BIOLOGI TANAH
Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri dan
tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika dan
biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam
tanah.Karena ada bagian-bagian hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai
“Living System” contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.
Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai aktivitas mikroba dan fauna serta ekologinya
di dalam tanah. Fauna tanah, biota tanah,atau edafon adalah istilah yang biasanya
digunakan untuk menyebut organisme yang menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya
di dalam tanah atau sedimen organik diatasnya. Fauna tanah mencakup cacing tanah,
nematoda,fungi, bakteri, dan berbagai arthropoda. Dekomposisi materi organik oleh
organisme memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kesuburan dan struktur tanah
sehingga biologi tanah berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah.
Sebagian besar keanekaragaman hayati yang berupa organisme mikro berada di dalam
atau dekat dengan permukaan tanah. Setidaknya dari eukariotik animalia hingga
prokaryota menghuni ekologi tanah. Hubungan antara mikroorganisme tanah dan fungsi
tanah cukup rumit dan telah menjadi subjek di berbagai aktivitas pengamatan. Rantai
makanan di dalamnya berperan penting dalam siklus nutrisi, di mana sumber energi tidak
selalu berupa material organik tetapi juga mineral anorganik yang diawali oleh bakteri
kemosintetik nitrogen oleh bakteri nitrifikasi, dan berperan dalam siklus biogeokimia
tanah.
2. MINERAL TANAH
Hubungan Mineral Dengan Tumbuhan Nutrisi mineral merupakan elemen utama yang
diperoleh dalam bentuk anorganik ion dari dalam tanah. Meskipun nutrisi mineral
siklusnya berkelanjutan pada semua organisme, mereka memasuki predominan biosfer ke
seluruh sistem akar pada tumbuhan, jadi dalam aksi tumbuhan sebagai mineral kerak bumi.
Daerah permukaan terluas akar dan kemampuan mereka untuk menyerap ion-ion anorganik
pada konsentrasi rendah dari tanah membuat penyerapan mineral berlangsung sangat
efektif prosesnya pada tumbuhan setelah dilakukan penyerapan oleh akar, elemen mineral
akan ditranslokasikan ke berbagai bagian tumbuhan dimana mereka digunakan dalam
banyak fungsi biologi. Organisme lain seperti mikoriza, fungi, dan Nitrogen pada bakteri
sering bekerja sama dengan akar dalam penyerapan nutrisi. Mineral bagi tumbuhan : a.
Ketersediaan unsur-unsur hara (mineral) makro dan mikro tersebut sangat penting karena
setiap zat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. b. Hal itu pula yang mengakibatkan
kebutuhan tumbuhan untuk setiap zat berbeda-beda jumlahnya. c. Tumbuhan memerlukan
banyak unsur Nitrogen, Phospor dan Kalium dalam jumlah banyak, sedangkan mineral lain
diperlukan lebih sedikit. A. Unsur Makro
1. Nitrogen (N)
Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4 (amonium)
Protoplasma mengandung nitrogen kira-kira antara 2-2,5%. Dengan adanya pemungutan
hasil tanaman secara besar-besaran maka banyak sekali zat nitrogen yang hilang.
Pemberian N akan menghasilkan banyak bahan hijau berupa daun dan batang tetapi
pemberian N yang banyak dapat memperlambat masaknya biji. Pemberian N yang banyak
mempengaruhi juga perkembangan susunan akar, dimana akar menjadi lebih panjang dan
lebih dalam masuk kedalam tanah. Masuknya susunan akar kedalam tanah yang tidak
sepadan dengan kesuburan pada bagian atas tanah, maka tanaman dalam keadaan demikian
akan lebih lekas kekeringan.
2. Phosphor (P)
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4- HPO4- sebagian besar fosfor didalam
tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik dan
hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion phosphat. Beberapa
bagian tanaman sangat banyak mengandung zat ini, yaitu bagian-bagian yang bersangkutan
dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir
tepung sari, daun buah dan bakal biji. Pembentukan bunga dan buah sangat banyak
diperlukan unsur fosfor. Selain itu fosfor berperan juga pada sintesa hijau daun. Fosfor
mendorong pertumbuhan akar-akar muda yang berguna bagi resistensi terhadap
kekeringan.
3. Kalium
Kalium diserap dalam bentuk K+ Sebagai ion dalam cairan sel, Kalium berperan dalam
melaksanakan "turgor" yang disebabkan oleh tekanan osmosis. Ion Kalium mempunyai
fungsi psikologis pada asimilasi karbohidrat. Kalium berfungsi pula pada pembelahan sel
dan pada sintesis protein.
Fungsi lain dari Kalium adalah pada pembentukan jaringan penguat. Kalium berpengaruh
baik pada pembentukan serat-serat seperti pada rosela, kapas dan rami.; dinding-dinding
sel lebih baik keadaannya dan lebih baik kandungan airnya, sel-sel ini tumbuh lebih baik,
lebih kuat dan lebih panjang.
4. Kalsium (Ca)
Unsur ini diserap dalam Ca ++ Kalsium terdapat sebagai kalsium pektat pada lamela-
lamela tengah dari dinding-dinding sel Fungsi ion Kalsium yang penting adalah mengatur
permeabilitas dari dinding sel. Telah diketahui bahwa ion-ion Kalium itu mempertinggi
permeabilitas dinding sel dan ion-ion Kalsium adalah sebaliknya. Peranan yang penting
dari kalsium pada pertumbuhan ujung-ujung akar dan pembentukan bulu-bulu akar. Bila
tumbuhan kekurangan kalsium maka pertumbuhan keduanya akan terhenti dan bagian-
bagian yang telah terbentuk akan mati dan berwarna coklat kemerah-merahan.
5. Magnesium
Magnesium diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun yang tidak
dapat digantikan oleh unsur lain Selain di dalam hijau daun Mg terdapat pula sebagai ion
di dalam protoplasma sel. Kadar Mg di dalam bagian-bagian vegetatif lebih rendah dari
pada kadar Kalsium, tetapi pada bagian generatif adalah sebaliknya.
1.Natrium (Na)
Natrium terdapat pada semua abu tanaman, terlebih pada tanaman yang tumbuh pada tanah
yang banyak mengandung garam dapur seperti pada tanah asin atau payau, air laut dsb.
Biasanya pada tanaman demikian (halophyta) terdapat pula ion-ion klor. Natrium yang
terbentuk sebagai ion mempunyai arti biologis karena turut serta memelihara keadaan
turgor. Unsur ini dapat pula menggantikan Kalium dalam hal tersebut dan memang sering
terjadi, bahwa kadar Natriumnya naik bila keadaan unsur Kalium sangat kurang.
2. Klor (Cl)
Cl diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Cl. Ion ini mempunyai fungsi fisiologis yang
sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman terutama pada fase terang.
3. Boron (B)
Boron diserap oleh tanaman dalam bentuk BO3.Unsur Boron mempunyai dua fungsi
fisiologis utama adalah: a) Membentuk ester dengan sukrosa sehingga sukrosa yang
merupakan bentuk gula terlarut dalam tubuh tanaman lebih mudah diangkut dari tempat
fotosintesis ke tempat pengisian buah. Proses ini menyebabkan buah melon akan terasa
lebih manis dengan aroma yang khas. b) Boron juga memudahkan pengikatan molekul
glukosa dan fruktosa menjadi selulosa untuk mempertebal dinding sel sehingga tanaman
akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Bila tanaman kekurangan unsur
Boron maka: a. Dinding sel yang terbentuk sangat tipis, sel menjadi besar yang diikuti
dengan penebalan suberin atau terbentuk ruang - ruang reksigen karena sel menjadi retak
dan pecah akibat tidak terbentuk selulosa untuk mempertebal dinding sel. Hal ini
menyebabkan rasa buah melon menjadi tidak manis, karena terlalu banyak air didalam
ruang sel. b. Pertumbuhan vegetatif akan terhambat karena akan terhambat karena Boron
berfungsi sebagai aktivator maupun inaktivator hormon auksin dalam pembelahan dan
pembesaran sel. c. Laju proses fotosintesis akan menurun. Hal ini disebabkan karena gula
yang terbentuk dari karbohidrat hasil fotosintesis akan bertumpuk di daun.
3. KIMIA TANAH
A. Pemupukan
Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya yaitu: (1)
Tanah ; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan menunjang
untuk menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.
a. Tanah
Tanah mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung kehidupan
tanaman, tanah memiliki fungsi sebagai berikut;
● Memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran
● Menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (reservoir) air
● Menyediakan udara untuk respirasi akar
● Sebagai tempat bertumbuhnya tanaman
Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang subur
adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok dalam
jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman. Tanah yang subur memiliki
sifat fisik, kimia dan biologi yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut
antara lain:
b. Struktur Tanah
Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki
ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara
dan air tanah berjalan lancer, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat
memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam
proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. 0leh karena itu, untuk
memperbaiki struktur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk
kandang kompos, atau pupuk hijau). Salah satu contoh tanah yang berstruktur
jelek adalah tanah liat. Tanah ini tersusun atas partikel-partikel yang cukup kecil.
Sangat kecil kalau dibandingkan dengan tanah pasir.
Partikel tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali partikel tanah pasir.
Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal, terlebih pada musim
hujan, dan amat rakus menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air
dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara pun berputar cukup
lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan menggumpal seperti batu dan
sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali dijumpai tanah
liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata. Tentunya
tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannya akan menderita karena
akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.
Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah
tersebut tanaman juga tidak akan tumbuh subur. Pasalnya, sifat porous tanah
tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan
hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat—zat makanan yang dibutuhkan
tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar. Lalu, mengapa tanaman yang
ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liat masih saja tumbuh kerempeng seperti
kurang makan? Kasus serupa ini memang paling banyak terjadi dan sering
dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan kesuburan tanah yang meliputi:
kandungan hara, derajat keasaman (pH), pengolahan tanah, dan segi peralatan
lain.
c. pH Tanah
Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:
a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman.
Umumnya unsur hara yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH
tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
b. Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-
unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam, banyak ditemukan
unsur aluminiun yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga
tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro menjadi
mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe,Zn,Mn,Cu dalam jumlah
yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah alkali,
ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium (Na) dan
molibdenum(Mo).
c. Derarat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan
mikroorganisme didalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan
organik dapat berkembang dengan baik
Kalium Sulfat
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%.
Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak
mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.
Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl, seperti tembakau, disarankan untuk
menggunakan pupuk ini
6. Pupuk Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merek, kualitas,
dan analisis telah tersedia di pasaran. Kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk
majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Efisiensi
pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk majemuk juga lebih tinggi daripada
aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan cara dicampur.
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam dan tidak
terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal.
Hampir semua pupuk majemuk bereaksi masam, kecuali yang telah mendapatkan
perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak. meskipun demikian perbedaan
variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK
16.16.16.
6.EVALUASI KESUBURAN TANAH
Kesuburan tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur
hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik
fisik, kimia dan biologi tanah (Syarif Effendi, 1995).
Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan
oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang
menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yang berfungsi menyerap air
dan larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar tanaman. Kesuburan
habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan,
dan/atau diimbas (induced) oleh keadaan bagian lain tubuh tanah dan/atau
diciptakan oleh pengaruh anasir lain dari lahan, yaitu bentuk muka lahan, iklim
dan musim. Karena bukan sifat melainkan mutu maka kesuburan tanah tidak dapat
diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat ditaksir (assessed).
Penaksirannya dapat didasarkan atas sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan
biologi tanah yang terukur, yang terkorlasikan dengan keragaan (performance)
tanaman menurut pengalaman atau hasil penelitian sebelumnya. Kesuburan tanah
dapat juga ditaksir secara langsung berdasarkan keadaan tanaman yang teramati
(bioessay). Hanya dengan cara penaksiran yang pertama dapat diketahui sebab-
sebab yang menentukan kesuburan tanah. Dengan cara penaksiran kedua hanya
dapat diungkapkan tanaggapan tanaman terhadap keadaan tanah yang
dihadapinya.
Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah sebagai
berikut :
a. Kesuburan Fisika
Sifat fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur, kadar air tanah,
drainase dan porositas tanah.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara
langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan
laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk
diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda
dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan
pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih
rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah
berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa
air atau menguap.
b. Kesuburan Kimia
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan
mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang
dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu
memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditaburkan ke tanah.
Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas
tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman.
c. Kesuburan Biologi
Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah
(khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi
mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan pol
1. Kapasitas Absorbsi
3. Kandungan Liat
Kandungan bahan organik yang cukup di dalam tanah dapat memperbaiki kondisi
tanah agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam pengolahan tanah.
Berkaitan dengan pengolahan tanah, penambahan bahan organik akan
meningkatkan kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping
itu, penambahan bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas untuk
dapat diolah dengan alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi
akibat perubahan kelekatan tanah terhadap alat. Pada tanah yang bertekstur halus
(lempungan), pada saat basah mempunyai kelekatan dan keliatan yang tinggi,
sehingga sukar diolah (tanah berat), dengan tambahan bahan organik dapat
meringankan pengolahan tanah. Pada tanah ini sering terjadi retak-retak yang
berbahaya bagi perkembangan akar, maka dengan tambahan bahan organik
kemudahan retak akan berkurang. Pada tanah pasiran yang semula tidak lekat,
tidak liat, pada saat basah, dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan
tambahan bahan organik dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh,
sehingga mudah diolah.
Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui
pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara visual, analisa tanaman dan
analisa tanah. Analisa tanaman meliputi analisis serapan hara makro primer (N, P
dan K) dan uji vegetatif tanaman dengan melihat pertumbuhan tanaman.
Sedangkan analisa tanah meliputi analisa ketersediaan hara makro primer (N, P
dan K) dalam tanah.
7.KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah
1. Alfisol
2. Aridisol
3. Entisol
4. Histosol
5. Inceptisol
6. Mollisol
7. Oxisol
8. Spodosol
9. Ultisol
10. Vertisol
Alfisol:
Aridisol:
Entisol:
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat
muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison
penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau
baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau
Regosol.
Histosol:
Inceptisol:
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang
berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum
berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol,
Gleihumus, dll.
Mollisol:
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih
dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%,
kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras
bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan
dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m,
Rendzina, dll.
Oxisol:
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah
lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas
tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak
mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di
lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Spodosol:
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah
terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang,
dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic).
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.
Ultisol:
Vertisol:
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat
tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras.
Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.
5. Oxisol (membentuk akhiran -ox) tanah tua sehingga mineral mudah lapuk
tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar
kation (KTK) rendah,