Anda di halaman 1dari 24

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman memerlukan air dan hara untuk bermetabolisme, tanaman


dapat tumbuh dengan baik atau normal apabila kebutuhan akan unsur haranya
terpenuhi. Pertumhuan merupakan proses bertambahnya ukuran tanaman
meliputi tinggi tananman, sedangkan perkembangan tanaman merupakan
proses bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik
pertumbuhan maupun perkembangan tanamn dipengaruhi oleh ketersedian
unsur hara.apabila ketersedian unsur hara tercukupi, proses pertumbuhan
maupun pekembangan tanaman akan dapat berjalan normal.hara merupakan
material yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi kelangsungan
hidupnya. Hara merupakan kebutuhan utuma tanaman, masing-masing hara
memiliki perananya masing-masing. Hara bedasarkan kapasitas yang
dibutuhkan tanaman dibedakan menjadi hara makro dan hara mikro. Hara
makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
besar. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, namum harus ada bagi tanaman.
Defisiensi adalah kondisi dimana tanaman kekurangan unsur hara
sehingga proses fisiologisnya terganggu. Defisiensi unsur hara dapat dilihat
secara visual dari gejala yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan
unsur hara tanaman harus tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan
tanaman dapat dilakukan denngan pemupukan. Pemupukan yaitu penambahan
unsur hara dapat diberikan melalui tanah maupun bagian tanaman untuk
menambah atau mencukupi kebutuhan hara tanaman agar tanaman dapat
tumbuh dengan normal. Apabila tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan
yang tidak normal pada bagian tanaman baik itu daun, akar, dan batangnya
perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan akan baranya
sehingga tanaman dapt tumbuh normal. Pertumbuhan tanaman akan

1
2

menimbulkan permasalahan ketika kekurangan dan kelebihan unsur hara dalam


tanaman.
Tanaman memerlukan nutrisi untuk tumbuhan dan perkembangannya,
sama seperti manusia. Tanaman memerlukan hara untuk proses
metabolismenya, yaitu perubahan senyawa organic menjadi energy. Defisiensi
unsur hara yaitu kondisi dimana tanaman tidak terenuhi kebutuhan nutrisinya
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Defisiensi unsur hara dapat dilihat
dari gejala yang ditimbulkan pada tanaman (Novizan, 2002). Sedangankan
menurut (Champbell, et al., 2007) defisiensi adalah sebagai kondisi dimana
tanaman kekurangan material berupa unsur hra yang dibutuhkan. Unsur hara
ini berpengaruh terhadap metabolisme tanaman dan fisiologis tanaman.
Unsurhara memerlukan porsi yang bebeda-beda, kekurangan mau kelebihan
unsur hara menimbulkan permasalahan dalam pertumbuhan tanaman.
B. Tujuan
- Mengetahui gejala defiensi Tanaman Padi dan Kacang Kedelai

- Mengetahui Proses Terjadinya defiensi

- Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Nutrisi Tanaman.
3

II. PEMBAHASAN

A.Gejala Defiensi Pada Tanaman Padi

Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap
dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-
bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung
daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic).

Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus.
Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah
rebah
Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan
pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar
cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala
pembusukan.
Bulir
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase
kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap
helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur
bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir
yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
4

1.1. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)

a. Daun-daun muda selain berkeriput3 mengalami perubahan warna, pada ujung


dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar
di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat
mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah
sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita

1.2.Gejala Kekurangan Unsur Hara Mikro

1. Kekurangan Unsur Besi ( Fe )

Defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-


gejala pada bagian tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan
sebagai kekurangan tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak
seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan
kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada
daerah – daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. Gejala-gejala
yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat berwarna
hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun
tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada
tulang-tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah
menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya
yang paling hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang
banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman kopi yang ditanam
didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering tampak
gejala-gejala demikian.
5

2. Kekurangan Unsur Mangan (Mn)

Gejala-gejala dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir sama dengan


gejala defisiensi Fe pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara tulang -
tulang daun secara setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau
menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-
tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai ke bagian sisi-sisi dari
tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga
praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering ada kalanya yang terus
mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi.
Defisiensi ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan biji-bijian kurang
baik.

3. Kekurangan Unsur Borium ( B )

Walaupun unsur Borium sedikit saja diperlukan tanaman bagi


pertumbuhannya tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya
cukupserius,seperti:
* Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis,
secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang
selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati.
Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga
per-tumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati berwarna
hitam/coklat.
* Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang
menghasilkan umbi, umbinya kecil – kecil yang kadang-kadang penuh
dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian pula pada bagian akar-
akarnya.

4. Kekurangan Unsur Tembaga ( Cu )


6

Defisiensi unsur tembaga akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:


* Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan
kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna menjadi
coklat dan ahkirnya mati.

* Pada bagian buah, buah-buah tanaman umumnya kecil-kecil berwarna coklat


pada bagian dalamnya sering didapatkan sejenis perekat ( gum ).Gejala-gejala
seperti terdapat pada tanaman penghasil buah-buahan ( yang kekurangan zat
Cu ), seperti tanaman jeruk, apel, peer dan lain-lain.

5. Kekurangan Unsur Seng/Zinkum ( Zn)

Tidak tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman


tersebut mengalami beberapa pen-yimpangan dalam per-tumbuhannya.
Penyimpangan ini menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita lihat pada
bagian daun-daun yang tua:

*Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya.


*Klorosis terjadi diantara tulang-tulang daun.
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun
yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.

6. Kekurangan Unsur Molibdenum (Mo)

Molibdenum atau sering pula disebut Molibdin tersedianya dalam tanah dalam
bentuk MoS2 dan sangat dipengaruhi oleh pH, biasanya pada pH rendah
tersedianya bagi tanaman akan kurang. Defisiensi unsur ini menyebab-kan
beberapa gejala pada tanaman, antara lain per-tumbuhannya tidak normal,
7

terutama pada sayur-sayuran. Secara umum daun-daunnya mengalami


perubahan warna, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu
sebelum mengering dan mati. Mati pucuk ( die back ) bisa pula terjadi pada
tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara ini.

7. Kekurangan Unsur Si, Cl Dan Na

Unsur Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman Serelia misalnya padi-
padian, akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan jelas
akibatnya bagi tanaman.

Defisiensi unsur Cl atau Klorida dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun


yang kurang abnormal ( terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak
kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman
tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti itu.
Defisiensi unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru
diketahui pengaruhnya yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan merosot
terutama pada musim kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya
tidak dapat meningkatkan kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per
unit berat kering ) pada jaringan daun. Gejala-gejal lainnya belum diketahui
secara jelas.

8. Unsur Fungsional / Beneficial Element

Unsur fungsional adalah unsur -unsur yang belum memenuhi kriteria unsur
essensial seperti yang dikemukakan oleh ARNON & STOKT sehingga unsur-
unsur ini tidak dapat digolongkan dalam unsur essensial, namun untuk penting
untuk tanaman-tanaman tertentu. Dengan adanya unsur fungsional ini dapat
lebih memperbaiki pertumbuhan dan kualitas hasil atau dengan kata lain,
tanpa unsur fungsional ini tanaman tetap dapat men-yelesaikan siklus
8

hidupnya dengan sempurna dan normal tetapi dengan adanya unsur ini maka
pertumbuhan dan kualitas akan lebih baik pada hasil tanaman tertentu,
misalnya mentimun dapat mengantikan sebagaimana peranan K pada tanaman
kelapa. Contoh lain dengan pemberian Na pada tanaman bit gula ( Beta
vulgaris ) akan memperbesar umbi dua sampai tiga kali. Dari hasil -hasil
percobaan, ternyata pada tanaman kenaf dan Rosela ( tanaman serat )
didapatkan bahwa kalau tanaman diberikan NaCl 100 ppm maka pertumbuhan
lebih baik dan berat kering meningkat jika dibandingkan dengan tanpa NaCl.

1.3. Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro

1. Kekurangan Unsur Nitrogen ( N )

Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai
dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah
menjadi kuning . Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun
selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman
dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada
pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna,
umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah
dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-
kecil.

2. Kekurangan unsur fosfor ( P )

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah:


dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat
pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-
bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah
rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan
9

pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti misalnya pada


tanaman serealia (padi-padian, rumput-rumputan, jewawut, gandum,
jagung) daunnya berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap, sering pula
terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai
daun kelihatan lancip. Pertumbuhan buah jelek, merugikan hasil biji.

3. Kekurangan Unsur Kalium ( K )

Defisiensi Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini
jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan
gejala-gejala karena difisiensi N dan P
Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat.
Padapermulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap
dan selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampakmenguning, warna seperti
ini tampak pula di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang bercak ini
jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati. Pada tanaman
kentang gejala yang dapat dilihat pada daun yang mana terjadi pengkerutan
dan peng-gulungan, warna daun hijau tua berubah menjadi kuning bertitik-
titik coklat. Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan
pendek-pendek sehinga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada
buah misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum
masak, sedang masaknya buahpun berlangsung sangat lambat. Bagi
tanaman yang berumbi menderita defisiensi K hasil umbinya sangat kurang
dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.

4. Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)

Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem


perakara, selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat,
gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda
10

selain berkeriput mengalami per-ubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya


klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung
tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.
Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan
pula pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita. Hal ini
dikarenakan pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian
dari jaringan-jaringannya. Keadaan yang tidak seimbang inilah yang
menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman tersebut atau dapat
dikatakan karena distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian
yang lain terhambat ( tidak lancar).

5. Kekurangan Unsur Magnesium ( Mg )

Unsur Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu


kekurangan Mg yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala –
gejala yang tampak pada bagian daun, terutama pada daun tua. Klorosis
tampak pada diantara tulang-tulang daun, sedangkan tulang-tulang daun itu
sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulang-tulang daun itu secara
teratur berubah menjadi kuning dengan bercak kecoklatan. Daun-daun ini
mudah terbakar oleh terik matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin,
karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan
mengkerut. Defisiensi Mg menimbulkan pengaruh pula pada pertumbuhan
biji, bagi tanaman yang banyak menghasilakn biji hendaknya diperhatikan
pemupukannya dengan Mg SO4, MgCO3 dan Mg(OH)2.

6. Kekurangan Unsur Belerang ( S )

Defisiensi unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun muda,


perubahan warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada
bagian daun selengkapnya, warna hijau makin pudar berubah menjadi
hijau yang sangat muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-
11

kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun


selengkapnya. Perubahan warna ini dapat pula menjadi kuning sama
sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti
misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa
tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan ” Tea Yellows” atau ”
Yellow Disease”

Gambar 1 : Tanaman yang kekurangan Unsur Hara


12

B.Gejala Defiensi Pada Tanaman Kacang Kedelai


13

Status hara tanaman kedelai dan tanah di dalam bertanam kedelai erat
kaitanya dengan tingkat hasil tanaman yang dapat dinilai dan digambarkan.
Periode penggunaan P terbesar atau dibutuhkan dalam jumlah yang lebih
banyak pada kedelai adalah dimulai pada pembentukan polong sampai kira-
kira 10 hari biji berkembang penuh. Hal ini disebabkan karena P banyak
terdapat didalam sel-sel tanaman.

Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam metabolisme sel.


Posfat dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan
perakaran tanaman. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh
semua faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara
tersebut berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan serta hasil tanaman/

2.1 Unsur hara makro primer

1. Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan salah Satu unsur hara yang sangat penting dan
diperlukan dalam jumlah besar . tanaman menyarap unsur ini dalam
bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+).

Gambar 2 : Kacang Kedelai kekurangan N

2. Fosfor (P)
14

Fosfor merupakan unsur makro yang menyusun komponen setiap sel hidup,
fosfor dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral
yang sangat penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga, buah,
dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji
lebih berbobot. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman ,
merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.

Gejala kekurangan fosfor pada tanaman mengakibatkan pertumbuhan


terhambat atau kerdil dan daun menjadi hijau tua, tanaman tidak
menghasilkan bunga dan buah, jika sudah terlanjur berbuah ukuranya kecil,
jelek dan cepat matang.

3.Kalium (K)

Kalium merupakan unsur makro seperti nitrogen dan fosfor, kalium


berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan
pertumbuhan dan luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan
pengambilan karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati
dan protein, membantu proses membuka dan menutup stomata, kapasitas
menyimpan air, memperluas pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperkuat tubuh tanaman
supaya daun bunga dan buah tidak gampang rontok

Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah rasa


manis pada buah, mensuplai karbohidrat yang banyak terutama pada
tanaman umbi-umbian.

Gejala kekurangan unsur hara ini pertumbuhan terhambat, batang kurang


kuat dan mudah patah, biji buah menjadi kisut, daun mengerut/kriting
timbul bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati.

2.2 Unsur hara makro sekunder

1. Sulfur (S)

Tanaman menyerap sulfur dalam bentuk ion sulfat (SO4)-2 karena


bermuatan negatif, ion sulfat mudah hilang dari daerah perakaran karena
tercuci oleh aliran air, khususnya pada tanah yang berpasir. Maka
pemberian yang efektif sulfur diberikan lewat pupuk daun..

Gejala kekurangan sulfur pada tanaman mirip dengan gejala kekurangan


nitrogen. Misalnya daun muda berwarna hijau muda hingga kuning
merata, tanaman kurus dan kerdil atau perkembangannya sangat lambat.
15

2. Magnesium ( Mg)

Magnesium diserap tanaman dalam bentuk ion Mg2+ dan merupakan satu-
satunya mineral penyusun klorofil. Sebagai regulator/pengatur dalam
penyerapan unsur lain seperti P dan K, Merangsang pembentukan
senyawa lemak dan minyak, membantu translokasi pati dan distribusi
fosfor didalam tanaman, serta aktifator berbagai jenis enzim tanaman.

2.3. Unsur hara mikro

1. Seng (zn)

Kebutuhan seng sangat kecil, jika terjadi kelebihan sedikit saja tanaman
akan keracunan . Unsur seng didalam tanaman tidak dapat dipindahkan
dari jaringan tua ke jaringan yang muda sehingga gejala defisiensi akan
terlihat lebih awal pada daun muda. .

Kegunaan seng sangat penting antara lain sebagai katalisator dalam


pembentukan protein,mengatur pembentukan asam yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh tanaman. Ketersediaan seng dalam tanah 1-20Ppm,
sedangkan kebutuhan normal tanaman 25-125ppm.

Gejala Kekurangan seng dapat menyebabkan klorosis, ruas pada bagian


pucuk lebih pendek, pembentukan bakal buah terhambat atau tanaman tdak
dapat sama sekali berbuah, pembentukan warna kuning diantara tulang
daun.kemudian diikuti kematian pada jaringan daun, ukuran menjadi lebih
kecil, sempit dan menebal.

2. Besi (Fe)

Unsur besi dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan sangat dibutuhkan


tanaman dalam pembentukan klorofil, berperan pada proses-proses
fisiologis tanaman seperti proses pernapasan, selain itu besi berfungsi
sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan pembentuk
beberapa enzim.

Gejala kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan korosi ,


lembaran daun menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi
racun bagi tanaman. Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan
kebutuhan normal tanaman berkisar 40-250ppm

3.Tembaga (Cu)
16

Tembaga diserap tanaman dalam bentuk ion Cu2+ atau Cu 3+, unsur ini
beperan sebagai aktfiator enzim dalam proses penyimpanan cadangan
makanan, katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan
karbohidrat, dan sebagai salah satu elemen dalam proses pembentukan
vitamin A dan secara tidak langsung berperan dalam pembentukan
klorofil.

Tanaman yang memasuki fase generatif sangat memerlukan besi.


Pengaplikasian tembaga sangat aman diberikan lewat penyemprotan
pupuk daun karena pada tanah organic seperti gambut, tembaga terikat
sangat kuat sehingga tidak dapat dikomsumsi oleh makanan.

Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan Cu yaitu daun muda akan


menguning, pertumbuhannya akan tertekan kemudian berubah memutih,
sementara itu daun-daun tua akan gugur. Kekurangan Cu pada padi
ditunjukan lewat daun muda yang memutih dengan ujungnya yang
mengering. Ketersediaan Cu pada tanah yang normal 0,1-4 ppm dan
kebutuhan normal tanaman berkisar antara 5-20 ppm.

4. Molibdenum (Mo)

Molybdenum berfungsi seperti Cu, berperan sebagai pengikat nitrogen


yang bebas diudara untuk pembentukan protein dan menjadi komponen
pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman.

Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan


melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap
lembaran daun dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman
terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang
kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah
jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo.

5. Clorida

Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion Cl- , berperan dalam proses
fotosintesis, keberadaannya tidak dihasilkan dari metabolisme
tanaman,dan fungsi lain berkaitan dengan pengaturan tekanan osmosis
didalam sel tanaman.

Gejala kekurangan Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang


tertekan, daun layu dan berwarna kuning.

6. Boron (B)
17

Tanaman menyerap Boron dalam bentuk ion BO33-, walaupun B


merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi harus
tersedia untuk pertumbuhannya. Boron adalah unsur hara yang bersifat
immobil.

Gambar 3 : Kacang Kedelai Kekurangan Mangan

III. PENUTUP
18

A. Kesimpulan

Gejala defisiensi atau toksisitas misalnya pada tanaman kacang hijau


secara visual umumnya telah cukup membantu dalam mendiagnosis gangguan
hara, terutama bila dilakukan oleh orang atau ahli yang sudah berpengalaman
pada tanaman spesifik tertentu dan daerah tertentu dimana dia sudah biasa
bekerja disana. Artinya adalah dituntut pengetahuan yang cukup dan ketelitian
yang tinggi karena gejala gangguan hara bervariasi sangat besar tergantung atas
spesies tanaman, kondisi lingkungan, umur tanaman dan kemiripan gejalanya
dengan gangguan lain seperti infeksi penyakit, kerusakan oleh hama atau
karena gangguan gulma. Apabila tanaman seperti kacang hijau tidak dapat
menerima hara yang cukup seperti yang dibutuhkan, maka pertumbuhannya
akan lemah dan perkembangannya tampak abnormal. Pertumbuhan yang
abnormal juga akan terjadi bila tanaman menyerap hara melebihi untuk
kebutuhannya bermetabolisme. Diagonsis defisiensi dan tosksisitas hara pada
tanaman dapat dilakukan dengan pendekatan yaitu pendekatan dengan
diagnosis gejala visual dan analisis tanaman
B. Saran

Untuk Makalah Nutrisi Tanaman Perlu dipelajari mendalam kembali


karena manfaat untuk mengetahui keadaan, dalam kinerja tanaman yang bisa
lebih optimal untuk produksi.

DAFTAR PUSTAKA
18
19

Anonim (A) 2012. Defisiensi Unsur Hara. http://petunjukbudidaya.blogspot.com/


2012/12/defisiensi-unsur-hara.html. Di akses Pada Tanggal 15 Desember
2016 .

Anonim (B) 2012. Nutrisi Pada Tumbuhan. http://septidarliaputri.blogspot.com/


2012/05/pembahasan-pengaruh-nutrisi-terhadap.html. Diakses Pada
Tanggal 14 Desember 2016.

Anonim (C) 2010. Diagnosis defisiensi dan toksisitas hara mineral.


http://jasapembuatanweb.co.id/biologi/diagnosis-defisiensi-dan-toksisitas-
hara-mineral. Diakses pada Tanggal 14 Desember 2016.

Deisy dkk. 2010. Uji Toksisitas Oli Bekas Terhadap Tanaman Kacang Kedelai.
Program studi pendidikan biologi Universitas ahmad dahlan. Yogyakarta.

Suwandi. 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan


Inovasi Budi Daya Sayuran Berkelanjutan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jakarta.

Syafruddin, 2004. Genotipe Padi Efisien Hara . Balai Penelitian Tanaman.


Bandung

Wahid A S. 2003. Peningkatan Efisiensi Pupuk Nitrogen Pada Padi Sawah Dengan
Metode Bagan Warna Daun. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Selatan. Makassar.

19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai