KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan praktikum Pengamatan Pergerakan Sirip-Sirip Ikan Serta
Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan Laju Menghancurkan Makanan
didalam Lambung. Penyususan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah fisiologi hewan air Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
Dalam penyusunan laporan ini saya ucapkan terima kasih kepada Asisten
Dosen dan pihak-pihak yang telah membantu dalam kelengkapan penyusunan
laporan ini. Sayamenyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaanlaporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) .......................................... 7
5
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Benih Ikan Lele yang Tidak Diberi Pakan .................................. 7
2. Benih Ikan Lele yang Diberi Pakan Pelet ................................... 8
3. Benih Ikan Lele yang Diberi Pakan Tubifex .............................. 8
4. Laju Penghancuran Makanan Didalam Lambung ....................... 8
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan tawar yang mudah
dibudidayakan, memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, tahan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk, mengandung nutrisi yang tinggi dan bernilai ekonomis cukup
tinggi (Darseno, 2010 dalam Ernawati, et al., 2021).
Fisiologi hewan air adalah ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung
dalam tubuh makhluk hidup baik organisme bersel tunggal maupun bersel banyak,
termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik
energetic maupun metabolic (Windarti, et al., 2018).
Sirip adalah organ tubuh ikan yang berfungsi sebagai pendorong dan pengerem,
pengemudi, serta penyeimbang tubuh. Fungsi umum sirip adalah untuk membantu ikan
berenang, walaupun kadang digunakan juga untuk meluncur atau merangkak, seperti
pada ikan terbang dan ikan kodok. Ada dua tipe sirip, yakni sirip yang berpasangan dan
sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada; sedangkan sirip
tunggal terdiri dari sirip punggung, ekor dan anus (Windarti et al., 2018).
Pada laporan kali ini akan memberikan gambaran bagaimana bentuk pergerakan
sirip ikan, melihat sirip manakah yang digunakan untuk bergerak maju, mundur, diam,
2
bergerak ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan, dan saat berbelok. Bagaimana mekanisme
ikan mengambil makanan dan melihat kondisi makanan yang berada dilambung setelah
5, 10 dan 15 menit. Melihat kondisi makanan tersebut apakah masih utuh, ½ hancur,
atau hancur.
Ikan lele (Clarias gariepinus) dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak
bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang
menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek.
Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar
yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba
(barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil,
yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ikan lele memiliki sistem
peredaran darah seperti pada ikan tawar pada umumnya.
Sirip berperan sebagai alat gerak ketika ikan berada dalam perairan. Pergerakan
sirip yang cepat akan berpengaruh terhadap kecepatan renang ikan. Masing- masing
sirip punya peran tersendiri dalam melakukan aktivitasnya, tetapi semua sirip tersebut
saling berinteraksi (Windarti at al., 2018).
Pakan merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan proses
metabolisme yang akhirnya akan menghasilkan energi bagi kelangsungan hidup pada
ikan. Pakan alami yaitu jenis pakan yang bisa didapatan secara gratis di alam bebas dan
dapat dikulturkan. Pakan buatan yaitu jenis pakan yang dihasilkan oleh pengolahan
manusia, dimana jumlah kandungan nutrisi di dalamnya biasa sudah lengkap.
Proses pencernaan makanan terjadi secara mekanik dan kimia. Proses mekanis
terjadi pada saat makanan dikunyah oleh gigi (didalam mulut), kemudian dilanjutkan
dengan proses pencernaan secara enzimatik didalam lambung serta proses penyerapan
di dalam usus (Windarti et al., 2018).
4
Pada lambung inilah dapat dilihat jenis makanan yang dimakan dan jumlah
makanan yang dimakan sehingga dapat dikelompokkan ikan tersebut termasuk jenis
karnivora, omnivora atau herbivora (Erni, 2013).
5
toples A masukkan pakan berupa pelet, sedangkan pada toples B masukkan makanan
berupa tubifek (cacing sutra). Setelah 5 menit bedah perut ikan tersebut, begitu juga 10
menit dan 15 menit. Keluarkan saluran pencernaanya. Amati dan catat jenis makanan
yang terdapat dalam saluran pencernaan, apakah masih utuh, ½ utuh atau sudah hancur.
Berapa banyak makanan yang dimakan. Ukur bukaan mulut ikan dan ukur panjang
saluran pencernaan ikan.
7
4.1. Hasil
4.1.1. Ikan Lele (Clarias gariepinus)
4.2. Pembahasan
Pada pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan sebelum diberi makan, saat ke atas
ikan bergerak menggunakan sirip dada, sirip perut, dan sirip punggung. Pada saat
bergerak ke bawah ikan menggunakan sirip dada dan sirip ekor. Pada saat berbelok
ikan menggunakan sirip dada dan sirip punggung. Pada saat diam ikan menggerakkan
beberapa sirip yaitu sirip anus dan sirip dada.
Pada pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan yang diberi pakan pelet, saat ke atas
ikan bergerak menggunakan sirip dada, sirip perut, sirip ekor, dan sirip punggung. Pada
saat ikan bergerak ke bawah menggunakan sirip anus, sirip perut, sirip ekor, dan sirip
9
punggung. Pada saat diam ikan menggerakkan beberapa sirip yaitu sirip anus dan sirip
dada. Pada saat berbelok ikan menggunakan sirip anus, sirip dada, sirip perut, dan sirip
punggung.
Pada pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan yang diberi pakan tubifex, saat ke
atas ikan bergerak menggunakan sirip dada. Sirip perut, sirip ekor, dan sirip punggung.
Pasa saat ikan bergerak ke bawah menggunakan sirip dada dan sirip perut. Pada saat
diam ikan menggerakkan sirip dada. Pada saat berbelok ikan menggerakkan sirip dada,
sirip perut, dan sirip punggung.
Laju menghancurkan makanan pada saat kontrol, lambung tidak ada isi dengan
panjang total 5,8 cm dan panjang baku 5,2 cm. Laju penghancuran makanan pelet pada
ikan lele dalam waktu 10 menit pertama ditemukan kondisi makanan masih utuh di
dalam lambung dengan panjang total 7,1 cm dan panjang baku 6,3 cm. Kemudian
dalam waktu 10 menit kedua ditemukan kondisi makanan masih utuh di dalam
lambung dengan panjang total 5,9 cm dan panjang baku 5,1 cm. Dan dalam waktu 10
menit terakhir ditemukan kondisi makanan masih ½ hancur di dalam lambung. Pada
makanan berupa tubifex pada ikan lele dalam waktu 10 menit pertama ditemukan
kondisi makanan masih utuh di dalam lambung dengan panjang total 7,5 cm dan
panjang baku 6,5 cm. Kemudian dalam waktu 10 menit kedua ditemukan kondisi
makanan masih utuh di dalam lambung dengan panjang total 7 cm dan panjang baku 6
cm dan dalam waktu 10 menit terakhir ditemukan kondisi makanan sudah ½ hancur di
dalam lambung dengan panjang total 5,8 cm dan panjang baku 5 cm.
Jadi dapat disimpulkan bahwa toples A yang diberi pakan pelet pada 10 menit
pertama, ikan merespon pakan dan pada lambungnya pakan ditemukan tambak utuh,
kemudian 10 menit selanjutnya semakin hancur. Pada toples B yang diberikan pakan
tubifex pada 10 menit pertama, kdua, dan ketiga ikan merespon pakan tubifex dan pada
saat lambung dibedah pakan tubifex semakin hancur.
10
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ikan bergerak
selalu dibantu dengan sirip-sirip nya, sirip pada ikan memiliki fungsinya masing-
masing contoh nya pada saat ikan bergerak kebawah sirip perut pada ikan tidak
bergerak atau tidak berfungsi. Sedangkan sistem pencernaan pada ikan memerlukan
waktu kurang lebih 30 menit ntuk mencerna makanan.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikan harus lebih memahami prosedur praktikum agar nantinya
tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan, dan hasil yang didapatkan bisa lebih
memuaskan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Windarti, et al,. 2018. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.
LAMPIRAN
13