Anda di halaman 1dari 23

BUDIDAYA IKAN

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA PERIKANAN

Disusun Oleh :
Laela Oktaviani
4443180064
Perikanan 4B

PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, saya

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul mengenai budidaya ikan dan harapan

semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga

lebih memahami bagaimana cara dana pa saja yang harus dilakukan untuk budidaya

ikan.

Makalah ini saya tujukan kepada para mahasiswa perikanan atau para

pengusaha budidaya perikanan agar bisa mengerti tentang pertumbuhan ikan lele

(Clarias sp.). Dengan harapan yang maka semoga makalah yang sedemikian

singkat ini bisa membantu dan menambah wawasan anda tentang pertumbuhan ikan

lele (Clarias sp.).

Semoga makalah ini bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum

Khususnya pada kami dan semua yang membaca makalah ini dan semoga bisa di

pergunakan dengan semestinya.

Cilegon, 21 April 2020

Penyusun
Laela Oktaviani
4443180064

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... vi
1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................... 1
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2
2.1 Morfologi dan Klasifikasi Ikan Lele ................................ 2
2.2 Teknik Budidaya Ikan Lele.............................................. 3
2.2.1 Persiapan Kolam ...................................................... 3
2.2.2 Penebaran Benih ...................................................... 3
2.2.3 Pemberian Pakan ..................................................... 4
2.2.4 Pengamatan Kualitas Air ........................................ 4
2.2.5 Pemanenan dan Pasca Panen .................................. 4
3. ISI .................................................................................................. 6
3.1 Kondisi dan Persiapan Kolam Ikan Lele ......................... 6
3.2 Data Pakan Alami............................................................. 6
3.3 Penebaran Benih dan Pemberian Pakan ........................ 7
3.4 Data Sampling .................................................................. 9
3.5 Parameter Pertumbuhan.................................................. 9
3.5.1 SGR, SR, Panjang Total dan Standar ..................... 9
3.5.2 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP) ............................ 11
4. PENUTUP .................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ..................................................................... 12
4.2 Saran ............................................................................... 12

ii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp.) ............................................................. 2

Gambar 2. Persiapan Kolam ..................................................................... 6

Gambar 3. Pakan Ikan............................................................................... 8

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Perhitungan Kepadatan Plankton dalam Kolam ................... 6

Tabel 2. Kandungan Gizi Pakan................................................................. 8

Tabel 3. Data Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.).................................... 9

v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan Pemeliharaan ...................................................... 15

2. Dokumentasi Log Book dan Perhitungan ................................................ 16

vi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Ikan lele memiliki
prospek cukup cerah dan sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Lele
merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging
empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan
(Hermawan et al. 2012).

Selain itu, ikan lele merupakan ikan yang dapat dikonsumsi dengan harga yang
sangat terjangkau bagi kalangan apa aja. Di Indonesia ikan lele termasuk ikan yang
paling mudah diterima masyarakat karena memiliki banyak kelebihan, diantaranya
pertumbuhannya yang cepat memiliki adaptasai terhadap lingkungan yang tinggi
seperti dapat ditebar dengan kepadatan tinggi per satuan luas kolam dan bisa hidup
di air dengan kadar oksigen yang rendah, rasanya enak dan kandungan gizinya
(Hermawan et al. 2012).

Perkembangan budidaya mengakibatkan penambahan kolam atau area


budidaya dan adanya penambahan kebutuhan air, sehingga dengan adanya
penambahan tersebut mengakibatkan peningkatan biaya produksi bagi budidaya
dan merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan hasil produksi. Budidaya
dengan sitem tanpa ganti air bertujuan menghemat air dan tempat ( wadah )
sehingga dapat menurunkan biaya produksi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali adalah agar praktikan mengetahui teknik budidaya
lele (Clarias sp.) mulai dari persiapan lahan budidaya, Menumbuhkan pakan alami
pada kolam bdidaya, Penebaran benih ikan lele, proses pemberian pakan dan
grading, sampling, pengukuran kualitas air, hingga teknik pemanenan dan
pengemasan ikan lele Clarias sp. Selanjutnya mempelajari kegiatan aquakultur
WFH sebagai pengganti pemenuh tugas aquakultur praktikum budidaya perikanan
pada biasanya dengan memelihara ikan di tempat tinggal masing-masing, kali ini
saya menggunakan ikan lele (Clarias sp.)

1
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele (Clarias gariepinus.)
Secara anatomi dan morfologi lele terbagi menjadi tiga bagian yakni, Kepala
(cepal) yang panjang, hampir mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Ikan
lele memiliki kepala yang keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil
dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang
sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele
juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya.
Ikan lele mempunyai sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip
dadanya (Rama 2015).

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp.)


Berikut klasifikasi ikan lele sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostarophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus

Ikan lele merupakan spesies ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di
Indonesia dengan produksi mencapai 200.000 ton pada tahun 2009. Ikan lele
merupakan ikan yang memiliki banyak sekali manfaat, selain menjadi konsumsi
yang digemari masyarakat karena rasa dagingnya yang lembut dan gurih, selain itu
juga karena mengandung nilai gizi yang tinggi terutama protein yang sangat
bermanfaat bagi tubuh manusia. Lele dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan

2
pipih memanjang, serta adanya sungut yang menyembul dari daerah sekitar
mulutnya (Rama 2015).

2.2 Teknik Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus)


Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanent maupun bak
plastic (kolam dari terpal). Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air
sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-27 °C.
Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan
ikan serta kelarutan oksigen dalam air (Prihartono et al. 2001).

2.2.1 Persiapan Kolam

Kolam/wadah yang digunakan untuk praktikum pembesaran ikan lele


merupakan kolam/wadah hatchery milik Fakultas Pertanian yang dikelola oleh
program studi Perikanan. Sebelum digunakan sebagai wadah pembesaran
harus dikuras dan dibersihkan untuk menghilangkan tingkat kemungkinan ikan
terserang penyakit. Menurut Mahasri et al. (2009) persiapan kolam yang
dilakukan meliputi pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran, pemupukan,
dan pengairan. Tujuan pengeringan adalah menguapkan gas beracun dan
membunuh hama penyakit.

2.2.2 Penebaran Benih

Menurut Khairuman dan Amri (2012), ikan lele dengan ukuran 5 cm


dapat ditebar dengan kepadatan 500 ekor/m3 , artinya jika dikonversi dalam
bentuk yang sederhana maka ikan lele yang berjumlah 5 ekor dapat ditebar
dalam 10 liter air sehingga memungkinkan dapat dilakukan peningkatan padat
penebaran. Walaupun demikian menurut Kadarini et al. (2010), peningkatan
padat penebaran dapat berpengaruh pada pertumbuhan. Pada padat penebaran
yang tinggi jumlah produksi ikan yang akan dihasilkan banyak tetapi berat
setiap individu kecil sebaliknya apabila padat penebaran rendah akan
menghasilkan produksi yang sedikit namun berat individu besar (Hatimah,
1991). Faktor-faktor yang mempengaruhi padat penebaran antara lain adalah
kualitas air, pakan, dan ukuran ikan. Pada keadaan lingkungan yang baik dan

3
pakan yang mencukupi, peningkatan padat penebaran akan disertai dengan
peningkatan hasil (produksi).

2.2.3 Pemberian Pakan

Pakan ikan lele berupa pakan alami yang terdiri dari plankton, bintik
nyamuk, cacing tanah, kutu air dan lainya. Ada juga pakan buatan berupa pellet
yang dibedakan atas tingkat kandungan nurtisinya dan juga pakan tambahan
seperti usus ayam, dedak, dan vitamin lainya. Penyebab utama kanibalisme
adalah adanya kekurangan pakan serta perbedaan ukuran yang terlampau
besar. Pencegahan kanibalisme pada ikan lele dapat dilakukan dengan
menyediakan pakan yang dibutuhkan pada saat yang tepat yaitu saat ikan lapar,
disamping penggunaan benih ikan dengan ukuran yang seragam. Pakan dengan
kadar protein 40% dengan jumlah pemberian pakan 5% per hari yang diberikan
pada ikan lele ukuran 1,5 g/ekor dapat mengurangi mortalitas akibat defisiensi
pakan pada skala percobaan (Suhenda 1988).

2.2.4 Pengamatan Kualitas Air

Kualitas air merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan ikan


budidaya, termasuk lele. Sekalipun lele dapat hidup pada kualitas air yang
buruk, pertumbuhan lele akan terhambat karena energinya digunakan untuk
bertahan pada lingkungan perairan yang buruk sehingga pertumbuhannya pun
melambat. Menurut Gusrina (2008), amonia dapat menjadi racun bagi ikan jika
kadarnya berlebihan. Berdasarkan data kualitas air yang diambil setiap hari
dari kolam pembudidayaan, suhu berkisar 26-28 oC, pH berkisar 7-8 dan DO
antara 3,5-4 ppm. Menurut Badan Standarisasi Nasional Indonesia (2015),
suhu untuk pembesaran lele berkisar 22-32 oC, pH berkisar 6,5-8,5 dan DO
minimal 0,5 ppm. Jadi budidaya yang dilakukan oleh praktikan sudah
memenuhi dari segi kualitas air.
2.2.5 Pemanenan dan Pasca Panen
Adapun yang hal-hal yang diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan
ikan lele antara lain, lele dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai
berat rata-rata antara 130-150 gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm. Air
kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya. Pemanenan

4
sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya lele tidak terlalu
kepanasan. Penangkapan menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian
pakan, sehingga lele mudah ditangkap. Kemudian lele ditimbang untuk
keperluan pedoman dan lele siap dipasarkan (Mahyudi 2004).
Penanganan pasca panen dilakukan setelah pemanenan bener-benar
selesai dikerjakan dengan cara, kolam dikeringkan seluruhnya, kemudian
tanah dasar kolam dibuang keluar sedalam mata cangkul dan dibiarkan selama
3 minggu sampai tanah dasar kolam pecah-perah. Lakukan pengkapuran jika
diperlukan dan berikan pupuk kandang kemudian dicangkul dengan rata dan
sampai gembur sambil memperbaiki dasar kolam yang rusak Kolam kembali
diisi air setinggi 20-30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai kehidupan pakan
alaminya tersedia. Musim pelihara ikan lele baru siap dimulai (Mahyudi 2004).

5
3. ISI
3.1 Kondisi dan Persiapan Kolam

Gambar 2. Persiapan Kolam


Persiapan wadah bertujuan untuk menyiapkan wadah pemeliharaan, dan
mendapatkan lingkungan yang optimal sehingga ikan dapat hidup dan tumbuh
maksimal. Pada system budidaya perairan yang berabsiskan daratan, persiapan
wadah meliputi pengeringan dasar kolam, dan pengisian air. Kolam pemeliharan
menggunakan bak fiber dengan lebar 60 cm dan panjang 100 cm, ketinggian air 30
cm. Lokasi bak pemeliharaan diletakan dekat dengan cahaya matahari dan
menggunakan airasi tambahan sebagai penyuplai oksigen terlarut dalam bak
pemeliharaan. Sebelumnya dilakukan pembersihan menggunakan detergen untuk
membunuh kuman yang menempel pada bak pemeliharaan. Air yang digunakan
menggunakan air yang bersumber dari keran di laboratorium. Setting bak
pemeliharaan ikan lele dilakukan pada siang hari. Penambahan fesses kambing
dilakukan sebanyak 300 gram.

3.2 Data Pakan Alami

Tabel 1. Hasil Penghitungan Kepadatan Plankton dalam Kolam

Warna
Waktu Kepadatan Fitoplankton Kepadatan Zooplankton
Air

Jum’at,
Hijau
28 (10x30x0,0001x100)x180 (10x30x0,0001x65)x180= 351
Tua
Februari = 540

6
Sabtu,
Hijau (10x30x0,0001x302)x180
29 (10x30x0,0001x9)x180= 48,6
Tua = 1.630,8
Februari

Minggu,
Hijau (10x30x0,0001x114)x180 (10x30x0,0001x27)x180=
1
Tua = 615,6 145,8
Maret

Senin.
Hijau (10x30x0,0001x49)x180=
2 (10x30x0,0001x7)x180= 37,8
Tua 264,6
Maret

Pengecekan kualitas air dilakukan selama 4 hari secara berturut, dimulai dari
hari Jum’at tanggal 28 Februari 2020 sampai dengan Senin, 2 Maret 2020. Air pada
kolam pemeliharaan berwarna hijau tua. Kepadatan pada fitoplankton hari pertama
adalah 540, hari kedua dengan kepadatan 1.630.8, hari ketiga dengan kepadatan
615,6 dan hari terakhir dengan kepadatan 264,6. Kemudian keberadaan
zooplankton juga tercatat dengan jumlah pada hari pertama adalah 351, hari kedua
dengan kepadatan 48,6 kemudian hari ketiga adalah sebanyak 145,6 dan terakhir
pada hari empat adalah sebanyak 37,8.

3.3 Penebaran Benih dan Pemberian Pakan


Menurut Kadarini et al. (2010), padat penebaran selain dapat menyebabakan
kompetisi ruang gerak dan perebutan oksigen terlarut pada ikan, juga dapat
menyebabkan ikan mengalami stres, sehingga menghambat metabolisme dan
mengakibatkan nafsu makan ikan menurun. Menurut Suyanto (2002), menyatakan
bahwa jika ikan dipelihara dalam padat penebaran rendah maka pertumbuhannya
lebih baik bila dibandingkan pada padat penebaran tinggi
Pakan buatan adalah merupakan campuran dari bahan-bahan pakan yang
memiliki kandungan nutrisi dan harga yang berbeda-beda. Kesalahan penentuan
bahan-bahan pakan dapat berdampak pada rendahnya kandungan nutrisi dan
tingginya biaya penyediaan pakan buatan yang dihasilkan (Luh et al. 2011).

7
Untuk proses pemeliharaan, pertama harus sudah disiapkan wadahnya.
Persiapan wadah bertujuan untuk menyiapkan wadah pemeliharaan, dan
mendapatkan lingkungan yang optimal sehingga ikan dapat hidup dan tumbuh
maksimal. Pada sistem budidaya perairan yang berabsiskan daratan, persiapan
wadah meliputi pengeringan dasar kolam, dan pengisian air. Lama waktu
pemeliharaan sekitar 4 minggu. Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus
dikeringkan telebih dahulu.

Gambar 3. Pakan ikan lele (Clarias sp.)


Tabel 2. Kandungan gizi pakan yang diberikan.
Ukuran Ukuran
Kadar
Kode kemasan pakan Protein Lemak Serat Abu
air
(kg) (mm)

PF1000 1 0,7 39% 5% 4% 14% 10%


Berdasarkan tabel diatas, kandungan gizi pada pakan PF 1000 bermacam
macam. Untuk ukuran kemasannya seberat 1kg, ukuran pakannya sebesar 0,7mm,
kandungan protein 39%, lemak 5%, serat 4%, abu 14% dan kadar air 10%.
Pemberian pakan ke ikan lele (Clarias sp.) dilakukan setiap 2 kali sehari. Yaitu
pada pukul 7.30 pagi dan 15.30 sore. Pemberian pakan rutin selama masa
pemeliharaan 4 minggu.

8
3.4 Data Sampling
Tabel 3. Data pertumbuhan ikan lele (Clarias sp.)

Minggu pertama Minggu ke dua Minggu ke tiga Minggu ke empat

Panjan Panjang Panjan Panjang Panjang


Panja
N Panjang Panjang g Total g Total standar
ng
o. standar total standa standa
total
r r

1 6,2 7 8,1 7,2 9,8 7,5 11,7 8,1

Pada saat penebaran bibit lele di kolam, panjang ikan berkisar antara 5-6
cm. Dari pengambilan data panjang tersebut terbukti bahwa ikan mengalami
peningkatan panjang selama proses pemeliharaan. Pada minggu pertama
tanggal 22 Maret 2020 ikan memiliki panjang total 6,2 cm dan panjang standar
7 cm. Pada minggu kedua tanggal 29 Maret 2020 ikan memiliki panjang total
8,1 cm dan panjang standar 7,2 cm. Pada minggu ketiga tanggal 5 April 2020
ikan memiliki panjang total 9,8 cm dan panjang standar 7,5 cm. Dan pada
minggu keempat atau minggu terakhir pengamatan, yaitu tanggal 12 April 2020,
ikan memiliki panjang total 11,7 cm dan panjang standar 8,1 cm. Jika
pertumbuhan ikan tidak normal maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan tersebut. Bisa dari kandungan pakan ikan tersebut juga atau
factor-faktor lainnya.

3.5 Parameter Pertumbuhan


3.5.1 SGR, SR, Panjang Total dan Panjang Standar
Specific Growth Rate (SGR) adalah persentase pertambahan berat
ikansetiap harinya selama pemeliharaan, laju pertumbuhan harian ditunjukan
dalamsatuan persentase (%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi specific
growth rate, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar seperti parameter
fisikia dan kimia perairan danfaktor dalam yang sukar dikontrol seperti
kemampuan ikan dalam memanfaatkan dan mencerna pakan untuk
pertambahan bobot tubuh. Selain faktor luar dandalam, terdapat faktor yang

9
mempengaruhi SGR , yaitu kondisi eksternal pakan,dimana sumber nutrien
yang terkandung di dalam pakan belum lengkap bagi ikan,sehingga tidak dapat
memacu pertumbuhan pada tingkat optimal (Adipu et al. 2011).
Survival Rate atau kelangsungan hidup ikan menurut Adipu et al. (2011)
adalah tingkat kelangsungan hidup ikan mulai dari awal ikan di tebar hingga
ikan di panen. Salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya survial rate
menurut Hermawan et al. (2012) adalah kepadatan ikan yang tinggi dan kualitas
air yang menurun. Tingkat kepadatan yang tinggi menyebabkan ruang gerak
ikan semakin sempit dan memicu terjadinya persaingan hidup dalam mencari
makan, sehingga berpotensi terjadi stress (Fadli dan Bahri2012). Peningkatan
kepadatan menurut Fadli dan Bahri (2012) mempengaruhi proses fisiologi dan
tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang dapatmenurunkan kondisi
kesehatan dan fisiologis ikan, sehingga jika berlangsungterus menerus akan
menyebabkan kematian pada ikan. Perlakukan pemberian bawang putih dan
meniran di kolam MSP mengurangi tingkat stress pada ikan sehingga survival
nya lebih tinggi dibandingkan dengan kolam kontrol.
Kelangsungan hidup ikan dihitung sebagai berikut:

Nt
SR = ------ x 100%

No

Keterangan :
SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah Ikan yang hidup pada akhir percobaan (ekor).
No = Jumlah ikan yang hidup pada awal percobaan (ekor).

SR % = x 100%

= 83,3 %
Pada pemeliharaan menggunakan ikan lele sebanyak dengan jumlah ikan
yang hidup pada awal percobaan adalah sebanyak 6 ekor, jumlah ikan yang
hidup pada akhir pemeliharaan adalah 5 ekor, dengan begitu SR ikan lele dalam
pemeliharaan kali ini adalah 83,3%.

10
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 4 minggu dari tanggal 22 Maret-12
April 2020. Pada saat penebaran bibit lele di kolam, panjang ikan berkisar antara
5-6 cm. Dari pengambilan data panjang tersebut terbukti bahwa ikan mengalami
peningkatan panjang selama proses pemeliharaan. Pada minggu pertama tanggal
22 Maret 2020 ikan memiliki panjang total 6,2 cm dan panjang standar 7 cm.
Pada minggu kedua tanggal 29 Maret 2020 ikan memiliki panjang total 8,1 cm
dan panjang standar 7,2 cm. Pada minggu ketiga tanggal 5 April 2020 ikan
memiliki panjang total 9,8 cm dan panjang standar 7,5 cm. Dan pada minggu
keempat atau minggu terakhir pengamatan, yaitu tanggal 12 April 2020, ikan
memiliki panjang total 11,7 cm dan panjang standar 8,1 cm.

3.5.2 Jumlah Konsumsi Pakan


Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan budidaya,karena
pakan diperlukan ikan untuk pemeliharaan kondisi tubuh, aktivitas,
pertumbuhan dan reproduksi. Pakan yang diberikan pada spesies kultur ada dua
macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Menurut Purwanto (1992), ikan
lele akan makan untuk memenuhi energi metabolismenya dan berhenti makan
bila sudah terpenuhi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi makanan
kembali dapat diperkirakan dari hubungan antara waktu kosongnya isi lambung
dan waktu pengambilan pakan (Purwanto 1992). Laju pertumbuhan bobot
berhubungan dengan ketepatan antara jumlah pakan yang diberikan dengan
kapasitas isi lambung. Jumlah pakan yang sesuai dengan kapasitas lambung dan
kecepatan pengosongan lambung atau sesuai dengan waktu ikan membutuhkan
pakan, perlu diperhatikan karena pada saat itu ikan sudah dalam kondisi lapar
(Sunarno 1991). Semakin besar ukuran tubuh ikan lele, semakin banyak jumlah
pakan yang dikonsumsi untuk keperluan tumbuh kembangnya.

11
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ikan lele memiliki prospek cukup cerah dan sangat potensial untuk
dikembangkan di Indonesia. Kunci keberhasilan dari suatu kegiatan pembesaran
adalah harus memperhatikan komponen yang menunjang keberhasilan pembesaran
seperti manajamen air, pemberian pakan, jenis pakan, waktu pemberian pakan, dan
sebagainya. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 4 minggu dari tanggal 22 Maret-
12 April 2020. Pada saat penebaran bibit lele di kolam, panjang ikan berkisar antara
5-6 cm. Dari pengambilan data panjang tersebut terbukti bahwa ikan mengalami
peningkatan panjang selama proses pemeliharaan. Kandungan gizi pada pakan PF
1000 bermacam macam. Untuk ukuran kemasannya seberat 1kg, ukuran pakannya
sebesar 0,7mm, kandungan protein 39%, lemak 5%, serat 4%, abu 14% dan kadar
air 10%. Pemberian pakan ke ikan lele (Clarias sp.) dilakukan setiap 2 kali sehari.
Yaitu pada pukul 7.30 pagi dan 15.30 sore.

4.2 Saran
Selama pengamatan harus lebih detail lagi untuk mengamati factor-faktor
internal ataupun eksternal pada proses pembudidayaan. Agar kami lebih
mengetahui secara langsung dan detail

12
DAFTAR PUSTAKA
Adipu Y, Sinjal H dan Watung J. 2011. Rasio Pengenceran Sperma Terhadap
Motilitas Spermatozoa, Fertilitas dab Daya Tetes Ikan Lele (Clarias sp.).
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. 7(1): 48-55.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2015. Pembesaran Lele sistem Intensif
dengan Pergantian Air. http://sisni.bsn.go.id diakses 25 Desember 2015.
Fadlli A dan Bahri A S. 2012. Pengaruh Padat Penebaran Benih Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) Terhadap Survival Rate, Pertumbuhan Berat Badan
Harian, dan Pertumbuhan Panjang Mutlak. Jurnal Samakia Vol. 3(2): 17-
20.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.
Hatimah. 1991. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy) di Kolam. Bulletin Penelitian Perikanan Darat.
Hermawan AT, Iskandar dan Subhan U. 2012. Pengaruh padat tebar terhadap
kelangsungan hidup pertumbuhan lele dumbo (Clarias gariepinus) di
Kolam Kali Menir Indramayu. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 3(3):
85-93.
Kadarini. T, Sholichah. L dan., Gladiyakti. M. 2010. Pengaruh Padat Penebaran
Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Silver Dolar. [Jurnal].
Universitas Diponegoro, Semarang.
Khairuman dan Amri, K. 2012. Pembesaran Lele Diberbagai Jenis Kolam.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Luh Kesuma Dewi Wardhani, M. Safritzal dan Achmad Chairi. 2011. Optimasi
Komposisi Pakan Ikan Air Tawar Menggunakan Metode Multi-Objective
Genetic Algorithm, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011,
Yogyakarta.
Mahasri, G., A.S. Mubarak, dan M. A. Alamsjah. 2009. Bahan Ajar Manajemen
Kualitas Air. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Surabaya.
Mahyudi, Kholis, S.Pi, MM. 2004. Pengajuan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Prihartono, R.Eko, Juansyah rasidik dan Usni Arie. 2001. Mengatasi Permasalahan
Budi Daya Lele Dumbo. Penebar Swadaya, Jakarta.
Purwanto A. 1992. Pengaruh pemberian pakan dengan frekuensi yang berbeda
terhadap pertumbuhan ikan Gold saum (Aequidens sp.). [Skripsi].
Bogor[ID] : Institut Pertanian Bogor.
Rama. 2015. Identifikasi Ikan Perairan Tawar. Jurnal Perikanan Vol. 2(2): 3-22.

13
Suhenda, N. 1988. Pertumbuhan Benih Ikan Lele (C. batrachus) yang Mendapat
Ransum dengan Kadar Protein dan Energy yang Berbeda. Bulletin
Penelitian Perikanan Darat Vol. 7(2): 1-23.
Sunarno MTD. 1991. Pemeliharaan Ikan Jelawat (Leptobarsa hoeveni) dengan
Frekuensi Pemberian Pakan Berbeda. Bui. Perik. Darat 10(2): 76-80.
Suyanto, S.R. 2002. Budidaya Ikan lele.Penebar Swadaya.Jakarta.

14
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Pemeliharaan

Gambar 4. Permberian Pakan. Gambar 5. Persiapan Wadah


Budidaya.

Gambar 6. Pengecekan Airasi. Gambar 7. Penimbangan Feses


Kambing.

Gambar 8. Pengukuran Gambar 9. Penimbangan


Pertumbuhan Ikan. Pakan.

Gambar 10. Pemeliharaan Ikan Gambar 11. Kegiatan


(Individu, contoh). Pengukuran Ikan.

15
Lampiran 2. Dokumentasi Log Book dan Perhitungan

Gambar 12. Gambar 13.


Perhitungan Plankton Perhitungan Plankton
Hari ke 1. Hari ke 2.

Gambar 14. Gambar 15.


Perhitungan Plankton Perhitungan Plankton
Hari ke 3. Hari ke 4.

Gambar 16. Log Book


Pertumbuhan Panjang.

16

Anda mungkin juga menyukai