Anda di halaman 1dari 54

PENGARUH TEPUNG CANGKANG TELUR TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL MICROGREEN PAKCOY

SKRIPSI

Di Susun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Universitas Sintuwu Maroso

OLEH :

SRI FADILA
91711407133004

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2022
SKRIPSI

Pengaruh Tepung Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Microgreen Pakcoy
Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Sri Fadila
NPM: 91711407133004

Telah Dipertahankan Didepan Penguji


Pada Tanggal 13 Oktober 2022
Dan Dinyatakan Lulus

Susunan Tim Penguji

Pembimbing I Penguji I

Kamelia Dwi Jayanti, S.Si.,M.Sc Dr. Yulinda Tanari, SP.,M.Si


NIDN. 0901028602 NIDN. 0923107901

Pembimbing II Penguji II

Ir. Marten Pangli.,M.Si Dr. Endang Sri Dewi HS, SP., M.Si
NIDN. 0925076602 NIDN. 0927058305

Skripsi Ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Tanggal 13 Oktober 2022

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Marten Pangli.,Msi


NIDN. 0925076602

ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Poso, Sulawesi Tengah pada

tanggal 7 juli 1999. Penulis merupakan anak ke-dua dari

tiga bersaudara. Putri dari Bapak Suprapto dan Ibu

Wagiem.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri

Kilo Obyek pada tahun 2011. Pada tahun 2014 menyelesaikan Pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Poso Pesisir Utara, kemudian

melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Poso

Pesisir Utara dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun yang sama tepatnya

pada bulan juli 2017 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan

Agroteknologi Fakultas Pertanian di Universitas Sintuwu Maroso Poso.

iii
PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu

perguruan tinggi. Dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain,

kecuali yang tertulis di acuh dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar

pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiat, saya

bersedia mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian peryataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Poso, Oktober 2022

Sri Fadila

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan hidayah-Nya serta perlindungan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tepung Cangkang Telur

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Microgreen Pakcoy”.

Skripsi ini tidak akan selesai jika tanpa bantuan berbagai pihak yang

telah banyak mendukung dan membantu. Berhubungan dengan hal tersebut

penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Kamelia Dwi Jayanti, S.Si., M.Sc dan Ir. Marten Pangli, M.Si sebagai

dosen pembimbing yang telah mengarahkan, membimbingan dan

menasehati selama usulan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sintuwu Maroso

Poso Ir. Marten Pangli, M.Si dan Dr. Andri A. Managanta SP., M.Si

3. Ridwan, SP., MP selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sintuwu Maroso Poso.

4. Dosen dan staf Fakultas Pertanian yang sejak awal memberikan

pendidikan serta membantu dalam proses perkuliahan.

5. Dr. Suwardi Pantih, S.Sos., MM selaku Rektor yang telah memberikan

kesempatan dalam menggunakan fasilitas di Universitas Sintuwu Maroso

Poso selama menmpuh pendidikan.

6. Dosen dan staf Fakultas Pertanian yang sejak awal memberikan

pendidikan serta membantu dalam proses perkuliahan.

v
7. Kepada kedua orangtua penulis mengucapkan Terima kasih yang

sebesar besarnya karena pengorbanan serta doa yang diberikan kepada

penulis selama proses penyelesaian Pendidikan di Fakultas Pertanian

Universitas Sintuwu Maroso Poso.

8. Seluruh angkatan 2017 program studi Agroteknologi, terkhusus kepada

Yusni, Devi, Evin, serta Rasyid yang banyak memberi bantuan dan

dukungan kepada penulis selama menempuh Pendidikan di Universitas

Sintuwu Maroso Poso.

Penulis pun sadar akan banyaknya kekurangan dari hasil maupun

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu saran serta kritikan yang

membangun begitu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Poso, Oktober 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4
Klasifikasi Pakcoy ........................................................................................ 4
Morfologi Pakcoy ......................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ............................................................................................ 6
Microgreen ................................................................................................... 6
Tepung Cangkang Telur .............................................................................. 7
Hipotesis ...................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN .................................................................................. 9
Tempat dan Waktu ...................................................................................... 9
Alat dan Bahan ............................................................................................ 9
Metode Penelitian ........................................................................................ 9
Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 10

vii
Parameter Amatan..................................................................................... 11
Analisis Data.............................................................................................. 14
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 15
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 24
Kesimpulan ................................................................................................ 24
Saran ......................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25
LAMPIRAN ................................................................................................... 30

viii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1 Tinggi tanaman dan jumlah daun microgreen pakcoy pada


umur 16 hst dengan pemberian pupuk tepung cangkang
telur………………………………………………………… …… 15
2 Nilai rata-rata bobot basah tanaman microgreen pakcoy pada
umur 7 hst, 10 hst, 13 hst, dan 16 hst dengan pemberian
pupuk tepung cangkang telur…………………………………. 17
3 Nilai rata-rata bobot kering tanaman microgreen pakcoy pada
umur 7 hst, 10 hst, 13 hst, dan 16 hst dengan pemberian
pupuk tepung cangkang telur………………………………….. 19
4 Panjang akar tanaman microgreen pakcoy pada umur 16 hst
dengan pemberian tepung cangkang telur…………………….. 20
5 Nilai rata-rata laju pertumbuhan relatif tanaman microgreen pakcoy. 21
6 Uji organoleptik pada tanaman microgreen pakcoy…………. 22

ix
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1 Denah penelitian.………………………………………….. 30
2 Analisis sidik ragam tinggi tanaman .…………....……… 31
3 Analisis sidik ragam jumlah daun.….……….........……… 31
4 Analisis sidik ragam bobot basah tanaman.……………. 32
5 Analisis sidik ragam bobot kering tanaman.……………. 34
6 Analisis sidik ragam panjang akar.……………............... 36
7 Analisis sidik ragam laju pertumbuhan relatif………….. 36
8 Analisis uji organoleptik…………………………………... 38
9 Dokumentasi penelitian…………………………………… 41

x
ABSTRAK

Sri fadila (91711407133004) “Pengaruh Tepung Cangkang Telur


Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Microgreen Pakcoy”. Dibawah
Bimbingan Kamelia Dwi Jayanti dan Ir. Marten Pangli

Microgreen merupakan sayuran muda yang belum matang juga


termasuk makanan fungsional karena banyak memiliki manfaat untuk
kesehatan. Pakcoy (brassica rapa L.) merupakan sayuran daun yang memiliki
nilai ekonomis tinggi dan disukai masyarakat karena memiliki tulang daun
tebal sehingga renyah saat dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tepung cangkang telur terhadap pertumbuhan dan
hasil microgreen pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tri mulya,
Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso pada tanggal 7 april 2022
sampai dengan tanggal 25 april 2022. Pemberian tepung cangkang telur
sebanyak 0, 12,5, 25, 37,5, dan 50 g/talam yang diulang sebanyak 4 kali
disusun menurut pola rancangan acak kelompok (RAK). Hasil penelitian
membuktikan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk tepung cangkang telur
berpengaruh nyata terhadap bobot basah tanaman pada umur 16 hst dengan
penggunaan tepung cangkang telur sebesar 50 g/talam, dengan hasil
sebesar 1,72 gram. Serta berdasarkan dari hasil uji organoleptik
menunjukkan bahwa responden menyukai tingkat kemanisan dan
kerenyahan microgreen pakcoy sebesar 67,77% serta tingkat kesukaan
responden pada microgreen pakcoy sebesar 72,22%.

Kata kunci: Pakcoy,microgreen.tepung cangkang telur,uji organoleptik.

xi
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Microgreens merupakan sayuran muda yang belum matang, yang

dihasilkan dari biji sayuran atau herba, memiliki dua daun kotiledon yang

berkembang sempurna ataupun tanpa adanya sepasang daun pertama yang

asli, berdasarkan percobaan dari 30 varietas Brassicaceae yang

menggunakan microgreens, mampu meningkatkan kandungan unsur makro

(K dan Ca) serta unsur hara mikro (Fe dan Zn) dibanding dengan unsur

lainnya (Xiao. dkk, 2014). Menurut Kyriacou, dkk., (2016) microgreens

memiliki potensi yang tinggi pada produksi tanaman sayur berdaun skala

kecil dan dapat meningkatkan nilai gizi dalam makanan manusia.

Microgreens termasuk makanan yang banyak memiliki manfaat dalam

kesehatan manusia, microgreen dapat melawan radikal bebas, dapat

meringankan beban kerja ginjal yang telah rusak, menurunkan kolestrol dan

dapat mencegah penyakit jantung karena microgreens mengandung

antioksidan, microgreens juga mengandung polifenol sehingga dapat

bermanfaat untuk mengurangi resiko penyakit otak yang dapat

mengakibatkan penurunan daya ingat (Alzheimer) (Janovska, 2010).

Sawi huma atau pakcoy (brassica rapa L.) adalah salah satu jenis

sayuran daun yang nilai ekonomisnya tinggi (Sarido dan Junia, 2017).

1
Masyarakat menyukai pakcoy yang bertulang daun tebal karena teksturnya

renyah saat dikonsumsi (Herwibowo dan Budiana, 2014).

Kandungan yang terapat pada tanaman pakcoy antara lain vitamin A,

E dan K, yang sangat dibutuhkan tubuh manusia (Apriyanti dan Rahimah,

2016). Utomo dkk, (2014) mengatakan bahwa terdapat kandungan lain dari

pakcoy seperti vitamin C, β-karoten, Ca, P dan Fe. Menurut Cartea dkk

(2011) pada tanaman pakcoy juga terdapat senyawa yang berperan sebagai

antioksidan, anti-inflamasi, anti alergen, dan anti mikroba yang sebut fenolik.

Menurut data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura

(2017) kebutuhan sawi pakcoy yang dikonsumsi ditingkat nasioanal pada

tahun 2015 dan 2016 sebesar 532,370 ton dan 539,800 ton. Menurut Badan

Pusat statistik (2019) produksi sayuran sawi pakcoy di indonesia pada tahun

2018-2019 mengalami peningkatan sebesar 2.63%, atau sebesar 635,982

ton pada tahun 2018, dan pada tahun 2019 hasil produksi sawi pakcoy

sebesar 652,723 ton. Pada tingkat provinsi sulawesi tengah tahun 2018 hasil

dari sawi pakcoy sebesar 7 661,00 ton, pada tahun 2019 hasil produktivitas

sawi pakcoy meningkat kembali dengan hasil 7 736,00 ton, sedangkan pada

tahun 2020 hasil sawi pakcoy di sulawesi tengah menurun menjadi 7 606,00

ton (Badan Pusat Statistik, 2020). Oleh sebab itu, salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi pakcoy adalah dengan

pemberian pupuk organik tepung cangkang telur.

2
Cangkang telur adalah limbah yang dapat diolah menjadi bahan

pengganti kapur, karena dapat meningkatkan pH tanah aluvial

(Nurjayanti,2012). Suhastyo & Raditya (2021) mengatakan bahwa terdapat

97% kalsium yang terkandung dalam cangkang telur ayam. Menurut Wilda

(2013) tepung cangkang telur ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan

tinggi serta jumlah daun pada cabai rawit. Disisi lain menurut Syam dkk

(2014) pemberian tepung cangkang telur ayam dapat berpengaruh besar

dalam meningkatkan pertumbahan tinggi tanaman kamboja Jepang. Selain

itu pemberian kompos cangkang telur ayam berpengaruh nyata pada tumbuh

kembang tanaman bayam cabut (Kurniawan, 2014).

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2017) di tingkat kabupaten

poso produksi terlur pada tahun 2016 sebesar 436 762,59 , dan pada tahun

2017 produksi telur mengalami peningkatan menjadi 71.000. Hal ini dapat

dijdikan gambaran bahwa limbah dari cangkang telur tiap tahunnya terus

meningkat, sehingga tersedia dalam jumlah yang banyak.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tepung cangkang telur terhadap

pertumbuhan dan hasil microgreen pakcoy.

2. Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat pada microgreen

pakcoy.

3
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

informasi tentang pengaruh tepung cangkang telur terhadap pertumbuhan

dan hasil microgreen pakcoy.

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Pakcoy

Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan jenis tanaman sayur-sayuran

yang termasuk keluarga brassicaceae, pakcoy merupakan sayuran hijau

yang segolongan sawi. Pakcoy biasa digunakan untuk bahan sup atau

sebagai penghias makanan (Alviani, 2015). Klasifikasi tanaman sawi pakcoy

menurut Setiawan (2014) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Familia : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L

4
Morfologi Pakcoy

Tanaman pakcoy memiliki masa panen yang relatif singkat yaitu 35

sampai 45 hari setelah tanam sehingga menghasilkan keuntungan yang

lumayan. Sayuran pakcoy dapat dipanen saat daunnya mencapai ukuran

yang sesuai, dengan mengidentifikasi berdasarkan kondisi fisik tanaman

seperti warna, dan bentuk.

Pada tanaman pakcoy, daun muda (20-25 hari) lebih mudah

kehilangan kelembaban dan lebih mudah mati dibanding daun tua (40 hari)

(Acedo dan Katinka, 2007). Menurut Yudhistira dkk (2014) tinggi tanaman,

jumlah daun, luas daun dan bobot segar tanaman yang pemanenannya

dilakukan pada 45 hst dari umur transplantasikan pada 20 HSS (Hari Setelah

Semai) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pada umur pengamatan 25

hst, 30 hst, dan 40 hst dengan umur transplanting 5 hss, 10 hss dan 15 hss.

Sistem perakaran tanaman pakcoy memiliki akar tunggang dan

cabang akar yang lonjong memanjang menyebar kesegala arah dengan

kedalaman antara 30 cm sampai 50 cm. Akar ini memiliki fungsi antara

membantu penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah, sehingga

memperkuat batang tanaman (Rukmana, 1994). Batang pakcoy yang sangat

pendek dan bersegmentasi, sehingga hampir tidak terlihat. Pakcoy berdaun

halus, dan tidak berbulu. Tangkai daunnya lebar dan kuat, serta tulang daun

menyerupai sawi hijau, dan lebih tebal (Haryanto dkk, 2007).

5
Struktur bunga tanaman sawi tersusun pada tangkai bunga yang

panjang dan bercabang. Setiap bunga terdiri dari empat kelopak, empat

mahkota, empat benang sari, dan satu putik yang berongga dua dengan

penyerbukan bunganya dilakukan dengan bantuan serangga serta manusia.

Buah sawi merupakan jenis polong berongga dengan biji bulat kecil berwarna

coklat tua (Sunarjono, 2013).

Syarat Tumbuh

Pakcoy adalah tanaman semusim yang dapat dipanen hanya sekali.

Pakcoy dapat di panen pada umur 40 hari sampai 60 hari (ditanam dari

benih) atau 25 hari samapai 30 hari (ditanam dari bibit) setelah tanam.

Pakcoy dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi pada ketinggian 5

sampai 1.200 MDPL. Namun pakcoy akan tumbuh lebih baik bila ditanam di

dataran tinggi dengan suhu udara yang sejuk (Haryanto dkk, (2007).

Penanaman pakcoy sebaiknya pada daerah yang memiliki iklim suhu 15 oC

sampai 30oC, serta memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan

(Sukmawati, 2012). Kelembapan udara yang cocok yaitu antara 80% - 90%

dengan tekstur tanah gembur serta banyak mengandung humus, subur, pH

antara 6-7, dan drainase yang baik.

Microgreen

Microgreen merupakan tanaman muda, lunak, serta tanaman yang

dapat dimakan yang mana saat dipanen sebagai bibit, namun microgreen

6
memiliki daun yang lebih besar, hijau, dengan nutrisi yang tinggi

dibandingkan dengan tanaman yang sudah dewasa (Janovska, 2010).

Microgreen dapat dipanen dan dimakan pada umur tanaman yang masih

muda, yaitu antara 10 hari 20 hari setelah pecah biji (Pramaningtyas dkk

2019). Eric dkk (2019) menyatakan bahwa microgreen berbeda dengan

kecambah karena kecambah dipanen saat umur 3 hari sedangkan

pemanenan microgreen pada umur 7 hari sampai 14 hari. Microgreen

dipanen dengan memotong bibit beberapa milimeter diatas media tanam,

pemanenan microgreen dilakukan pada penampakan daun asli pertama

(Kyriacou dkk 2016). Jenis tumbuhan microgreen mengandung senyawa

bioaktif seperti antioksidan, vitamin, flavonoid, karotenoid lebih tinggi dari

tumbuhan yang dipanen setelah dewasa (Brazaityte dkk 2015). Pinto dkk

(2015) menyatakan bahwa microgreen pada umur 2 minggu mengandung

mineral (Ca, mg, Fe, Mn, Zn, Se serta Mo) lebih tinggi dibandingkan dengan

yang telah berumur 10 minggu.

Tepung Cangkang Telur

Cangkang telur merupkan limbah yang umumnya terdiri dari: 1,6% air

dan 98,4% bahan kering mengandung 95,1% unsur mineral dan 3,3% protein

(Nursiam 2011). Menurut Butcher dan Miles (1990) cangkang telur

mengandung 95% kalsium karbonat, 3% fosfor yang terdiri dari magnesium,

natrium, kalium, seng, mangan, besi, tembaga serta unsur lain yang berguna

7
sebagai pupuk organik. Kalsium adalah salah satu unsur hara makro selain

N, P, dan K. Menurut Nurshanti (2009) cangkang telur dapat dijadikan pupuk

organik, karena memiliki fungsi untuk mendorong pembentukan dan

pertumbuhan akar lebih dini, memperbaiki ketegaran tanaman, dan

mengurangi kemasaman atau menaikkan pH tanah.

Kulit telur mengandung 0,121% kalium, 8,997% kalsium, 0,394%

fosfor, dan 10,541% magnesium, kalsium (Ca) berperan untuk merangsang

pembentukan akar, batang, dan pembentukan biji (Lingga da Marsono 2007).

Zakaria (2013), menyatakan bahwa pengaplikasian kulit telur dan air cucian

beras berpengaruh pada pertumbuhan tomat, dengan cangkang telur 20

gram dan air cucian beras 100 ml (Solanum lycopersicumL.). Menurut Putri

dkk (2019) pemberian tepung cangkang telur dengan dosis 25 gram dalam 3

kg tanah merupakan kombinasi yang paling efektif untuk peningkatkan bobot

kering tanaman kangkung darat.

Hipotesis

Penggunaan tepung cangkang telur dengan dosis 25 gram, dapat

meningkatkan pertumbuhan dan hasil dari microgreen pakcoy.

8
METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah terlaksana di Desa Tri mulya, Kecamatan Poso

Pesisir Utara, Kabupaten Poso pada tanggal 7 april 2022 sampai dengan

tanggal 25 april 2022.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah talam plastik, botol

spray, mistar, alat tulis menulis, timbangan digital, oven, paranet, plastik

benig, wadah, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah tepung cangkang

telur ayam, tanah dan benih pakcoy.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan 5 perlakuan, adapun perlakuan yang dicobakan adalah sebagai

berikut:

P0 = tanpa tepung cangkang telur (kontrol)

P1 = pemberian tepung cangkang telur 12,5 gram/talam

P2 = pemberian tepung cangkang telur 25 gram/talam

P3 = pemberian tepung cangkang telur 37,5 gram/talam

P4 = pemberian tepung cangkang telur 50 gram/talam

Tiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 20 unit

percobaan.

9
Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan tepung cangkang telur

Bubuk cangkang telur dibuat dengan cara cangkang telur ayam dicuci

terlebih dahulu. Lalu, cangkang telur ayam yang telah dicuci dijemur hingga

kering. Selanjutnya dihaluskan dengan cara diblender hingga halus lalu

diayak. Setelah itu tepung cangkang telur ditimbang sesuai dengan perlakuan

(12,5 gram, 25 gram, 37,5 gram, dan 50 gram).

Penyiapan media tanam

Media tanam menggunakan tanah bagian atas (topsoil), tanah yang

telah diambil kemudian dikeringkan dan dilakukan pengayakan. Selanjutnya

tanah yang telah selesai diayak kemudian ditimbang sebanyak 100 gram

tanah untuk setiap talamnya. Sebelum tanah dimasukan kedalam talam

plastik, terlebih dahulu tanah ditambahkan dengan tepung cangkang telur

sesuai perlakuan yang kemudian dimasukan kedalam talam plastik yang

berukuran 21 cm x 16 cm. Pengisian talam dilakukan 3 hari sebelum

dilakukan penanaman, setelah tanah diisi kedalam talam kemudian dilakukan

penyiraman sampai lembab.

Penanaman

Microgreen pakcoy di tanam dengan cara menyebarkan benih secara

merata di atas permukaan media tanam, dengan masing-masing media

tanam sebanyak 200 butir/ talam.

10
Pemeliharaan

Pemeliharaan pada microgreen pakcoy meliputi penyiraman dan

penyiangan. Penyiraman dilakukan menggunakan botol spray yang di

lakukan setiap hari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Jika terjadi hujan,

maka tanaman ditutupi menggunakan plastik. Sedangkan penyiangan

dilakukan secara manual, dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di

sekitar tanaman pakcoy.

Pemanenan

Pemanenan microgreen dilakukan saat pakcoy berumur 16 hari

setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman

pakcoy secara hati-hati, kemudian dibersihkan menggunakan air agar tanah

tidak ada lagi menempel pada akar.

Parameter Amatan

Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dimulai dari pangkal batang di atas permukaan

tanah hingga ujung tanaman tertinggi. Pengukuran dilakukan pada umur 16

hst, pada 10 sampel tanaman setiap talamnya, menggunakan mistar.

Jumlah daun (helai)

Daun yang dihitung adalah daun yang sudah sempurna, dan dihitung

pada umur 16 hst pada 10 sampel tanaman setiap talamnya.

11
Panjang akar (cm)

Panjang akar diamati setelah tanaman pakcoy panen yaitu saat 16 hst,

pengukuran dilakukan dengan menggunakan mistar dari pangkal sampai

ujung akar terpanjang.

Bobot basah tanaman (gram)

Bobot basah tanaman ditimbang pada saat tanaman berumur 7 hst, 10

hst, 13 hst dan 16 hst pada 10 sampel tanaman setiap talamnya. Bobot

basah tanaman ditimbang menggunakan timbangan digital.

Bobot kering tanaman (gram)

Tanaman yang telah selesai ditimbang bobot basahnya kemudian di

oven dengan suhu 800C selama 12 jam setelah itu ditimbang kembali untuk

mendapatkan bobot kering tanaman.

Laju pertumbuhan relatif

Melakukan penimbangan terhadap berat kering tanaman pada umur 7

hst, 10 hst, 13 hst dan 16 hst dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Gardner, dkk (1991).

RGR =

Keterangan:

W1 : bobot kering tanaman pada waktu t1 (g)

W2 : bobot kering tanaman pada watu t2 (g)

12
t2 – t1 : interval antara penimbangan pertama dan kedua (hari)

Uji organoleptik

Uji organoleptik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

minat seseorang terhadap rasa dan tekstur pada microgreen pakcoy.

Menurut Ayustaningwarno (2014) uji organoleptik merupakan penilaian

indera, atau penilaian sensorik, yang merupakan suatu cara penilaian dengan

memanfaatkan panca indera untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma,

dan rasa pada suatu prodak makanan ataupun minuman agar dapat diterima

konsumen.

Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi

seseorang. Terdapat dua bentuk pernyataan pada penggunaan skala likert,

yaitu berbentuk positif dan bentuk negatif untuk mengukur perilaku individu

dengan beberapa pertanyaan yang dilihat dari respon 5 pilihan pada setiap

pertanyaan, sangat setuju/sangat suka, setuju/suka, tidak memutuskan/tidak

setuju, dan sangat tidak setuju/sangat tidak suka, untuk menghitung uji

organoleptik dapat digunakan rumus sebagai berikut (Likert 1932).

T x Pn

Keterangan:

T : total jumlah responden

Pn : pilihan angka skor likert

Interval = 100 / skor tertinggi

13
Kriteria interpretasi skor berdasarkan interval:

 0% sampai 19,99% : sangat tidak manis / sangat tidak renyah / sangat

tidak suka

 20% sampai 39,99 % : tidak manis / tidak renyah / tidak suka

 40% sampai 59,99% : cukup manis / cukup renyah / cukup suka

 60% sampai 79,99% : manis / renyah / suka

 80% sampai 100% : sangat manis / sangat renyah / sangat suka

Indeks % = Total skor / Y x 100

Keterangan :
Y : skor tertinggi likert x jumlah responden

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalsis dengan menggunakan analisis ragam,

apabila perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata maka akan

dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf

5%.

14
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Berdasarkan dari hasil analisi sidik ragam yang telah di sajikan pada

tabel lampiran 2 dan 3. Menunjukan bahwa penggunaan pupuk tepung

cangkang telur berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah

daun microgreen pakcoy pada 16 hst. Nilai rata-rata tinggi tanaman dan

jumlah daun pada 16 hst, disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman dan jumlah daun microgreen pakcoy pada umur 16
hst dengan pemberian pupuk tepung cangkang telur.

Tinggi Jumlah daun


Perlakuan tanaman (helai)
(cm)
Tanpa tepung cangkang telur 8,90 4
Tepung cangkang telur 12,5 gram/talam 7,84 3,92
Tepung cangkang telur 25 gram/talam 8,59 4,05
Tepung cangkang telur 37,5 gram/talam 7,76 3,95
Tepung cangkang telur 50 gram/talam 8,39 4,02

Dilihat dari tabel 1 yang telah di sajikan, penggunaan tepung cangkang

telur berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun

microgreen pakcoy pada 16 hst. Menurut Eisya (2019) mengatakan bahwa

penggunaan tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata pada tinggi

tanaman, namun cangkang telur dapat menggantikan kapur pada tanah

aluvial serta mempengaruhi pertumbuhan serta hasil dari cabai merah.

Daun merupakan bagian terpenting dari tanaman karena daun mampu

menyerap energy matahari yang kemudian digunakan untuk bahan

15
fotosintesis. Jika proses fotosintesis tanaman berlangsung dengan baik, serta

mendapat makanan yang baik dari energy yang disimpan daun, maka

tanaman akan tumbuh dengan baik. Dari hasil penelitian ini, pemberian

tepung cangkang telur pada microgreen pakcoy tidak berpengaruh nyata

pada jumlah daun di 16 hst. Hal ini diduga karena unsur pada cangkang telur

belum terserap baik oleh tanaman, karena waktu umur panen microgreen

yang relative pendek.

Bobot Basah Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa penggunaan pupuk

tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata terhadap parameter amatan

bobot basah pada 7 hst, 10 hst, dan 13 hst, terdapat pada tabel lampiran 4a,

4b, dan 4c. Sedangkan pada saat tanaman berumur 16 hst, pengaplikasian

pupuk tepung cangkang telur pada microgreen pakcoy memberikan pengaruh

yang nyata terhadap bobot basah tanaman, terdapat pada tabel lampiran 4d.

Nilai rata-rata bobot basah pada 7 hst, 10 hst, 13 hst dan 16 hst disajikan

pada tabel 2.

16
Tabel 2. Rata-rata bobot basah tanaman microgreen pakcoy pada pemberian
pupuk tepung cangkang telur.

Bobot basah (g) pada hari ke


Perlakuan (hst)
7 10 13 16
Tanpa tepung cangkang telur 0,22 0,28 0,6 1,22a
Tepung cangkang telur 12,5 gram/talam 0,19 0,24 0,62 1,33ab
Tepung cangkang telur 25 gram/talam 0,21 0,28 0,64 1,43ab
Tepung cangkang telur 37,5 gram/talam 0,22 0,29 0,65 1,34ab
Tepung cangkang telur 50 gram/talam 0,23 0,29 0,62 1,72b

BNJ 5% 0,42
Ket: notasi yang tidak sama pada angka yang terdapat didalam tabel,
berbeda nyata hingga sangat nyata pada uji BNJ taraf 5%.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah disajikan pada tabel 2,

pengaplikasian tepung cangkang telur tidak berpengaruh nyata terhadap

bobot basah microgreen pakcoy pada umur 7 hst, 10 hst dan 13 hst, namun

berpengaruh nyata pada 16 hari setelah tanam dengan pemberian tepung

cangkang telur 50 gram/talam dengan menghasilkan bobot basah tertinggi

dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian tepung cangkang telur. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur 50 gram/talam

mampu memacu pertumbuhan, sehingga hasil dari bobot basah 16 hst lebih

tinggi. Unsur hara yang terdapat pada tanaman mempengaruhi bobot basah

tanaman, peningkatan bobot basah terjadi pada microgreen pakcoy diduga

karena pemberian tepung cangkang telur yang mengandung kalium dan

fosfor.

17
Menurut Hardjowigeno (2007) bahwa kalium berfungsi untuk dapat

mempengaruhi hasil bobot pada tanaman, berperan dalam proses

fotosintesis dan respirasi, pembukaan stomata, dan mempengaruhi dalam

penyerapan unsur-unsur yang lainnya. Forsfor juga dapat memperbesar

pembentukan buah, memastikan ketersediaan untuk pertumbuhan yang

memfasilitasi asimilasi dan transportsi ke penyimpanan dapat berjalan

dengan baik, serta hal inilah yang menyebabkan bobot tanaman yang di

hasilkan dapat meningkat (Ayunda, 2014).

Bobot Kering Tanaman

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah disajikan pada tabel

lampiran 5a, 5b, 5c, dan 5d menunjukkan bahwa aplikasi tepung cangkang

telur terbukti tidak nyata terhadap bobot kering microgreen pakcoy pada 7

hst, 10 hst, 13 hst dan 16 hst. Nilai rata-rata bobot kering pada 7, 10, 13 dan

hst disajikan pada tabel 3.

18
Tabel 3. Rata-rata bobot kering tanaman microgreen pakcoy pada umur 7
hst, 10 hst, 13 hst, dan 16 hst dengan pemberian pupuk tepung
cangkang telur.

Bobot kering (g) pada hari ke


Perlakuan (hst)
7 10 13 16
Tanpa tepung cangkang telur 0,04 0,05 0,08 0,11
Tepung cangkang telur 12,5 gram/talam 0,04 0,05 0,08 0,11
Tepung cangkang telur 25 gram/talam 0,04 0,06 0,09 0,14
Tepung cangkang telur 37,5 gram/talam 0,04 0,07 0,11 0,15
Tepung cangkang telur 50 gram/talam 0,04 0,07 0,11 0,15

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah disajikan pada tabel 3

pengaplikasian tepung cangkang telur pada microgreen pakcoy tidak

berpengaruh nyata pada bobot kering tanaman. Tepung cangkang telur

banyak mengandung unsur yang dapat bermanfaat bagi tanaman dan unsur

hara yang terdapat dalam tepung cangkang telur tersebut mampu diserap

dengan baik oleh tanaman, namun dalam penelitian ini di duga unsur yang

terkandung di dalam tepung cangkang telur belum terserap dengan baik oleh

tanaman. Hal tersebut sejalan dengan dengan Dewi (2005) yang menyatakan

bahwa bobot tanaman dipengaruhi oleh banyaknya jumlah daun yang

mengalami fotosintesis, semakin banyaknya jumlah daun maka berpengaruh

positif pada berat kering suatu tumbuhan.

Panjang Akar

Hasil dari analisis sidik ragam yang telah disajikan pada tabel lampiran

6. Menunjukkan bahwa pengaplikasian tepung cangkang telur pada

19
microgreen pakcoy berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar pada 16

hst. Nilai rata – rata panjang akar pada 16 hst, di sajikan pada table 4.

Tabel 4. Panjang akar tanaman microgreen pakcoy pada umur 16 hst dengan
pemberian pupuk tepung cangkang telur.

Panjang akar
Perlakuan
(cm)
Tanpa tepung cangkang telur 3,32
Tepung cangkang telur 12,5 gram/talam 3,24
Tepung cangkang telur 25 gram/talam 3,04
Tepung cangkang telur 37,5 gram/talam 2,65
Tepung cangkang telur 50 gram/talam 2,96
Akar merupakan salah satu organ yang berperan penting bagi

tanaman agar dapat menahan berdirinya tanaman dan menyerap air serta

nutrisi dalam tanah yang akan digunakan untuk pertumbuhan tanaman.

Dalam penelitian ini, pemberian tepung cangkang telur berpengaruh tidak

nyata pada panjang akar tanaman microgreen pakcoy. Hal ini diduga karena

tepung cangkang telur lebih cenderung untuk memacu pembentukan dinding

sel serta meningkatkan panjang sel akar. Sesuai dengan pernyataan dari

Nurjayanti (2012) yang mengatakan bahwa komponen utama pada cangkang

telur didominasi oleh kalsium karbonat (CaCO3) hingga 95%.

Kandungan kalsium yang cukup besar yang ada pada cangkang telur

dapat berperan penting dalam pembentukan dinding sel pada tanaman

(Noviyanti dkk, 2017). Easterwood (2007) juga mengungkapkan bahwa peran

kalsium pada tanaman yaitu untuk menebalkan dinding sel, pelindung dari

20
cekaman panas, meningkatkan pemanjangan sel akar, melindungi dari hama

dan penyakit.

Laju Pertumbuhan Relatif

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah disajikan pada tabel

lampiran 7a, 7b, dan 7c menunjukkan bahwa pemberian pupuk tepung

cangkang telur berpengaruh tidak nyata terhadap laju pertumbuhan

microgreen pakcoy pada (1) hst, (2) hst, dan (3) hst. Nilai rata-rata laju

pertumbuhaan disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata laju pertumbuhan relatif tanaman microgreen pakcoy.

Laju pertumbuhan relatif (hst)

Perlakuan 7 – 10 10 – 13 13 – 16
(1) (2) (3)

Tanpa tepung cangkang telur 0,08 0,13 0,08

Tepung cangkang telur 12,5 gram/talam 0,12 0,13 0,08

Tepung cangkang telur 25 gram/talam 0,15 0,12 0,13

Tepung cangkang telur 37,5 gram/talam 0,17 0,15 0,09

Tepung cangkang telur 50 gram/talam 0,16 0,12 0,10

Laju pertumbuhan adalah bobot berat kering tanaman dalam suatu

interval waktu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan

pengaplikasian tepung cangkang telur tidak berpengaruh nyata pada laju

pertumbuhan microgreen pakcoy. Hal ini kemungkinan terjadi karena tepung

21
cangkang telur yang belum terurai dengan sempurna. Berdasarkan hasil

penelitian dari Simanjuntak dkk, (2016) pemanfaatan tepung cangkang telur

tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan, hal ini dikarenakan tepung

cangkang telur yang belum begitu halus dengan sempurna sehingga

memperlambat proses penguraiannya.

Uji Organoleptik

Berdasarkan dari data yang telah di sajikan pada lampiran 8a, 8b dan

8c, dapat dilihat bawha responden menyukai microgreen pakcoy dari segi

kemanisan maupun kerenyahan telah di sajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Uji organoleptik pada tanaman microgreen pakcoy.

Tingkat kesukaan
Jenis tanaman
Manis Renyah Suka

Microgreen pakcoy 67,77 % 67,77 % 72,22 %

Organoleptik merupakan salah satu uji bahan makanan berdasarkan

tingkat kesukaan pada suatu produk atau makanan. Uji organoleptik ini dapat

dikatakan sebagai uji indera seseorang sebagai salah satu cara untuk

mengukur tingkat penerimaan suatu produk. Alat indera yang dapat

digunakan dalam uji organoleptik yaitu berupa indera penglihatan,

penciuman, dan indera perasa. Kemampuan indera dalam menilai sesuatu

meliputi kemampuan untuk membedakan, membandingkan dan kemampuan

dalam menilai suka atau tidak suka (saleh, 2004).

22
Dalam uji organoleptik ini responden berjumlah 18 orang dengan

karakteristik seperti yang telah di katakan oleh Sofiah & Achyar (2008)

karakteristik responden dapat di pilih dari orang-orang yang di anggap

mampu, dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Responden harus normal pada tingkat kepekaan, yang dalam artian

indera penciuman dan perasaan bekerja normal.

2. Usia responden yang masih muda akan lebih peka, sedangkan dalam

pengambilan keputusan, orang tua konsentrasinya lebih baik dan relatif

stabil.

3. Jenis kelamin seseorang, memiliki kemampuan sama saat dilakukan

pengujian.

4. Kebiasaan seorang perokok baik suka atau tidak dapat di jadikan

responden.

5. Kondisi kesehatan yang di jadikan responden harus sehat.

Dalam penelitian ini menggunakan indera perasa untuk mengetahui

tingkat kesukaan pada microgreen pakcoy, dapat dilihat dari tabel yang

telah disajikan (tabel 7) bahwa 67,77% responden menyukai tingkat

kemanisan dan kerenyahan dari microgreen pakcoy serta 72,22%

responden menyukai microgreen pakcoy, adapun Menurut Gusnadi, D

(2019) daya terima konsumen yaitu sikap konsumen terhadap warna,

aroma, tekstur, dan rasa suka pada suatu produk.

23
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1 Pemberian berbagai dosis tepung cangkang telur terhadap microgreen

pakcoy berpengaruh nyata terhadap bobot basah microgreen pada

umur 16 hst. Dari berbagai dosis yang diberikan menunjukkan bahwa

penggunaan tepung cangkang telur 50 gram/talam menunjukkan hasil

terbaik pada bobot basah yaitu sebesar 1,72 gram.

2 Berdasarkan dari hasil uji organoleptik dapat disimpulkan bahwa dari

18 responden menyukai tingkat kemanisan dan kerenyahan dari

microgreen pakcoy sebesar 67,77%, serta tingkat kesukaan

responden pada microgreen pakcoy sebesar 72,22%. Hal ini

menunjukkan bahwa microgreen banyak disukai konsumen dari segi

kemanisan, kerenyahan dan tingkat kesukaan.

Saran
Perlu dilakukannya penelitian lanjutan mengenai penggunaan pupuk

tepung cangkang telur yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil dari

microgreen pakcoy.

24
DAFTAR PUSTAKA

Acedo, A. L. dan Katinka W. 2007. Best practices in Postharvest


Management of Leafy Vegetables in Greater Mekong Subregion
Countries. GMS workshop. Hanoi, Vietnam.

Alviani Puput. 2015. Bertanam hidroponik untuk pemula. Cara bertanam


cerdas di lahan terbatas. Jakarta

Apriyanti, R. N. dan D. S. Rahimah. 2016. Akuaponik Praktis. Jakarta: Trubus


Swadaya.

Ayunda, N. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea


Mayssaccharat Strut). Pada Beberapa Konsentrasi SeaMinerals.
Fakultas Pertanian. Universitas Tamansiswa, Padang.

Ayustaningwarno, 2014. Teknologi Pangan: Teori Praktis dan Aplikasi.


Yogyakarta

Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Sawi di Jawa Timur. Jakarta: BPS
Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Telur Ayam diPoso: BPS Kabupaten
Poso

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Tanaman Hortikultura Indonesia.

Badan Pusat Statistik 2020. Statistik Tanaman Sayuran Semusim Indonesia.


Indonesia, Jakarta

Brazaityte, A., Virsile, A., jankauskiene, S., Samuoliene, G., Sirtautas, R.,
Duchovskis, P. (2015). Effect of supplemental UV-A irradiation in solid-
state lighting on the growth and phytochemical content of microgreens.
International Agrophys, 29, 13-22.

Buther, G.D. dan Miles R. (1990). Concepts of Eggshell Quality. (Online)

Cartea, M, E., M. Francisco, P. Soengas, and P. Valesco. 2011. Phenolic


Compounds in Brassica Vegetables. Molecules.

25
Dewi, S.S, Bambang H.I, DewinP. 2005. Pengaruh Macam Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Jurnal Agrosains.

Easterwood GW. 2007. Calcium’s Role In Plant. Plant Biol

Eisya. 2019. Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai pengganti Zat


Kapur Untuk Mndukung Hasil Cabai Merah

Eric. 2018. What are Microgreens and Just How Healthy are They.

Gardner, F.P, R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya.

Gusnadi, D. (2019). Analisis Uji Organoleptik Tapai Singkong Pada Produk


Cookies Sebagai Upaya Meningkatkan Tapai Singkong di Kota
Bandung. Jurnal Akrab Juara

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta

Haryanto. E., Suhartini, T., Rahayu.E dan Sunarjono. H. H. 2007. Sawi dan
selada. Penebar swadaya. Jakarta.

Herwibowo, K. dan. N. S. Budiana. 2014. Hidroponik Sayuran untuk Hobi dan


Bisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Janovska, D., L. Sto kova, dan Z. Stehno. 2010. Evaluation of buckwheat


sprouts as microgreens. Acta Agriculturae Slovenica.

Kurniawan, Albert. (2014). Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis: Teori,
Konsep, dan Praktik Penelitian Bisnis (Dilengkapi Perhitungan
Pengolahan Data dengan IBM SPSS 22.0). Bandung: Alfabeta

Kyriacou, M. C., Rouphael, Y., Di Gioia, F., Kyratzis, A., Serio, F., Renna, M.,
De Pascale, S., & Santamaria, P. (2016). Micro-scale vegetable
Production and the rise of microgreens.

La Sarido dan Junia. 2017. Uji Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Tanaman
Pakcoy dengan Pemberian Pupuk Organik Cair Pada Sistem
Hidroponik. Jurnal AGRIFOR

26
Likert, Rensis. 1932. A Technique for the Measurement of Attitudes. Archives
ol Psychologi.

Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk penggunaan pupuk. Jakarta

Noviyanti AR. Haryono. Pandu R. (2017). Cangkang Telur Ayam Sebagai


Sumber Kalsium Dalam Pembuatan Hidroksipatit Untuk Aplikasi Graft
Tulang

Nursiam, Intan. (2011). Uji kualitas telur. [Online]. Tersedia: http://intan


nursiam.wordpress.com/2011/02/26/uji-kualitas-telur/.

Nurjayanti, 2012. Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai Substitusi


Kapur dan Kompos Keladi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai
Merah pada Tanah Aluvial.

Nurshanti, D.F. 2009. Pengaruh pemberian pupuk organik terhadap


pertumbuhan dan hasil tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.).
Jurnal Agronobis

Pinto, E. Almaida A.A., Ferreira I.M.P. 2015. Comparison Between The


Mineral Profile and Nitrate Content of Microgreens and Mature
Lettuces. Journal of Food Composition and Analysis.Elsevier Inc.,
37(3), pp. 38-43.

Pramaningtyas, S., Wardhani, T., & Suprihana. (2019). Potensi aplikasi


substasi konsorsium mikroorganisme indigen (MOI) untuk
memperbaiki produksi microgreens. Proceedings Conference on
Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH
2019), Universitas Widyagama Malang, 02 Oktober 2019.

Putri, Julyasih dan Ratna dewi. 2019. Variasi dosis tepung cangkang telur
ayam meningkatkan jumlah daun dan berat kering tanaman kangkung
darat.

Ratnasari, E. & Machrodania. (2015). Pemanfaatan pupuk organic cair


berbahan baku kulit pisang, kulit telur dan Gracillaria gigas terhadap
pertumbuhan tanaman kedelai var Anjasmoro.

27
Rukmana, R. 1994. Bertani Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Saleh, E (2004). Teknologi Pengolahan Susu dan Ikutan Ternak. Program


Studi Produksi Ternak. Fakultas Pertanian: Universitas Sumatera
Utara

Setiawan GP. 2014. Pengaruh dosis vermikompos terhadap pertumbuhan


tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) dan perubahan beberapa sifat
kimia tanah Ultisol taman Bogo. Lampung: Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung.

Simanjuntak. D, M.M.B. Damanik, Bintang Sitorus. 2016. Pengaruh Tepung


Cangkang Telur dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH,
Ketersediaan Hara P dan CaTanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca
Pada Tanaman Jagung. Jurnal Agroteknologi.

Sofiah, B. D,.Achyar, T. S. (2008). Peniliain Indera. Bandung: Jurusan


Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Padjadjaran.

Suhastyo, A. A., & Raditya, F. T (2021). Pemanfaatan limbah cair industri


tahu sebagai pupuk organik cair guna mendukung program lorong
garden (Longgar) kota Makassar: Agrosains dan Teknologi

Sunarjono, Hendro. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar


Swadaya

Sukmawati, S. 2012. Budidaya Pakcoy (Brassica chinensis. L) secara organik


dengan pengaruh beberapa jenis pupuk organik. Karya Ilmiah.
Politeknik Negeri Lampung.

Syam ZZ, Amiruddin K. dan Musdhalifah N. 2014. Pengaruh cangkang telur


ayam ras terhadap pertumbuhan tanaman kamboja jepang (Adenium
obesum). e-jipbiol

Xiao, Z., Lester, G. E., Luo, Y., Xie, Z., Yu, L., & Wang, Q. (2014). Effect of
light exposure on sensorial quality, concentrations of bioactive
compounds and antioxidant capacity of radish microgreens during
low temprature storage.

28
Utomo, W. Y., E. S. Bayu, dan I. Nuriadi. 2014. Keragaan Beberapa Varietas
Pak Choi (Brassica rapa L. ssp. chinensis (L.)) pada Dua Jenis
Larutan Hara dengan Metode Hidroponik Terapung.

Wilda, A. (2013). Pengaruh limbah kulit telur ayam (Gallus gallus domesticus)
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
dan pengajarannya di SMA negeri 9 palembang. Skripsi. Palembang:
Universitas Muhammadiyah Palembang.

Yudhistira, G., Roviq, M. and Wardiyanti, T. 2014. Pertumbuhan dan


Produktivitas Sawi Pak Choy (Brasica rapa L.) Pada Umur
Transplanting Dan Pemberian Mulsa Organik. Jurnal Produksi
Tanaman.

Zakaria. 2013. Pemanfaatan Kulit Telur dan Air Cucian Beras Dengan
Penambahan CMA Pada Media Tanaman Untuk Pertumbuhan
Tanaman Tomat: Universitas Muhammadiyah Surakarta

29
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Penelitian

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4

P0 P1 P4 P3
2 cm

P1 P0 P3 P1

5 cm
P2 P3 P0 P2

P4 P2 P1 P0

P3 P4 P2 P4

Keterangan:

P0 = tanpa tepung cangkang telur (kontrol)

P1 = pemberian tepung cangkang telur 12.5 gram/talam

P2 = pemberian tepung cangkang telur 25 gram/talam

P3 = pemberian tepung cangkang telur 37.5 gram/talam

P4 = pemberian tepung cangkang telur 50 gram/talam

30
Lampiran 2. Tabel analisis sidik ragam tinggi tanaman

F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 3,8071 0,9518 2,24tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,7275 0,2425 0,57tn 3,49 5,95

Galat 12 5,0983 0,4249

Total 19 9,6329

KK = 7, 85%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Lampiran 3. Tabel analisis sidik ragam jumlah daun

F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,043 0,011 0,74tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,082 0,027 1,89tn 3,49 5,95

Galat 12 0,173 0,014

Total 19 0,298

Kk = 2, 96 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

31
Lampiran 4. Analisis sidik ragam bobot basah tanaman

Tabel lampiran 4a. Analisis sidik ragam bobot basah tanaman 7 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0045 0,0011 1,38tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,0091 0,003 3,75* 3,49 5,95

Galat 12 0,0097 0,0008

Total 19 0,0234

Kk = 13, 00%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata
* = berpengaruh nyata

Tabel lampiran 4b. Analisis sidik ragam bobot basah tanaman 10 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0058 0,0015 1,63tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,0012 0,0004 0,46tn 3,49 5,95

Galat 12 0,0107 0,0009

Total 19 0,0178

Kk = 10, 71%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

32
Tabel lampiran 4c. Analisis sidik ragam bobot basah tanaman 13 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0076 0,0019 0,12tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,17 0,0567 3,83* 3,49 5,95

Galat 12 0,1773 0,0148

Total 19 0,355

Kk = 19, 27 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata
* = berpengaruh nyata

Tabel lampiran 4d. Analisis sidik ragam bobot basah tanaman 16 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,5707 0,1427 3,62* 3,26 5,41

Kelompok 3 0,2088 0,0696 1,76tn 3,49 5,95

Galat 12 0,4722 0,0394

Total 19 1,2517

Kk = 14, 05%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata
* = berpengaruh nyata

33
Lampiran 5. Analisis sidik ragam bobot kering tanaman

Tabel lampiran 5a. Analisis sidik ragam bobot kering tanaman 7 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0001 0,0003 2,30tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,0004 0,0001 1,15tn 3,49 5,95

Galat 12 0,0013 0,0001

Total 19 0,0018

Kk = 23, 52 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Tabel lampiran 5b. Analisis sidik ragam bobot kering tanaman 10 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0004 0,0001 0,52tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,0004 0,0001 0,70tn 3,49 5,95

Galat 12 0,0024 0,0002

Total 19 0,0032

Hasil transformasi akar y + 0,5


Kk = 1 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

34
Tabel 5c. Analisis sidik ragam bobot kering tanaman 13 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0026 0,0006 0,93tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,0011 0,0004 0,55tn 3,49 5,95

Galat 12 0,0083 0,0007

Total 19 0,012

Kk = 26, 72%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Tabel 5d. Analisis sidik ragam bobot kering tanaman 16 hst


F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,0061 0,0015 2,86tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,0037 0,0012 2,29tn 3,49 5,95

Galat 12 0,0065 0,0005

Total 19 0,0163

Kk = 16, 56%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

35
Lampiran 6. Table analisis sidik ragam panjang akar

F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 1,1221 0,281 1,41tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,7885 0,263 1,32tn 3,49 5,95

Galat 12 2,3872 0,199

Total 19 4,2978

Kk = 14, 66%
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Lampiran 7. Analisis sidik ragam laju pertumbuhan relatif

Tabel 7a. Analisis sidik ragam laju pertumbuhan relatif 7 – 10 hst


F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,008 0,002 1,01tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,011 0,0035 1,75tn 3,49 5,95

Galat 12 0,024 0,002

Total 19 0,043

Hasil transformasi akar y + 0,5


Kk = 5 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

36
Tabel 7b. Analisis sidik ragam laju pertumbuhan relatif 10 – 13 hst
F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,001 0,0003 0,29tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,002 0,0006 0,60tn 3,49 5,95

Galat 12 0,012 0,001

Total 19 0,015

Hasil transformasi akar y + 0,5


Kk = 4 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Tabel 7c. Analisis sidik ragam laju pertumbuhan relatif 13 – 16 hst


F TABEL
SK DB JK KT FHIT
5% 1%

Perlakuan 4 0,003 0,0008 0,40tn 3,26 5,41

Kelompok 3 0,009 0,0029 1,40tn 3,49 5,95

Galat 12 0,025 0,0021

Total 19 0,037

Hasil transformasi akar y + 0,5


Kk = 5 %
Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

37
Lampiran 8. Analisis uji organoleptik

8a. Tingkat kemanisan microgreen pakcoy


 Skor 5 sangat manis
 Skor 4 manis
 Skor 3 cukup manis
 Skor 2 tidak manis
 Skor 1 sangat tidak manis

 Respon yang mengatakan sangat manis berjumlah 3 orang


3 orang x 5 = 15
 Respon yang mengatakan manis berjumlah 5 orang
5 orang x 4 = 20
 Respon yang mengatakan cukup manis berjumlah 6 orang
6 orang x 3 = 18
 Respon yang mengatakan tidak manis berjumlah 4 orang
4 orang x 2 = 8
 Respon yang mengatakan sangat tidak manis (tidak ada)

 Total skor berjumlah 61


 Total responden berjumlah 18 orang
 Skor tertinggi x jumlah responden
5 x 18 responden = 90

 Interval = 100 / skor tertinggi


100 / 5 = 20

 Indeks % = total skor / Y x 100


61 / 90 x 100
= 67, 77 %

8b. Tingkat kerenyahan microgreen pakcoy


 Skor 5 sangat renyah
 Skor 4 renyah
 Skor 3 cukup renyah
 Skor 2 tidak renyah
 Skor 1 sangat tidak renyah

38
 Respon yang mengatakan sangat renyah berjumlah 1 orang
1 orang x 5 = 5
 Respon yang mengatakan renyah berjumlah 8 orang
8 orang x 4 = 32
 Respon yang mengatakan cukup renyah berjumlah 6 orang
6 orang x 3 = 18
 Respon yang mengatakan tidak renyah berjumlah 3 orang
3 orang x 2 = 6
 Respon yang mengatakan sangat tidak renyah (tidak ada)

 Total skor berjumlah 61


 Total responden berjumlah 18 orang
 Skor tertinggi x jumlah responden
5 x 18 responden = 90

 Interval = 100 / skor tertinggi


100 / 5 = 20

 Indeks % = total skor / Y x 100


61 / 90 x 100
= 67, 77 %

8c. Tingkat kesukaan microgreen pakcoy


 Skor 5 sangat suka
 Skor 4 suka
 Skor 3 cukup suka
 Skor 2 tidak suka
 Skor 1 sangat tidak suka

 Respon yang mengatakan sangat suka berjumlah 2 orang


2 orang x 5 = 10
 Respon yang mengatakan suka berjumlah 7 orang
7 orang x 4 = 28
 Respon yang mengatakan cukup suka berjumlah 9 orang
9 orang x 3 = 27
 Respon yang mengatakan tidak suka (tidak ada)
 Respon yang mengatakan sangat tidak suka (tidak ada)

39
 Total skor berjumlah 65
 Total responden berjumlah 18 orang
 Skor tertinggi x jumlah responden
5 x 18 responden = 90

 Interval = 100 / skor tertinggi


100 / 5 = 20

 Indeks % = total skor / Y x 100


65 / 90 x 100
= 72, 22 %

40
Lampiran 9. Dokumentasi penelitian

Gambar lampiran 8a. Benih Gambar lampiran 8b. Pupuk tepung


microgreen pakcoy cangkang telur

Gambar lampiran 8c. penimbangan Gambar lampiran 8d. Pencampuran


pupuk tepung cangkang telur media tanam tanah dengan pupuk

41
Gambar lampiran 8e. Penyemaian Gambar lampiran 8f. Microgreen 7
benih microgreen pakcoy Hst

Gambar lampiran 8g. Microgreen Gambar lampiran 8h. Microgreen 13


10 Hst Hst

Gambar lampiran 8i. Microgreen 16 Gambar lampiran 8j. Tinggi tanaman


Hst microgreen pakcoy

42
Gambar lampiran 8k. Gambar lampiran 8l. Panjang akar
Pembersihan akar

Gambar lampiran 8m. Bobot Gambar lampiran 8n. Bobot kering


basah tanaman tanaman

43

Anda mungkin juga menyukai