Anda di halaman 1dari 6

Mikroba pada lahan basah dan gambut

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara megabiodiversitas, karena sumber daya alam yang


dimilikisangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi keanekaragaman fauna
danflora bahkan keanekaragaman jenis tanah, salah satunya adalah tanah gambut.Gambut
adalah bahan organik mati yang telah terbentuk di tempat yang tetap. Gambut terdiri dari
90% air dan 10% tumbuhan. Gambut terbentuk di bawah kondisi bahan tanaman yang mati
kekal selama ribuan tahun karena kombinasi saturasi air permanen, kadar oksigen rendah dan
tingkat keasaman yang tinggi (Anonim, 2010b).Tanah gambut terutama yang berada di
daerah tropis memiliki sifat fisika, kimia dan biologi tertentu yang mencerminkan ciri khas
dari tanah tersebut. Sifat-sifat yang menjadi ciri khas tersebut adalah pH relatif rendah antara
3-5 (Agus dan Subiksa, 2008), terbatasnya ketersediaan nutrien, bahan penyusun yang berasal
dari kayu-kayuan, sifat menyusut, penurunan permukaan gambut (subsidence) (Yuleli, 2009)
dan suhu lingkungan berkisar antara 25-32 oC. Disamping itu, sifat lain yang juga dimiliki
adalah kandungan organik yang tinggi karena dalam pembentukannya terdapat tanaman air
dan vegetasi lahan basah yang mati dan melapuk secara bertahap membentuk lapisan dan
terperangkap selama beberapa waktu (Agus dan Subiksa, 2008).Terdapat tiga golongan
mikroba di dalam tanah, yaitu golongan mikroba yang selalu tetap didapatkan di dalam tanah
dan tidak tergantung kepada pengaruh-pengaruh lingkungan luar yang disebut golongan
autochthonous, golongan mikroba yang kehadirannya di dalam tanah diakibatkan oleh adanya
pengaruh-pengaruh luar yang baru yang disebut golongan zimogenik dan golongan mikroba
yang kehadirannya bersamaan dengan adanya penambahan secara buatan yang disebut
golongan transien. Kelompok mikroba tersebut memiliki peran di tanah terutama dalam daur
unsur organik yang penting untuk kehidupan seperti daur nitrogen dan daur fosfor. Bakteri
yang terlibat dalam daur nitrogen adalah bakteri penambat nitrogen sedangkan bakteri yang
terlibat dalam daur fosfor adalah bakteri pelarut fosfat.Bakteri penambat nitrogen merupakan
bakteri yang berperan dalam penyediaan nitrogen pada tanah karena bakteri tipe ini mampu
menambat nitrat dengan mengoksidasi ion ammonium pada tanah sehingga dapat terikat

1
dengan kuat pada komponen-komponen humus yang menyebabkan nitrat tidak
mudahterbilas keluar tanah (Schlegel, 1994).

Kondisi mikroorganisme di tanah gambut dapat dilihat dalam tiga kelompok, sebagai berikut

1. Mikroorganisme yang terlibat dalam tahap perombak awal dari keadaan asli.Pada
tahap ini jamur dan bakteri banyak berperan dalam menghancurkanselulosa,
hemiselulosa, dan beberapa protein. Perkembangan gambut darisuasana aerob
menjadi anaerob akan diikuti oleh keterlibatan mikroorganismeyang berbeda.
2. Mikroorganisme yang terlibat dalam perkembangan (penebalan gambut) yanghampir
sepanjang tahun terendam. Mikroorganisme yang berperan bersifatanaerob yang
memperoleh oksigen dari oksidasi dan perombakan bahanorganik. Pada tahap ini
dihasilkan gas hidrogen (sebagai metana) dan sulfida.Kebanyakan hasil sisa
merupakan derivat dari perombakan selulose dansenyawa organik kompleks.
3. Mikroorganisme yang terlibat setelah gambut mengalami pengatusan atauterbuka.
Mikroorganisme yang berperan adalah jamur, bakteri aerob, danmikroorganisme yang
berada pada tahap perombakan awal. Sisa perombakanadalah bahan-bahan yang lebih
tahan seperti lignin.

Jumlah mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti keasaman tanah. Jumlah
mikroorganisme cenderung menurun dengan meningkatnya keasaman tanah. Bakteri
penambat N.(Azotobacter SP.),bakterinitrit, dan bakteri perombak selulose tidak ditemukan
di lahan gambut oligotrofik yang miskin. Tetapi di lahan gambut yang kaya, pH tinggi dan
tergolong gambuteutrofik sering dijumpai adanya bakteri  Azotobacter.

 A. Bakteri Penambat Nitrogen

Pertumbuhan semua organisme tergantung pada ketersediaan nitrogen misalnya asam


amino. Nitrogen dalam bentuk dinitrogen (N2) menyusun 80% dari udara yang kita hirup,
tetapi bentuk ini tidak dapat digunakan karena ikatan yang sangat kuat (N=N). Agar bakteri
dapat digunakan untuk pertumbuhan, harus difiksasi terlebih dahulu dalam bentuk ion,
ammonium (NH4), atau nitrat. Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen menjadi
bentuk yang tersedia untuk mahluk hidup adalah Azotobacter, Azospirillum, dan

2
Rhizobium.Azotobacter ialah bakteri penambat nitrogen yang hidup bebas, tidak bersimbiosis
namun dapat menggunakan sumber N yang lain seperti ammonia, urea dan nitrat.
Azotobacter menghasilkan sejumlah bahan yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman
(growth promoting subtances) seperti thiamine, prydoxin, ribotiavin, cyanocobalamine,
nicotine, gibberelins, IAA, dan bahan anti fungi. Azospirillum ialah bakteri penambat
nitrogen yang sering dijumpai di tanah tropika yang banyak mengandung bahan organik.
Berbentuk batang yang melengkung (setengah spriral) dan gram negatif. Rhizobium ialah
kelompok bakteri yang penambat nitrogen yang hidup bebas dan berkemampuan sebagai
penyedia hara bagi tanaman merupakan Gram negatif berbentuk batang. Bila bersimbiosis
terhadap tanaman legum, bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil
akar di dalamnya.Rhizobiumhanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam
bintil akar dari mitranya legum. Peranan Rhizobiumterhadap pertumbuhan tanaman
khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya
(Rahmawati 2005).

B.Bakteri Pelarut Fosfat

Bakteri pelarut fosfat meliputi berbagai jenis bakteri yang dapat mengubah senyawa fosfat
tidak terlarut menjadi fosfat terlarut (Prepena-Akhaury et al, 1997: Raju &Reddy, 1999).
Bacillus dan Pseudomonasmerupakan golongan bakteri yang penting dalam pelarutan fosfat.
Rhizobium juga mempunyai kemam-puan dalam melarutkan fosfatorganik dan anorganik
(Abd-Alla, 1994).Menurut Lynch & Poole (1979), Bakteri pelarut fosfat berperan dalam
peru-bahan fosfat menjadi bentuk terlarut dengan cara:

1. Mengubah kelarutan senyawa fosfat anorganik

2. Mineralisasi senyawa organik dengan melepaskan orthophosphat

3. Mengubah fosfat anorganik yang menyediakan anion ke protoplasma sel (immobilisasi)

1.Potensi Bakteri dalam Pelarutkan Fosfat

Kemampuan bakteri pelarut fosfat dalam melarutkan fosfat yang terikat dapat diketahui
dengan membiakkan biakan murninya pada media agar Pikovskaya atau media agar ekstrak
tanah yang berwarna putih keruh karena mengandung P tidak terlarut seperti kalsium fosfat
(Ca3(PO4)2). Pertumbuhan bakeri pelarut fosfat dicirikan dengan adanya zona bening di
sekitar koloni bakteri yang tumbuh, sedangkan bakteri yang lain tidak menunjukkan ciri

3
tersebut (Gambar 02.). Budi Raharjo, Suprihadi, Agustina: Pelarutan Fosfat Anorganik 47
Kemampuan mikoba pelarut fosfat dalam melarutkan fosfat tidak terlarut huga dapat diuji
secara kuantitatif dengan menggunakan medium Pikovskaya cair (Isroi, 2005).2

A.Kesimpulan

Dengan adanya mikroorganisme pada lahan basah dan gambut,membuat tersedia penambat
nitrogen dan pelarut fospat sehingga tanah menjadi subur akibat aktivitas mikroorganisme
yang ada pada lahan basah dan gambut.

B.Saran

Perlu banyak penelitian tentang mikroorganisme pada lahan basah dan gambut,karena kita tau
tersedia mikroorganisme yang ada sangat banyak.

4
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCoQFjAA&url=http%3A
%2F%2Fbiologi.fst.unair.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F04%2FJurnal-
Eksplorasi-Bakteri-Ario-
080710379.pdf&ei=DWW0Ur_wFsaBrQeGi4GgBg&usg=AFQjCNFZe7JksJPtTLJhNYP_S
nOn8WHN4A&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A
%2F%2Fejournal.undip.ac.id%2Findex.php%2Fsm%2Farticle%2Fdownload
%2F3262%2F2928&ei=OnK0UujGAYeYrAes6oHoDg&usg=AFQjCNGeYqXVAhaHm1ut
hvaUCFF-I4F6Lw&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F1135%2F1%2Ftanah-
mukhlis.pdf&ei=BH60UuWbAcWIrQeWooGgCA&usg=AFQjCNHwxNmxqlO82I9GF1Ehp
_DbYIP0OA&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CGwQFjAI&url=http%3A
%2F%2Fwww.worldagroforestry.org%2Fsea%2Fpublications%2Ffiles%2Fbook
%2Fbk0135-09.pdf&ei=zxDMUqmbMoGKrQfZjoD4Cg&usg=AFQjCNFO2mOWR-
DH_HQ9X-3DcsIph_gL0w&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDkQFjAC&url=http%3A
%2F%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F61217%2FBAB
%2520II%2520Tinjauan%2520Pustaka.pdf%3Fsequence

5
%3D3&ei=zxDMUqmbMoGKrQfZjoD4Cg&usg=AFQjCNGayz57cQ61GRE3cYEwbnaIm0
zdrA&bvm=bv.58187178,d.bmk

Anda mungkin juga menyukai