FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA PRAKTIKUM KE 5
GEJALA DEFISIENSI
NIM : 24020118120028
Kelompok : 2
Asisten Praktikan
Dalam proses metabolism tubuh mahluk hidup, terdapat berbagai senyawa kimia yang
berkerja dan berinteraksi satu sama lain. Tanpa adanya interaksi senyawa kimia tersebut, maka
aktivitas dalam tubuh akan terhambat dan tidak akan berjalan dengan baik.salah satu senyawa
kimia tersebut yakni unsur hara. Unsur hara merupakan unsur vital yang penting bagi
tumbuhan.unsur hara yang dibutuhkan dalam tanaman memiliki unsur yang bervariasi. Dalam
variasi tersebut, unsur hara terbagi ,rmenjadi 2 jenis, yakni unsur hara makro dan unsur hara
mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah
besar. Contoh dari unsur hara makro yakni Nitrogen, ( N ), Phospor ( P ), dan Kalium ( K ) .
Sementara itu, unsur hara mikro merupakan unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman dalam
jumlah kecil. Contoh dari unsur hara mikro sendri yakni besi ( Fe ) , mangan ( Mn ) , tembaga
( Cu ), dan Zink ( Zn ). Apabila tanaman memiliki defisiensi terhadap zat hara, maka akan
timbul suatu gejala sebagai tanda kurangnya zat pada tumbuhan. Tiap unsur hara akan
menampilkan gejala defisiensi yang bervariasi. Apabila tanaman yang mengalami defisiensi
unsur hara mineral terus di biarkan begitu saja, maka tanaman tersebut mengalami kematian.
Pada umumnya, tanaman memperoleh unsur hara mineral yang terdapat di tanah. Unsur mineral
yang ada di dalam tanah yang subur memiliki variasi unsur hara mineral yang beragam yang
merupakan komponen penting bagi tanaman. Sebaliknya, tanah yang tak subur akan cenderung
memiliki unsur hara mineral yang jarang ataupun adanya suplai mineral yang tak seimbang yang
membuat tanaman sukar untuk tumbuh dalam kondisi tanah yang seperti itu ( Jovita, 2018 )
1.3 Tujuan
1) Mengetahui peran unsur hara bagi tanaman
2) Mengetahui gejala defisiensi unsur hara bagi tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur hara makro merupakan unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman dalam jumlah
besar. Unsur hara dari kelompok ini memiliki beberapa macam zat. Zat yang tergolong unsur
hara makro contohnya yakni nitrogen, fosfat, kalium, magnesium dan sulfur. Nitrogen
merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Zat ini merupakan bagian dari sel ( organ
) tanaman itu sendiri. Zat ini berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
serta merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun Tanaman yang kekurangan
unsur N gejalanya seperti pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit,
pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Fosfat merupakan zat yang
Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, Merangsang
pembungaan dan pembuahan. Merangsang pertumbuhan akar, Merangsang pembentukan biji,
Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel tanaman yang kekurangan
unsur P memiliki gejalanya seperti pembentukan buah dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna
keunguan atau kemerahan. Kalium adalah zat yang berfungsi dalam proses fotosintesa,
pengangkutan hasil asimilasi, enzim mineral termasuk air. Zat ini juga dapat meningkatkan daya
tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit. Tanaman yang kekurangan unsur K memiliki gejala
seperti batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau
segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. ( Liu
et al, 2014 ) .
pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur.
Yang tidak bisa dilupakan ialah Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam
menghadapi kekeringan dan penyakit. Magnesium (Mg) pun memegang peranan penting dalam
transportasi fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan fosfat dalam tanama dapat
dinaikkan dengan jalan menambah unsur magnesium. Belerang (S) berperan dalam pembentukan
bintil-bintil akar. Sulfur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti
asam amino. Unsur ini pun membantu pertumbuhan anakan. Selain itu, sulfur merupakan bagian
penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis, dan lain-lain
( Liu et al, 2011 ) .
METODE
P1 P2 P3 P4
Hari ke-
1 2 1 2 1 2 1 2
2 daun
2 daun 2 daun
2 daun hijau,
0 0 hijau, 0 hijau, 0 0
hijau, tegak batang
tegak tegak
segar
2 daun
2 daun 2 daun
2 daun hijau ,
2 0 hijau, 0 hijau, 0 0
hijau, tegak batang
tegak tegak
segar
2 daun
2 daun 2 daun
2 daun hijau ,
4 0 hijau, 0 hijau, 0 0
hijau, tegak batang
tegak tegak
segar
2 daun
2 daun 2 daun
2 daun hijau ,
6 0 hijau, 0 hijau, 0 0
hijau, tegak batang
tegak tegak
segar
2 daun
2 daun 2 daun
2 daun 2 daun 2 daun 2 daun hijau,
hijau, 2 daun hijau,
8 hijau, hijau, hijau, hijau, batang
batang hijau, tegak tegak,
tegak merunduk tegak merunduk segar
tegak segar
tegak
2 daun, 2 daun
2 daun 2 daun
2 daun 2 daun 2 daun 2 daun daun hijau,
hijau, hijau,
12 hijau, hijau, hijau, hijau, kering, batang
batang tegak,
tegak merunduk tegak merunduk batang segar
merunduk segar
menguning tegak
Daun
kering, 2 daun
2 daun 2 daun
4 daun 2 daun 2 daun 2 daun batang layu hijau,
hijau, hijau,
14 hijau, hijau, hijau, hijau, dan batang
batang tegak,
tegak merunduk tegak merunduk menguning, segar
merunduk segar
batang tegak
patah
Keterangan :
P1 : Kontrol
P2 : Makro
P3 : Mikro
P4 : lengkap
Praktikum fisiologi tumbuhan acara V yang mengambil judul “ peran hara makro dan
mikro serta gejala defisiensi “ di laksanakan pada hari kamis, 17 Oktober 2019 di lab ekologi
departemen biologi fakultas sains dan matematika universitas diponegoro semarang. Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui peran unsur hara bagi tanaman, serta mengetahui gejala
defisiensi unsur hara bagi tanaman. Pada praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan yakni
berupa alat tulis, buku panduan praktikum, buku laporan praktikum sementara, jar, kapas,
duplex, tanaman kacang hijau, aquades, pupuk cair, larutan sample hara makro,serta larutan
sample hara mikro. Jar di gunakan sebagai tempat menampung media tanaman. Hal tersebut
sependapat dengan Aksa dkk ( 2016 ) dimana jar menampung media yang mengandung sample
perlakuan. Duplex berperan dalam menutup jar agar terhindar dari kontak luar serta menegakan
tanaman. Hal tersebut sependapat dengan Aksa dkk ( 2016 ) dimana tanaman perlu di posisikan
berdiri agar dapat tumbuh dengan baik. Kapas di gunakan untuk melindungi batang dari duplex.
Hal tersebut sependapat dengan Aksa dkk ( 2016 ) dimana gesekan duplex saat pemasangan
dengan tanaman dapat merusak struktur batang. Kacang hijau merupakan tanaman yang
dijadikan sample yang di beri pengaruh. Hal tersebut sepedapat dengan Luqmantoro dkk ( 2017 )
dimana kacang hijau merupakan tanaman yang cocok di jadikan sample uji coba karena sifatnya
yang mudah tumbuh dan mudah di temukan. Pupuk cair, aquades, larutan sample hara makro,
larutan sample hara mikro di gunakan sebagai pembeda perlakuan. Hal tersebut sependapat
dengan Tasgin ( 2017 ) dimana perlakuan yang berbeda akan menghasilkan perbedaan hasil
yang dapat dipengaruhi oleh jenis perlakuan. Praktikum di lakukan dengan disiapkannya alat dan
bahan. Lalu, Tanaman kacang hijau di ambil dan di bersihkan bagian akarnya dari tanah dan
kotoran. Tanaman kacang hijau di masukan ke dalam jar yang telah diisi larutan sample uji
berupa pupuk cair, aquades, larutan sample hara makro, dan larutan sample hara mikro di jar
yang berbeda. Tanaman kacang hijau kemudian di lapisi dengan kapas pada bagian batang dan di
pasangkan dengan duplex sehingga jar tertutup. Penutupan dengan duplex dilakukan agar
tanaman tetap tegak dan agar media tak terkontaminasi dengan mikroba udara bebas, sementara
pemberian kapas dilakukan agar tanaman dapat melindungi batang saat pemasangan duplex. Hal
tersebut sepedapat dengan Aksa dkk ( 2016 ) dimana duplex membantu agar tanaman dapat
tumbuh stabil, dan kapas melindungi batang dari gesekan duplex. Jar dibawa di tempat terang
dan di amati perubahannya. perlakuan ini dilakukan agar tanaman mendapat suplai cahaya untuk
fotosintesis. Hal tersebut sependapat dengan Luqmantoro dkk ( 2017 ) dimana cahaya
merupakan faktor yang berperan penting dalam kelangsungan hidup tanaman Pengamatan
dilakukan sebanyak 2 minggu dan di media di siram secara rutin.
4.4 Aquades
Bedasarkan pengamatan, pada hari ke-0 , pada sample 1 tak ada perubahan, sementara
pada sample 2 daun warna hijau, jumlah 2, segar, dan batang tegak. Lalu, , pada hari ke-2 , pada
sample 1 tak ada perubahan, sementara pada sample 2 daun warna hijau, jumlah 2, segar, dan
batang tegak. , pada hari ke-4 , pada sample 1 tak ada perubahan, sementara pada sample 2 daun
warna hijau, jumlah 2, segar, dan batang tegak. , pada hari ke-6 , pada sample 1 tak ada
perubahan, sementara pada sample 2 daun warna hijau, jumlah 2, segar, dan batang tegak. Lalu,
pada hari ke- 8, pada sample 1 terdapat daun berjumlah 2, daun berwarna hijau, dan memiliki
batang tegak, sementara pada sample 2 daun warna hijau, jumlah 2, segar, dan batang tegak.
Kemudian, pada hari ke- 10, pada sample 1 terdapat daun berjumlah 2, daun berwarna hijau, dan
memiliki batang mulai merunduk, sementara pada sample 2 daun warna hijau, jumlah 2, segar,
dan batang tegak. Kemudian, , pada hari ke- 12, pada sample 1 terdapat daun berjumlah 2, daun
berwarna hijau, dan memiliki batang merunduk, sementara pada sample 2 daun warna hijau,
jumlah 2, segar, dan batang tegak. Dan, , pada hari ke- 14, pada sample 1 terdapat daun
berjumlah 2, daun berwarna hijau, dan memiliki batang mulai merunduk, sementara pada sample
2 daun warna hijau, jumlah 2, segar, dan batang tegak. Hal tersebut sependapatt dengan Tasgin
( 2017 ) dimana gejala defiensi tampak pada pertumbuhan tanaman di media ini. Defisiensi
mulai tampak pada hari ke 10 dimana batang mulai merunduk. Untuk hari hari berikutnya,
tanaman tidak menunjukan perubahan signifikan serta tidak tampak adanya gejala defisiensi baru
yang muncul dari tanaman.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan praktikum yang telah di lakukan, dapat di simpulkan bahwa unsur hara
merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang tidak sedikit
untuk membantu mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan
asupan unsur hara baik yang tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan atau diberikan
oleh manusia untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus hidupnya. Dalam peranannya,
Unsur hara di butuhkan oleh tanaman karena sifatnya yang mampu menunjang aktivitas dari
tanaman tersebut. Unsur hara tersebut berguna agar tanaman tersebut dapat menjaga kestabilan
dalam hidupnya sehingga dapat bertahan hidup lebih lama. Unsur yang berbeda mampu
membawa efek yang berbeda terhadap tanaman.
Kekurangan unsur hara pada tanaman dapat menyebabkan defisiensi. Defisiensi tersebut
disebabkan oleh terganggunya aktivitas metabolisme tubuh tanamanan yang membuat perubahan
pada struktur tanaman tersebut. Gejala defisiensi memiliki berbagai macam bentuk. Tanaman
mengalami perundukan dapat menjadi suatu tanda dimulainya pelayuan tanaman. Kemudian,
defisiensi dapat di tandai dengan mulai layunya batang yang disertai dengan penguningan.
Pelayuan berkelanjutan dapat membuat batang menjadi patah. Lalu, bila defisiensi terus berjalan,
maka dapat timbul gejala defisiesi lain seperti mengeringnya daun pada tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Aksa, M dkk. 2016. Rekayasa Media Tanam Pada Sistem Penanaman Hidroponik Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Sayuran. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian.
Vol. 2 : 163-168.
Jovita, Deborah. 2018. Analisis Unsur Makro (K, Ca, Mg) Mikro (Fe, Zn,Cu) Pada Lahan
Pertanian Dengan Metode Inductively Coupled Plasma Optical Emission
Spectrofotometry (ICP-OES). Lampung : Universitas Lampung.
Luqmantoro, Cahyo dkk. 2017. Pengaruh Bahan Tanaman dan Pemberian Kombinasi
Fitohormon Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Nanas ( Ananas comosus ( L. ) Merr.
Cv Smooth Cayenne ) Klon GP 3. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5 : 1053 – 1061.
Suharjo, Usman K.J. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas
Bengkulu: Bengkulu.
Tayeem, Reema F. et al. 2015. Macro- and Micronutrients Consumption and the Risk for
Colorectal Cancer among Jordanians. Nutrients. Vol. 7 : 1769 – 1786.