpamaan) untuk
memenuhi kebutuhannya”.

6) Gadai (Rahn)

               Secara etimologi, rahn berarti tetap atau lama, yakni tetap berarti pengekangan dan
keharusan. Menurut terminology syara’, rahn berarti: penahanan terhadap suatu barang dengan
hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.

Hukum Rahn Shahih atau Rahn Lazim

Kelaziman rahn bergantung pada rahin, bukan murtahin.Rahn tidak memiliki kekuasaan yang
membatalkannya, sedangkan murtahin berhak membatalkannya kapan saja dia mau.[7]
7) Perkongsian atau Syirkah

Ø Pengertian Syirkah

          Secara etimologi, syirkah atau perkongsian yaitu percampuran, yakni bercampurnya salah
satu dari dua harta dengan harta yang lainnya, tanpa dapat dibedakan antara keduanya.

Ø PembagianSyirkah

          Syirkah terbagi atas dua macam, yaitu perkongsian amlak (kepemilikan) dan perkongsian
uqud (kontrak). Perkongian amlak adalah perkongsian yang bersifat memaksa dalam hokum
positif, sedangkan perkongsian uqud adalah perkongsian yang bersifat ikhtiariyah (pilihan
sendiri). Perkongsian amlak ada dua macam yaitu perkongsian sukarela (ikhtiar) adalah
perkongian yang muncul karena adanya kontrak dari dua orang yang bersekutu. Dan perkongsian
paksaan (ijbar) adalah perkongsian yang ditetapkan kepada dua orang atau lebih yang bukan
didasarkan atas perbuatan keduanya, seperti dua orang mewariskan sesuatu, maka yang diberi
waris menjadi sekutu mereka.

kurma atau pohon anggur, dengan perjanjian dia akan menyiram dan mengurusnya, kemudian
buahnya untuk mereka berdua.

8) Mudharabah atau Qiradh

Ø Mudharabah atau Qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah (perkongsian). Istilah
mudharabah digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan istilah
qiradh. Menurut bahasa, qiradh diambil dari kata al-korndu yang berarti potongan, sebab pemilik
memberikan potongan dari hartanya untuk diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta
tersebut, dan pengusah akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh.

Ø Jenis-jenis Mudharabah

          Mudharabah ada dua macam, yaitu mudharabah mutlak (al-mutlaq) dan mudharabah terikat
(al-muqayyad). Mudharabah mutlak adalah penyerahan modal seseorang kepada pengusaha tanpa
memberikan batasan, sedangkan mudharabah muqayyad adalah penyerahan modal seseorang
kepada pengusaha dengan memberikan batasan.

9) Pemberian tanpa pengganti (hibah, sedekah, hadiah)

               Pengertian hibah, menurut bahasa hampir sama dengan pengertian sedekah, hadiah, dan
athiyah. Adapun perbebedaanya sebagai berikut :

·      Jika pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT
dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa menharapkan pengganti pemberian
tersebut dinamakan sedekah.

·      Jika pemberian tersebut dimaksutkan untuk mengagungkan atau karena rasa cinta, dinamakan
hadiah.

·      Jika diberikan tanpa maksud yang ada pada sedekah dan hadiah dinamakan hibah.

·      Jika hibah tersebut diberikan seseorang kepada orang lain saat ia sakit menjelang
kematiannya, dinamakan athiyah.[8]
10) Riba

Menurut etimologi riba berarti tambahan. Menurut ulama hanabiyah riba adalah“pertambahan
sesuatu yang dikhususkan”. Sedangkan menurut Hanafiyah riba yaitu”tambahan pada harta
pengganti dalam pertukaran harta dengan harta.

Ø Macam-macam riba menurut Jumhur Ulama

a.    Riba fadhl adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya
tambahan pada salah satu benda tersebut.

b.    Riba Nasi’ah, menurut ulama Hanafiyah riba nasi’ah adalah “memberikan kelebihan terhadap
pembayaran dari yang ditangguhkan, memberikan kelebihan pada benda yang ditakar atau
ditimbang yang berbedajenis atau selain dengan yang ditakar dan ditimbang yang sama jenisnya.” 

C.   KESIMPULAN

Ibadah merupakan penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan
merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati ikhlas sesuai dengan berbagai ketentuan yang
berlaku di agama.Ruang lingkup ibadah diantaranya: 1.Thaharah yang meliputi: Macam-macam
air, Najis, Istinja’, Wudhu, Mandi, dan Tayamum.2.Shalat, 3.Puasa, 4.Zakat, 5.Haji/Umrah.

Muamalah yaitu aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan
manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan social
kemasyarakatan. Ruang lingkup muamalah diantaranya: Harta, akad, ba’i, khiyar, ijarah, qarad,
rahn, syirkah, qiradh, hibah, dan riba.

DAFTAR PUSTAKA:

Anda mungkin juga menyukai