Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

1. Sidat
1.1 Habitat
Genus ikan sidat adalah Anguilla, yang terdiri dari sekitar 18 spesies, sebagian besar di
antaranya hidup di daerah tropis (Aoyama, 2009). Biodiversitas di perairan Indonesia ditemukan 9
spesies/subspesies yakni A. bicolor bicolor, A. nebulosa nebulosa, A. bicolor pacifica, A. interioris,
A. borneensis, A. celebesensis, A. marmorata, A. obscura dan A. megastoma (Sugeha et al., 2008).
Penyebaran ikan sidat di Indonesia dimulai dari sepanjang pantai Sumatera, pesisir selatan Jawa,
Bali, NTB, NTT, sepanjang pantai timur Kalimantan, perairan Sulawesi, Maluku sampai perairan
di Papua (Fahmi, 2015)
Ikan sidat merupakan salah satu ikan yang mempunyai karakteristik habitat yang unik yaitu
mendiami beberapa kondisi perairan termasuk perairan tawar, estuari dan laut. Siklus hidup ikan
sidat adalah katadromus, memijah di laut, kemudian larvanya beruaya ke sungai, dan mencapai
usia dewasa di perairan tawar. Saat akan bereproduksi, sidat akan kembali ke laut untuk memijah
(Ayuningtyas, Sutrisno, & W.S, 2016)
1.2 Siklus Hidup
Siklus hidup ikan sidat umumnya mempunyai 5 stadia yakni Leptochepalus, Glass eel,
Elver, Yellow eel dan Silver eel (McKinnon, 2015). Leptocephalus merupakan fase larva sidat
berbentuk seperti daun dan transparan, mempunyai kemampuan adaptasi tinggi serta hidup secara
planktonik di laut terbuka. Larva sidat secara aktif beruaya ke sungai, setelah bermetamorfosis
menjadi fase glass eel (Aoyama, 2016). Kepulauan Indonesia memiliki berpuluh-puluh muara
sungai atau wilayah estuari yang potensial bagi rekruitmen larva sidat (glass eel) karena dikelilingi
oleh lautan dan samudera yang potensial sebagai daerah pemijahan sidat tropis.
2. Parasit
2.1 Ektoparasit
a. Definisi
Ektoparasit merupakan parasit yang hidupnya menumpang pada permukaan tubuh inang
(host). Ektoparasit berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan menjadi ektoparasit fakultatif
dan obligat. Ektoparasit fakultatif menghabiskan waktu siklus hidupnya sebagian diluar
inangnya, sedangkan ektoparasit obligat yaitu seluruh stadiumnya mulai dari prodewasa
sampai dewasa hidup bergantung pada inangnya (Natadisastra dan Agnes, 2005). Kelompok
ektoparasit sebagian besar adalah golongan serangga (kelas Insecta) dan kelompok Acarina
(kelas Arachnida) seperti sengkenit dan tungau. Sengkenit atau caplak dan tungau termasuk
ordo dari Acarina yang dapat menjadi vektor penyakit pada manusia maupun hewan
(Brown, 1969).
b. Siklus Hidup
c. Contoh
Trichodina sp merupakan Parasit yang termasuk dalam family Trichonidae ini berbentuk
bundar seperti topi, di mana dengan bantuan mikroskop Trichodina sp terlihat berbentuk
lingkaran transparan dengan jumlah silia (cilia) yang menempel di sekeliling lingkaran. Pada
tubuh bagian bawah terdapat lingkaran pelekat untuk melekatkan dirinya ke tubuh ikan,
Gufron, M (Umasugi & Burhanuddin, 2015)
Trichodina sp ditemukan menginfeksi hampir seluruh organ tubuh bagian luar ikan yang
diamati selama penelitian. Pada permukaan tubuh yang diamati terlihat adanya bintik-
bintikputih yang tidak teratur dalam jumlah yang banyak, serta produksi lendir terlihat sangat
banyak sehingga kulit kelihatan mengkilap. Gejala tempat yang ditimbulkan parasit ini adalah
ikan berenang lemah ke permukaan, menyendiri (tidak bergerombolan), warna tubuh ikan tidak
cerah (kusam) dan sering menggosok- gosokkan tubuhnya pada dinding Keramba (Umasugi &
Burhanuddin, 2015).
2.2 Endoparasit
3. Sungai Serayu (gambaran umum)
Sungai Serayu merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Jawa terletak di bagian tengah pulau.
Sungai Serayu melintasi beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang melalui Kabupaten
Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Sungai Serayu dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pada wilayah Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga,
Banyumas dan Cilacap. Daerah Aliran Sungai Serayu pada saat ini telah mengalami kerusakan dan
pencemaran lingkungan yang mengakibatkan menurunnya kualitas Air Sungai Serayu.
Daerah tangkapan sungai tersebut sebesar 4375 km2 dan sungai utama memiliki panjang 180 km
dengan 11 anak sungainya. Sungai berasal dari lereng barat laut Gunung Prahu dan mengalir keluar ke
Samudera Hindia. Sedangkan kompleks Gunung Slamet terletak di tengah-tengah daearh aliran sungai.
Beberapa pegunungan, termasuk Sumbing dan Sundoro di sebelah timur, Walirang di utara, dan
serangkaian perbukitan rendah di sepanjang bagian selatan mengelilingi daerah aliran sungai serayu
yang merupakan rangkaian pegunungan selatan.
Iklim monsun tropis dominan atas daerah aliran sungai dan lebih dicirikan oleh berbeda musim
basah dan kering. Rata-rata curah hujan tahunan di dalam DAS mencapai sekitar 4 000 mm dan rata-
rata tahunan di Daerah Tangkapan Banjarnegara (704 km2) adalah 57,16 m3/s pada tahun 1995.
Penduduk lembah Sungai Serayu adalah 3,5 juta pada tahun 1995. Para Sungai Serayu digunakan untuk
irigasi, air minum, industri, listrik tenaga air, dan lain-lain. Beberapa bendungan,seperti Pangsar
Sudirman Bendungan yang dibangun pada tahun 1983 (kapasitas 141 juta m3), Irrigáis Banjar
Cahyana(mengairi 6 550 ha), Irigasi Tajum (mengairi 3 200 ha) dan Irigasi Pesanggrahan (mengairi 4
000 ha) telah dibangun.
a. Adipala
b. Sampang
c. Purwojati

Anda mungkin juga menyukai