Disusun oleh :
Nama: Adi Bowo Laksono
NIM : 20150210072
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
I.
PENDAHULUAN
Tanah merupakan sumber bahan makanan bagi sebagian besar makhluk hidup.
Tidak ada sumber lain yang dapat mengikuti fungsi tanah, bahkan kehidupan laut pun
secara secara tidak langsung bersumber pada tanah. Zat-zat organik yang hanyut di sungai
akhirnya menuju laut dan berguna sebagai makanan tumbuh-tumbuhan yang hidup di
dalam laut, baik yang hidup sebagai plankton maupun ganggang dan tumbuhan yang hidup
di dasar laut ( Harjowigeno, 1987).
Dalam budidaya pertanian, tanah merupakan faktor terpenting dalam tumbuhnya
tanaman dalam suatu sistem pertanaman. Pertumbuhan suatu jenis dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya ialah tersedianya unsur hara, baik unsur hara makro maupun
unsur hara mikro. Tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai
pemasok unsur hara, dan tanah secara alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat
beragam sebagai medium tumbuh tanaman.
Tanah sebagai pemasok unsur hara, apabila suatu tanaman kekurangan suatu unsur
hara, maka akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik yang biasa
disebut gejala kekahatan. Unsur hara yang diperlukan tanaman tidak seluruhnya dapat
dipenuhi dari dalam tanah. Oleh karena itu perlu penambahan dari luar biasanya dalam
bentuk pupuk. Pupuk adalah bahan yang diberikan kedalam tanah atau tanaman untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan dapat berfungsi untuk memperbaiki
sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
Pentingnya kesuburan tanah dalam menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman
telah ditegaskan dalam Al-Quran QS Al-Araaf ayat 58 pada 14 abad yang lalu, artinya :
Dan dari tanah yang baik dihasilkan tetanaman yang baik pula dengan izin Allah,
dan dari tanah yang tidak baik, tidak demikian, kecuali kerdil. Demikianlah Kali (Allah)
menerangkan ayat-ayat bagi kaum yang bersyukur
Tanaman dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman apabila bisa
memanfaatkan hara baik yang didapat dalam tanah atau udara. Fungsi hara tanaman tidak
dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka
kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Di samping itu umumnya
tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada
suatu organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Kadar unsur-unsur
hara mineral di dalam tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga persentase
kandungannya di dalam tanaman berbeda-beda.
II. PEMBAHASAN
Unsur hara yaitu suatu zat yang dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan
dan juga perkembangan fisik pada tanaman. Unsur hara tak bisa digantikan dengan unsur
lainnya karena termasuk unsur esensial yang harus ada dalam jumlah tertentu dengan
takaran yang pas bagi masing-masing tanaman. Unsur hara terdiri dari beberapa jenis
unsur yang dapat diperoleh dari udara melalui stomata dan juga lentisel pada tanaman dan
bisa diperoleh dari tanah melalui akar. Apabila tanah berhasil menghasilkan tanaman
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik, pasti mempunyai penyediaan yang
cukup dari semua unsur-unsur hara. Tidak hanya harus ada unsur-unsur hara dalam bentukbentuk yang dikehendaki tanaman, tetapi juga harus dalam keadaan yang seimbang sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan tanaman. Jika setiap unsur-unsur ini kurang atau jika
terdapat dalam imbangan yang tidak cukup, pertumbuhan tumbuhan secara normal tidak
akan tercapai dalam arti lain mengalami ke-abnormalan.
Unsur hara tanaman memiliki dua kriteria dalam memantapkan perannya pada
tanaman, antara lain :
1. Keharusan bagi tanaman untuk melengkapi siklus hidupnya, dan;
2. Keterlibatan secara langsung dalam menyediakan makanan bagi tanaman, terpisah
dari pengaruh yang mungkin dalam memperbaiki beberapa kondisi yang tidak
sesuai dalam tanah atau media untuk budidaya.
Pada suatu keadaan, biasanya terjadi defisiensi unsur hara esensial yang
asimilasi dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N 2 bebas
lewat bakteri bintil akar dan NH3 di serap lewat stomata tanaman. Sedangkan H berasal
dari H2O yang diserap dari air.
Nitrogen (N) diserap dari tanah dalam bentuk anion nitrat (NO2-), nitrit (NO3-) dan
Sedangkan dalam kebutuhan tanaman, unsur hara digolongkan menjadi unsur hara esensial
dan non esensial, uraiannya sebagai berikut :
a. Tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya apabila unsur tersebut tidak
tersedia.
b. Unsur tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan yang
esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut.
c. Terlibat langsung dalam fungsi metabolisme
Terdapat 20 unsur hara esensial, namun terdapat beberapa unsur yang hanya
dibutuhkan oleh beberapa tanaman, antara lain C, H, O, N, P, K, Ca ,Mg ,S ,B ,Fe
,Mn ,Cu ,Zn ,Mo ,Cl ,Cu ,V ,Na,dan Si. Ke 20 golongan tersebut, unsur N, P, K, Ca,
Mg, S dapat ditemukan dalam tanah, sedangkan C, H, O banyak ditemukan di udara
bebas dan air. digolongkan ke dalam golongan tersebut dibagi lagi sesuai jumlah
kebutuhan tanaman.
a. Unsur hara makro
Merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar, biasanya
diserap di atas 500 ppm dalam tanaman. Terdiri dari beberapa unsur hara esensial antara
lain :
1) Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan dapat
disediakan melalui pemupukan. Tanaman menyerap unsur hara ini terutama dalam
bentuk NO3-namun bentuk lain yang dapat diserap adalah NH 4+ dan urea
(CO(N2)2)dalam bentuk NO3-. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat
mempengaruhi pembentukan protein, di samping itu unsur hara ini juga merupakan
bagian yang integral dan klorofil.
Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer dan lainya adalah
berasal dari aktivitas kehidupan di dalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N
secara simbiotik , khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminosa dengan
bakteri-bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainya
setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktivitas jasad renik tanah.
Nitrogen juga merupakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu
nitrogen juga terkandung dalam klorofil, hormon sitokinin, dan auksin. Fungsi
nitrogen :
a. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
b. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman warnanya lebih
c. hijau, kekurangan N menyebabkan khlorosis
d. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman
e. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.
Ketersedian unsur N tanah dipengaruhi oleh faktor faktor lingkungan
seperti iklim dan macam vegetasinya yang ke semuanya dipengaruhi oleh keadaan
setempat seperti topografi, batuan induk, kegiatan manusia, dan waktu. Peranan
fisiologi N meliputi reduksi metabolis nitrat menjadi amoniak, yang selanjutnya
terjadi asimilase amonia yang membentuk garam-garam amino yang diaktifkan
oleh berbagai enzim.
Peran N terhadap pertumbuhan tanaman adalah jelas, karena senyawa
organik di dalam tanaman pada umunya mengandung N antara lain asam asam
amino, enzim, dan bahan lainya yang menyalurkan energi.
Kekurangan
unsur
dapat
mengganggu
segala
kegiatan
dalam
besar, namun juga sering dijumpai pada biji-biji tanaman dalam jumlah yang cukup
banyakFungsi Mg dalam tanaman yaitu : 1) terkait dengan bagian molekul klorofil
fotosintesis (metabolisme P & hasilnya banyak ditemui pada biji); 2) sebagai
aktivator berbagai enzim; 3) komponen dalam sintesis protein pada ribosom.
Tanaman yang mengalami kekahatan magnesium akan terjadi dari bagian
yang tua ke bagian tanaman muda dikarenakan mengalami translokasi (unsur
mobiliasasi) sehingga banyak tanaman memperlihatkan gejala klorosis di antara
tulang-tulang daun bagian bawah, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Selan itu juga terjadi nekrosis yang dimulai dari pinggiran atau pucuk-pucuk daun,
timbul strik putih atau kuning. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu berupa
penghambatan sintesis protein karena jumlah protein yang menurun.
6) Belerang (Sulfur / S)
Belerang diserap tanaman hampir seluruhnya sebagai ion sulfat (SO 42-)
maupun SO2, yang hanya sejumlah kecil SO2 yang diserap langsung dari udara.
Ion-ion sulfat di dalam tanah terdapat sebagai garam-garam larut maupun tak larut,
sebagian terjerap oleh oksidasi-oksidasi hidrous dari besi dan aluminium dan
mineral tipe 1:1. Terdapat dalam jumlah yang kurang lebih sama dengan unsur P
pada tanaman gandum, jagung, kacang-kacangan, kentang dan dalam porsi yang
cukup banyak pada alfalfa, kubis dan turnip.
Peran fisiologisnya menyerupai unsur N, yaitu diperlukan tanaman pada
proses sintesis asam-asam amino metionin, sistein, dan sistin. Unsur ini menyusun
vitamin-vitamin seperti biotin dan tiamin. Fungsi pada tanaman :
a. Penyusun 3 dari 21 asam amino di atas;
b. Berada dalam senyawa organik yang memberikan bau pada bawang putih,
bawang merah, dan mustard.
c. Penting dalam sintesis vitamin, hormon dan metabolit lainnya.
Gejala kekurangan atau defisiensi menyerupai kekurangan unsur N,
sehingga sering menimbulkan kekeliruan dalam penentuan penyebab, seperti
Kekurangan unsur ini dapat berpengaruh pada kuncup-kuncup dan pucukpucuk yang tumbuh dan akibatnya dapat mematikan. Juga dalam pertumbuhan
meristem akan terganggu, dapat menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam
pembentukan berkas pembuluh. Pengangkutan makanan pun akan terganggu,
pembentukan tepung sari juga jelek.
Gejala yang ditimbulkan jika kekurangan boron yaitu daun muda pada titik
tumbuh menjadi berwarna pucat terang pada bagian pangkalnya, kemudian daun
terpilin.
2) Mangan
Mangan diserap tanaman dalam bentuk Mn2+. Mangan diperlukan oleh
tanaman untuk pembentukan zat protein dan vitamin terutama vitamin C. Selain
itu, Mn penting untuk dapat mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang
tua. Mangan berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim. Mangan juga
menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis. Mangan juga
merupakan komponen struktural dari sistem membran kloroplas.
Gejala yang ditimbulkan jika kekurangan mangan yaitu Pada daun muda
terdapat bercak tersebar merata, tetapi tulang daun terkecil tetap hijau
3) Tembaga (Cu)
Unsur tembaga diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu++. Tembaga
sangat diperlukan dalam pembentukan macam-macam enzim seperti berikut:
Lacosa
terjadi kekurangan Cu, maka pengaruhnya terhadap daun yang dalam hal ini daun
menjadi bercoreng-coreng (belang), ujung daun memutih, daun muda menjadi lay.
dalam unsur hara belum diketahui secara jelas walaupun sebenarnya dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman.
Klor dalam jumlah yang berlebihan dapat merusak tanaman dengan daun
yang menebal dan menggulung, kualitas kentang yang menebal dan menggulung
saat penyimpanan, tembakau dengan asap yang sedikit. Sementara gejala
kekurangannya tanaman menjadi layu, klorotis, nekrotis, dan pada beberapa bagian
daun memperlihatkan warna daun seperti perunggu, serta pertumbuhan akar yang
terhambat
gandum yang ditanam pada tanah berkadar Si rendah, pemupukan Si ini tidak saja
meningkatkan produksi tetapi juga kualitasnya.
Penambahan berbagai bentuk silikat ke dalam tanah biasanya diikuti oleh
peningkatan kadar P tanaman secara bervariasi dengan berbedanya karakter tanah.
Peningkatan kadar P ini terkait dengan adanya pertukaran anion silikat yang ditambahkan
dengan anion P yang terfiksasi oleh koloid tanah. Penambahan Slag sebagai sumber Si
pada tanah-tanah Hawaiian yang rendah kadar Si, pH, dan kejenuhan basa tetapi tinggi
kelarutan Al dan ekstrim tinggi daya fiksasi P nya, meningkatkan kadar Si, Ca, Mg, dan
Zn, serta menurunkan kadar Mn tanaman.
2) Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer ke-6 setelah Ca, yaitu 2,75%, yang
berperan penting dalam menentukan karakterristik tanah dan pertumbuhan tanaman
terutama di daerah arid dan semi-arid yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya
kadar Na air laut. Sebagai unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika terdapat
dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan. Pada kadar tinggi, gejala toksisitas Na
pada tanaman meliputi :
1) Stres akibat tingginya tekanan osmotik
2) Masing-masing ion yang berlebih mempunyai efek tertentu dalam menekan
pertumbuhan tanaman disebut efek spesifik ion yang pengaruhnya lebih besar
dibanding efek negatif tekanan osmotik tersebut. Tetapi untuk ion Na efek
spesifik kelebihannya masih bersifat tidak uniform, namun efek spesifik ini ada.
Untuk tanaman tertentu (seperti alpukat, dan berbagai jeruk) kadar Na dalam
jumlah sedang telah menimbulkan kerusakan dedaunan tetapi tidak untuk
tanaman lain.
Akumulasi Na / nisbah Na dengan kation-kation lain terlalu tinggi akan menyebabkan
terganggunya adaptasi filogenik tanaman terhadap Na, sehingga pertubuhan tanaman akan
terganggu. Terganggunya pertumbuhan tanaman ini juga terkait dengan pengaruh
tingginya ESP (exchangeable sodium persentage) yang menghambat penyerapan unsur
lain, seperti Ca yang dibutuhkan untuk perkembangan perakaran.
3) Iodin (I)
Di alam sumber iodin meliputi :
a) Air laut dengan kadar 10 25 ppb
b)
c)
d)
e)
kadar tinggi diawali pada dedaunan tua. Pada tomat, dedaunan tua terlihat klorotik dan
bisulan (absciss) sedangkan dedaunan muda tetap berwarna hijau sangat hijau.
Pertumbuhan menjadi sangat terhambat dan dedaunan terlihat mengering ke belakang,
terjadi nekrosis pada ujung dan tepi-tepinya. Pada beberapa kasus tanaman menjadi mati.
Toksisitas Iodida dijumpai jika kadarnya dalam daun > 8 ppm. Daun tanaman sehat
umunya mengandug 0,1 0,5 ppm I. Kadar Cl - yang tinggi dapat menekan efek toksisitas
I, yang mencerminkan adanya efek kompetisi antara kedua ion ini.
4) Fluorin (F)
Unsur fluorin tersebar secara luas di alam yaitu di dalam tanah, bebatuan, jaringan
tanaman dan binatang, tetapi peranannya bagi tanaman belum jelas, namun pemberian
sedikit F dapat memberikan produksi tanaman yang menguntungkan. Kelebihan unsur ini
dalam tanah baik karena dampaknya sebagai polutan atmosferik, maupun sebagai unsur
pencemar air atau bahan asupan tanah. Sensitifitas tanaman terhadap F umumnya terkait
dengan spesies dan bahkan dengan varietas tanaman. Toksisitas tanaman terjadi sebagai
efek akumulasi, meskipun dalam kadar rendah tanaman dapat keracunan F jika terpapar
dalam unsur ini dalam waktu lama. Pada tanaman peka kadar dalam daun 3 20 ppm telah
menunjukkan adanya gejala toksisitas F yang secara ekonomis cukup merugikan bagi
tanaman ornamental, namun tanaman tertentu toleransi hingga kadar 70 ppm, bahkan
kapas dapat bertahan hingga kadar 4000 ppm sebelum keracunan.
Faktor-faktor yang menurunkan serapan atau mencegah toksisitas F meliputi :
a) Kondisi iklim, seperti suhu dan kecepatan angin yang rendah, tingginya
kelembaban dan tereduksinya transpirasi
b) Naiknya pH substrat
c) Adanya tambahan garam-garam Ca netral atau char-coal pada media tumbuh.
d) Penyemprotan CaSO4 . 2H2O dan eliminasi bahan-bahan asupan tanah berkadar F
tinggi.
5) Kobalt (Co)
Sumber kobalt (Co) dalam tanah berasal dari bebatuan beku dengan kadar 1 hingga
beberapa lapis ppm, yang biasanya selaras dengan agihan Mg dalam mineral
ferromagnesia. Ketersediaan Co dalam tanah tergantung pada hasil pelapukan mineralmineral sumbernya serta sifat tanah. Pada tanah berbahan organik relatif tinggi, bentuk
tersedia hasil pelapukan tersebut bereaksi dengan senyawa-senyawa organik membentuk
Co organo yang juga relatif tersedia bagi tanaman. Faktor-faktor yang menentukan
ketersediaannya dalam tanah antara lain adanya :
a) Kondisi drainase tanah, pelapukan mineral terjadi lebih cepat pada kondisi drainase
buruk, sehingga pada tanah-tanah berdrainase buruk, ketersidaan Co lebih tinggi
dibanding dengan berdrainase baik.
b) Keberadaan partikel MnO2 yang secara kuat dapat mengabsorbsi Co pada
permukaannya.
c) Keberadaan Co dalam tanah umumnya terkait dengan kandungan Mg dalam bebatuan
induk penyusun tanah.
d) Pengapuran dapat menekan penyerapan Co oleh tanaman, sedangkan pemberian
gypsum (CaSO4 . 2H2O) pada tanah berpasir berpengaruh sebaliknya.
e) Pemupukan P menekan penyerapan Co oleh kedelai.
f) Peningkatan ketersediaan Co dapat dilakukan dengan perlakuan pemasaman tanah.
g) Ketersediaan Co menurun dengan makin intensifnya perlindihan
Defisiensi Co dijumpai pada :
a)
b)
c)
d)
e)
fiksasi N2- bebas oleh enzim nitrogenase secara simbiotik oleh rhizobium seperti pada
kedelai.
6) Aluminium (Al)
Aluminium (Al) meru;aka unsur ketiga penyususn lithosfer setelah oksigen dan
silika, yaitu 15%. Dalam struktur liat, Al dan Si merupakan unsur-unsur inti penyusun
lempeng pertama dan keduannya. Kelartan Al dalam larutan tanah terkait sangat erat
dengan pH tanah, disamping dengan kejenuhan Al dan, KTK efektif dan konsentrasi
garam.
Pengaruh keracunan Al terutama embatasi kedalaman maupun percabanagan akar,
sehingga akan menghambat daya serap tanaman terhadap hara lain. Pada beberapa
tanaman, keracunan Al memperlihatkan gejala daun yang mirip defisiensi P, kekerdilan
menyeluruh, dedaunan mengecil berwarna hijau gelap dan ambat matang: batang, daun
dan urat daun berwarna ungu, ujung daun menguning dan mati. Pada tanaman lain
menunjukan gejala defisiensi Ca yang terinduksi atau tertekannya transportasi Ca dalam
tanaman, yaitu dedaunan muda mengeriting atau menggulung dan titik tumbuh atau
tangkai daun tumbang.
Akar terluka yang secara khas terlihat menggemuk dan rapuh. Pucuk akar dan akar
lateral menjadi tebal dan berubah coklat. Sistem perakaran secara keseluruhan tampak
bergerombol, dengan banyak akar lateral yang menggemuk tetapi tanpa cabang/bulu-bulu
akar, sehingga tidak efektif dalam penyerapana hara (Kamprath dan Foy, 1985). Secara
fisiologis dan biokimiawi, keracunan Al menyebabkan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
permukaan akar.
Menurunnya respirasi akar.
Terganggunya enzim-enzim regulator fosforilassi gula.
Terjadinya penumpukan polisakarida dinding sel.
Terganggunya penyerapan, pengangkutan dan penggunaan beberapa unsur esensial
sperti Ca, Mg, K, P dan Fe (Kamprath dan Foy, 1985).
7) Vanadium (V)
Tanaman mengambil vanadium dalam bentuk ion vanadat, yang merupakan hasil
pelapukan terhadap mineral sum
ber V. Ion ini diketahui penting sebagai penukar sebagian Mo bagi Azoto-bacter
dalam memfiksasi N-atmosferik. Efek toksisitas V bagi tanaman dapat diatasi dengan
penambahan besi.
Vandium (V) merupakan unsur yang tersebar luas di alam meski masing-masing
sumber mengandung sedikit V, air lau hanya mengandung beberapa ppb. Di dalam tanah
terdapat V antara 3-230 ppm tergantung jenis tanah dan mineral penyusunnya. Relatif
tingginya kadar V tanah terkait dengan ada tidaknya mineral-mineral biotit, hornblende,
augit, muskovit, titanit, ilmenit dan magnetit.
3. PENYERAPAN HARA KE TANAMAN
a. Intersepsi dan persinggungan
Pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya bulu akar yang baru
menyebabkan terjadinya persinggungan antara akar dan ion hara tanaman. Terjadi
kontak langsung antara permukaan akar dengan permukaan koloid tanah maka
terjadilah pertukaran kontak dikarenakan tumpang tindih osilasi antara kation pada
akar dan kation permukaan koloid (Rosmarkam, A dan Yuwono, N.W., 2002)
Seperti masa tanah, akar tanaman dianggap mempunyai Kapasitas Tukar
Kation (KTK) yang nilainya berbeda-beda antara tanaman satu dengan tanaman yang
lainnya. Nilai KTK akar besarnya 10 100 (me/100 g akar. Dengan demikian,
pertukaran ion dalam tanah dan ion di sekitar akar dianggap sebagai pertukaran ion
biasa. Tanaman yang mempunyai KTK akar tinggi ada kecenderungan senang
menyerap kation bervalensi 2, sedangkan pada tanaman ber-KTK rendah cenderung
menyerap ion bervalensi satu. (Rosmarkam, A dan Yuwono, N.W., 2002)
berkesinambungan akan menambah jumlah ion pada permukaan akar, sehingga dapat
diserap oleh akar tanaman. Pergerakan ion dimulai dari titik konsentrasi tinggi ke
rendah. (Rosmarkam, A dan Yuwono, N.W., 2002).
c. Aliran Massa (Mass Flow)
Ion ditransportasikan bersama dengan gerakan air ke akar tanaman secara
berkesinambungan, hal tersebut diakibatkan adanya transpirasi (akar ke stomata daun).
Proses pergerakan ion juga dipengaruhi oleh ion komplementer yang pada
kenyataannya, kation bervalensi dua lebih kuat dijerap dibanding kation bervalensi
satu. (Rosmarkam, A dan Yuwono, N.W., 2002).
III.
PENUTUP
Unsur hara yaitu suatu zat yang dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan
juga perkembangan fisik pada tanaman. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh
unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan
terganggu atau berhenti sama sekali. Di samping itu umumnya tanaman yang kekurangan
atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang
spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Kadar unsur-unsur hara mineral di dalam
tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga persentase kandungannya di dalam
tanaman berbeda-beda.
Jenis-jenis unsur hara terbagi menjadi unsur hara esensial dan non esensial. Unsur
hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila
unsur tersebut tidak tersedia, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekahatan. Unsur
hara esensial menurut porsi yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro dan
mikro. Unsur makro terdiri dari C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg, sedangkan unsur mikro
meliputi Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl. Selain itu, terdapat unsur hara non esensial atau
dikatakan unsur hara penunjang, yaitu unsur mikro yang hanya esensial atau dibutuhkan
oleh tanaman tertentu atau tidak berlaku umum, bahkan untuk tanaman lain dapat menjadi
unsur toksik.
Penyerapan unsur hara dari tanah ke tubuh tanaman terdiri dari beberapa mekanisme
antara lain : intersepsi dan persinggungan antar kation, difusi ion dalam larutan tanah, dan
aliran massa (mass flow).
IV.
DAFTAR PUSTAKA