Anda di halaman 1dari 10

KISI-KISI SOAL

MUSABAQAH FAHMIL QUR’AN


PERINGATAN TAHUN BARU ISLAM 1433 H.
SMK NEGERI 2 SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH BUMBU

ILMU FIQH

1. Hukum dalam Islam ada 5 macam,


a. Wajib: perintah yang mesti dikerjakan, apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan mendapat dosa;
b. Sunnah: yakni anjuran, apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan
tidak berdosa;
c. Mubah/ Jaiz: yakni sesuatu yang boleh dikerjakan dan juga boleh ditinggalkan, dan
dikerjakan atau ditinggalkan tidak berpahala dan juga tidak berdosa;
d. Makruh: yakni larangan yang tidak keras, apabila dilanggar tidak berdosa, dan jika
ditinggalkan mendapat pahala;
e. Haram: yaitu larangan keras, jika dikerjakan berdosa, dan ditinggalkan berpaha.
2. Penggalian hukum (istimbath hukum) dalam islam ada 4. Yaitu: al-Qur’an, Hadis, Ijma’
(kesepakatan ulama), dan Qias (analogy);
3. Imam Mazhab paling masyhur (terkenal) dalam dunia Islam ada 4 orang, yaitu: Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali;
4. Thaharah dalam ilmu fiqh (hukum islam) adalah bersuci, yakni bersuci dari Hadas dan
Najis.
5. Jika seseorang berhadas, baginya wajib bersuci dengan tatacara yang telah ditentukan
untuk menunaikan ibadah yang diwajibkan atau disunnahkan, cara bersuci dari hadas ini
ada 3 macam: 1. Mandi (jika seseorang berhadas besar), 2. Wudhu (jika seseorang
berhadas kecil), dan 3. Tayammum (jika seseorang berhadas besar atau kecil namun
tidak ditemukannya air dalam batas-batas yang ditentukan).
6. Rukun Mandi ada 2 macam; 1. Niat, dan 2. Meratakan air keseluruh tubuh;
7. Seseorang dinyatakan berhadas besar dan diwajibkan mandi jika mengalami, 1.
Bersetubuh, 2. Keluar mani, 3. Mati, 4. Haid, 5. Nifas, dan 6. Melahirkan;
8. Rukun wudlu ada 6 perkara; 1. Niat, 2. Membasuh Muka, 3. Membasuk dua tangan
hingga siku, 4. Menyapu sebagian kepala, 5. Membasuh dua kaki sampai mata kaki, dan
6. Tertib (berurutan);
9. Hal yang membatalkan wudlu adalah:
a. Keluar sesuatu dari 2 pintu Qubul maupun Dubur, baik zat ataupun angin;
b. Hilang akal, baik karena mabuk atau gila;
c. Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan yang dewasa dan keduanya bukan
“Mahram”;
d. Menyentuh kemaluan (Qubul atau Dubur) dengan telapak tangan;
10. Syarat-syarat wudlu adalah: a. Islam, b. Mumayiz, c. Tidak berhadas besar, d. Dengan air
suci dan menyucikan, e. Tidak ada yang menghalangi sampainya air kekulit anggota
wudlu;
11. Benda-benda yang termasuk najis adalah:
a. Bangkai binatang darat yang berdarah selain dari mayat manusia;
b. Darah;
c. Nanah;
d. Segala benda cair atau padat yang keluar dari dua pintu Qubul atau Dubur, selain
mani
e. Arak/ minuman keras yang memabukkan
f. Anjing dan Babi
g. Bagian tubuh binatang yang diambil dari tubuhnya selagi hidup.
12. Najis itu terbagi 3, yaitu: 1. Najis Mukhaffafah (Ringan), 2. Najis Mutawassithah
(sedang), dan 3. Najis Mughallazah (berat).
13. Cara menyucikan benda yang kena Najis Mukhaffafah adalah dengan memercikkan air
kebagian yang kena najis, seperti kencing Bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain
air susu ibu (ASI);
14. Najis mutawassithah dianggap suci apabila sudah hilang; warna, bau, dan rasanya;
15. Membasuh benda yang kena najis Mughallazah (najis besar) adalah dengan cara 7 kali
cuci dengan air dan salah satunya dicuci dengan air tanah;
16. Darah yang keluar dari rahim perempuan ada 3 macam: 1. Darah Haid (kotorang), Darah
Nifas (darah setelah melahirkan), dan 3. Darah Penyakit.
17. Waktu Shalat Zuhur adalah setelah tergelincir matahari dari pertengahan langit dan
berakhir setelah bayang-bayang benda sama dengan panjang benda tersebut;
18. Waktu shalat ashar adalah ketika bayangan benda melebihi benda tersebut, dan
berakhir ketika terbenamnya matahari;
19. Waktu shalat magrib adalah dari terbenamnya matahari hingga hilangnya syafaq
(bayangan merah terbenamnya matahari dan bayangan putih setelahnya);
20. Waktu shalat isya adalah setelah tenggelamnya syafaq hingga terbit fajar kedua,
menandakan datangnya shalat subuh;
21. Waktu shalat subuh ialah mulai dari terbit fajar kedua hingga terbitnya matahari.
22. Syarat-syarat sah shalat adalah: a. suci dari hadas besar dan kecil, 2. Suci badan, pakaian
dan tempat dari najis, 3. Menutup aurat, 4. Mengetahui masuknya waktu shalat, 5.
Menghadap ke kiblat;
23. Rukun shalat ada 13, yakni: 1. Niat, 2. Berdiri bagi orang yang kuat, 3. Takbiratul Ihram,
4. Membaca surah Fatihah, 5. Rukuk serta tuma’ninah, 6. I’tidal serta tuma’ninah, 7.
Sujud dua kali serta tuma’ninah, 8. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah, 9.
Duduk untuk tahiyat, 10. Membaca tasyahud akhir, 11. Membaca shalawat atas Nabi
saw, 12. Memberi salam yang pertama, 13. Tertib;
24. Hal-hal yang membatalkan shalat adalah : 1. Meninggalkan salah satu rukun shalat, 2.
Meninggalkan salah satu syarat, 3. Sengaja berbicara dengan kata-kata yang biasa
ditujukan pada manusia, 4. Banyak bergerak lebih dari tiga kali berturut-turut selain
gerakan shalat, 5. Makan dan minum;
25. Sujud sahwi adalah sujud karena lupa, sujud ini dilakukan karena; 1. Ketinggalan tahiyat
awal atau qunut, 2. Kelebihan rakaat, rukuk, atau sujudkarena lupa, 3. Karena syak
(ragu-ragu) terhadap jumlah rakaat yang telah dilakukan, 4. Kurangnya raka’at karena
lupa..
26. Sujud tilawah adalah sujud bacaan, jika seseorang membaca ayat-ayat sajadah (sujud)
maka disunnahkan sujud baik bagi yang membacanya maupun bagi yang
mendengarnya;
27. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengikuti shalat fardlu. Shalat sunnah
rawatib itu adalah 2 rakaat sebelum subuh, 2 rakaat sebelum shalat zuhur, 2 rakaat
sesudah shalat zuhur, 2 rakaat sesudah shalat magrib, 2 rakaat sesudah shalat isya;
28. Waktu yang dilarang shalat sunnah adalah: 1. Sesudah shalat subuh hingga terbitnya
matahari, 2. Sesudah shalat ashar hingga terbenamnya matahari, 3. Tatkala Istiwa
(matahari persis di atas ubun-ubun), 4. Tatkala terbit matahari hingga matahari setinggi
tombak (jam zawaliyah), 5. Tatkala matahari hampir terbenam hingga terbenamnya,;
29. Macam-macam shalat sunah adalah:
a. Shalat 2 hari raya (baik Fitri atau adha)
b. Shalat gerhana matahari dan bulan
c. Shalat istisqa (minta hujan)
d. Shalat sunnah rawatib (shalat yang mengikuti shalat fardu)
e. Shalat sunnah jum’at
f. Shalat tahiyat masjid (bagi yang masuk masjid)
g. Shalat safar (shalat ketika mau bepergian)
h. Shalat wudlu
i. Shalat dhuha
j. Shalat tahajjud
k. Shalat witir
l. Shalat tarawih
m. Shalat istikharah (shalat dimudahkan atau mau memilih sesuatu yang baik)
n. Shalat sunnah mutlaq
30. Kewajiban seorang muslim terhadap saudara muslim yang meninggal dunia (mati) ada 4
macam, yakni; 1. Memandikan, 2. Mengkafani, 3. Menshalatkan, dan menguburkan.
31. Rukun shalat jenazah : 1. Niat, 2. Takbir empat kali dengan takbiratul ihram, 3.
Membaca fatihah sesudah takbiratul ihram, 4. Membaca shalawat atas Nabi sesudah
takbir kedua, 5. Mendo’akan mayat sesudah takbir ketiga, 6. Berdiri jika mampu, 7.
Memberi salam.
32. Benda yang wajib dizakati adalah: 1. Binatang Ternak, 2. Emas dan Perak, 3. Biji
Makanan yang mengenyangkan, 4. Buah-buahan, 5. Harta Perniagaan;
33. Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan bagi tiap orang yang beriman, baik kaya atau
miskin, besar atau kecil, tua ataupun yang baru lahir sebelum datangnya hari raya idul
fitri. Dibayar dengan 1 sa’ (3,1 liter) makanan pokok penduduk setempat.
34. Zakat Rikaz adalah zakat harta terpendam, yakni harta yang kita dapatkan dari hasil
temuan. Baik itu temuan dengan cara menggali/ nambang dan lain sebagainya,
mengeluarkan zakat rikaz ini tidak perlu menunggu haul (satu tahun), namun
dikeluarkan sewaktu ditemukan dan jumlah yang wajib dikeluarkan adalah 20% atau ⅕
dari harta temuan yang jumlah nilai harta tersebut minimal 85 gram emas 24 karat.
35. Syarat-syarat wajib zakat fitrah: 1. Islam, 2. Lahir sebelum terbenamnya matahari akhir
bulan Ramadlan, 3. Mempunyai kelebihan harta dari makanan yang diperlukan.
36. Orang yang berhak menerima zakat (mustahik) ada 8 macam yakni; 1. Fakir, 2. Miskin, 3.
Amil (petugas pengelola zakat), 4. Mu’allaf (orang yang baru masuk islam), 5. Abid
(hamba sahaya), 6. Gharim (orang yang berutang), 7. Fi sabilillah (orang yang berjuang di
jalan Allah), 8. Ibnu Sabil (musafir)
37. Puasa dalam istilah agama adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya,
baik makan, minum, dan syahwat sehari penuh, dari terbit fajar sampai tenggelam
matahari.
38. Hukum puasa adalah fardlu ‘ain atas tiap muslim yang mukallaf (ballig dan berakal). Ayat
mewajibkan puasa ini adalah QS. Al-Baqarah ayat 183.
39. Syarat wajib puasa adalah; 1. Berakal, 2. Ballig (cukup umur), 3. Kuat berpuasa;
40. Syarat sah puasa ada 4 macam yakni; 1. Islam, 2. Mumayyiz (dapat membedakan antara
yang baik dan yang buruk), 3. Suci dari hadas haid dan nifas, 4. Pada waktu yang
diperbolehkan puasa;
41. Rukun Puasa ada 2 macam, yakni; 1. Niat, 2. Menahan dari yang membatalkan puasa
dari terbit fajar sampai terbenam matahari;
42. Yang membatalkan puasa adalah; 1. Makan dan minum, 2. Muntah yang disengaja, 3.
Bersetubuh, 4. Keluar darah haid atau nifas, 5. Gila di saat siang hari, 6. Keluar mani
yang disengaja;
43. Nuzulul Qur’an adalah malam diturunkannya al-Qur’an pertama yakni QS. Al-Alaq ayat
1-5
44. Lailatul Qadr (malam qadar)adalah malam istemewa yang nilainya lebih baik dari 1000
bulan, hal ini tertera dalam QS. Al-Qadr
45. Syarat-syarat wajib haji adalah; 1. Islam, 2. Berakal, 3. Ballig, 4. Kuasa (mampu secara
ekonomi dan kemampuan jasmani)
46. Rukun Haji yakni; 1. Ihram (berniat mengerjakan haji atau umrah), 2. Hadir di padang
arafah pada waktu yang telah ditentukan, 3. Tawaf, 4. Sa’i, 5. Mencukur/ menggunting
rambut, 6. Menertibkan rukun-rukun itu;
47. Rukun haji adalah ketentuan yang tidak boleh ditinggalkan, jika rukun tidak lengkap,
maka batal/ tidak sah hajinya dan tidak bisa diganti/ ditebus dengan membayar damm
(menyembelih binatang ternak). Wajib haji berbeda dengan rukun tadi, jika tidak bisa
melaksnakan wajib haji seseorang boleh menggantinya dengan membayar dam
(menyembelih binatang ternak);
48. Wajib haji yakni; 1. Ihram dari miqat, 2. Berhenti di Muzdalifah, 3. Melontar Jumratul
‘aqabah, 4. Melontar tiga jumrah, 5. Bermalam di Mina, 6. Tawaf Wada’, 7. Menjauhkan
diri dari segala yang dilarang atau yang diharamkan.
49. Cara mengerjakan haji dan umrah ada 3 macam yakni, 1. Ifrad, 2. Tamattu’, 3. Qiran;
50. Haji Ifrad adalah ihram untuk haji saja dari miqat nya, terus diselesaikannya ibadah haji,
kemudian melakukan ihram untuk umrah dan melaksanakan seluruh ketentuannya.
Berarti dikerjakan satu-satu dan didahulukan haji;
51. Haji Tamattu’ adalah mendahulukan umrah dari haji walam waktu pelaksanaan haji.
Caranya pertama-tama ihram dulu untuk umrah dari miqat negerinya dan
menyelesaikan segala ketentuan umrah, kemudian ihram lagi dari Mekkah untuk haji;
52. Haji Qiran yakni dikerjakan bersama-sama (serentak), caranya seseorang melakukan
ihram untuk keduanya pada waktu ihram haji.
53. Beberapa larangan ketika ihram bagi laki-laki dan perempuan , yaitu; 1. Memakai wangi-
wangian, 2. Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain, 3. Memotong kuku, 4.
Melaksanakan pernikahan, 5. bercumbu dan bersetubuh, 6. Membunuh binatang darat
yang liar dan halal dimakan.
54. Adapun larangan khusus bagi laki-laki ketika ihram adalah, memakai pakaian berjahit
dan menutup kepala;
55. Dan larangan bagi perempuan yang sedang ihram adalah menutup muka dan menutup
telapak tangan;
56. Jual beli adalah tukar menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang
tertentu. Hukum dasar jual beli adalah Mubah (boleh) dan bisa berubah hukum itu
sesuai dengan proses dan keadaan proses jual beli maupun keadaan barang yang
diperjual-belikan. Dalam QS. Al-Baqarah, ayat 275 dijelaskan :
ِّ ‫َوا َ َح َّل هللاُ ال َب ْي َع َو َح َّر َم‬
) 275 : ‫الر َبوا (البقرة‬
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
57. Rukun Jual beli ada 3 yaitu :
a. Penjual dan Pembeli, dengan syarat-syarat; 1. Berakal, 2. Dengan kehendak sendiri,
3. tidak mubazir, 4. Ballig;
b. Uang dan benda yang dibeli, dengan syarat; 1. Suci, 2. Ada manfa’atnya, 3. Barang
itu dapat diserahkan, 4. Barang tersebut kepunyaan penjual, 5. Barang tersebut
diketahui oleh si penjual dan si pembeli;
c. Ijab dan Qabul
58. Riba dalam istilah adalah lebih (bertambah), dimana sebuah akad dalam jual-beli atau
transaksi ekonomi bisa menzalimi salah satu pihak yang melakukan transaksi itu.
59. Pernikahan dalam islam ialah akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak
dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan mahram.
60. Rukun nikah ada 4 yaitu; 1. Ada calon mmepelai pria-wanita, 2. Wali Nikah, 3. 2 orang
saksi, 4. Ijab Qabul;
61. Syarat-syarat calon suami antara lain : 1. Ballig (dewasa), 2. Beragama islam, 3. Berakal,
4. Tidak dipaksa, 5. Tidak dalam ihram haji atau umrah, 6. Dan bukan mahram calon
isteri;
62. Syarat-syarat calon isteri adalah; 1. Ballig (cukup umur), 2. Bukan perempuan musyrik, 3.
Berakal, 4. tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain, 5. Bukan mahram calon
suami, 6. Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah.
63. Wali Nikah ada 2 macam, yakni, Wali Nasab dan Wali Hakim; Wali Nasab adalah wali
yang memiliki pertalian darah dengan wanita yang akan dinikahkan. Wali Hakim adalah
kepala Negara yang beragama islam, yang di Indonesia wewenangnya dipegang
Presiden sebagai wali hakim dan dilimpahkan kepada Menteri Agama dan menteri
agama yang mengangkat pembantu-pembantunya sebagai Wali Hakim sampai tingkat
kecamatan.
64. Syarat-syarat wali Nasab adalah; 1. Islam, 2. Ballig (cukup umur), 3. Berakal.
65. Syarat-syarat 2 orang saksi adalah; 1. Islam, 2. Laki-laki, 3. Ballig (dewasa), 4. Berakal
sehat, 5. Dapat mendengar, 6. Dapat melihat, 7. Dapat berbicara, 8. Adil (bukan orang
fasik), 9. Tidak dalam ihram haji atau umrah.
66. Mahram/ muhrim ialah orang yang diharamkan/ tidak halal nikah dengannya.
67. Muhrim ada 4 macam yakni;
a. Muhrim keturunan, seperti; 1. Ibu kandung dan bapak kandung ke atas (nenek kakek
dari ibu dan bapak), 2. Anak perempuan atau anak laki-laki kandung dan seterusnya
ke bawah (cucu dan seterusnya), 3. Saudara perempuan atau laki-laki (kandung,
sebapak, dan seibu), 4. Saudara dari Bapak atau dari ibu (tiri), 5. Anak dari saudara
terus sampai bawah (kemenakan terus ke bawah)
b. Muhrim sesusuan, seperti; 1. Ibu atau Bapak yang menyusui, 2. Saudara sesusuan.
c. Muhrim karena pernikahan, seperti; 1. Mertua, 2. Anak tiri (apabila suami atau isteri
sudah berkumpul/ bercampur dengan orang tuanya, 3. Ibu tiri/ ayah tiri, 4. Menantu
(baik sudah dicerai atau belum)
d. Muhrim karena mempunyai pertalian mahram dengan isteri, seperti; Berpoligami
(memperisteri sekaligus) terhadap 2 orang bersaudara, seorang perempuan dengan
bibinya, seorang perempuan dengan kemenakannya (anak saudaranya).
68. Hukum asli pernikahan adalah Mubah (boleh)
69. Iddah adalah masa menunggu bagi seorang perempuan untuk bisa menikah lagi dengan
laki-laki lain.
70. Masa-masa iddah itu adalah :
Keterangan Sama Iddah
1. Cerai Hidup atau Cerai Mati sedang isteri hamil Sampai melahirkan
2. Cerai Mati sedang isteri tidak hamil 4 bulan 10 hari
3. Cerai Hidup sedang isteri tidak hamil 3 kali suci
4. Wanita yg sudah tidak datang bulan 3 bulan

ILMU TAUHID
1. Rukun Iman ada 6, yakni; 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada Malaikat, 3. Iman
kepada Kitab, 4. Iman kepada Rasul-rasul Allah, 5. Iman kepada hari akhir, 6. Iman
kepada Qadla dan Qadar
2. Allah memiliki sifat-sifat yang wajib dan mustahil bagi-Nya, sifat-sifat itu ada 20 macam.
(tolong dihafal)
3. Malaikat Allah jumlahnya jutaan, namun yang wajib kita ketahui hanya 10 orang dengan
fungsi tugas masing-masing (tolong dihafal)
4. Rasul Allah jumlahnya ribuan, namun yang wajib kita ketahui hanyalah 25 orang (tolong
dihafal);
5. Sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah ada 4; 1. Siddiq (benar), 2. Amanah (dapat dipercaya), 3.
Tablig (menyampaikan), 4. Fatonah (cerdas);
6. Sifat mustahil bagi Rasul Allah juga ada 4, yakni; 1. Kizib (dusta), 2. Khianat (ingkar janji),
3. Kitman (menyembunyikan), 4. Baladah (bodoh).
7. Kitab Allah yang wajib kita ketahui itu ada 4; 1. Al-Qur’an (diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw), 2. Zabur (diturunkan kepada Nabi Daud as), 3. Taurat (diturunkan
kepada Nabi Musa as), 4. Injil (diturunkan kepada Nabi Isa as)
8. Hari kiamat adalah peristiwa yang menandakan berakhirnya kehidupan dunia dan
berpindah pada kehidupan akhirat, ada proses peristiwa hari akhir antara lain : 1. Alam
barzakh, 2. Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan), 3. Yaumul Mahsyar (dikumpulkan di
padang mahsyar), 4. Yaumul Mizan (hari penimbangan amal), 5. Yaumul Hisab (hari
penghitungan), 6. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
9. Dalam pemahaman Iman kepada Qadla dan Qadar, yang membahas tentang ketetapan
dan ketentuan Allah atas segala makhluknya, Qadla dan Qadar itu dibagi menjadi 2
macam; 1. Mubram yakni ketentuan yang tidak dapat dirubah dan sifatnya mutlak, dan
2. Mu’allaq yaitu ketentuan dan ketetapan Allah digantungkan pada usaha serta hukum
kausalitas (sebab akibat) makhluq Allah itu sendiri.

ILMU TAJWID
1. Izhar artinya jelas, yakni membaca dengan jelas apabila dalam al-Qur’an bertemunya ‫ْن‬
(nun mati) atau ٍ-ٍ-ٍ (tanwin) dengan huruf izhar, yakni; ‫ا ح خ ع غ هـ‬
َ , ‫ َواْلم ْن َخنقَة‬, ‫ م ْن َحد ْيد‬, ‫َرس ْول ا َميْن‬
2. Contoh bacaan izhar adalah : َ‫ َي ْن َه ْون‬, ‫ م ْن غل‬, ‫سم ْيع َعليْم‬
3. Idgam artinya masuk, yakni dimasukkannya huruf ‫( ْن‬nun mati) atau ٍ-ٍ-ٍ (tanwin) ke
dalam huruf idgam yang 6, yakni: ‫ن م و ي ل ر‬
4. Idgam terbagi 2, yakni; 1. Idgam bigunnah (dimasukkan dengan berdengung selama 2
harokat) hurufnya adalah (‫)ن م و ي‬, dan 2. Idgam bilagunnah (dimasukkan tidak
berdengung) dengan hurufnya (‫)ل ر‬
5. Contoh idgam bigunnah: ‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل‬, ‫شة َو َم ْقت َا‬ ْ َ‫لَ ْن ن‬
َ ‫ فَاح‬, ‫ بكَل َمة م ْنه‬, ‫صب َر‬
6. Contoh idgam bilagunnah : ‫ م ْن َربك ْم‬, َ‫هدى ل ْلمتَّقيْن‬
7. Iqlab artinya balik atau terbalik yakni apabila ‫( ْن‬nun mati) atau ٍ-ٍ-ٍ (tanwin) bertemu
dengan huruf iqlab; ‫ب‬, maka hukum bacaannya menjadi ‫ م‬dengan mendengung selama 2
harokat, contoh ‫ م ْن َب ْعد‬,‫سم ْيعا َبصيْرا‬
َ
8. Ikhfa’ artinya samar-samar, apabila ‫( ْن‬nun mati) atau ٍ-ٍ-ٍ (tanwin) bertemu dengan
salah satu huruf ikhfa’ maka dibaca samar-samar dengan mendengung selama 2
harokat, huruf-huruf ikhfa’ adalah; ‫ ك‬,‫ ق‬,‫ ف‬,‫ ظ‬,‫ ط‬,‫ ض‬,‫ ص‬,‫ ش‬,‫ س‬,‫ ز‬,‫ ذ‬,‫ د‬,‫ ج‬,‫ ث‬,‫( ت‬buat
contoh sendiri)
9. Hukum ‫( ْم‬mim mati) ada 3, yakni;
1. Idgam mutamatsilain/ idgam mimi, jika ‫( ْم‬mim mati) bertemu dengan huruf ‫( م‬mim)
َ ‫َولَك ْم َّما َك‬
yang hidup, maka dibaca mendengung 2 harokat. Contohnya; ‫سبْت ْم‬
2. Ikhfa’ syafawi, jika ‫( ْم‬mim mati) bertemu dengan huruf ‫( ب‬ba’) yang hidup dan
dibacanya samar-samar dengan mendengung 2 harokat. Contohnya; َ‫َو َماه ْم بمؤْ منيْن‬
3. Izhar syafawi, jika ‫( ْم‬mim mati) bertemu dengan huruf; ,‫ س‬,‫ ز‬,‫ ر‬,‫ ذ‬,‫ د‬,‫ خ‬,‫ ح‬,‫ ج‬,‫ ث‬,‫ ت‬,‫ا‬
‫ ي‬,‫ هـ‬,‫ و‬,‫ ن‬,‫ ل‬,‫ ك‬,‫ ق‬,‫ ف‬,‫ غ‬,‫ ع‬,‫ ظ‬,‫ ط‬,‫ ض‬,‫ ص‬,‫( ش‬buat contoh sendiri)
10. Idgam mutamatsilain, adalah semua huruf yang disukun (mati) bertemu dengan huruf
berharokat (hidup) yang sama dihadapannya, maka dibacanya dimasukkan dan
berdengung, seperti;
, َ‫ م ْن نَّاصريْن‬,‫ َو ََليَ ْغت َبْ بَّ ْعضك ْم‬, َ‫ َوا ْذك ْر َّربَّك‬,‫( َوقَ ْد َّدخَل ْوا‬dan lain-lain)
11. Idgam mutaqaribain, adalah huruf-huruf yang berdekatan makhrajnya serta berlainan
sebagian sifatnya, dan membacanya dimasukkan dengan huruf didepannya, contohnya;
‫ اَلَ ْم ن َْخل ْقك ْم‬,‫َوق ْل َّرب اَدْخ ْلنى‬
12. Idgam mutajanisain, adalah huruf-huruf yang berharokat (hidup) di hadapannya dan
huruf-huruf tersebut sama/sejenis makhrojnya tetapi berlainan sebagian sifatnya,
hurufnya menurut Imam Hafsh ada 8 macam; ‫ م‬,‫ ب‬,‫ ظ‬,‫ ذ‬,‫ ث‬,‫ ط‬,‫ ت‬,‫ ; د‬contohnya; ,‫َوا ْن عدْت ْم‬
ْ َ‫قَ ْد اج ْيب‬
‫ت َدع َْوتك َما‬
13. Qolqalah artinya mantul/ suara berbalik, dengan hurufnya berjumlah 5, yakni;
‫ ق‬,‫ ط‬,‫ د‬,‫ ج‬,‫ب‬
14. Qolqalah terbagi 2, yaitu; 1. Qolqalah Kubra/besar (yakni apabila bacaan qolqalah di
akhir kalimat, atau berhenti karena waqof), 2. Qolqalah Sugra/kecil (yakni bacaan
qolqalah berada di tengah kalimat).
15. Contoh-contoh qolqalah kubra; ‫ َب ْينَنَاب ْال َحق‬,‫ ق ْل ه َوهللا ا َ َح ْد‬,‫ب‬
َ َ ‫اَب ْي لَ َهب َّوت‬
َ ‫ َو ْالعَديَت‬,‫َواجْ عَ ْلنَا‬
16. Contoh-contoh qolqalah sugra; ‫ فَأَثَ ْرنَ به نَ ْقعَا‬,‫ض ْبحا‬
17. Mad adalah bacaan panjang, dan terbagi pada 2 macam, yakni; 1. Mad thabi’i/ asli, dan
2. Mad far’i.
18. Mad thabi’i adalah bacaan yang diikuti oleh huruf (‫ )ا‬setelah fathah, )‫ (ي‬setelah kasrah,
dan )‫ (و‬setelah dhommah, contoh; ‫ ب ْو‬,‫ ب ْى‬,‫بَا‬
19. Mad Far’i adalah mad selain mad thabi’I, dan mad far’i ini terbagi pada 14 macam
diantaranya:
a. Mad Wajib Muttasil, yakni bertemunya huruf mad dengan hamzah/ alif dalam satu
kata dan panjangnya 4-5 harokat, contohnya; ‫صرهللا َواْلفَتْح‬
ْ َ‫اذَا َجا َء ن‬
b. Mad Jaiz Munfasil, yakni bertemunya huruf mad dengan hamzah/ alif dalam kata
ْ َ‫ي ا‬
yang lain panjang bacaannya 2 – 5 harokat, contohnya; ‫طعَ َمه ْم‬ ْ ‫اَلَّذ‬
c. Mad Lazin Mutsaqal kalmi, yakni bertemunya huruf mad dengan huruf bertasydid
َ ‫ ال‬,‫ َدابَّة‬, َ‫تشَاق ْون‬
setelahnya dan panjangnya 6 harokat, contohnya; ‫طا َّمة‬
d. Mad Farqi, yakni bertemunya 2 hamzah/ alif (yang pertama hamzah istifham, dan
yang kedua hamzah washol pada alif lam) dan panjang bacaan 6 harokat,
contohnya; ‫ق ْل َءهللا‬
e. Mad lazim Mukhaffaf kalmi, yaitu bertemunya huruf mad dengan huruf
bersukundalam 2 kata dan dibaca panjang 6 harokat, contohnya; َ‫ا َ ْلئ َن‬
f. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, yakni huruf mad dari potongan pembukaan surah, yang
pembacaannya dengan nama hurufnya diidgamkan dan dibaca panjang 6 harokat,
contohnya; ‫الـم‬
g. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, yakni huruf mad dari potongan pembukaan surah, yang
pembacaannya dengan nama huruf di izharkan dan panjang bacaannya 6 harokat,
contohnya; ‫كهيعص‬
h. Mad Arid Lissukun, adalah mad thabi’i yang diiringi oleh huruf berharokat namun
dimatikan karena waqof dan jangnya 2 – 6 harokat, contohnya; َ‫ا َ ْل َح ْمد لِل َرب اْل َعالَميْن‬
i. Mad Badal, yakni mad pengganti dari huruf yang semula hamzah sukun (hamzah
mati) yang dihadapannya dan dibaca panjang 2 harokat, contonya; ‫ اوتوا‬,‫ ايمان‬,‫امن‬
j. Mad ‘Iwadl, yakni pengganti fathah tanwin (selain ‫ ) ة‬ketika diwaqofkan dengan
membaca fathah saja, panjang bacaannya 2 harokat, contohnya;‫فَ ْالم ْوريَت قَ ْدحا‬
k. Mad Layn, yakni apabila ‫و‬/
ْ ‫ي‬ْ (waw mati/ ya mati) yang didahului fathah, dibaca
lunak dengan panjang 2 harokat, dan apabila dibaca wakof, panjangnya bisa 2/4/6
harokat. Contohnya; ُ‫ ا َ ْل َم ْوت‬,‫ َعلَ ْي ِّه ْم‬,‫قُ َر ْي ٍش‬

20. Wakof artinya berhenti, dimana seorang qori’ menghentikan bacaannya pada tempat-
tempat tertentu. Adapun tanda-tandanya adalah :
Artinya Nama Wakof Simbol

Wajib berhenti ‫َل ِّز ْم‬ ‫مـ‬


Bukan tenpat berhenti ‫ف فِّ ْي ِّه‬ َ ‫َل َو ْق‬ ‫ل‬
Boleh berhenti boleh terus ْ ‫َج‬
‫ائز‬ ‫ج‬
Dibaca terus lebih utama ْ ‫ا َ ْل َو‬
‫ص ُل ا َ ْولَى‬ ‫صلى‬
berhenti lebih utama ‫الوقف اولى‬ ‫قلى‬
Berhenti sejenak dan tidak
‫س ْكت َ ْه‬
َ ‫س‬
bernafas
Boleh berhenti di salah satu
‫ف اْل ُم َعانَقَ ْه‬
ُ ‫َو ْق‬
tanda tersebut

Anda mungkin juga menyukai