Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

  1.1            Latar Belakang


Semua tanaman memerlukan makanan yang diaantaranya  berupa unsur  hara mineral
yang sama dan berbagai unsur untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tumbuhan
membutuhkan berbagai macam unsur karena digunakan untuk bahan pembangun tubuhnya,
sekitar 15-20% tumbuhan tak berkayu terdiri dari berbagai unsur itu dan sisanya adalah air.
      Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang di kelola manusia yang berguna untuk
mengambil hasil atau sering juga disebut budidaya pertanian. Dalam kegiatan budidaya
tanaman, sangat rentang sekali terhadap beberapa faktor-faktor yang sangat sensitif di
antaranya adalah adalah unsur hara, iklim, tanaman dll. Di antara aspek-aspek yang di
sebutkan yang perlu di perhatikan adalah ketersedian unsur hara di dalam media tanam.
          Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang
sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
         Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan
mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman
karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya
dalam metabolisme di dalam tanaman.
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah secara umum dibagi kepada dua, yaitu:
·         Bentuk senyawa kompleks yang sukar larut
·         Bentuk sederhana dan mudah tersedia bagi tanaman.
·         Bentuk kimia unsur hara dibagi kepada dua bentuk, yaitu :
I. Bentuk Organik, yaitu unsur hara yang terdapat dalam persenyawaan organik. Unsur C,
H, O, N, P, S kebanyakan terdapat dalam bentuk ini.
II. Bentuk Anorganik. Bentuk ini umumnya terdiri atas tiga status, yaitu :
Ø  Bentuk mineral
Ø  Bentuk teradsorpsi, dan
Ø  Bentuk tertukarkan atau bentuk larut (ion).
Setiap unsur tersebut memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan
fisiologis tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsure hara maka akan terjadi
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman tersebut. Hal ini
disebabkan kerena setiap unsure memiliki fungsi tersendiri dalam proses metabolism
tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses metabolism
tanaman akan terganggu. (Wahono, 2011)
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman,
maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat
berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada
berbagai organ tanaman.

 
  1.2          Tujuan
1.   Untuk mengetahui pengertian unsur hara pada tanaman
2.   Untuk mengetahui pengaruh unsur hara, bagi tumbuhan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat
digunakan atau dibuang. Limbah pasar yang mudah untuk dikomposkan adalah limbah
sayuran. Karena limbah sayuran memiliki kadar air yang relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan limbah buah-buahan. Hasil penelitian para ahli telah menunjukkan
bahwa tanaman itu terdiri dari air 90% dan bahan kering (dry matter) 10%. Bahan kering
terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik, terdiri dari:
-Karbon sekitar 47%
-Hidrogen sekitar 7%
-Oksigen sekitar 44%
-Nitrogen sekitar 0,2% - 2%
Unsur hara makro terdiri dari karbon, oksigen, dan hidrogen,nitrogen, fosfor, kalium,
kalsium, magnesium, dan sulfur.Sedangkan unsur hara mikro yaitu besi, mangan, tembaga,
seng, molibdenum, dan khlor. (Kuswandi, 1993)
Fosfor (P) merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.
Fosfor di dalam tanah berperan penting bagi tanaman dan proses metabolisme sel. Namun
kandungan P di dalam tanah lebih rendah dibandingkan dengan unsur hara makro lainnya,
seperti Nitrogen (N), Kalium (K), dan Kalsium (Ca). Hal ini disebabkan oleh tingginya
retensi terhadap unsur P, sehingga konsentrasi P di dalam tanah berkurang. (Leiwakabessy et
al., 2003)
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atas atmosfer, yang takarannya
mencapai 78 %, dan sumber-sumber lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang tersimpan
dalam tubuh jasad. Nitrogen sangat jarang ditemui menjadi komponen oleh karena sifatnya
yang mudah larut air. Nitrogen atmosfir (N2) memasuki tanah melalui perantaraan jasad
renik penambat-N, hujan, dan kilat. Jasad renik penambat akan mengubah bentuk N2 menjadi
senyawa N-asam amino dan N-protein. Jika jasad renik itu mati, bakteri pembusuk
melepaskan asam amino dari protein, dan bakteri amonifikasi melepaskan amonium dari
gugus amino, yang selanjutnya akan larut dalam tanah dan dapat diserap oleh tanaman dan
sisa amonium akan diubah menjadi nitrit, kemudian menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi,
dan dapat langsung diserap tanaman. Nitrat dan nitrit yang tidak termanfaatkan sebagian akan
lenyap di dalam air dan sebagian mengalami denitrifikasi menjadi gas N2dan N2O akan
memasuki sistem atmosfir kembali (Poerwowidodo, 1992).
Unsur hara merupakan zat essensial bagi tanaman yang menpengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologis tanaman. Unsure hara juga disebut unsure essensial karena
setiap unsure hara tersebut harus ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsure hara rerdiri
atas dua macam berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsure tersebut, yaitu unsure hara
makro dan unsure hara mikro. (Yusuf, 2009).
Unsure hara makro adalah unsure hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
banyak yaitu besar dari 500 ppm. Unsure hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
Belerang (S). sedangkan unsure hara mikro mikro adalah unsure hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang sedikit atau kurang dari 100 ppm. Unsure hara mikro terdiri dari
Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). (Ardi,
2007).
BAB III PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
            Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan tanaman, baik
tersedia di alam (organik) maupun yang sengaja ditambahkan, seperti halnya makhluk hidup
lainnya, tanaman memerlukan nutrisi lengkap dalam kelangsungan pertumbuhannya. Unsur
hara dibedakan menjadi dua, yaitu unsur mikro dan makro. Unsur hara mikro adalah Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil sedangkan unsur hara makro adalah Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Unsur hara mikro dan makro tersebut
termasuk unsur hara esensial diantaranya Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen
(N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe),
Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.

2.2 Macam-macam unsur hara dan pengaruhnya


a.       Unsur mikro
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)
ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan
bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3),
gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat
juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat.
Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe
dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma.
Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan
lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian
pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara
lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan
kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase
dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O  O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O  A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat.
Kekurangan Fe  menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya
juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan
kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic.
Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan
mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.

B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn
dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering
disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat
dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam
tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2),
manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn
umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn
dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan
adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar
Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation
Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan
dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap
valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis
protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam
siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada
indikasi  dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada
tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi
lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak
warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan
pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.

C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis
mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm
bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat
diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan
kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam
tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO),
wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase,
aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin
deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase,
proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan
ruas batang Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang
berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai
pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah
berkapur.Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang
memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun
muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap
dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine
tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam
getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk
kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem >
99% dalam bentuk kompleks.Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3
dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit
(Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit
(CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit
[Cu4(OH)6SO4].Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh
plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-
masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda
klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.Fungsi dan peranan Cu antara lain:
mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase
danlaktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap
perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan
penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain :
pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-
daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan
toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga
berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara
mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya
tanah mineral cukup mengandung  Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam
tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo)
dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik
sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa
organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air.
Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini
disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II)
oksida hidrat.Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase,
nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo
hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan
tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala
defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering
kelayuan, tepi daun  menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat,
maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih
dominan.
F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya
berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat
B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron
dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui
proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa
organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses
substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang
mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang
mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen
yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O),
kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat
kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).Fungsi boron dalam
tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat,
protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan,
pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk
sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan
meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang
sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman
dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya
daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar
Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam
kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil
dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh
karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru
menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara
tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang,
memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap
hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis,
khususnya dalam evolusi oksigen.Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola
percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan
(bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
b.      Unsur makro
Nitrogen ( N )Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan Merupakan
bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri.Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein
dalam tanaman,Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun Tanaman
yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan,
daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
 Phospat ( P )
Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman Merangsang
pembungaan dan pembuahan,Merangsang pertumbuhan akar,Merangsang pembentukan
biji,Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
anaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil,
daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
 Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral
termasuk air.
Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun
berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering,
timbul bercak coklat pada pucuk daun.
 Kalsium (Ca)
Fungsi :Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
 Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolism
Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana
keasaman tanah kekurangan:
1.     Daun muda atau kuncup daun yang terpengaruh gejala mengelompok.
2.     Kuncup akhir mati terjadi setelah perubahan bentuk pada ujung atau pangkal daun muda
3.     Daun muda pada kuncup akhir mulau-mula melelngkung secara khas, akirnya mati-
pucuk ,ulai dari ujung dan tepi, sehingga pertumbuhan selanjutnya dicirikan olh
matinya jaringan di daerah ini; akirnya tangkai pucuk akhir mati.
 Magnesium (Mn)
Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil.Merupakan salah satu bagian
enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida Berperan dalam
pembentukan buah Kekurangan : 
 Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara
tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau.
Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan
bercak-bercak merah kecoklatan
 Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai
lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman
dan mengkerut
 Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap
tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.

 Sulfur (S)
Fungsi :
Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar :
Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk
cystein, methionin serta thiamine,Membantu pertumbuhan anakan
produktifMerupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak,
sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain. Membantu pembentukan butir hijau daun
kekurangan sulfur :
   Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan
dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun
selengkapnya
-     Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman
tampak berdaun kuning dan hijau.
-     Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman
berserat, berkayu dan berdiameter kecil
-     Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
-     Jumlah anakan terbatas.
 Belerang (S)
a. Kelebihan
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan
asamasamamino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan
bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin . Diperkirakan 90% S
dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi
utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida
antara rantai-rantai peptida. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil
metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai
aktivator, kofaktor atau regulator enzim danberperan dalam proses fisiologi
tanaman
b.   Kekurangan
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor
(P). Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S
lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S
lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai
mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan
kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada
tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis
protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
c.       Fungsi
    Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu
pembentukan bintil akar tanaman
   Pertumbuhan anakan pada tanaman
   Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap
jamur
  Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak
yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
d.      Gejala
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip
kekurangan unsur nitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga
berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.
 Karbon (C)
Karbon (C) adalah unsur penting sebagai pembangun bahan organik
, karena sebagian besar kering tanaman terdiri dari bahan organik. Unsur karbon
(C) ini diserap tanaman dalam bentuk gas CO2 yang selanjutnya digunakan
dalam proses yang sangat penting yaitu fotosintesis 6CO2 + 6H2O
C6H12O6 + 6 O2. tanaman mengambil unsur karbon (C) berupa CO2 dari udara
(atmosfer). Kegiatan ini dilakukan oleh organ tanaman yang memiliki klorofil,
umumnya bagian tanaman yang berwarna hijau dan terdapat diatas tanah
a.       Kekurangan
Apabila suatu tanaman kekurangan unsur hara makro utamanya carbon maka
proses fotosintesis akan terhambat, karena fungsi fisiologis carbon disini adalah
sebagai komponen dasar molekuler karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat.
Daun tumbuh kecil-kecil, pertumbuhan lambat, dan munculnya deposit kasar
keputihan pada permukaan daun sebagai akibat proses dekalsifikasi biogenik
b.      Kelebihan
Kelebihan unsur hara makro tidak menimbulkan pengaruh karena akan terlarut
kedalam tanah atau larut oleh air.
c.       Fungsi
         Penyusun selulosa yang merupakan dinding tiap-tiap sel dan memperkuat
seluruh bagian tanaman
         Mempengaruhi rasa dan wangi-wangian air buah maupun bunga
         Mempengaruhi warna daun maupun bunga
d.      Gejala
Gejala kekurangan Karbon (C) Tidak tercukupinya asupan karbohidrat,lemak
dan protein, dinding tiap-tiap sel pada tanaman menjadi lemah dan warna daun
menjadi la
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian materi di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
  Tanaman menyerap unsure hara dalam bentuk ion, baik yang bersifat positif maupun
negative,Unsure hara makro terdiri dari 9 macam unsure seperti C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan
S. Unsure hara mikro terdiri dari 7 macam unsure seperti Fe, Cu, Mn, Mo, B, Zn, dan Cl.
Gejala defisiensi unsure hara pada tanaman dapat mengakibatkan tanaman mengalami
pertumbuhan yang abnormal, begitu juga apabila tanaman mengalami kelebihan unsure hara.
  Setiap tanaman menyerap unsure hara dalam jumlah yang berbeda – beda
Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan tanaman, baik
tersedia di alam (organik) maupun yang sengaja ditambahkan, seperti halnya makhluk hidup
lainnya, tanaman memerlukan nutrisi lengkap dalam kelangsungan pertumbuhanny. Unsur
hara dibagi menjadi dua mikro dan makro. Unsur hara mikro adalah adalah Unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam jumlah kecil, contohnya : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn dan Cl
sedangkan unsur hara makro adalah Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
banyak contohnya:  N, P, K ,Ca, Mg dan S
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, Rio. 2007. Unsure Hara Makro dan Mikro Dalam Tanah. [terhubung berkala].
http://rioardi.wordpress.com/2007/09/03/unsur-hara-dalam-tanah-makro-dan-mikro/.
(27 September 2013)
Lei Wakabessy, F.M dan A.Sutandi. 2003. Pupuk dan Pemupukkan. Diktat Kuliah.
Departemen tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 208 hlm.

Poerwowidodo.1992.Telaaah Kesuburan Tanah . Penerbit Angkasa. Bandung. 27 hal

Yusuf, Tohari. 2009. Unsur Hara dan Fungsinya. [terhubung berkala].


http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/04/unsur-hara-dan-fungsinya/
(27September 2013 )

Anda mungkin juga menyukai