Anda di halaman 1dari 18

PENYAKIT NON-

PATOGENIK
KONDISI TANAH

DISUSUN OLEH :

 TIYA JULVIANA
 ANITA IDA LESTARI
 FISKE ANJELIN TOKARE
 SHINTA LUSTARI
 TAWAKAL
 TAUFIK ABDUL ROHMAN
 FADLI DWI KURNIAWAN
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
PENDAHULUAN

Tanah merupakan lapisan bumi dimana merupakan media un-


tuk tumbuh dan berkembangnya akar sebagai organ vital bagi
tanaman di dalam menyerap unsur-unsur hara dan berperan se-
bagai pondasi yang menunjang struktur tubuh tanaman. Ter-
jadinya masalah-masalah fisik, biologi dan kimia tanah akan
berpengaruh pada tanaman yang tumbuh di atasnya.
UNSUR HARA DALAM TANAH

Tanda umum jika tanaman mengalami defisiensi nitrogen


Kekurangan adalah daun tua akan menjadi hijau muda kemudian berubah
Unsur hara menjadi kuning. Selanjutnya daun akan mengering dari
bagian bawah ke bagian atas. Daun yang mengering tersebut
N (Nitrogen) lama-lama akan mati dan gugur.
Kekurangan Hara P ( Phospor)

Kekurangan unsur hara fosfor ditandai dengan


perubahan warna daun yang menjadi gelap. Pada
bagian tepi daun, cabang dan batang akan berubah
menjadi warna ungu yang secara perlahan akan
berubah lagi menjadi warna kuning.

Kekurangan Hara K (Kalium)

Kekurangan unsur hara kalium


pada tanaman menjadikan daun-
daun tua mengalami keriting daun
yang selanjutnya timbul bercak -
bercak berwarna merah kecoklatan,
lantas daun akan mengering dan ke-
mudian mati.
Kekurangan Hara Mg (Magnesium)
Tanda umum yang terlihat jika tanaman
kekurangan unsur hara magnesium adalah daun
tua mengalami klorosis (yang awalnya berwarna
hijau berubah menjadi kekuningan) dan nampak
ada bercak-bercak coklat. Warna kekuningan ini
juga akan timbul diantara tulang-tulang daun.

Kekurangan Hara S (Sulfur)


Ciri-ciri gejala kekurangan unsur sulfur atau
belerang (S) ditandai dengan warna daun muda
memudar atau klorosis, berubah menjadi hijau
muda, kadang-kadang tampak tidak merata,
menguning atau agak putih. Pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat, kerdil (stunted),
berbatang pendek, dan kurus.
Kekurangan Hara Ca (Calcium)

Umumnya, kekurangan kalsium menjadikan


tepi daun mengalami klorosis yang pada akhirnya
akan menyebar pada tulang-tulang daun muda
hingga seluruhnya berubah menjadi kuning. Kal-
sium sangat membantu tanaman dalam proses
penyerapan hara kalium, sehingga pada tanaman
yang kekurangan kalsium sering ditemukan gejala
buah retak akibat permeabilitas dan elastisitas
dinding-dinding sel yang rendah. Kekurangan
kalsium juga sangat mempengaruhi kualitas kek-
erasan batang tanaman karena rendahnya elastisi-
tas dinding sel.
Gejala kekurangan unsur boron (B)

Ciri-ciri Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan
mengkerut. Gejala defisiensi hara ini adalah pertumbuhan tanaman terhambat
pada jaringan meristematik (pucuk, akar), mati pucuk (die back), mobilitas
rendah, buah yang sedang berkembang sangat rentan, mudah terserang
penyakit. Pada tanaman bercabang, ruas tanaman memendek, batang
keropos, pembentukan cabang tumbuh sejajar berdampingan.

Gejala kekurangan unsur besi (Fe)

Ciri-ciri Kekurangan besi


ditunjukkan dengan gejala klorosis
dan daun menguning atau nekrosa.
Daun muda tampak putih karena
kurang klorofil.
Gejala kekurangan unsur tembaga (Cu)

Ciri-ciri ; Daun berwarna hijau kebiruan , tunas daun menguncup


dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga terhambat. Gejala
kekurangan tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau kebiru-
biruan, ujung daun layu secara tidak merata, kadang terjadi klorosis
meski jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan
gagal membentuk bunga.

Gejala kekurangan unsur


Klor (CI)
Gejalan: Daun agak keriput,
Pemasakan buah berlangsung
lambat dan Tanaman menjadi
kurang produktif
Gejala kekurangan unsur mangan (Mn)
Ciri-ciri ; Gejala kekurangan unsur mangan ditandai
dengan pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna
kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa
tempat mati serta biji yang terbentuk tidak sempurna.
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur
hara, bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak
normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau
lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual
yang spesifik.

Gejala kekurangan unsur


molibdenum (Mo)
Ciri-ciri ; kekurangan unsur
molibdenum (Mo) ditunjukkan
dengan munculnya klorosis di
daun tua , kemudian menjalar ke
daun muda.
Gejala kekurangan unsur seng (Zn)
Ciri-ciri ; Gejala kekurangan seng ditandai dengan
daun tua berwarna kekuningan atau kemerahan, daun
berlubang, mengering dan akhirnya mati. Pertum-
buhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil ,
mengkerut , atau menggulung di satu sisi lalu disusul
dengan kerontokan.
STRUKTUR TANAH
1. Struktur tanah berpengaruh terhadap aerasi
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena
susunan antar agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan susunan antar partikel
primer. Aerasi tanah adalah kelancaran pergerakan atau pertukaran udara didalam tanah. Didalam tanah yang baik terda-
pat ruang-ruang (pori) yang seharusnya terisi oleh udara yang disebut sebagai pori makro. Aerasi tanah berkaitan secara
langsung dengan porositas tanah, perkembangan akar dan kesuburan tanah.

Pengaruh Aerasi Tanah terhadap Aktivitas Biologi


 
Pengaruhnya terhadap Aktivitas Tanaman : Tanaman (tingkat tinggi) sangat dipengaruhi oleh aerasi
tanah yang buruk dalam 4 cara, yaitu:
• pertumbuhan tanaman, khususnya akar, terhambat.
• penyerapan (absorpsi) nutrien/hara berkurang.
• penyerapan air juga terhambat, dan
• pembentukan senyawa anorganik yang meracuni tanaman umumnya terjadi pada kondisi aerasi
yang buruk.
Pengaruhnya terhadap Mikroorganisme :Dalam sebagaian besar tanah. Metabolisme mikrobia san-
gat berperan pada respirasi, walaupun ketika tanaman tumbuh dengan cepat/sehat. Karena respirasi
membutuhkan O2 dan melepaskan CO2, mikroorganisme tanah sangat dipengaruhi oleh aerasi
tanah.
2. Struktur tanah berpengaruh terhadap kandungan air
Struktur tanah yang baik adalah struktur tanah yang dapat mempertahankan keman-
tapan agregat terhadap perubahan kelembaban tanah yang mendadak dari curah hujan. Struk-
tur tanah yang baik adalah struktur tanah yang didalamnya terdapat penyebaran pori yang
baik yaitu terdapat ruang pori didalam dan diantara agregat yang diisi air dan udara dan
sekaligus mantap keadaannya.
Struktur tanah mempengaruhi banyak sedikitnya aliran air dan pergantian udara di dalamnya
serta kedalaman perakaran dan kemampuan tanah untuk dapat memberikan unsur haranya
kepada tanaman.

Kegemburan tanah adalah satu dari beberapa karakteristik penting tanah


yang mengambarkan hasil olahan tanah. Kadar air tanah merupakan salah
satu parameter penting dalam sistem pengolahan tanah. Apabila pengolahan
tanah dilakukan pada kadar air tanah rendah, maka hasilnya dapat merusak
struktur tanah, selain biaya dan enerji yang digunakan tinggi.  
3. Struktur tanah berpengaruh terhadap penetrasi akar
Tahanan penetrasi turun setelah pengolahan tanah dan setelah panen. Hal ini diperkirakan
oleh kandungan air yang masing- masing 24% dan 30%, semakin tinggi kandungan air akan se-
makin berkurang tahanan penetrasi sehingga jangkauan kedalam akan semakin bertambah se-
hingga dipengaruhi oleh bobot isi tanah serta jenis tanah. Setelah panen kadar air meningkat
masing-masing 28% dan 30%, kadar air ini mendekati kadar air optimum. Dimana kondisi tanah
kering dan tinggi, sehingga penetrasi akar tanaman sulit menembus tanah dan mendapatkan air
dan berdampak terhadap pertumbuhan yang lamban dan kecil, sehingga jumlah tingkat per-
tumbuhan tanaman lebih sedikit.
KEASAMAN TANAH YANG BERLEBIHAN

Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi pertumbuhan tanaman. Dimana tanah masam
adalah tanah yang memiliki pH rendah yaitu kurang dari 6. Nilai pH menunjukkan jumlah konsentrasi ion hidrogen
(H+) di dalam tanah. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah  terlalu tinggi maka pH tanah akan semakin rendah
sehingga reaksi tanah akan semakin masam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan
bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.
 Pada tanah yang bereaksi pH  sangat masam, yaitu pH lebih rendah dari 4,5, maka dalam sistem tanah akan terjadi
perubahan kimia sebagai berikut:
a. Aluminium menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman.
b. Sebagian besar hara tanaman menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro menjadi lebih
larut dan beracun.

Jika tanah bereaksi masam, maka sebagian tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik karena toleransinya
berkurang (Foth, 2010), sedangkan jika tanah terlalu masam, maka sering terjadi keracunan Al dan Fe.
Keracunan unsur hara besi (Fe) pada tanaman pangan, Keracunan ini diperlihatkan dengan banyaknya
serangan bercak cokelat, adanya noda-noda kecil berwarna cokelat pada daun. yang dimulai dari dekat
pucuk daun. Dalam keadaan parah. daun menjadi cokelat dan daun bagian bawah mati. keracunan unsur
hara besi pada tanaman pangan berbeda untuk masing-masing varietas Ada yang memperlihatkan noda-
noda kecil berwarna cokelat, tetapi ada pula yang hanva berubah menjadi kuning. keracunan unsur hara
besi ini menyebabkan rendahnya kadar kalium dan silikat dalam.jaringan tanaman sehingga
mempengaruhi kerentanannya terhadap penyakit.

Keracunan unsur hara aluminium (Al) memperlihatkan klorosis di antara tulang daun. Bila keracunannya
berat bagian yang klorosis ini akan menjadi kering atau nekrosis dan bagian akar sering tercium bau
karena akarnya membusuk.

Keracunan hara Aluminium


Kandungan garam yang berbahaya
Cekaman garam (salin) pada tanaman bisa mengakibatkan pertumbuhan tidak normal. Daun
kecil dan terbakar, pertumbuhan kerdil, buah tidak sempurna, dan hasil menurun. Kadar garam
yang tinggi (tanah salin) merupakan hasil dari pembentukan mireal-mineral garam terlarut,
akumulasi garam dari irigasi yang membawa garam, intrusi air laut, sungai atau danau. Air
diserap oleh akar tanaman beserta garam larut masuk ke dalam tanaman melalui suatu proses
yang disebut osmosis, yang melibatkan pergerakan air dari tempat dengan konsentrasi garam
rendah (tanah) ke tempat yang memiliki konsentrasi garam tinggi (bagian dalam dari sel-sel
akar).

Salinisasi tanah adalah masalah yang umum dijumpai di daerah- daerah dengan curah
hujan rendah. Jika dikombinasikan dengan irigasi dan kondisi drainase yang buruk, dapat
mengakibatkan hilangnya kesuburan tanah secara permanen. Tipe salinitas seperti ini merupakan
faktor penyebab krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh kekeringan.
Garam terlarut umumnya tersusun oleh sodium (Na+), kalsium (Ca2+),
magnesium (Mg2+), klor (Cl-) dan sulfat (SO42-). Magnesium sulfat
(MgSO4) dan sodium kloride (NaCl) merupakan garam terlaut yang sering
dijumpai. Jika konsentrasi garam di dalam tanah tinggi, pergerakan air dari
tanah ke akar melambat. Sementara penyerapan Na+ oleh partikel-partikel
tanah akan mengakibatkan pembengkakan dan penutupan pori-pori tanah
yang memperburuk pertukaran gas, serta dispersi material koloid tanah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai