Disusun Oleh:
Ainun Nisa
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
tugas makalah ,yang berjudul teknik kultur spora glacillaria sp. tentang.ini dapat
diselesaikan sesuai dengan target mutu dan waktu yang direncanakan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada ibu budiati A,PI.M,SI serta teman-teman atas dukungan serta
doanya.
Atas segala kekuragan dan kekhilafan, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifat membangun untuk penulisan makalah kedepannya. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya Taruna/I Politeknik Kelautan Dan
Perikanan Bone.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................
Rumput laut merupakan salah satu sumber daya laut yang dapat menghasilkan
agar, karaginan dan alginate sehingga dapat di manfaatkan dalam bidang industri
makanan,farmasi dan lain-lain adapun beberapa jenis rumput laut yang bernilai
ekonomis dan telah diperdagangkan sejak dahulu,baik untuk komsumsi domestik
maupun ekspor yaitu Euchema sp.(Euchema cottoni dan Euchema spinosum),
(Gracilaria Gigas dan Grasilaria Vorrucosa), Gelidium Sp.dan Hypnea sp., dan
Sargassum sp(Sarifin dkk, 2011).
Rumput laut Gracilaria merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar-
agar atau disebut dengan agarophytes. Selain Gracilaria, rumput laut penghasil agar-
agar lainnya adalah Gelidium, Pterocladia, dan Gelidiela. Pada tahun 2009 total
produksi agarophytes di Indonesia mencapai 35.050 ton kering yang 81,60 % -nya
(28.600 ton) diserap oleh industri nasional dan sisanya diserap industri luar negeri
(Anggadiredja, dkk 2011). Gracilaria dalam hal ini memberikan kontribusi paling besar
(>90 %) untuk menyumbang bahan baku agar-agar dibandingkan dengan genus
agarophytes yang lainnya.Hal ini dikarenakan Gracilaria banyak dibudidayakan di
tambak-tambak, sedangkan agarophytes lainnya masih dipanen dari alam (WWF-
Indonesia, 2014).
Tujuan dari Sosial Ekonomi Perikanan yaitu agar siswa dapat mengetahui
manajemen dalam proses produksi bibit Glacilaria sp. dengan teknik kultur spora, yang
akan di jadikan sumber bibit sehingga dapat meningkatkan kualitas bibit rumput laut
yang lebih baik.
Kegunaan dari Praktek Kerja Lapang Sosek Perikanan yaitu untuk menambah
pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan mengenai proses produksi bibit
Glacilaria sp. dengan teknik kultur spora sebagai sumber bibit.
BAB II
PEMBAHASAN
Rumput laut jenis Gracillaria sp. merupakan salah satu jenis alga merah
(Rhodophyta) yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis yang tumbuh dominan di
perairan laut dangkal. Spesies ini biasanya dapat ditemukan di daerah estuari, area
pelabuhan, daerah intertidal dan subtidal yang dangkal, menempel pada bebatuan
maupun mengambang di permukaan air.Jenis rumput laut ini dapat hidup di perairan
yang tenang pada substrat berlumpur (Widyorini, 2010).
Menurut Dawes (1981), klasifikasi dari Gracillaria sp. (sango-sango laut) yaitu
sebagai berikut (Lideman, 2016):
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Cabang thallus
Kantong spora
(cystospora)
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas seorang
pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah organisasi guna
menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mencapainya. Sondang
P.Siagian, menjelaskan bahwa: “Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses
perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses perumusan tentang apa yang
akan dilakukan dan bagaimana pelaksanaannya (Tanti, 2014).
Perencanaan yang dilakukan devisi rumput laut khususnya pada kultur spora
Glacillaria sp.sebelum kegiatan produksi dapat dilihat dari penentuan jumlah target
produksi bibit, waktu pendistribusian bibit, proses persiapan wadah pemeliharaan,
persiapan sarana dan prasarana pemeliharaan, pengadaan calon bibit, Teknik
pemeliharaan spora, dan pengamatan pertumbuhan spora.
Persiapan wadah dalam produksi bibit rumput laut dimulai dari pembersihan
baskom dan bak fiber dimana wadah ini dicuci dengan air bersih sampai tidak ada
kotoran yang menempel pada wadah.Dimana baskom tersebut akan digunakan dari
proses penanaman hingga pemeliharaan spora kemudian dipindahkan ke pemeliharaan
bak fiber dalam jangka waktu tertentu sampai siap untuk disebar atau dibudidayakan di
lokasi budidaya. Sebelum digunakan wadah ini harus dalam kondisi kering.Persiapan
sarana dan prasarana pemeliharaan spora yang dimaksud ialah ketersediaan sumber air
air laut steril, pupuk dan berbagai peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi
berlangsung dan juga menyiapkan semua alat yang akan digunakan selama proses
pemeliharaan bibit rumput laut hasil kultur spora.
Dari tabel diatas dapat kita lihat pencapaian hasil produksi untuk pendistribusian
bibit rumput laut daru hasil kultur spora mencapai 100% dari segi kuantitas dan sekitar
50% -75% dari segi kualitas bibit rumput laut yang disalurkan.
Adapun rencana produksi bibit rumput laut yang direncanakan oleh Devisi
Rumput Laut bagian Kultur Spora Glacillaria sp dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah bentangan bibit rumput laut
Glacillaria sp dari hasil kultur spora sebanyak 100 bentangan pada tahun 2019 ini.
Adapun rencana pendistribusiannya dilakukan pada bulan Juni sebanyak 40 bentangan,
bulan September sebanyak 30 bentangan dan bulan November sebanyak 30 bentangan
dengan jenis pendistribusian bibit berupa bantuan dan kerjasama dengan pihak luar baik
dari kelompok maupun organisasi lainnya.
Proses produksi bibit rumput laut Glacillaria sp dengan teknik kultur spora
Persiapan Wadah
Penanaman Thallus
Spora Gracillaria sp
psssp
Pemeliharaan Bakal Spora
Pergantian Air, Pemberian Pupuk PES dan Pembersihan Frame Preparat Spora
Panen
Gambar 6. Diagram Alur Proses Produksi Bibit Rumput Laut Glacillaria sp
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, setiap proses memiliki waktu tertentu
walaupun waktu tersebut belum diatur secara rinci dalam setiap kali melakukan proses
produksi. Penanggung jawab ikut serta melakukan semua proses produksi dan
menjelaskan dengan spesifik kegiatan yang dialihkan kepada pegawai kontrak dan
peserta PKL sehingga hasil kerja yang dilakukan sesuai prosedur dan target produksi.
Gambar 6 diatas memberikan gambaran alur proses produksi bibit rumput laut
Glacillaria sp dengan teknik kultur spora pada Devisi Rumput Laut yang ada di Balai
Perikanan Budidaya Air Payau Takalar dengan penjelasan sebagai berikut :
Seleksi rumpun Gracillaria sp. dilakukan dengan cara menyeleksi rumpun yang
paling subur dalam satu bentangan, kemudian didalam rumpun itu diseleksi lagi thallus
yang banyak memiliki kantong sporanya, tidak pucat warnanya, rimbun dan memiliki
batang yang besar, ujungnya tidak putih dan bersih dari kotoran atau lumut. Rumput
laut yang ditali diambil dengan cara dipotong dengan tersisa sedikit rumput lautnya
untuk dibiarkan tumbuh menjadi bibit selanjutnya.
2.4 Aklimatisasi Rumput Laut Glacilaria sp
Gracilaria sp. fertil yang diperoleh melalui seleksi rumpun di tampung pada
kantong plastik (plastic packing benih) yang telah diisi air laut dan ditempatkan didalam
wadah coolbox atau Styrofoamdan selanjutnya diangkut ke laboratorium basah dengan
suhu yang dipertahankan kurang lebih 25 0C.
sampel-sampel Gracilaria sp. Dibersihkan dengan air laut tujuannya agar rumput
laut bersih dari kotoran atau lumut yang menempel kemudian dipelihara sebagai tahap
aklimatisasi di bak Fiber (100 × 40 × 60 cm3) yang berisikan air laut dengan salinitas 30
ppt dan pH 7,8 - 8.4selama minimal 3 jam.aklimatisasi ini bertujuan untuk menyesuaian
fisiologis dari Glacilaria sp terhadap lingkungan barunya.
Air laut yang digunakanan untuk pelepasan spora, pemeliharaan spora dan
pemeliharaan Gracilaria muda (plantlet) adalah air laut yang telah disaring dengan
menggunakan saringan kapas dan saringan whatmen ukuran 0,45 μm. Air laut tersebut
kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121 oC selama 15
menit dengan tekanan 1 atm (Lideman, dkk. 2016).
Gambar 9.
Sterilisasi air laut juga dapat di lakukan dengan melakukan pemanasan air laut
sebanyak 25 liter selama 50 menit menggunakan api sedang kemudian di saring dan
disimpan ke dalam jerigen atau juga dapat menggunakan alat penyaring air model
catridgeyang dipasang langsung dengan pipa saluran air laut yang ada di laboratorium
rumput laut. Air laut yang telah disterilisasi ini digunakan untuk keperluan kegiatan
lkultur spora dalam keadaan sudah tidak panas lagi.
Pupuk Provasolis Enrich Seawater atau PES merupakan pupuk yang berfungsi
untuk mendorong pertumbuhan spora rumput laut Glacilaria sp. Pembuatan pupuk PES
dilakukan dengan memasukkan Aquadest sebanyak 500 mL ke dalam gelas ukur 1000
mL kemudian ditambahkan dengan NaNo3 (3,5 g), Na2 ß-glycerophosphat (0.5 g), Fe-
EDTA (stock solution 250 ml), PII Metals (stock solution 25 ml), B12 (0,1 mg; stock
solution 0,1 g/100 ml atau 0,1 ml), Thiamine (5 mg ; stock solution 0,5 g/100 ml atau 1
ml), Biotin (0,05 mg; stock solution 0,05 g/100 ml atau 0,1 ml), Trace base (5 g; stock
solution 50 g/500 ml atau 50 ml) yang telah ditimbang dengan timbangan elektrik
kemudian homogenkan di atas hot plate/styrer, lalu ditambahkan aquadest hingga
volume menjadi 1000 ml (1 liter)
Pembuatan pupuk PES dilakukan minimal 1 hari sebelum digunakan.Pupuk PES
ini dapat disimpan selama 1 minggu didalam kulkas sebelum digunakan. Pemberian
pupuk PES ini dilakukan 1 minggu sekali atau setiap kali ganti air dengan takaran 1%
dari jumlah air laut steril yang digunakan.
Alat-alat yang digunakan ini telah dicuci dengan menggunakan spons, agar
lumut yang menempel bisa keluar atau terlepas, setelah itu dibilas dengan air laut.
Selain baskom, alat yang perlu disiapkan sebelum penanaman rumput laut Glacillaria
sp antara lain saringan, pemberat, gelas ukur, tabung erlemeyer, pingset dan sendok
pengaduk.
2.8 Pembuatan frame preparat spora
Frame preparat spora dibuat dengan menggunakan pipa ukuran ¾ inci dan
sambungan EL yang sama dengan ukuran pipa, kemudian pipa dipotong atau digergaji
menjadi 4 bagian dengan panjang 20 cm dan lebar 18 cm. Pipa tersebut kemudian diisi
pasir sampai penuh lalu ditutup dengan gabus yang berukuran bulat sesuai dengan
lubang pipa. Tujuan dari pengisisan pipa, agar pipa dapat tenggelam.Selanjutnya pipa-
pipa dipasang dengan menggunakan lem pipa agar merekat dengan kuat.Pipa-pipa yang
telah disambung dililitkan dengan menggunakan tali nomor 3 dengan panjang sekitar 25
meter seperti yang terlihat pada Gambar 12 di bawah.
Kemudian masih dalam Erlemeyer di beri air laut steril sebanyak 500 mL dan
dicampurkan dengan iodin sebanyak 5 mL atau 1% lalu didiamkan selama 3-5 menit
hingga lumut atau kotoran yang menempel hilang kemudian ditiriskan. Selanjutnya
dilakukan pencucian/pembilasan sampai aroma iodin hilang biasanya dilakukan 3 kali
dimana pada saat penirisan dilakukan penyemprotan agar kotoran yang menempel lebih
mudah bersih. Setelah itu dilakukan pengeringan thallus dengan cara ditata diatas tissue
sampai air yang menempel pada thallus hilang ini berfungsi untuk menghilangkan
aroma iodin pada thallus setelah itu thallus dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 mL
dan didiamkan selama 1-3 jam sebelum ditanam.
Thallus yang telah steril di masukkan kedalam wadah yang berisi air laut steril
sebanyak 7 liter dengan salinitas 30 ppt yang telah dicampur dengan Pupuk Provasolis
Enrich Seawater (PES) sebanyak 70 mL atau dengan dosis 1%, gunanya untuk
memacu perkembangan spora lebih cepat menjadi young thallus (Thallus gracilaria
sp.muda).
Wadah baskom yang merupakan tempat plantasi thallus gracilaria sp. spora
diletakkan dibawah lampu yang digunakan sebagai penerangan untuk memenuhi
kebutuhan fotosintesis tumbuhan ini kultur dengan teknik biakan spora memerlukan
intensitas cahaya sebanyak 800-1000 lux . Kultur spora ini juga dilakukan dengan
metode siklus terang gelap dengan periode penyinaran selama 12 jam dan periode gelap
juga sebanyak 12 jam. Pemeliharaan dilakukan selama dua minggu dalam wadah
terkontrol dengan suhu 24-26°C pemerataan posisi thallus setiap tiga hari sekali dengan
menggunakan pingset agar penyebaran spora merata pada media tanam tali.Setelah dua
minggu Carposporophyte yang fertil tersebut kemudian diangkat dari media
pemeliharaan dan diseleksi ulang jika masih ada yang layak tanam kembali.
Selanjutnya, spora yang ada pada tali polyethylene dipelihara sampai spora nya
menempel dan mempunyai thalus serta holdfast (Gracilaria muda), dengan kondisi
suhu 25 oC, cahaya 500-1000 lux dan salinitas 30 ppt. Selain itu, spora dicek dibawah
mikroskop untuk memastikan apakah spora nya bisa menempel dan berkembang atau
tidak. Penggunaan media PES menunjukan bahwa perkembangan spora menjadi
Gracilaria sp. muda yang mempunyai thallus terjadi pada umur 30 - 40 hari (Lideman,
dkk. 2016).
Pemeliharaan bakal spora yang telah ditaman didiamkan selama kurang lebih 14
hari.Untuk menunjang pertumbuhan dan penyebaran bakal spora yang baik pada tali
dilakukan pemindah-mindahan indukan spora yang ditanam setiap 3 hari sekali dengan
membuka penutup plastik kemudian memindah-mindahkan indukan menggunakan
spora secara merata lalu ditutup kembali.Setelah kurang lebih 14 hari, indukan spora
diangkat dan pipa tali spora yang telah ditempeli spora tetap dibiarkan berada di dalam
wadah atau baskom.
Spora yang sudah lepas dari cytocarp-nya kemudian di pelihara sampai sporanya
menempel dengan baik dan berkembang pada substrat (tali PE) tersebut. Pergantiaan air
tetap dilakukan pada tahap ini yaitu seminggu sekali dengan pemberian pupuk PES
sebanyak 1 persen atau ketika air didalam wadah mulai keruh. Pemeliharaan dengan
menggunakan wadah baskom dilakukan selama 2-3 bulan di laboratorium tertutup
(invitro) Kemudian dilanjutkan pemeliharaan selama 1-2 bulan di bak fiber atau di
laboratorium basah (intermediate) hingga berkembang menjadi bibit Gracilaria
sp.muda.
(a) ( b) (c)
Gambar 19
Spora bisa lepas dari cystocarp-nya memerlukan waktu selama 12 hari. Namun
setelah 7 hari pelepasan spora, selanjutnya relatif lebih sedikit. Proses penempelan
spora berlangsung setelah 1 minggu. Salinitas yang digunakan yaitu, 29-31 ppt dan
suhu yang digunakan 24-26oC. Spora yang sudah menempel selanjutnya dapat
berkembang menjadi Gracilaria sp. muda. Selama pemeliharaan spora dilakukan
pengamatan atau pun dilakukan pengecekan dibawah mikroskop pada tali substrat PE.
(A) (B)
Gambar 20
Gracillaria sp. muda ditandai dengan munculnya tunas yang merupakan thallus
(batang semu) yang tumbuh diatas holdfast. Pemeliharaan Gracillaria sp. muda ini
dilakukan selama 2 bulan pada media PES, dengan suhu 25 oC dan cahaya 500-1000
lux.Kriteria pertumbuhan spora yang baik dapat dilihat dari penyebaran spora yang
merata pada tali sedangkan untuk kategori pertumbuhan spora yang buruk dapat dilihat
dari matinya spora pada tali yang ditandai dengan memutihnya spora sehingga tidak
bisa mengalami pertumbuhan. Salah satu faktor yang membuat pertumbuhan spora
kurang baik dapat disebabkan karena kesalahan dari proses sterilisasi indukan yang
menyebabkan adanya gangguan berupa tumbuhnya lumut yang menjadi kompotitor bagi
spora pada proses pemeliharaan.
Gambar 21.
(Pergantian air, pemberian pupuk dan pembersihan spora yang ada di ruangan invitro)
Sebelum dilakukan pemeliharaan di ruangan intermediate, spora dipelihara
didalam ruangan invitro selama kurang lebih 2 bulan sampai tunas spora terlihat dengan
kasat mata dan dianggap sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan baru seperti
sudah mampu bertahan terhadap arus.
Gambar 22.
(Pergantian air, pemberian pupuk dan pembersihan spora yang ada di ruangan
intermediate)
Di ruang intermediate, spora tetap diberikan perlakuan yang sama dengan
melakukan pergantian air dan pemberian pupuk seminggu sekali. Sebelum pergantian
air dilakukan pengecekan secara visual atau langsung.Pipa tali yang telah dibersihkan,
dimasukkan kembali ke bak fiber yang telah diisi dengan air laut steril dan pupuk. Batas
air yang diisi kedalam bak fiber sampai pipa tali tenggelam dengan baik. Kemudian
dipasangkan kincir air sebagai arus buatan.
f. Pemeliharaan Spora di dalam Green House
Gambar 23.
Gambar 24. (a) panjang thallus 4-6 cm pada tali polyethylene(PE) dengan umur 20 hari,
(b) panjang thallus 20-25 cm pada tali polyethylene (PE) dengan umur 70 hari.
Laju pertumbuhan bibit spora dilokasi budidaya lebih cepat karena terpenuhinya
asupan yang dibutuhkan spora untuk pertumbuhannya seperti terpenuhinya unsur hara,
kebutuhan sinar matahari, dan arus laut yang cukup untuk menunjang pertumbuhan bibit
yang dibudidayakan.Bibit yang berasal dari spora ini dapat dipanen setelah
dibudidayakan selama 4-6 bulan di laut untuk panen perdananya, selanjutnya panen
berikutnya dapat dilakukan setelah 45 hari kemudian dengan metode pemanenan secara
selektif. Setelah mencapai ukuran siap panen, rumput laut Glacillaria sp hasil kultur
spora dapat dipanen dengan cara memotong thallusnya (batang semunya) dan potongan
yang disisakan yang masih menempel pada tali dapat digunakan lagi sebagai bibit untuk
siklus berikutnya. Adanya produksi spora tentunya akan sangat bermanfaat bagi petani
rumput laut karena tidak tergantung oleh musiman maupun alam, dan bibit rumput laut
tidak perlu diikat ditali bentangan lagi dikarenakan sudah melekat pada substrat tali PE
(polyethylene).
h. Panen
Rumput laut Gracillaria sp. hasil dari kultur spora yang sudah berumur lebih
dari 4 bulan dibudidayakan di laut sudah dapat dipanen perdana, panen berikutnya dapat
dilakukan secara berkala setiap 45 hari selama 2-3 tahun kedepan, selanjutnya
disarankan untuk mengganti dengan bibit yang baru dikarenakan telah menurunnya
Streng Gelt atau kekuatan gel pada rumput laut tersebut yang dapat mengakibatkan
menurunnya kuantias dan kualitas produksi. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi
hari dikarenakan kualitas air normal, sehingga hasil panen rumput laut memiliki kualitas
yang baik. Jika dilakukan pemanenan pada siang hari, kemungkinan kualitas rumput
laut akan turun dan jika dilakukan pemanenan sore hari sehingga apabila dilakukan
pemanenan dapat menurunkan kualitas rumput laut tersebut.
Dalam penanganan pasca panen merupakan hal yang penting untuk di lakukan,
kegiatan yang dimulai sesaat setelah rumput laut dipanen kegiatan pascapanen rumput
laut Gracillaria sp. adalah sebagai berikut:
Gambar 25
Teknis pengeringan dilakukan dengan cara menggelar alas (Waring) di atas pasir di
sekitaran pantai Ujung Baji. Rumput laut hasil panen yang masih basah diratakan di atas
waring yang telah dipersiapkan. Pemilihan waring sebagai alas pengeringan ini
bertujuan untuk memudahkan proses penirisan rumput laut yang masih basah.
Karakteristik waring yang berupa lembaran dengan lubang mess seperti saringan
memungkinkan proses pengeringan berjalan optimal karena udara dapat melewati
permukaan rumput laut secara merata.
h. Sortasi
Gambar 27. Sortasi rumput laut Gracillaria sp. dari kerang-kerang lumut dll.
P. Pengemasan
Pengemasan dilakukan apabila rumput laut benar-benar kering, dan siap untuk di
masukan dikarung,dengan berat mencapai 60 kg/karungya. Karung di masukan kedalam
karung dengan cara rumput laut yang kering digulung dan ditumpuk lalu dimasukan
kedalam karung. Rumput laut yang dikemas disimpan di gudang penyimpanan atau
tempat tertentu yang jauh dari tempat terbuka agar tidak terkena hujan.
Gambar 28.
(Pengepakan dan penyimpanan rumput laut Gracillaria sp. Ke dalam karung)
Rumput laut yang ada di Dusun Ujung Baji banyak dimiliki oleh petani yang
bekerja sama kepada Koperasi setempat yang mana koperasi ini berfungsi sebagai
wadah bagi masyarakat untuk menjual dan meminjam modal untuk kegiatan budidaya,
serta koperasi ini bekerja sama dengan PT. Agarindo Bogatama sebagai induk dari pada
penerima bahan utama rumput laut kering juga berperan sebagai pembentuk adanya
kelompok binaan kelompok Madya budidaya Gracillaria sp. di Dusun Ujung Baji Kec.
Sandrobone Kab. Takalar.Harga jual hasil produksi bibit rumput laut Gracillaria sp.
dengan per kilonya yaitu seharga Rp 7000 dalam bentuk kering, sedangkan dalam
bentuk yang basah rumput laut Gracillaria sp. dijual dengan seharga Rp 3000 yang
biasanya dijual kepada pembudidaya lainnya.
Selama masa PKL tidak ada pendistribusian bibit rumput laut Glacillaria sp.
hasil kultur spora yang terjadi dikarenakan kondisi bibit rumput laut Glacillaria sp
belum layak untuk didistribusikan karena masih dalam proses pemeliharaan. Adapun
jumlah produksi bibit yang dilakukan selama periode PKL dapat dilihat pada tabel
dibawah :
KESIMPULAN
Rumput laut Gracilaria merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar-
agar atau disebut dengan agarophytes. Selain Gracilaria, rumput laut penghasil agar-
agar lainnya adalah Gelidium, Pterocladia, dan Gelidiela. Pada tahun 2009 total
produksi agarophytes di Indonesia mencapai 35.050 ton kering yang 81,60 % -nya
(28.600 ton) diserap oleh industri nasional dan sisanya diserap industri luar negeri
(Anggadiredja, dkk 2011). Gracilaria dalam hal ini memberikan kontribusi paling besar
(>90 %) untuk menyumbang bahan baku agar-agar dibandingkan dengan genus
agarophytes yang lainnya.Hal ini dikarenakan Gracilaria banyak dibudidayakan di
tambak-tambak, sedangkan agarophytes lainnya masih dipanen dari alam (WWF-
Indonesia, 2014).
SARAN
Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Tahun 2017
http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=586..
Lideman, dkk. 2016. Petunjuk Teknis Produkasi Bibit Glacilaria Laut (Gracilaria
Sp.) Melalui Kultir Spora pada Tali. Kementerian Jenderal Perikanan
Budidaya Air Payau Takalar. Takalar
Sarifin, dkk. 2011. Petunjuk Teknis Budidaya Budidaya Rumput Laut. Balai
Budidaya Laut Lombok. Kabupaten Lombok. Nusa Tenggara Barat
Wiwien, dkk. 2019. Perbaikan Kualitas Genetik Bibit Rumput Laut Kappaphycus
Alvarezii Melalui Teknologi Fusi Protoplas.Jurnal Perekayasaan
Budidaya Air Payau dan Laut Nomor 14. Balai Perikanan Budidaya Air
Payau Situbondo.
WWF-Indonesia.2014. Seri Paduan Perikanan Budidaya Skala Kecil Budidaya
Rumput Laut Glacillaria sp. Di Tambak.Edisi 1. Gedung Graha
Simatupang, Jakarta.
Zanah dan Sulaksana, 2016.Pengaruh Fungsi Manajemen Terhadap Kepuasan
Kerja karyawan (Suatu Kasus di Home Industri Asri Rahayu di Wilayah
Majalengka).Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2
Desember 2016.