NIM : 1906113250
KELAS : AGB-C 19
Pada tanaman yang masih muda dan masih dalam proses pembibitan daun
menunjukkan warna hijau pucat. Warna pucat ini pun biasanya dipadukan dengan warna
kekuningan. Dan, jaringan daun yang kekurangan nitrogen akan mengalami gejala nekrosis.
Daun yang kekurangan nitrogen akan menghasilkan anak daun yang berwarna kuning.
Tulang anak daun akan mengecil serta bergulung ke dalam.
Biasanya tumbuhan yang berada di tempat terbuka akan memiliki warna daun yang
awalnya hijau pucat kemudian secara perlahan akan berubah menjadi kuning. Namun, pada
masalah yang lebih serius, warna daun akan berubah menjadi cokelat atau merah lembayung
dan jaringan akan mulai mati dari ujung anak daun.
Hasil tanaman yang kualitasnya berkurang, dan menjadi sedikit. Buahnya menjadi
cepat matang padahal belum waktunya serta dengan ukuran yang kecil sehingga
mengakibatkan buruk dipandang mata.
Confluent orange spotting dijumpai pada anak daun dan daun yang lebih tua. Hal ini
akan menimbulkan bercak-bercak kecil dimulai dari bentuk segi dan memiliki warna
hijau pucat yang kemudian berubah menjadi oranye cerah. Ketika bercak-bercak itu
mengalami nekrosis, daunnya akan menjadi tempat invasi patogen sekunder, lalu
setelah itu daun akan mengering.
Berkembangnya gejala klorosis dengan warna cokelat kekuningan yang kurang cerah
dan warna kekuningan pucat. Kelunturan warna pada daun merupakan salah satu
bentuk dari kelainan. Bercak kecil yang dialami karena klorosis mulai membesar dan
menutupi daun secara keseluruhan. Kemudian, akan membentuk bercak hitam yang
tidak dapat menembus jaringan daun yang masih sehat.
Gejala kekurangan unsur sulfur atau belerang (S) ditandai dengan warna daun muda
memudar atau klorosis, berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata,
menguning atau agak putih. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, kerdil (stunted),
berbatang pendek, dan kurus.