Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN IKTIOLOGI

PRAKTIKUM 1
MORFOMETRIK IKAN

OLEH :
NAMA

: MUH. DARFIANTO. D

STAMBUK

: I1A514058

JURUSAN

: ABP B

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : 1. HILDAYANTI SINAPOY


2. MARWATI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iktiologi merupakan cabang dari Ilmu Hayat (Biologi), atau secara
tepatnya merupakan cabang dari Ilmu Hewan (Zoologi). Iktiologi dalam arti
singkat berarti suatu ilmu yang khusus mempelajari tentang ikan. Istilah iktiologi
berasal dari bahasa latin: yunani, yaitu ichthys diartikan sebagai ikan dan logos
berarti ajaran. Dari dua kata tersebut dideskripsikan menjadi salah satu cabang
ilmu biologi (zoology) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek
kehidupannya. Iktiologi meliputi iktiologi sistematika (morfologi,anantomi,
isiologi dan genetika), biologi dan ekologi (struktur komunitas, populasi, habitat,
predator, dan persaingan serta penyakitnya).
Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan
dan menentukan unit stok pada suatu perairan dengan berdasarkan atas perbedaan
morfologi spesies yang diamati. Pengukuran morfometrik dapat dilakukan antara
lain panjang standar, moncong atau bibir, sirip punggung, atau tinggi batang ekor.
Variasi morfometri suatu populasi pada kondisi geografi yang berbeda
dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan kondisi lingkungan. Oleh
karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon
terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut.
Berdasarkan dari uraian diatas maka perlu di adakanya sebuah praktikum
agar mahasiswa dapat mengetahui metode mengukur panjang tubuh ikan.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan metode atau cara
menghitung berbagai ukuran ikan yang dapat digunakan dalam identifikasi ikan
dan kuantifikasi morfologi ikan.
Manfaat dari praktikum iini adalah mahasiswa dapat mengetahui metode atau
cara menghitung berbagai ukuran ikan yang dapat digunakan dalam identifikasi
ikan dan kuantifikasi morfologi ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Klasifikasi
Ikan kembung jantan memiliki tubuh ramping memanjang, memipih dan
agak tinggi dengan sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 12 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip punggung dan sisik ventral
keperakan. Ikan kembung jantan memiliki sisik-sisik yang menutupi tubuh serta
berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5
sirip kecil tambahan. Jumlah sirip kecil tambahan yang sama juga terdapat di
belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil. Sepasang lunas ekor
berukuran kecil terdapat di masing-masing 7 sisi batang ekor dan di depan dan
belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose) (Irmawan, 2009).
Kedudukan taksonomi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.) jantan
menurut Irmawan (2009) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Spesies : Rastrelliger kanagurta L.

Gambar 1 : Ikan kembung R.kanagurta L.


(sumber : dok. Pribadi. 2015)

B. Morfologi
Ikan kembung jantan memiliki tubuh ramping memanjang, memipih dan
agak tinggi dengan sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 12 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip punggung dan sisik ventral
keperakan. Ikan kembung jantan memiliki sisik-sisik yang menutupi tubuh serta
berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5
sirip kecil tambahan. Jumlah sirip kecil tambahan yang sama juga terdapat di
belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil. Sepasang lunas ekor
berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor dan di depan dan
belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak Irmawan (2009)
Morfologi Ikan Kembung (Rastrellinger sp) Tubuh ikan pada umumnya
terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong terdepan sampai
dengan ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian kepala terdapat
mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup
insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2) Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian belakang
sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan terdapat sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-organ dalam seperti hati,
empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa, dan
sebagainya.
3) Caudal: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai dengan
ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ekor terdapat anus, sirip
dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang juga terdapat scute dan finlet.

C. Habitat dan Penyebaran


Habitat ikan kembung (R. Brachysoma) umumnya di perairan pantai yang
dangkal/neritik, berbeda dengan bayar (R.Kanagurta) yang lebih bersifat coastal
dan occanic. Species ini tersebar di sepanjang pantai Utara Jawa Timur, dari teluk
Jakarta hingga pantai Utara Timur-Selat Madura, Pantai Barat Sumatra Selatan
dan juga melimpah di perairan Pantai Selatan Ketapang-kota Baru (Kalimantan
Selatan) (Sujastani, 1974; Hariati, 2010).
Tekanan terhadap populasi ini menjadi faktor yang semakin penting
karena populasi yang terbesar disepanjang pantai utara Jawa sampai Madura
secara Genetik diduga merupakan unit stok yang sama (Zamroni et,al, 2008).
D. Fisiologi dan Reproduksi
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki jantan pada minggu
pertama didominasi oleh TKG 3. Pada saat minggu ke 2, ikan dengan TKG 3 pada
minggu pertama mulai mengalami peningkatan tingkat kematangan gonad ke
TKG 4 dan berlanjut sampai minggu ke 3. Pada minggu ke 4 ikan dengan TKG 4
diduga sebagian sudah melakukan pemijahan, dan ikan TKG 2 pada minggu
sebelumnya berkembang menjadi TKG 3 pada minggu selanjutnya.
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki betina pada minggu
pertama sepenuhnya berada pada TKG 3, kemudian secara berlahan mulai
berubah ke TKG 4 pada minggu ke 2. Minggu ke 3 tidak terlihat lagi adanya ikan
dengan TKG 3, diduga sepenuhnya sudah berubah ke TKG 4, selain itu pada
minggu ke 3 ini mulai muncul ikan TKG 2, pada minggu ke 4 ikan TKG 3 pada
minggu sebelumnya sebagian sudah melakukan pemijahan, dan ikan TKG 2 pada
minggu sebelumnya sudah berubah ke TKG 3.

Indeks kematangan gonad (IKG) ikan betina lebih besar dibandingkan


dengan indeks kematangan gonad ikan jantan, indeks kematangan gonad ikan
betina berkisar 1.10% - 5.02% dan indeks kematangan gonad ikan kembung lelaki
jantan berkisar 0.53% - 3%. Indek kematangan gonad ikan kembung lelaki
meningkat tajam saat mencapai TKG 3 dan 4.
ikan pada tingkat kematangan gonad 3 memiliki indeks kematangan gonad
yang paling bervariasi, kemudian diikuti oleh ikan dengan TKG 2. ikan pada TKG
4 memiliki variasi IKG paling tinggi jika dibandingkan dengan ikan pada TKG
1,2 maupun 3. Jika dilihat dari Tabel 4 ikan yang memiliki TKG lebih tinggi tidak
selalu memiliki IKG lebih tinggi juga
Perhitungan ukuran pertama kali matang gonad dengan menggunakan
metode Sperman-Karber, ikan kembung lelaki betina pertama kali matang gonad
pada ukuran 173 mm, 175 mm pada ikan kembung lelaki jantan dan 179 mm
gabungan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ikan kembung lelaki betina
lebih cepat matang gonad dari pada ikan kembung lelaki jantan. Perbedaan
panjang pada saat pertama kali matang gonad antara betina dan jantan bergantung
pada faktor genetik dan lingkungan, serta tekanan akibat penangkapan yang
berlangsung lama.
E. Makan dan Cara Makan
Kebiasaan makanan ikan (food habits) adalah kuantitas dan kualitas
makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara memakan (feeding
habits) adalah waktu, tempat dan caranya makanan itu didapatkan oleh ikan.
Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami bergantung pada
lingkungan tempat ikan itu hidup. Tujuan mempelajari kebiasaan makanan (food

habits) ikan dimaksudkan untuk mengetahui pakan yang dimakan oleh setiap jenis
ikan.
Untuk jenis ikan kembung (Rastrellinger sp) makanan yang di makan
adalah Microzooplankton, Phytoplankton (Diatoms) dan Small Zooplankton
(Cladocerans, Ostracods, Larval Polychaetes.
F. Nilai Ekonomis
Ikan Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis
menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi
nelayan lokal. Ikan Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan
pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga
sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang
G. Metode mengukur tubuh ikan (morfometrik)
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur,
jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan
salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan
ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama,
namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan
adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan , 2009).
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu
titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar

ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip
punggung atau tinggi badan atau ekor (Nadia, 2009).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2015 pukul 07.00-09.00
WITA bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Halu Oleo.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
1 dibawah ini.
Tabel 1.Alat dan bahan beserta kegunaannya.
No Alat dan Bahan
Kegunaan
.
1.
Alat :
- Baki (Dissecting-pan)
Wadah tempat meletakkan bahan
pengamatan
- Tissue
Pengalas ikan pada saat pengamatan
- Pisau bedah
Membedah ikan jika gunting tidak
memungkinkan
- Gunting bedah
Membedah ikan
- Pinset
Menjepit bagian tubuh yang hendak diamati
- Sunlight
Mencuci alat yang telah dipakai
- Mistar
Mengukur tubuh ikan
- Lap kasar dan lap halus
Membersihkan alat yang digunakan dan
membersihkan permukaan meja praktik
- Camera
Dokumentasi
- Alat tulis
Menulis dan menggambar hasil pengamatan
Bahan :
2.
- Ikan Cakalang (K.
Bahan pengamatan
Pelamis)
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum morfometrik ikan
adalah sebagai berikut :
- Siapkan kertas sebagai alas tempat menaruh ikan

- Taruh ikan di atas alas kertas


- Ukur ikan menggunakan mistar yang diletakkan di bawah dan di samping
ikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1
2
3

Keterangan :
1. Panjang total maksimum
2. Panjang Ekor
3. Panjang standar
maksimum

Gambar 2. Morfometrik Ikan Kembung (R.kanagurta L)


(Sumber : dok. Pribadi 2015)
1

Keterangan :
1. Panjang kepala

Gambar 3. Morfometrik Ikan Kembung R.kanagurta L


(Sumber : dok. Pribadi 2015)
Adapun morfometrik ikan kembung lelaki (R.kanagurta L.) dapat dilihat pada
tabel 2
Tabel 2. Morfometrik ikan kembung (R.kanagurta L.)
No
Parameter
1. Panjang total (PT)

Keterangan
20 cm

2.

Panjang standar (PS)

17 cm

3.

Panjang ekor

19 cm

4.

Tinggi badan

5 cm

5.

Tinggi batang ekor

1 cm

6.

Panjang batang ekor

1,5 cm

7.

Panjang cagak

6,5 cm

8.

Panjang dasar sirip punggung

11cm

9.

Panjang sirip dada

2,5 cm

10. Panjang kepala

5 cm

11. Tinggi kepala

4 cm

12. Panjang hidung

1,8 cm

13. Panjang bagian kepala dibelakang mata

2,5 cm

14. Tinggi bawah mata

1,5 cm

15. Tinggi pipi

3 cm

16. Panjang antara mata dan sudut samping tutup insang


depan
17. Panjang/lebar mata

2,5 cm
1 cm

B. Pembahasan
Pengukuran morfometrik untuk setiap jenis ikan berbeda-beda antara satu
spesies dengan spesies yang sama sekalipun umur dari spesies tersebut sama.
Banyak factor yang mempengaruhi ukuran dari suatu spesies ikan. Salah satu
faktornya adalah untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan


(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke
bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk
diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar
badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Sharifuddin, 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan pada ikan kembung (R.kanagurta L.) dapat
di ketahui bahwa
Panjang standar (PS), yaitu jarak garis lurus antara ujung bagian kepala
yang paling depan (biasanya ujung salah satu dari rahang yang terdepan) sampai
ke pelipatan pangkal sirip ekor, pada ikan kembung yang di amati adalah adalah
17 cm.
Panjang cagak (fork length), adalah panjang ikan yang diukur dari ujung
kepala yang terdepan sampai ujung bagian luar lekukan cabang sirip ekor, pada
ikan kembung yang di amati adalah 19 cm.
Panjang total, adalah jarak garis lurus antara ujung kepala yang terdepan
dengan ujung sirip ekor yang paling belakang, pada ikan kembung yang di amati
adalah 20 cm.
Tinggi badan, diukur pada tempat yang tertinggi antara bagian dorsal
dengan ventral, dimana bagian dari dasar sirip yang melewati garis punggung
tidak ikut diukur, pada ikan kembung yang di amati adalah 5 cm.
Tinggi batang ekor, diukur pada batang ekor di tempat yang mempunyai
tinggi terkecil, pada ikan kembung yang di amati adalah 1 cm.

Panjang batang ekor, merupakan jarak miring antara ujung dasar sirip
dubur dengan pangkal jari-jari tengah sirip ekor, pada ikan kembung yang di
amati adalah 1,5 cm.
Panjang dasar sirip punggung, merupakan jarak antara pangkal jari-jari
pertama dengan tempat selaput sirip di belakang jari-jari terakhir bertemu dengan
badan. Jarak ini diukur melalui dasar sirip, pada ikan kembung yang di amati
adalah 11 cm.
Panjang di bagian muka sirip ekor, merupakan jarak antara ujung kepala
terdepan sampai ke pangkal jari-jari pertama sirip punggung, pada ikan kembung
yang di amati adalah 6,5 cm.
Panjang kepala, adalah jarak antara ujung termuka dari kepala hingga
ujung terbelakang dari keping tutup insang. Beberapa peneliti melakukan
pengukuran sampai ke pinggiran terbelakang selaput yang melekat pada tutup
insang (membrana branchiostega) sehingga diperoleh panjang kepala yang lebih
besar, pada ikan kembung yang di amati adalah 5 cm.
Tinggi kepala, merupkan panjang garis tegak antara pertengahan pangkal
kepala dan pertengahan kepala di sebelah bawah, pada ikan kembung yang di
amati adalah 4 cm.
Panjang hidung, merupakan jarak antara pinggiran terdepan dari hidung
atau bibir dan pinggiran rongga mata sebelah ke depan, pada ikan kembung yang
di amati adalah 1,8 cm.
Panjang ruang antar mata, merupakan jarak antara pinggiran atas dari
kedua rongga mata (orbita), pada ikan kembung yang di amati adalah 2,5 cm.

Panjang bagian kepala di belakang mata, adalah jarak antara pinggiran


belakang dari orbita sampai pinggir belakang selaput keping tutup insang
(membrana branchiostega), pada ikan kembung yang di amati adalah 2,5 cm.
Tinggi bawah mata, merupakan jarak kecil antara pinggiran bawah orbita
dan rahang atas, pada ikan kembung yang di amati adalah 1,5 cm.
Tinggi pipi, merupakan jarak tegak antara orbita dan pinggiran bagian
depan keping tutup insang depan (os preoperculare), pada ikan kembung yang di
amati adalah 3 cm.
Panjang atau lebar mata, adalah panjang garis menengah orbita (rongga
mata), pada ikan kembung yang di amati adalah 1 cm.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan bahwa pengukuran
morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa
melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang
standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan
atau ekor
B. Saran
Sebaiknya alat-alat laboratorium harus lengkap agar mahasiswa tidak perlu
lagi membeli atau pun meminjam alat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai