Pengertian Ibadah
berarti hamba atau budak, yakni seorang yang tidak memiliki apa-apa, dimana dirinya dan seluruh
harta yang dimiliki adalah milik tuannya, kepada tuannyalah seorang hamba mengabdikan
hidupnya untuk memperoleh ridho dan bukan kemurkaan dari tuannya. Secara terminologi ibadah
merupakan penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan
merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati ikhlas sesuai dengan berbagai ketentuan yang
berlaku di agama. Didalam ibadah Mahdahah terdapat 4 prinsip, yaitu:
Ø Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
Ø Bersifat supra rasional (diatas jangkauan akal) karena ini merupakan wahyu langsung dari
Allah SWT.
Ø Azaznya merupakan sebuah ketaatan ataupun kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya.
1) Thaharah
Thaharah, secara bahasa berarti bersih dan suci.Secara istilah thaharah adalah
menghilangkan sesuatu yang ada dibadan yang dapat menghalangi sahnya shalat dan lainnya.
Didalamnya terdapat 6 permasalahan, yakni[1]:
· Macam-macam air
· Najis
· Istinja’
· Wudhu
· Mandi
· Tayamum
Ø Macam-macam air
1. Airsuci lagi mensucikan.Yaitu, air yang mutlak yang belum berubah keadaanya.Seperti: air
hujan, air sumur, air laut dll.
2. Air suci tetapi tidak mensucikan.Yaitu, air yang telah berubah warna, rasa atau bau karena
sesuatu tetapi bukan najis. Seperti: air kopi, air the, dll.
3. Air najis. Yaitu, air yang telah berubah warna, rasa, bau dikarenakan sudah tercampur najis.
Seperti: air dalam wadah yang terkena kotoran hewan sehingga merubah warna dll.
Ø Najis
Secara bahasa berarti kotor. Secara istilah yaitu kotoran dengan jumlah tertentu yang
menghalangi sahnya shalat, seperti darah, dan khamr.
Istinja’ adalah membersihkan kotoran yang keluar dua jalan (dubur dan qubul) dengan
air. Istijmar adalah membersihkan kotoran yang keluar dari dua jalan (dubur dan qubul) dengan
batu, kertas, atau yang lainnya.
Ø Wudhu
Ø Mandi
Ø Tayamum
Tayamum secara bahasa yaitu sengaja.Sedangkan secara istilah berati mengusap wajah
dan dua telapak tangan hingga pergelangan tangan dengan debu yang suci.
2) Shalat
Ø Pengertian
Menurut bahasa shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ yaitu bentuk ibadah yang
terdiri atas perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Dalam hadis Nabi SAW menjelaskan bahwa pertama kali diwajibkan shalat oleh Allah
SWT disampaikan secara langsung ketika isra’ mi’raj tanpa melalui perantara. Shalat ada 2
macam, yaitu: fardhu ‘ain (wajib) dan fardhu kifayah (satu melakukan yang lain gugur).
3. Kalau tidak sanggup duduk maa shalatlah dengan miring menghadap arah kiblat.
4. Kalau tidak sanggup berbaring maka dengan terlentang dan kedua kaki kearah kiblat.
Ø Syarat-syarat shalat
1. Niat
2. Islam
3. Berakal
4. Tamyis
5. Masuk waktunya
6. Bersuci
7. Menghadap kiblat
8. Menutup aurat
Ø Rukun shalat
2. Takbiratul ihram
4. Ruku’
5. I’tidal
6. Sujud
10. Tasyahud akhir
13. Salam
14. tertib
1. Shalat Subuh, waktunya dimulai sejak terbitnya fajar shadiq, yaitu semacam cahaya terang
yang menyebar disepanjang langit, hingga terbitnya matahari. Shalat subuh ada 2 rakaat.
2. Shalat Dhuhur, waktunya dimulai sejak matahari tergelincir miring disebelah barat dan
berakhir hingga panjang bayang-bayang setiap benda persis dengan ukuran bendanya. Shalat
dhuhur ada 4 rakaat.
3. Shalat Ashar, waktunya dimulai semenjak habisnya waktu shalat dhuhur dan berakhir hingga
terbenamnya matahari. Shalat ashar ada 4 rakaat.
4. Shalat Maghrib, waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya mega
merah. Shalat maghrib ada 3 rakaat.
5. Shalat Isya’, waktunya dimulai sejak hilangnya mega merah, dan berakhir hingga terbitnya
fajar. Shalat isya’ ada 4 rakaat.
1. Shalat sunnah rawatib, dikerjakan sebelum maupun sesudah shalat fardhu. Ada 2 macam:
muakad (2 rakaat sebelum dan sesudah dhuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’,
2 rakaat sebelum subuh) dan ghairu rawatib. Ghairu muakad (2 rakaat sebelum dan sesudah
dhuhur, 2 rakaat sebelum ashar, 2 rakaat sebelum maghrib, 2 rakaat sebelum isya’)
2. Shalat Dhuha, waktu pelaksanaan kira-kira matahari telah naik sepenggalah sampai
tergelincir matahari. Jumlah rakaat shalat dhuha paling sedikit 2 paling banyak tidak ada batas
menurut golongan syafi’i.
3. Salat istisqa, sholat mohon agar diturunkannya hujan akibat kekeringan disuatu daerah.
3) Puasa
Ø Pengertian Puasa
Ø Syarat-syarat puasa
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Mampu.
Ø Rukun puasa
1. Niat.
2. Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa (makan, minum, dll).
3. Waktu puasa yaitu pada siang hari semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Ø Sunah puasa
1. Menyegerakan berbuka.
Ø Batal puasa
1. Murtad.
2. Muntah sengaja.
4. Bekam.
Ø Macam-macam puasa
Menurut syara’ puasa itu ada 2 macam: puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib dibagi
lagi menjadi 3 macam: wajib karena waktunya (puasa ramadhan), wajib karena suatu sebab (puasa
kifarat), wajib karena seseorang mewajibkan puasa atas dirinya (puasa nazar). Macam puasa
sunah, yaitu: puasa 6 hari setelah tanggal 1 syawal, puasa senin kamis, puasa hari arafah, puasa 10
Muharam (puasa Asyura).
4) Zakat
Ø Pengertian Zakat
Zakat berarti bersih, bertambah, dan berkah.Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan
seseorang kepada orang yang berhak menerimazakat yang sesuai dengan ketentuan hukum syara’
yang berlaku.
1. Binatang ternak. Berupa hewan unta, sapi, kambing. Syaratnya: digembalakan di padang
rumput, ternak tersebut tidak untuk bertani, telah mencapai nisab.
3. Hasil tanaman (biji-bijian atau buah-buahan). Mencapai nisab dan zakatnya 2,5%.
5. Barang temuan.
1. Orang fakir, orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan, maupun usaha, jika memiliki
namun hasilnya kecil dan tidak mampu mencukupi kehidupan sehari-hari.
2. Orang miskin, orang yang mempunyai harta, usaha, dan pekerjaan tetapi hasilnya belum bisa
mencukupi kebutuhan namun tidak seperti orang fakir.
5. Hamba sahaya, yang sudah dijanjikan tuannya pembebasan, diberi bagian zakat agar mampu
memerdekakan dirinya, tetapi pada jaman sekarang sudah tidak ada lagi perbudakan.
4. Orang kafir.
Ø Macam zakat
1. Zakat fitrah, zakat pribadi yang wajib di keluarkan pada bulan ramadhan. Syarat wajibnya
antara lain: islam, ada kelebihan makanan untuk dirinya maupun keluarganya, orang itu ada ketika
matahari terbenam pada hari terakhir bulan ramadhan. Harta yang dikeluarkan untuk zakat fitrah
adalah makanan pokok yang ada di negerinya, missal beras, gandum dll. Waktu mengeluarkan
zakat fitrah yaitu pada awal bulan ramadhan dan di sunahkan di akhir bulan ramadhan. Sedangkan
waktu yang paling afdhal adalah ketika selesai shalat subuh dan sebelum shalat idul fitri. Jika
dikeluarkan setelah shalat idul fitri maka dihukumi shadaqah biasa. Sebagian ulama’ fiqih
berpendapat bahwa untuk membayar zakat fitrah itu ada 5 waktu: jawaz (harus, sejak awal
ramadhan), wajib (bila matahari telah terbenam), afdhal (sebelum mengerjakan shalat idul fitri),
makruh (sesudah shalat hari raya), haram (sesudah selesai hari raya/ besok harinya).
2. Zakat mal, harta dari kekayaan yang wajib di keluarkan oleh seseorang untuk diberikan
kepada orang yang berhak menerima dengan syarat-syarat tertentu. Hukumnya fardhu ‘ain.
Syaratnya yaitu: islam, merdeka, milik sendiri, cukup satu nisab, mencapai setahun.
5) Haji/Umrah
Ø Pengertian haji
Ø Pengertian umrah
Umrah dari segi bahasa berarti ziarah/ kunjungan.Menurut syari’at, umrah adalah
menyucikan jiwa dari dosa-dosa agar mendapat kemuliaan dari Allah di akhirat.
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal sehat.
4. Merdeka.
5. Mampu.
Ø Rukun Haji
Rukun haji ada 4, yaitu: ihram, thawaf, sa’I, dan wukuf di Arafah. Adapun rukun dari
umrah yaitu: ihram, thawaf, dan sa’i.
Dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar hari raya haji (tanggal 10 bulan haji).Bulan
haji yang pelaksanaannya adalah 9, 10, 11, 12, dan 13 bulan haji.Jika diluar tanggal yang telah
ditetapkan maka dihukumi umrah.Menurut para ulama’ waktu mengerjakan ibadah umrah tidak
terikat pada waktu tertentu, dapat dilakukan setiap waktu sesuai kesanggupan kecuali pada hari
tertentu seperti: hari arafah, hari idul adha, dan hari tasyri’.
Fiqih muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan
duniawi dan social kemasyarakatan.
Fiqih muamalah dalam arti sempit menekankan keharusan untuk menaati aturan Alloh yang
telah ditetapkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur,
mengelola dan mengembangkan mal (harta benda).
· Ibn Abidin, salah seorang yang mendefinisikan fiqh muamalah dalam arti luas, membaginya
menjadi lima bagian :
2. Al-Muamalah Al-Adabiyah
1) HARTA
a. Pengertian Harta
Menurut etimologi harta adalah sesuatu yang tidak dikuasai manusia tidak bisa dinamakan
harta menurut bahasa, seperti burung di udara, ikan didalam air, pohon di hutan, dan barang
tambang yang ada di bumi.[4]
b. Pembagian Harta
2) AKAD
Ø Pengertian akad
Akad secara umum yaitu segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan
keinginannya sendiriseperti wakaf, talak, pembebasan, atau sesuatu yang pembentukannya
membutuhkan keinginan dua orang seperti jual-beli, perwakilan dan gadai.
Sedangkan pengertian secara khusus yaitu perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul
berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.
Ø Pembagian Akad
2. Berdasarkan penamaannya : Akad yang telah dinamai syara’ dan Akad yang belum dinamai
syara’.
4. Berdasarkan Zatnya : benda yang berwujud dan benda yang tidak berwujud.
5. Sifat-sifat akad : akad tanpa syarat(akad munjiz), akad bersyarat (ghair munjiz), dan syarat
idhafah.
Ø Pengertian ba’i
Menurut etimologi, jual beli diartikan sebagai pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang
lain). Kata lain dari al-ba’I adalah asy-syira’, al-mubadah, dan at-tijarah. [5]
Ditinjau dari hokum dan sifat jual beli, jumhur ulama membagi jual beli menjadi dua
macam, yaitu jual beli yang dikategorikan sah (shahih) dan jual beli yang dikategorikan tidak sah.
Jual beli shahih adalah jual beli yang memenuhi ketentuan syariat. Hukumnya, sesuatu yang
diperjualbelikan menjadi milik yang melakukan akad. Sedangkan jual beli batal atau tidak sah
adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu rukun, atau yang tidak sesuai dengan syariat,
yakni orang yang akad buka ahlinya, seperti jual-beli yang dilakukan oleh orang gila atau anak
kecil.
4) KHIYAR
Ø Pengertian Khiyar
Pengertian khiyar menurut ulama fiqih adalah suatu keadaan yang menyebabkan aqid
memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni menjadikan atau membatalkannya jika khiyar
tersebut berupa khiyar syarat, ‘aib atau ru’yah, atau hendaklah memilih diantara dua barang jika
khiyar ta’yin.
Ø Khiyar Syarat
Suatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad atau masing-masing yang akad
atau selain kedua belah pihak yang akad memiliki hak atas pembatalan atau penetapan akad
selama waktu yang ditentukan.
Ø Khiyar Majlis
Hak bagi semua pihak yang melakukan akad untuk membatalkan akad selagi masih berada
ditempat akad dan kedua pihak belum berpisah. Keduanya saling memilih sehingga muncul
kelaziman dalam akad.
Keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan akad
atau menjadikannya sah.
Ø Pengertian Ijarah
Menurut etimologi ijarah adalah (menjual manfaat). Demikian pula artinya menurut terminology
syara’. Ijarah adalah jual bei jasa (upah-mengupah), yakni mengambil manfaat manfaat tenaga
manusia, ada pula yang menerjemahkan sewa-menyewa, yakni mengambil manfaat dari barang.
[6]
Ø Pembagian Ijarah
a. Hukum sewa-menyewa
Dibolehkan ijarah atas barang mubah, seperti rumah, kamar dll, tetapi dilarang ijarah terhadap
benda-benda yang diharamkan.
b. Hukum upah-mengupah
Upah-mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal, yakni jual-beli jasa, biasanya berlaku dalam
beberapa hal seperti menjahitkan pakaian, membangun rumah,dll.
Menurut etimologi ariyah adalah diambil dari kata ‘aro yang berarti datang dan pergi. Menurut
sebagian pendapat, ariyah berasal dari kata at-ta’awuru yang sama artinya dengan saling menukar
dan mengganti yakni dalam tradisi pinjam-meminjam.
Secara etimologi, qarad berarti al-khod’u (potongan). Harta yang dibayarkan kepada muqtarid
(yang diajak akad qarad) dinamakan qarad, sebab merupakan potongan dari harta muqrid (orang
yang membayar). Pengertian qarad secara istilah, antara lain dikemukakan oleh ulama hanfiyah :
“sesuatu yang diberikan seseorang dari harta mitsil 9 yang memiliki perumpamaan) untuk
memenuhi kebutuhannya”.
6) Gadai (Rahn)
Secara etimologi, rahn berarti tetap atau lama, yakni tetap berarti pengekangan dan
keharusan. Menurut terminology syara’, rahn berarti: penahanan terhadap suatu barang dengan
hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.
Kelaziman rahn bergantung pada rahin, bukan murtahin.Rahn tidak memiliki kekuasaan yang
membatalkannya, sedangkan murtahin berhak membatalkannya kapan saja dia mau.[7]
7) Perkongsian atau Syirkah
Ø Pengertian Syirkah
Secara etimologi, syirkah atau perkongsian yaitu percampuran, yakni bercampurnya salah
satu dari dua harta dengan harta yang lainnya, tanpa dapat dibedakan antara keduanya.
Ø PembagianSyirkah
Syirkah terbagi atas dua macam, yaitu perkongsian amlak (kepemilikan) dan perkongsian
uqud (kontrak). Perkongian amlak adalah perkongsian yang bersifat memaksa dalam hokum
positif, sedangkan perkongsian uqud adalah perkongsian yang bersifat ikhtiariyah (pilihan
sendiri). Perkongsian amlak ada dua macam yaitu perkongsian sukarela (ikhtiar) adalah
perkongian yang muncul karena adanya kontrak dari dua orang yang bersekutu. Dan perkongsian
paksaan (ijbar) adalah perkongsian yang ditetapkan kepada dua orang atau lebih yang bukan
didasarkan atas perbuatan keduanya, seperti dua orang mewariskan sesuatu, maka yang diberi
waris menjadi sekutu mereka.
kurma atau pohon anggur, dengan perjanjian dia akan menyiram dan mengurusnya, kemudian
buahnya untuk mereka berdua.
Ø Mudharabah atau Qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah (perkongsian). Istilah
mudharabah digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan istilah
qiradh. Menurut bahasa, qiradh diambil dari kata al-korndu yang berarti potongan, sebab pemilik
memberikan potongan dari hartanya untuk diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta
tersebut, dan pengusah akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh.
Ø Jenis-jenis Mudharabah
Mudharabah ada dua macam, yaitu mudharabah mutlak (al-mutlaq) dan mudharabah terikat
(al-muqayyad). Mudharabah mutlak adalah penyerahan modal seseorang kepada pengusaha tanpa
memberikan batasan, sedangkan mudharabah muqayyad adalah penyerahan modal seseorang
kepada pengusaha dengan memberikan batasan.
Pengertian hibah, menurut bahasa hampir sama dengan pengertian sedekah, hadiah, dan
athiyah. Adapun perbebedaanya sebagai berikut :
· Jika pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT
dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa menharapkan pengganti pemberian
tersebut dinamakan sedekah.
· Jika pemberian tersebut dimaksutkan untuk mengagungkan atau karena rasa cinta, dinamakan
hadiah.
· Jika diberikan tanpa maksud yang ada pada sedekah dan hadiah dinamakan hibah.
· Jika hibah tersebut diberikan seseorang kepada orang lain saat ia sakit menjelang
kematiannya, dinamakan athiyah.[8]
10) Riba
Menurut etimologi riba berarti tambahan. Menurut ulama hanabiyah riba adalah“pertambahan
sesuatu yang dikhususkan”. Sedangkan menurut Hanafiyah riba yaitu”tambahan pada harta
pengganti dalam pertukaran harta dengan harta.
a. Riba fadhl adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya
tambahan pada salah satu benda tersebut.
b. Riba Nasi’ah, menurut ulama Hanafiyah riba nasi’ah adalah “memberikan kelebihan terhadap
pembayaran dari yang ditangguhkan, memberikan kelebihan pada benda yang ditakar atau
ditimbang yang berbedajenis atau selain dengan yang ditakar dan ditimbang yang sama jenisnya.”
C. KESIMPULAN
Ibadah merupakan penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan
merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati ikhlas sesuai dengan berbagai ketentuan yang
berlaku di agama.Ruang lingkup ibadah diantaranya: 1.Thaharah yang meliputi: Macam-macam
air, Najis, Istinja’, Wudhu, Mandi, dan Tayamum.2.Shalat, 3.Puasa, 4.Zakat, 5.Haji/Umrah.
Muamalah yaitu aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan
manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan social
kemasyarakatan. Ruang lingkup muamalah diantaranya: Harta, akad, ba’i, khiyar, ijarah, qarad,
rahn, syirkah, qiradh, hibah, dan riba.
DAFTAR PUSTAKA: