Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR

(Cherax lorentzi)

Oleh:

Eva selvia 1504115820

Nasha Putra Sebayang 1504116460

Sannada Hafizha 1504116627

Freddy Jekki Berutu 150411

Fajar Alfi Syahrin 1504117796

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya adalah suatu kegiatan usaha memelihara organisme hidup di

lingkungan yang terkontrol untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.

Lobster atau crayfish adalah udang berukuran besar yang secara umum

habitat aslinya adalah dilaut. Para nelayan mempunyai insiatif untuk membiakan

lobster di air tawar, pada mulanya hanya sebagai lobster hias. Namun lobster hias

ini tetap bisa dikonsumsi layaknya lobster yang berada dilaut. Alasan yang

mendasari aktivitas tersebut karena untuk menjaga lobster di laut tetap lestari.

Budidaya lobster air tawar merupakan peluang bisnis yang menjanjikan,

dengan harga selangit, permintaan melambung komoditas air tawar yang sejak

beberapa waktu lalu sedang naik daun memang mempunyai daya tarik yang

sangat kuat. Lobster air tawar lebih mudah dibudidayakan, tidak seperti jenis

udang galah atau jenis udang air tawar lainnya. Harga jualnya pun selangit.
Karena itu, tak heran jika semakin banyak orang yang tergiur untuk

mengembangkan komoditas ini.

Lobster air tawar biasa dijumpai di perairan sungai, danau, dan rawa.

Seperti halnya krustasea yang lain, yakni kepiting atau udang windu, lobster air

tawar memiliki kerangka pelindung tubuh terdiri dari kerangka luar yang keras

(cangkang). Cangkang ini secara berkala harus diganti (moulting) sejalan dengan

pertumbuhan, karena rangka tersebut bersifat kaku dan tidak bisa ikut membesar.

Cangkang berfungsi untuk melindungi diri dari pemangsa atau bahkan dari

kelompok sendiri (Cuncun S, 2006)

Tubuh lobster air tawar sendiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala dengan

dada atau toraks (disebut sebagai cephalothorax) dan abdomen. Cephalothorax

secara keseluruhan dilingkupi oleh cangkang yang disebut sebagai karapas.

Bagian abdomennya terdiri dari enam ruas dan sebuah ekor berbentuk kipas (

Iskandar, 2003 ).

II. MEKANISME BUDIDAYA

2.1 Planning (Perencanaan)

Berikut adalah perencanaan yang diterapkan dalam mekanisme budidaya

lobster air tawar :

2.1.1 Pasar

Berkembangnya pembudidayaan lobster air tawar di Indonesia juga tidak

lepas dari permintaan pasar dalam negeri dan ekspor. Meskipun secara statistik

belum ada data mengenai permintaan lobster, tetapi secara nyata di lapangan

menunjukan adanya permintaan yang terus bertambah. Untuk pasar dalam negeri,

permintaan benih dan indukan lobster air tawar dari berbagai wilayah terutama
kota besar cukup banyak, seperti dari Bali, Jakarta, Surabaya, dan Semarang.

Khusus di Bali, konsumsi lobster air tawar mulai meningkat. Bahkan, di Bali

sudah ada restoran yang khusus menyajikan menu makanan dari lobster air tawar.

Untuk pasaran ekspor, permintaan lobster air tawar juga mulai banyak, baik

dalam keadaan hidup maupun beku. Jepang merupakan salah satu negara potensi

pasar yang paling besar di Asia. Setiap tahun negara tersebut mengimpor lobster

dari beberapa negara produsen lobster, terutama dari Australia. Selain Jepang,

negara Asia lainnya seperti Malaysia, Hongkong, Cina, Taiwan, dan Singapura

juga mengimpor lobster. Sementara masyarakat di negara-negara seperti Amerika

Serikat, Kanada, Prancis, Belanda, Jerman, Belgia, Selandia Baru, dan Australia

menjadiakan lobster sebagai makanan favorit. (Pudar, 2008)

Salah satu konsumen terbesar lobster air tawar konsumsi saat ini adalah

restoran seafood. Umumnya menu pada seafood menjual kuliner lobster (berisi 2

ekor) dengan harga antara 50.000 sampai 60 ribu atau kadang lebih sesuai dengan

ukuran lobster yang disajikan. Selain itu pembudidaya juga dapat langsung

menjualnya kepasar ikan tradisional, hotel hotel, dan para pengepul lobster. Atau

bahkan memungkinkan petani dalam jumlah besar dapat menjuanya langsung

keluar negeri. Harga lobster air tawar ini cukup mahal biasanya berkisar antara

150-250 ribu rupiah/ kg. Yang paling penting dan harus diperhatikan adalah

kwalitas produk dan ketersediaan lobster harus di utamakan. (Risky, 2017)

2.1.2 Persiapan Lokasi

Budidaya lobster skala kecil bisa menggunakan lokasi di lingkungan rumah,

baik pekarangan maupun ruangan dalam rumah. Lahan yang dibutuhkan tidak
luas cukup 30 -100 m2. Hal ini secara ekonomis tentu lebih menguntungkan

karena tidak membutuhkan biaya untuk pengadaan lahan.

Lobster air tawar baik jika dipelihara di kolam yang lebar dengan air yang

bersih. Kandungan oksigen harus di sesuaikan dengan habitat hidup lobster air

tawar agar pertumbuhan lobster bisa maksimal. Kandungan oksigen terlarut dalam

air yang baik adalah diatas 4 ppm. Suhu yang diperlukan untuk budidaya lobster

air tawar sekitar 25-29 °C, jadi bangunlah kolam yang sejuk seperti dibawah

pohon atau di dalam tempat dengan atap tertutup.

Lobster jarang ditemui hidup diperairan dengan pH dibawah 7. Tingkat

keasaman air yang pas untuk hidup lobster air tawar yang kisaran pH-nya antara

7-9, tingkat keasaman air bisa diukur dengan mengunakan pengukur pH dan untuk

meningkatkan keasaman air bisa ditambahkan air alkali.

Namun, pemilihan lokasi harus memperhatikan sarana dan prasarana

pendukung. Faktor yang harus diperhatikan adalah lokasi pasar yang dekat,

tersedianya sumber air yang bersih dan mudah mendapatkan makanan. Selain itu,

keamanan di lokasi tersebut juga harus diperhatikan mengingat lobster memiliki

nilai jual ekonomis yang tinggi.

Dalam pembesaran lobster air tawar, ada beberapa wadah yang bisa

digunakan untuk memelihara lobster. Wadah pembesaran dapat berupa akuarium,

bak plastic, atau bak fiberglass, dan kolam semen.

a. Akuarium

Penggunaan akuarium sebagai wadah pemeliharaan dalam pembesaran

lobster air tawar merupakan pilihan yang tepat. Bentuk akuarium bisa disesuaikan

dengan luas ruangan yang ada. Pengawasan dan pengontrolan lobster dalam
akuarium pun lebih mudah dilakukan. Selain itu, akuarium juga bisa dibuat

dengan system bertingakat. Jumlah tingkatannya maksimum 3 buah. Kaca yang

bisa digunakan untuk membuat akuarium lobster sebaiknya memiliki ketebalan

sekitar 0,5 cm.

Akuarium untuk lobster bisa dibuat dengan panjang 1 meter, lebar 0, 5

meter, dan tinggi 0,4 meter. Ketinggian maksimum air dalam akuarium 30 cm.

akuarium sebesar itu cukup untuk memelihara satu paket induk ( 5 betina dan 3

jantan). Sementara itu, jika yang dipelihara benih, akuarium ini cukup untuk

menampung 100 ekor benih ukuran 1 inci. Agar pasokan oksigen dan kualitas air

selalu terjaga, akuarium harus diberi aerator untuk menyuplai oksigen yang

dibutuhkan lobster.

a. Bak fiberglass

Pada prinsipnya, penggunaan bak plastic sebagai wahana pemeliharaan

lobster sama dengan penggunaan akuarium. Bahan fiberglass lebih tahan dari

pada kaca akuarium yang lebih mudah pecah. Namun, harganya jauh lebih mahal

dari pada kaca akuarium sehingga biaya investasi yang harus dikeluarkan akan

lebih besar. Bak plastic yang digunakan minimal mempunyai kapasitas 200 liter

air. Bak plastic bisa digunakan untuk membesarkan lobster ukuran 1 – 3 inci.
b. Kolam Semen

Pembuatan kolam semen membutuhkan biaya yang sangat besar. Karena itu,

dalam budidaya lobster, kolam semen hanya digunakan untuk tempat pemijahan

induk dan untuk pembesaran. Ukuran kolam semen untuk pemijahan bisa dibuat

40 x 40 x 40 cm dengan ketinggian sekitar 30 cm. sementara itu, untuk kolam

pembesaran bisa dibuat ukuran 2 x 1 x 1 m atau 1 x 1 x 1 m. ketinggian air dalam

kolam 30 – 40 cm. kolam ukuran ini bisa digunakan untuk membesarkan benih

ukuran 1 inci sebanyak 50 – 100 ekor.

c. Kolam Terpal

Keunggulan kolam terpal adalah cukup mudah dalam perawatannya jika

dibandingkan dengan media habitat di aquarium maupun kolam semen. Selain itu,

biaya yang kita keluarkan untuk media kolam terpal juga lebih sedikit. Dengan

kolam terpal ini, anda bisa membuat kolam untuk budidaya lobster rumah sendiri.

Keuntungan lain kolam terpal adalah lebih meminimalisir serangan terkenanya

lumpur yang mengandung banyak kotoran, pada tahap pemanen untu budidaya
lobster pada kolam tanah perlu dilakukan pembersihan dulu selama 1-2 hari

dikolam yang bersih. Pembersihan lumpur menelang panen ini disebut purging.

2.1.3 Kapasitas Budidaya

2.2 Organizing

2.2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan bagian dari keseluruhan proses produksi yang

menjalankan setiap tahapan produksi. Dalam menentukan tenaga kerja, tidak

hanya dibutuhkan keterampilan tinggi dan khusus, tetapi, juga ketelitian dan

kedisiplinan. Sedangkan jumlah tenaga kerja harus ditentukan agar tidak berlebih

maupun berkurang.

Untuk menunjang proses pemeliharaan lobster air tawar sebenarnya tidak

dibutuhkan banyak tenaga kerja karena proses pemeliharaannya cukup sederhana.

Tenaga kerja yang direkrut berasal dari keluarga sehingga tidak memakan biaya

untuk upah masing-masing tenaga kerja.Tenaga kerja tergantung besarnya suatu

usaha perorangan atau berkelompok. Semakin besar usaha, semakin banyak

tenaga kerja yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai