Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PUPUK DAN PEMUPUKAN

“ IDENTIFIKASI KEKURANGAN UNSUR HARA TANAMAN LEGUMINOSA“

DISUSUN OLEH :

IRAYANTI ISMAIL
91911407133033

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur tak terlupa saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kepada saya, sehingga saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan laporan
saya dengan judul “ Identifikasi Kekurangan Unsur Hara Tanaman Leguminosae “

Dalam laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada Ibu Dr.Ir. Ita
Mowidu MP untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan saya .
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanaman Leguminosa merupakan tanaman kacang-kacangan yang termasuk hijauan makanan


ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia.
Kandungan tersebut diantaranya protein yang tersedia cukup tinggi dibanding dengan jenis
rumput (graminae), asam amino dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh ternak. Meski banyak
mengandung protein, tanaman leguminosa juga memiliki kekurangan yakni memiliki zat anti
nutrisi (mimosin dan tanin) yang merupakan senyawa toksik yang dapat membahayakan bagi
ternak jika diberikan secara berlebihan. Oleh karena itu pemberian legum harus diberikan
bersamaan dengan pakan lain seperti rumput gajah dan rumput raja. Tanaman legum mampu
mengkonversi nitrogen atmosfer menjadi komponen nitrogen yang berguna bagi tanaman yang
ada disekitarnya. Hal ini terjadii karena pada nodul-nodul akar tanaman legum mengandung
bakteri jenis Rhizobium. Bakteri ini mempunyai suatu hubungan simbiotik dengan legume dalam
fiksasi nitrogen untuk tanaman. Sebagai gantinya, legume menyuplai bakteri dengan sumber
karbon yang diproduksi melalui fotosintesis. Hal ini memungkinkan legume dapat bertahan
hidup dan bersaing secara efektif di daerah dengan kondisi kekurangan nirogen. Kemampuan
tanaman legum dalam memfiksasi nitrogen bagi tanaman disekitarnya dapat mengurangi biaya-
biaya pemupukan. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai
nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak
serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa
merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping
memperbaiki kesuburan tanah (Susetyo, 1983).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui gejala kekurangan unsur hara pada tanaman
leguminosae ( Tanaman Kacang Tanah ).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. UNSUR HARA TANAMAN

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Manusia dan hewan membutuhkan makanan agar
dapat bertahan hidup dan berkembang biak, tanaman pun membutuhkan makanan agar tetap
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tanaman “memasak” makanannya dengan cara
berfotosintesis. Namun selain air, karbon dioksida dan cahaya matahari, tanaman juga
memerlukan berbagai nutrisi atau unsur hara sebagai “makanan” untuk menunjang
kehidupannya.

Unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman ada 16 unsur, yang terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar.
Unsur hara makro antara lain: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P),
Kalium (K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Sulfur (S).

Unsur hara mikro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit.
Meskipun hanya sedikit, namun unsur hara ini sangat penting dalam menunjang proses-proses
fisiologis dan pertumbuhan tanaman. Unsur hara mikro tersebut antara lain: Molibdenum (Mo),
Boron (B), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Silikon (Si).
Selain unsur C, H, dan O, tanaman memperoleh sebagian besar nutrisi yang ia perlukan dari
dalam tanah tempat ia tumbuh. Unsur C, H, dan O diperoleh tanaman dari air dan karbon
dioksida di udara, sedangkan unsur-unsur hara makro dan mikro lainnya diperoleh dari hasil
dekomposisi atau pelapukan batuan mineral yang ada di tanah. Masing-masing unsur hara
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam menunjang kelangsungan hidup tanaman.
Oleh karena itu, jika kita menginginkan tanaman yang tumbuh sehat dan berproduksi dengan
optimum, maka sangat penting untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara makro dan mikro
tersebut.

Pada dasarnya, tanah telah memiliki seluruh unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
dapat tumbuh. Namun demikian jumlah unsur hara yang tersedia dalam tanah jumlahnya
terbatas, dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar unsur hara tersebut dapat tersedia
kembali secara alami. Pada lahan-lahan budidaya pertanian dan perkebunan khususnya, laju
penyerapan unsur hara dari tanah lebih tinggi daripada laju penyediaan unsur hara tersebut secara
alami. Sehingga pada realitanya, alam tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan tanaman akan
unsur hara tersebut dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita memerlukan input berupa pupuk.
Dengan pemberian pupuk yang cukup, kita tetap dapat memenuhi kebutuhan tanaman sesuai
dengan jumlah unsur hara yang dibutuhkan. Meskipun, katakanlah, tanah yang kita tanami
kurang subur, dengan mengaplikasikan pupuk, kebutuhan hara tanaman tetap akan terpenuhi
sehingga dapat tumbuh dan berproduksi optimum.
Dengan semakin intensifnya lahan-lahan pertanian dan perkebunan untuk budidaya tanaman,
maka kebutuhan akan pupuk sebagai sumber nutrisi tanaman menjadi semakin penting. Karena
semakin cepat dan banyaknya hara yang diserap tanaman dan “hilang” dari tanah, maka butuh
masukan hara yang cepat pula untuk dapat mengimbangi kebutuhan tanaman, terutama di siklus
tanam selanjutnya. Di sini lah mengapa peran pemupukan sangat penting, yaitu untuk
memberikan unsur hara yang lebih cepat dan pada saat yang tepat bagi tanaman, sehingga
tanaman dapat tumbuh dan berproduksi sesuai yang diharapkan.

B. GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA

1. NITROGEN (N)

 Merupakan unsur hara makro, dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman.

 Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan


akar, batang dan daun.

 Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting untuk
melakukan proses fotosintesis.

 Berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik


lainnya.

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen :


1. Pertumbuhan tanaman berjalan lambat

2. Tanaman kurus dan kerdil

3. Daun hijau kekuningan, pendek, kecil dan tegak

4. Daun yang sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan layu.

5. Bila sempat berbuah, buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok.       

2. PHOSFOR (P)

 Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman
muda.

 Merupakan bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

 Membantu proses asimilasi dan pernapasan tanaman.

 Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.

      Gejala kekurangan unsur Phosfor adalah :

1. Seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilap kemerahan.

2. Tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah keunguan yang lambat laun akan
berubah menjadi kuning dan kemudian layu.

3. Jika tanaman berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek, dan cepat masak.

3. KALIUM (K)

 Berfungsi membantu pembentukan protein dan karbohidrat

 Memperkuat tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah rontok/gugur.

 Salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

      Gejala kekurangan unsur Kalium adalah :

1. Daun tua akan mengkerut dan keriting


2. Pada daun akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering dan mati.

3. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan tidak tahan
simpan.

4. CALSIUM (Ca)

 Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman


dan merangsang pembentukan biji.

 Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa atau keadaan
yang tidak menguntungkan pada tanah.

      Tanda-tanda tanaman yang kekurangan Calsium adalah :

1. Tepi daun muda akan berubah menjadi kuning karena chlorosis, yang kemudian menjalar
ke tulang daun.

2. Kuncup muda akan mati karena perakaran kurang sempurna. Jika ada daun yang tumbuh,
warnanya akan berubaah dan baberapa jaringan pada daun akan mati.

5. MAGNESIUM (Mg)

 Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil), karbohidrat, lemak dan senyawa
minyak yang dibutuhkan tanaman.

 Berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur Magnesium adalah :

1. Daun tua mengalami kerusakan dan gagal membentuk klorofil sehingga tampak bercak
cokelat, daun yang semula hijau akan berubah kuning dan pucat.

2. Daun mengering dan seringkali langsung mati

3. Daya tumbuh biji menjadi berkurang. Bila biji tumbuh, kualitas akan kurang baik.

6. SULFUR/BELERANG (S)
 Berperan dalam pembentukan bintil akar

 Membantu pertumbuhan anakan tanaman

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur belerang antara lain adalah :

1. Warna daun muda berubah menjadi hijau muda, tidak merata, sedikit mengkilap agak
keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan.

2. Pertumbuhan tanaman lambat,kerdil, kurus dan berbatang pendek.

7. KLOR (Cl)

 Berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau,
kapas,  kentang dan  sayuran.

       Tanaman yang kekurangan Klor akan menunjukkan gejala berikut ini :

1. Daun agak keriput

2. Pemasakan buah berlangsung lambat

3. Tanaman menjadi kurang produktif

8. BESI (Fe)

 Berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat hijau daun (klorofil).

      Gejala tanaman yang kekurangan zat besi antara lain adalah :

1. Warna menjadi kekuningan, terutama pada daun muda

2. Pertumbuhan tanaman seolah berhenti, sehingga dun berguguran dan akhirnya tanaman
mati.

9. MANGAN (Mn)

 Berfungsi sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan merupakan


komponen penting dalam pembentukan dan melancarkan kerja enzim.
      Gejala pada tanaman yang kekurangan unsur Mangan adalah :

1. Pertumbuhan tanaman lambat, tanaman menjadi kerdil

2. Daun berwarna merah kekuningan

3. Jaringan daun di beberapa tempat akan mati.

10. TEMBAGA (Cu)

 Berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan merupakan bahan pembentuk
beberapa jenis enzim.

      Gejala kekurangan tembaga pada tanaman adalah :

1. Ujung daun tidak merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu.

2. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, terutama pada jenis tanaman jeruk dan
tanaman sayur.

11. SENG (Zn)

 Berfungsi dalam pengaktifan bebrapa jenis enzim pada tanaman.

 Berperan dalam biosintesis auksin, pemanjangan sel dan ruas batang.

      Gejala kekurangan seng pada tanaman antara lain adalah :

1. Daun menjadi kekuningan dan kemerahan, terutama pada daun tua.

2. Daun berlubang, mengering dan mati.

3. Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting)
dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

12. BORON (B)

 Berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman

 Membantu bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif


 Berperan dalam pembelahan sel pada tanaman biji

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur Boron adalah :

1. Gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi layu, kering dan mati

2. Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam

3. Pada jagung menyebabkan tongkol tidak berbiji.

13. MOLIBDENUM (Mo)

 Membantu mengikat nitrogen dari udara bebas.

 Mengaktifkan enzim Nitrogenase.

      Gejala kekurangan unsur ini adalah :

1. Daun berubah warna, keriput dan kering

2. Pertumbuhan terhenti dan tanaman kemudian mati.

C. BOTANI TANAMAN LEGUM(ARACHIS HYPOGAEA L)

Menurut Simpson (2006), kedudukan kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) dalam sistematika
tumbuhan adalah sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Familia : Fabaceae

Genus : Arachis

Species : Arachis hypogaea L.


Morfologi kacang tanah

Daun

Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai
daun agak panjang. Menurut Suprapto (2004) helaian anak daun ini bertugas mendapatkan
cahaya matahari sebanyak-banyaknya.

Batang

Pitojo (2005) melaporkan bahwa batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus,
ada yang tumbuh Menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada
yang mencapai 80 cm. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga
kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar
serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan
zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah

Bunga

Bunga kacang tanah tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk
bunga sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga. Mahkota bunga
kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helai yang bentukn ya berlainan satu dengan yang
lain (Trustinah, 1993).

Polong

Berdasarkan hasil laporan AAK (1989) kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk
setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah tumbuh memanjang dan disebut ginofor. Setelah
tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah dan terus masuk ke dalam tanah. Apabila
polong telah terbentuk maka proses pertumbuhan ginofor yang memanjang terhenti. Menurut
Suprapto (2004) ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah
sehingga tidak akan membentuk polong.

Biji
Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat dilihat pada. Kulit
luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji
berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan
butir biji yang lain selagi di dalam polong (Pitojo, 2005). Warna biji kacang pun bermacam-
macam: putih, merah kesumba, dan ungu. Perbedaan-perbedaan itu tergantung pada varietas-
varietasnya (AAK, 1989).
BAB III

METODE PELAKSANA

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa,7 Desember 2021. Bertempat di kelurahan
Tegalrejo,Kecamatan Poso Kota Utara.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanaman legum(Arachis
hypogaea L), handphone , kertas kunci determinasi kekurangan unsur hara tanaman legume dan
pulpen.

C. Cara Pelaksanaan

Cara pelaksanaan yaitu sebagai berikut :

1. Mencari tanaman yang akan diamati yaitu tanaman legum

2. Setelah di dapatkan tanaman legum tersebut kemudian diamati apakah ada kekurangan unsur
hara pada tanaman tersebut

3. Setelah diamati kemudian tanaman legum tersebut di foto


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil yang didapatkan pada saat praktikum yaitu daun bagian bawah kacang tanah berwarna
kuning dan berbecak kuning disekeliling tepi daun. Tepi daun chlorotis membentuk batas tegas
bersambungan tak terputus berawrna kuning disekeliling ujung dan sepanjang tepi daun.

B. Pembahasan

Pada saat melakukan pengamatan dikebun kacang tanah , saya menemukan adanya daun bagian
bawah kacang tanah berwarna kuning dan berbecak kuning disekeliling tepi daun. Tepi daun
chlorotis membentuk batas tegas bersambungan tak terputus berwarna kuning disekeliling ujung
dan sepanjang tepi daun. Hal ini dikarenakan kekurangan unsur hara Kalium. Adapun penyebab
dari kekurangan unsur hara di lahan itu tanahnya cenderung tanah berpasir dan kurangnya bahan
organik serta tidak adanya irigasi di lahan tersebut.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai