Anda di halaman 1dari 10

Mengenal Gejala Defisiensi Hara

Abdul Jalil, G011181002.


Departemen Budidaya Pertanian, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanudin, Makassar, 2020.

E-mail: Madalle.88@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman memiliki biomassa yang terdiri dari ikatan senyawa kimia yang
terbentuk oleh sejumlah nutrisi mineral atau yang dikenal sebagai unsur hara. Unsur
hara merupakan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan
berkembang serta menyelesaikan siklus hidupnya. Kekurangan satu atau lebih unsur
hara pada tanaman dikenal dengan istilah defisiensi hara. Defisiensi pada unsur hara
tertentu dapat diamati melalui gejala-gejala visual pada tanaman. Praktikum ini
bertujuan untuk mengenali gejala kekurangan unsur hara N, P, dan K pada tanaman
jagung.

Kata kunci: Unsur Hara, Defisiensi Hara, _________________________________

PENDAHULUAN

Nutrisi tanaman (plant nutrition), adalah studi serapan dan penggunaan unsur
hara oleh tanaman. Studi ini difokuskan pada hubungan unsur mineral dengan
pertumbuhan tanaman yang mencakup Studi jenis unsur kimia yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, Studi mekanisme serapan unsur hara,
Studi fungsi unsur hara dalam metabolisme tanaman, Sudi pengaruh negatif defisiensi
dan toxisitas unsur mineral (Sitompul, 2015).

Nutrisi tanaman adalah inti dari pertanian modern dengan kenyataan


produktivitas tanaman yang sangat tergantung pada penyediaan unsur hara pada
tanaman melalui pemupukan. Peningkatan hasil terjadi sebanding dengan tingkat
pemupukan pada kebanyakan tanaman yang diusahakan (Loomis & Connor, 1992).
Karena itu, kebutuhan global unsur hara primer yang digunakan untuk pupuk N, P
dan K terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat
dengan waktu. Pada tahun 1960-an, kebutuhan hanya sekitar 30 juta ton yang
kemudian meningkat menjadi 143 juta ton pada tahun 1990-an. Ini berhubungan
sebagian dengan revolusi hijau (green revolution) yang dicirikan oleh penggunaan
varietas unggul dengan kebutuhan unsur hara yang tinggi. Setelah itu, konsumsi per
dekade relatif konstan dengan pnggunaan pupuk yang lebih bijaksana yang
berhubungan sebagian dengan peningkatan harga pupuk dan kesadaran akan
kelestarian lingkungan. Tetapi pada beberapa tahun belakangan ini, konsumsi tahunan
kembali meningkat dan mencapai 170 juta ton (Sitompul, 2015).

Unsur hara adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan. Untuk memahami kebutuhan hara tanaman maka disajikan secara
ringkas informasi terkait unsur hara esensial dan benefisial bagi tanaman. Hingga saat
ini dikenal 18 unsur hara esensial untuk tanaman terdiri atas unsur C, H, O, N, P, K,
Ca, Mg, S, Fe, Mn, B, Zn, Cu, Cl, Co, Mo, dan Ni (Brady dan Weil 2002), Pilon-
Smits et al. (2009) memasukkan Co dan Ni sebagainunsur hara benefisial. Salah satu
cara yang dikenal untuk mengingat ke 18 unsur ini dicontohkan dalam Brady dan
Weil (2002) seperti berikut: Berdasarkan fungsi, kuantitas dan kebutuhannya, unsur
hara esensial dikelompokkan menjadi: (1) unsur hara makro (dibutuhkan >0,1% dari
berat kering tanaman) yaitu C, H, O N, P, K, Ca, Mg, dan S (Brady dan Weil 2002)
dan (2) unsur hara mikro yang dibutuhkan <0,1% berat kering tanaman, yaitu Fe, Cl,
Mn, B, Cu, Zn, dan Mo (Marschner 1995) dan unsur Co dan Ni (Brady dan Weil
2002). Selain itu dikenal juga unsur hara yang dikelompokkan sebagai unsur hara
benefisial yaitu Al, Na, Se, dan Si (Pilon-Smits et al. 2009). Unsur hara benefisial
termasuk Si dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stress biotik seperti
kekeringan, salinitas, toksisitas, dan defisiensi unsur hara (Ma 2009). Untuk unsur
hara Al, Na, dan Se telah banyak dibahas dari aspek negatif tentang toksisitasnya bagi
tanaman, namun hasilnpenelitian menunjukkan bahwa dalam dosis yang rendah dan
tepat akan mampu meningkatkan produk-tivitas dan kualitas tanaman (Pilon-Smits et
al. 2009). Unsur hara benefisial ini belum digolongkan sebagai unsur hara esensial
(Husnain, et al, 2016).

Menurut Febriana (2009), gejala defisiensi unsur hara adalah tanda-tanda yang
diperlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur
hara. Defisiensi unsur hara antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan
sebelumnya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang mengalami
defisiensi unsur hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami
kekurangan salah satu atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul
bercak-bercak (Yulianus, 2015).

Berikut ini akan penjabaran fungsi dan gejala defisiensi mengenai unsur hara
yang dibutuhkan tanaman (Astutipudji, 2018):
1. Nitrogen (N)
Fungsi unsur hara nitrogen, sebagai berikut:
 Merupakan unsur hara makro, dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman.
 Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya
pertumbuhan akar, batang dan daun.
 Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting untuk
melakukan proses fotosintesis.
 Berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik
lainnya.

Gejala tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen:


1. Pertumbuhan tanaman berjalan lambat
2. Tanaman kurus dan kerdil
3. Daun hijau kekuningan, pendek, kecil dan tegak
4. Daun yang sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan
layu.
5. Bila sempat berbuah, buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok.

2. Phosfor (P)
Fungsi unsur hara phosfor, sebagai berikut:
 Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan
tanaman muda.
 Merupakan bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
 Membantu proses asimilasi dan pernapasan tanaman.
 Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.

Gejala kekurangan unsur Phosfor adalah :


1. Seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilap
kemerahan.
2. Tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah keunguan yang lambat
laun akan berubah menjadi kuning dan kemudian layu.
3. Jika tanaman berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek, dan cepat masak.

3. Kalium (K)
Fungsi unsur hara kalium, sebagai berikut:
 Berfungsi membantu pembentukan protein dan karbohidrat
 Memperkuat tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah
rontok/gugur.
 Salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

Gejala kekurangan unsur Kalium adalah:


1. Daun tua akan mengkerut dan keriting
2. Pada daun akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering
dan mati.
3. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan tidak
tahan simpan.
4. Calsium (Ca)
Fungsi unsur hara calsium, sebagai berikut:
 Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan
batang tanaman dan merangsang pembentukan biji.
 Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa atau
keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah.

Gejala tanaman yang kekurangan Calsium adalah:


1. Tepi daun muda akan berubah menjadi kuning karena chlorosis, yang
kemudian menjalar ke tulang daun.
2. Kuncup muda akan mati karena perakaran kurang sempurna. Jika ada daun
yang tumbuh, warnanya akan berubaah dan baberapa jaringan pada daun akan
mati.

5. Magnesium (Mg)
Fungsi unsur hara magnesium, sebagai berikut:
 Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil), karbohidrat, lemak
dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman.
 Berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.

Gejala tanaman yang kekurangan unsur Magnesium adalah:


1. Daun tua mengalami kerusakan dan gagal membentuk klorofil sehingga
tampak bercak cokelat, daun yang semula hijau akan berubah kuning dan pucat.
2. Daun mengering dan seringkali langsung mati
3. Daya tumbuh biji menjadi berkurang. Bila biji tumbuh, kualitas akan kurang
baik.
6. Sulfur (S)
Fungsi unsur hara sulfur, sebagai berikut:
 Berperan dalam pembentukan bintil akar
 Membantu pertumbuhan anakan tanaman

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur belerang antara lain adalah:


1. Warna daun muda berubah menjadi hijau muda, tidak merata, sedikit
mengkilap agak keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan.
2. Pertumbuhan tanaman lambat, kerdil, kurus dan berbatang pendek.

7. Klor (Cl)
 Berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti
tembakau, kapas,  kentang dan  sayuran.

       Tanaman yang kekurangan Klor akan menunjukkan gejala berikut ini:


1. Daun agak keriput
2. Pemasakan buah berlangsung lambat
3. Tanaman menjadi kurang produktif

8. Besi (Fe)
Fungsi unsur hara besi, sebagai berikut:
 Berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat hijau daun
(klorofil).

Gejala tanaman yang kekurangan zat besi antara lain adalah:


1. Warna menjadi kekuningan, terutama pada daun muda
2. Pertumbuhan tanaman seolah berhenti, sehingga dun berguguran dan akhirnya
tanaman mati.

9. Mangan (Mn)
Fungsi unsur hara mangan, sebagai berikut:
 Berfungsi sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan
merupakan komponen penting dalam pembentukan dan melancarkan kerja enzim.
Gejala pada tanaman yang kekurangan unsur Mangan adalah:
1. Pertumbuhan tanaman lambat, tanaman menjadi kerdil
2. Daun berwarna merah kekuningan
3. Jaringan daun di beberapa tempat akan mati.

10. Tembaga (Cu)


Fungsi unsur hara, sebagai berikut:
 Berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan merupakan bahan
pembentuk beberapa jenis enzim.

Gejala kekurangan tembaga pada tanaman adalah:


 Ujung daun tidak merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu.
 Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, terutama pada jenis tanaman jeruk
dan tanaman sayur.

11. Seng (Zn)


Fungsi unsur hara seng, sebagai berikut:
 Berfungsi dalam pengaktifan bebrapa jenis enzim pada tanaman.
 Berperan dalam biosintesis auksin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Gejala kekurangan seng pada tanaman antara lain adalah :

1. Daun menjadi kekuningan dan kemerahan, terutama pada daun tua.


2. Daun berlubang, mengering dan mati.
3. Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul
(resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya
nekrosis.

12. Boron (B)


Fungsi unsur hara boron, sebagai berikut:
 Berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman
 Membantu bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif
 Berperan dalam pembelahan sel pada tanaman biji

Gejala tanaman yang kekurangan unsur Boron adalah:


1. Gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi layu, kering dan mati
2. Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam
3. Pada jagung menyebabkan tongkol tidak berbiji.

13. Molibdenum (Mo)


Fungsi unsur hara molibdenum, sebagai berikut:
 Membantu mengikat nitrogen dari udara bebas.
 Mengaktifkan enzim Nitrogenase.

Gejala kekurangan unsur ini adalah:


1. Daun berubah warna, keriput dan kering
2. Pertumbuhan terhenti dan tanaman kemudian mati.

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui gejala kekurangan unsur hara


penting seperti N,P dan K pada tanaman jagung agar mahasiswa mampu mengenali
gejala tersebut secara visual.

METODE PRAKTIKUM

Praktikum ini dilaksanakan di Perkarangan Rumah, Kota Tarakan, Kalimantan


Utara, pada tanggal 18 September 2020 pukul 16.00 WITA.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pupuk Urea, pupuk KCl,
pupuk SP36, benih jagung, polybag ukuran 25 × 30 dan tanah.

Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul dan
timbangan.

Adapun metode praktikum yang dilakukan sebagai berikut:


1. Siapkan Alat dan Bahan Praktikum.
2. Timbang pupuk urea (2,25 gram), KCL (0,5 gram), dan SP36 (0,5 gram) masing-
masing per polybag.
3. Isi polybag dengan tanah 10kg/polybag.
4. Masukkan 2 benih jagung dalam satu polybag.
5. Setelah jagung berumur 7 HST, pupuk diaplikasikan di area sekitar perakaran
tanaman, dengan perlakuan masing-masing yaitu:
 Kontrol = pupuk lengkap
 Defisiensi N = KCL + SP36
 Defisiensi K = Urea + SP36
 Defisiensi P = Urea + KC
6. Amati gejala visual yang terjadi pada tanaman
7. Menghitung Parameter lainnya, yaitu Tinggi tanaman dan Jumlah daun
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Setelah Pemupukan
Parameter Pengamatan/pekan
No Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun
I II III IV I II III IV
1. Defisiensi N 6 10,2 15,5 25 4 6 6*1 5*3
2. Defisiensi P 6 12,3 18,3 30 5 7 8*1 8*2
3. Defisiensi K 6,5 12,5 18,9 32,1 4 6 7 9
4. Kontrol 6,8 12,2 21 31,7 4 6 8 10

Tabel 2. Pengamatan Gejala Defisiensi Hara Setelah Pemupukan


No Parameter Pengamatan/pekan
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 4
1. Defisiensi N Tidak Ada Ada Gejala Ada Gejala Ada Gejala
2. Defisiensi P Tidak Ada Ada Gejala Ada Gejala Ada Gejala
3. Defisiensi K Tidak Ada Ada Gejala Ada Gejala Ada Gejala
4. Kontrol Tidak Ada Tidak Ada Ada Gejala Ada Gejala

KESIMPULAN Nutrisi Tanaman, Fakultas


_______________________________ Pertanian, Universitas
_______________________________ Brawijaya, Malang.
_______________________________
_______________________________ Husnain, et Al, 2016. Pengelolaan
_______________________________ Hara dan Teknologi
_______________________________ Pemupukan Mendukung
_______________________________ Swasembada Pangan di
_______________________________ Indonesia. Jurnal Sumber
_______________________________ Daya Lahan Vol 10. No.1
_______________________________ Hal:25-36 ISSN 1907-
_______________________________ 0799, Bogor.
_______________________________
Astutipudji, 2018. Unsur Hara
_______________________________
Kebutuhan Tanaman.
_______________________________
Dinas Pangan, Pertanian,
_____
dan Perikanan, Pontianak.
DAFTAR PUSTAKA
Yulianus, R.M, 2015. Respon
Sitompul, S.M, 2015. Nutrisi Pemupukan N, P, K, dan
Tanaman: Pengenalan Mg Terhadap Kandungan
Nutrisi Tanaman. Lab. Unsur Hara Tanah dan
Daun Pada Tanaman Muda
Kelapa Sawit. Badan Vol 16. No.1 Hal 23-31.
Penelitian Tanaman Palma,

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai