Anda di halaman 1dari 12

GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA

DI LAHAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh:

1.Lia Vernia Cahya 19711036


2.M. Ghalib S 19711037
3.M. Ridho Aldi H 19711038
4.Mada Yanti 19711039
5.Made Abyputra W 19711040
6.Maya Safira 19711041
7.Melki Saputra 19711042

PRUDUKSI TANAMAN PANGAN


BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),
tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal).Salah satu faktor eksternal
tersebut adalah unsur hara esensial.Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak tersedia bagi
tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut
dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita
mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro.Unsur hara makro
diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh
tanaman).
Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang
relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya). Defisiensi atau
kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi
tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus
makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita
sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk
mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan
mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
Pada dasarnya, saat kita hendak melakukan kegiatan budidaya tanaman,
tanaman apapun jenisnya, sangat diperlukan pengetahuan mengenai apa saja jenis-
jenis nutrisi atau unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman yang kita
budidayakan. Pengetahuan ini setidaknya dibutuhkan pada saat pemberian pupuk
agar tepat dan seimbang, karena baik berlebih unsur hara atau kekurangan unsur
hara dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal.  Pengetahuan ini pun
perlu pada saat mengamati proses pertumbuhan tanaman.  Apabila pertumbuhan
tanaman tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita dapat melakukan evaluasi
dan tindakan yang cukup tepat sebelum semuanya terlambat.
1.2. Tujuan Pratikum
Dalam praktikum yang kita lakukan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Pengertian Unsur Hara Esensial
2. Mengetahui Makronutrien dan Mikronutrient
3. Mengetahui Fungsi Unsur Hara Esensial
4. Mmengetahui Gejala Kekurangan Unsur Hara

\
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Unsur Hara Esensial
Beraneka ragam unsur dapat ditemukan di dalam tubuh
tumbuhan tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut
dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang
ditemukan didalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu metabolesme atau
meracuni tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti
Al,Cl,Ag, Pb (Lakitan 2012). Sebelum diuraikan tentang berbagai macam jenis
unsur-unsur hara esensial dan fungsinya bagi tumbuhan, adalah jika tumbuhan
tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat
tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia. Unsur tersebut merupakan
penyususn suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan
hidup tumbuhan tersebut. Misalnya nitrogen sebagai penyususn protein dan Mg
sebagai penyusun klorofil (Lakitan 2012). Berdasarkan perbedaan konsentrasinya
yang  dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial
dibedakan menjadi unsur makro dan mikro. Yang tergolong unsur makro adalah
unsur esensial dengan konsentrasi 0.1% (1000 ppm) atau lebih, sedangkan unsur
dengan konsentrasi kurang dari 0.1 % digolongkan sebagai unsur mikro.
Berdasarkan batasan ini maka yang tergolong unsur makro adalah C, H, O, N, P,
K, Ca, Mg, S. Unsur- unsur Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, dan Mo tergolong unsur mikro
(Lakitan 2012).

2.2. Makronutrien dan Mikronutrient


Zat – zat anorganik di dalam tumbuhan mengandung lebih dari 50 unsur
kimia. Dalam mempelajari komposisi kimiawi tumbuhan, kita harus membedakan
unsur esensial dari unsur yang hanya ada begitu saja didalam tumbuhan. Unsur
kimiawi dianggap unsur esensial hanya jika dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
menyelesaikan siklus hidupnya dan menghasilkan generasi yang lalu. Untuk
mennentukan unsur – unsur kimiawi mana yang esensial para peneliti
menggunakan kultur hidroponik yang menumbuhkan tanaman didalam larutan
mineral bukan di dalam tanah. penelitian– penelitian semacam itu telah membantu
mengidentifikasi  17 unsur esensial yang dibutuhkan oleh semua tumbuhan kultur
hidroponik juga digunakan dalam sekala kecil untuk menumbuhkan beberapa
tanaman rumah kaca. Sembilan unsur esensial disebut makronutrient karena
tumbuhan memerlukan unsur–unsur tersebut dalam jumlah besar. Enam
diantarannya adalah komponen utama senyawa-senyawa organik yang
membentuk struktur tumbuhan Carbon, Oksigen, Hidrogen, Fosfor, Nitrogen dan
Sulfur. Ketiga makronutrient yang lain adalah kalium, kalsium, dan magnesium.
Diantara semua nutrient mineral nitrogen adalah penyumbang yang paling besar
bagi pertumbuhan tumbuhan dan hasil panen. Tumbuhan memerlukan nitrogen
sebagai komponen protein, asam nukleat, klorofil, dan molekul-molekul organik
penting lainnya (Campbell, 2016).
Delapan unsur esensial yang lain disebut mikronutrient karena tumbuhan
membutuhkan unsur-unsur tersebut dalam jumlah kecil mereka adalah klorin,
besi, mangan, boron, zeng, tembaga, nikel, dan molibaenum pada beberapa kasus,
natrium, mungkin merupakan mikronutrient esensial kesembilan. Tumbuhan yang
menggunaka jalur-jalur fotosintesis C-4 dan CAM membutuhkan ion-ion natrium
untuk meregenerasi fossorpenolpiruvat, yang merupakan penerima CO2 pada
kedua tipe fiksasi karbon ini (Campbell, 20016). Fungsi utama mikronutrient
didalam tumbuhan adalah sebagai kofaktor, yaitu pembantu nonprotein pada
reaksi-reaksi enzimatik. Besi, misalnya, merupakan komponen logam
sitokrom,yaitu protein-protein yang terdapat dalam rantai transfor elektron
kloroplas dan mitokondria. Tumbuhan memerlukan mikronutrient dalam jumlah
kecil karena unsur tersebut umumnya memainkan peran-peran katalitik.
Kebutuhan terhadap molibdenum, misalnya sedemikian kecil sehingga hanya ada
satu atom dari unsur yang jarang ini bagi setiap 60 juta atom hidrogen dalam
material tumbuhan yang dikeringkan akan tetapi defisiensi molubdenum atau
mikronutrient yang lain dapat melemahkan atau membunuh tumbuhan (Campbell,
2016).
2.3. Fungsi Unsur Hara Esensial
Menurut Lakitan, (2012), berbagai macam-macam  fungsi unsur esensial
adalah:
1. Nitrogen dalam jaringan tumbuhan nitrogen, merupakan komponen
penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya assam-
assam amino. Karena setiap molekul protein tersusun dari asam-asam
amino dan setiap enzim adalah protein maka nitrogen juga merupakan
unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu nitrogen juga terkandung
dalam klorofil, hormon sitokinin, dan auksin.
2. Fosfor-fosfor merupakan bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat
yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesi respirasi,
dan berbagai proses metabolisme lainnya. Fosfor juga merupakan bagian
dari nukleutida dan fosfolipida penyususn membran.
3. Kalium-kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan,
sehingga unsur ini tetap sebagai ion didalam tumbuhan. Kalium berperan
sebagai aktifaktor dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi
fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis
protein dan pati kalium juga merupakan ion yang berperan dalam
mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam
pengatur tekanan turgor sel. Dalam kaitan dengan pengaturan turgor sel
ini, peranyang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya
stomata.
4. Blerang sebagian besar dalam tumbuhan terdapat sebagai penyusun asam
amino sistein dan metionin senyawa lain yang mengandung blerang adalah
vitamin thiamin dan biotin. Blerang juga terkandung dalam koenzim A,
yakni suatu senyawa esensial untuk respirasi dan sintesis serta penguraian
asam-asam lemak.
5. Magnesium merupakan unsur penyususn klorofil. Selain itu yang
menjadikam magneesium sebagaiunsur hara esensial yang penting adalah
karena magnesium bergabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi
dalam berbagi reaksi. Magnesium juga merupakan aktifaktor dari berbagai
enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasi, dan pembentukan DNA dan
RNA.
6. Kalsium berperan penting sebagai pengikat antara molekul-molekul
fosfolipida atau antara fosfolipida dengan protein penyuusun membran,hal
menyebabkan membran dapat berfungsi secara normal pada semua sel.
Kalsium juga dapat memacu aktivitas beberapa enzim, sekaligus dapat
menghambat aktivitas beberapa enzim lainnya
7. Besi merupakan unsur hara esensial karena merupakan bagian dari enzim-
enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai
pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi
8. Klor berfungsi untuk menstimulasi pemecahan molekul air pada fase
terang fotosintesi. Selain  itu klor juga dilaporkan esensial untuk proses
pembelahan sel.
9. Mangan berfunggsi sebagi aktifaktor dari berbagai enzim. Selain itu
sebagaiamana juga klor, mangan juga berperan dalam menstimulasi
pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis. Mangan juga
merupakan komponen struktural dari sistem membran kloroplas. Boron
berfungsi dalam metabolisme tanaman, memang masih belum begitu jelas.
Tetapi beberapa ahli berpendapat bahwa boron terlibat dalam proses
sintesis asam nukleat. Juga ada dugaan bahwa boron mempunyai fungsi
pada membran, tetapi secara spesifik fungsi boron tersebut belum jelas
diketahui

2.4. Gejala Kekurangan Unsur Hara


jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan
tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat
terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala
kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang
terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Gejala
yang ditampakkan tanaman karena kekurangan sesuatu unsur hara dapat menjadi
petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang berrsangkutan. Pengetahuan tentang
gejala kekurangan masing-masing unsur hara dpat digunakan oleh petani dalam
menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi
petani untuk segera melakukan pemupikan agar tanaman dapat tumbuh normal
kembali (Wiley, 1984).
Menurut Campbell, (2016). Walaupun kekuranga unsur hara dapat
menyebabkan gangguan fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum
dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala
pada taju ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi
petani.Gegala kekurangan unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu
sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat
keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Disamping itu tanaman dapat
mengalami kekurangan 2 unsur hara atau lebih. Pada saat dia bersamaan, sehingga
gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya
gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yaitu
1. Fungsi dari unsur hara tersebut
2. Kemudahan bagi unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua
kedaun muda, kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung
pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebutdidalam
jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk kedalam pembuluh
floem.
Beberapa unsur dengan mudah dapat ditranslokaikan dari daun tua kedaun
muda dan organ penampung seperti organ reproduktif atau umbi. Unsur-unsur
tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, klor dan blerang sedangkan
sekelompok unsur lainnya lebih sulituntuk ditranslokasikan, misalnya boron, besi,
dan kalsium. Mobilitas unsur-unsur seng, mangan, tembaga, dan molibdenum
tergolong sedang.Untuk unsur-unsur yang mudah untuk ditranslokasikan gejala
kekurangannya pertama akan terlihat pada daun-daun tua dan sebaliknya untuk
unsur-unsur yang sulit dutransloksikan, gejala kekurangan mula-mula tampak
pada daun-daun muda.
Gejala-gejala defisiensi mineral tidak hanya bergantung pada peran nutrien
namun juga pada mobilitasnya di dalam tumbuhan. Jika suatu nutrient bergerak
bebas, gejala-gejala akan timbul terlebih dahulu pada organ-organ yang lebih tua
karena jaringan-jaringan yang lebih muda dan sedang tumbuh memiliki daya
menarik nutrient yang lebih besar namun jumlahnya terbatas. Defisiensi mineral
yang relatif tidak bergerak mempengaruhi bagian-bagian tumbuhan muda terlebih
dahulu. Jaringan-jaringan yang lebih tua bisa memiliki mineral dalam jumlah
cukup yang dipertahankan selama periode kekurangan suplai. Misalnya, besi tidak
bergerak bebas didalam tumbuhan, dan defisiensi besi mengakibatkan
penguningan daun muda sebelum efek apapun terlihat pada daun yang lebih tua.
Kebutuhan mineral suatu tumbuhan juga dapat berubah menurut tahun dan umur
tumbuhan. Semaian muda, misalnya, jarang menunjukkan gejala defisiensi
mineral karena sebagian besar kebutuhan mineralnya sebagian besar dipenuhi oleh
mineral-mineral yang dilepaskan dari cadangan yang tersimpan didalam biji itu
sendiri (Campbell, 2016).

            
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktik


Waktu : 1 x 2 jam
Tempat : Dilahan PTP Politeknik Negeri Lampung

3.2. Bahan dan Alat


Bahan : Tanah Budidaya dan Tanah Non Budidaya
Alat : Cangkul, Ember, Nampan, dan Plat Kuadran.

3.3. Prosedur kerja


1. Menyiapkan polybeg sebanyak lima buah.
2. Mencangkul tanah di tempat yang sudah di tentukan,
3. Kemudian ayak tanah menggunakan ayakan dan ditadah oleh ember
4. Lalu masukan Tanah yang sudah diayak kedalam polibek ukuran 10 Kg
5. Lalu siram tanah yang ada pada polybeg
6. Letakkan polybeg didaerah yang terkena sinar matahari cukup
7. Lubangi tanah yang berada di polybeg
8. Tanam jagung putih pada polybeg yang telah dilubangi
9. Lalu lakukan pemupukan dengan pupuk dan dosis yang diperlukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pratikum


Tabel 1. Minggu pertama
No Parometer -N -P -K NPK Tanpa Pupuk
Pertumbuhan
1 Tinggi tanamn 0 29,2 17 0 29,8
2 Warna daun muda - Hijau muda Hijau muda - Hijau muda
3 Warna daun tua - Hijau Hijau tua - Hijau tua
kekuningan
4 Perkembangan akar - - - - -

Tabel 2. Minggu kedua


No Parometer -N -P -K NPK Tanpa
Pertumbuhan Pupuk
1 Tinggi tanamn 11 44 37 1 46
2 Warna daun muda Hijau Hijau Hijau muda - Hijau muda
muda muda
3 Warna daun tua Hijau tua Hijau Hijau tua - Hijau tua
kuningan
4 Perkembangan akar - - - - -

Tabel 3. Minggu kedua


No Parometer -N -P -K NPK Tanpa
Pertumbuhan Pupuk
1 Tinggi tanamn 35 78 63 16 75
2 Warna daun muda Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau muda
muda keunguan muda Muda
3 Warna daun tua Hijau Hijau ungu Hijau tua Hijau Hijau tua
ungu pekat tua
4 Perkembangan akar 16 56 20 12 42
DAFAR PUSTAKA
Buckman, H.O. dan N.C. Brandy, 1982.  Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Jakarta: Brata Karya Aksara,.

Hakim, Nurjati. 1986. Unsur Hara dalam Tanah. Lampung: Universitas


Lampung.

Hanafiah, K.A. 2014. Unsur Hara Makro dan Mikro Yang Dibutuhkan


Tanaman. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai