Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

DASAR-DASAR ILMU TANAH

OLEH :
SAMY ADJI
191000254211016

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas  Makalah Dasar-Dasar
Ilmu Tanah  Yakni yang berjudul Faktor-faktor “Pembentukan Tanah’’ Meskipun banyak
hambatan yang Penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis juga  sampaikan terima kasih kepada dosen Pengampu yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada temen-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukannya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu  penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

                                                                       
           
                                                                                                Payakumbuh, 5 Juni 2020

                                                                                                            Samy Adji


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah


Faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan
tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang
menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,
tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor
yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer)
dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang
bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia
(dekomposisi). Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh
terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena
jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan
manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
      Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain
iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Tanah dipandang sebagai alat produksi
pertanian, karena tanah berfungsi sebagai media tumbuhnya tanaman. Tanah berasal
dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Dalam pembentukan tanah, organisme yang berperan adalah vegetasi,
hewan dan manusia.

1.2  Tujuan
-       Untuk mengetahui pengertian dari organisme.
-       Untuk mengetahui organisme yang berpengaruh dalam pembentukan tanah.
-       Untuk mengetahui proses pembentukan tanah yang dipengaruhi oleh organisme.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisme


            Organisme adalah semua makhluk hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora)
yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Semua makhluk hidup
atau jasad, baik hidup maupun mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Dalam
pembentukan tanah, organisme yang berperan adalah vegetasi, hewan dan manusia. Di antara
makhluk tersebut yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena memiliki kedudukan tetap
untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia umumnya berpengaruh tidak langsung
melalui vegetasi. 
Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena:
1. Siklus Energi
 Sumber energi utama adalah matahari yang diubah oleh tanaman melalui proses
fotosintesis menjadi bahan organik
 Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosintesis (menangkap energi matahari:
algae)
 Sumber energi yang lain adalah basil oksidasi-reduksi mineral anorganik: S dan Fe
 Energi dalam bahan organik dimanfaatkan oleh organisme/mikroorganisme Organisme
dekomposer: milipede dan Mikroorganisme dekomposer: jamur dan bakteri
 Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat akar:
bakteri Azotobacter
2. Siklus Hara

Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
1. Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan:volume yang sangat besar
=> memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat.
2. Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
3. Distribusi keberadaan yang sangat luas
Macam-macam siklus hara penting:
a. Siklus Nitrogen

 Pool N terbesar di udara sebagai gas N2


 N menjadi tersedia melalui proses fiksasi (kimia maupun mikrobiologis) (nitrogen fixer:
rhizobium dll)
 N organik (dalam jaringan makhluk hidup – bentuk protein, asam amino dan asam
nukleat) menjadi N anorganik melalui proses mineralisasi NH4+ == (ammonium) MO
dekomposer
 NH4+ mengalami Nitrifikasi oleh Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrosovibrio
 NO2- menjadi NO3+ oleh Nitrobacter dan Nitrococcus NO3- mengalami Denitrifikasi
menjadi
 NO2- oleh Pseudomonas, Bacillus dan Alcaligenes N anorganik dapat diasimilasi oleh
mikroorganisme == Imobilisasi
b. Siklus Sulfur
 Oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter dan Bacillus
2H2S + O2 → 2S + 2H2O
2S + 2H2O + 3O2 → 2SO42- + 4H+ S2O32- + H2O + 2O2 → 2SO42- + 2H+
 Reduksi Sulfat menjadi sulfida (S2-) oleh Desulphovibrio
desulphuricans 2SO42- + 4H2 → S2- + 4H2O
c. Siklus Fosfor

 Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau
protein
 Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
3. Pembentukan agregat tanah
 Organisme tanah menghasilkan polimer organik (misal humic dan fulvic bahan acids)
yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat
 Pembentukan mikroagregat menjadi makro agregat dimediasi oleh organik dan berbagai
jenis mikro dan makroorganisme (bakteri, jamur-terutama jamur VAM, algae, cacing, semut,
serangga dsb.)
4. Kesehatan Tanah
 Tanah suppressive terhadap patogen tular tanah umumnya mempunyai total
mikroorganisme yang lebih besar dan tanah yang kondusif
 Kompetisi nutrisi
 Amuba memakan jamur
 Populasi Pseudomonas spp (antagonistic bakteria) atau Trichoderma tinggi.
Bakteri sangat banyak di tanah karena kemampuannya beradaptasi dan berkembangbiaknya
dengan membelah diri. Ketahanan mikroba tanah terhadap logam berat juga beragam,tergantung
mekanisme yang dikandungnya untuk menyesuaikan diri terhadap polusi dan tergantung pada
kondisi lingkungan tempat tinggal organisme tersebut tumbuh. Ketahanan mikroba terhadap
logam berat bervariasi dalam kelompok mikroorganisme, genus maupun spesies. Pengaruh
logam terhadap mikroba tersebut terlihat pada beberapa daur kehidupannya. Pada fungi pengaruh
pengaruh tersebut terlihat dalam pembentukan miselium, maupun perkecambahan spora. Pada
khamir berupa peningkatan kegiatan lipolitik, respirasi(penghambatan sistein). Pada bakteri
terlihat pada penurunan dan perpanjangan laju. Pertumbuhan, penundaan perkembangbiakan dan
sebagainya. Berikut kandungan bakteri pada tanah :
 Tanah pasir
320 – 500 ribu sel bakteri/gr tanah
 Tanah lempung

360 – 600 ribu sel bakteri/gr tanah


 Tanah subur

Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan
menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan
organik tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti
cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah. Manusia mempengaruhi
pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam,
menentukan jenis tanaman yang ditanam, cara pengolahan atau penggarapan, cara pemanenan,
menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.

2.2  Organisme yang berpengaruh dalam pembentukan tanah


Tanah sebagai benda alam mempunyai sifat-sifat yang bervariasi. Sifat tanah yang
berbeda-beda pada berbagai tempat mencerminkan pengaruh dari berbagai faktor pembentuknya
di alam. Organisme yang berpengaruh dalam pembentukan tanah meliputi hewan
(mikroorganisme), tumbuhan, dan manusia. Organisme merupakan factor pembentuk tanah yang
aktif karena organisme faktor yang bekerja dan menghasilkan energi untuk membentuk tanah.
Jenis Mikroba penyubur tanah lainnya adalah:
1. Azotobacter SP
Berfungsi untuk melindungi atau menyelimuti hormon tumbuhan dan juga berfungsi sebagai
mikroba penambat N (nitrogen) dari udara bebas.

2. Azoospirilium SR
Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) dari udara bebas untuk diserap oleh tanaman.

3. Selulolitik
Menghasilkan enzim selulose yang berguna dalam proses pembusukan bahan organik.

4. Rill kroba Pelarut Fosfat


Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral Hat tanah menjadi senyawa yang
mudah diserap oleh tanaman, selain itu dapat membantu proses dekomposisi.
5. Pseudomonas sp dapat menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin berfungsi juga
untuk memecah mata rantai dari zat-zat kimia yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya.
6. Nitrosococcus merupakan bakteri yang memilikimetabolisme berbasis oksigen. Berperan
dalam proses penambahan kesuburan tanah (membentuk humus).

7. Nitrosomonas merupakan sebuah bakteri berbentuk batang yang terdiri dari genus
chemoautotrophic. Berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan
tanaman

Tanah berasal
dari pelapukan ba
t uan dengan
bantuan
organisme,
membentuk tubuh
unik yang
menutupi batuan.
Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah
sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap
horizon menceritakan mengenai asal dan proses proses fisika, kimia, dan biologi yang telah
dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swis yang bekerja di Amerika Serikat,
menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/
pelapukan akibat dinamika factor,  iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan
bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Tanah(s) = f (i,0, b, t, w)
Dimana i= iklim, 0= organisme, b=bahan induk, t=topografi dan w=waktu
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Dalam pembentukan tanah, organisme yang berperan aktif adalah
tumbuhan,  hewan, dan manusia. Di antara makhluk tersebut yang paling berpengaruh adalah
vegetasi karena memiliki kedudukan tetap untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan
manusia umumnya berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi. 
Bahan organik berperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan
agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan
warna tanah coklat kehitaman serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah. Beberapa jenis
hewan dalam tanah mempunyai peranan dalam proses peruraian bahan organik menjadi unsur
hara dapat diserap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Salah satu tanah
yang berasal dari bahan organik adalah Tanah organosol atau tanah gambut mempunyai ciri
warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat
sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya
proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan,
dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
Tanah ini belum dimanfaatkan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Penyebarannya di
Sumatera sepanjang pantai Utara, Kalimantan dan Irian Barat/Papua.
Mikroorganisme yang hidup di dalam tanah berperan penting dalam perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam tanah, salah satunya adalah perubahan bahan organik menjadi
subtansi yang akan menyediakan nutrien kepada tumbuhan yang tumbuh di sekitarnya tanpa
adanya mikroorganisme kehidupan di muka bumi ini akan terhambat. Mikroorganisme yang
berperan merubah bahan organik menjadi subtansi adalah bakteri, cendawan, alagae, protozoa
dan virus (Sumarsih, 2003). Mikroorganisme berperan sebagai produsen, konsumen dan redusen.
Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari.
Mikroba yang berperan sebagi produsen adalah alage dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen
menggunakan bahan organik yang dihasilkan produsen. Contoh mikroba konsumen adalah
protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi
unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur
kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur ( Fungi).
Jumlah dan macam organisme sangat beragam bergantung dari iklim, suasana fisik-kimia
tanah, dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi. Flora mikro berpengaruh terhadap sifat
fisik dan kimia. Selama proses berlangsung, berbagai unsur hara dibebaskan menjadi mudah
tersedia. Organisme juga memperlancar siklus fosfor Herbivora mendapatkan fosfat dari
tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Selain itu hewan dan tumbuhan yang
mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Sehingga, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap dari air tanah
oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya,
terutama cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang ditanam, cara pengolahan atau
penggarapan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.

2.3 Proses pembentukan tanah oleh organisme


Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran dan pelapukan dan diteruskan
dengan proses pengembangan profil tanah. Pelapukan dibedakan atas pelapukan fisik dan
pelapukan kimia. Pelapukan fisik berupa penghancuran batuan secara fisik tanpa merubah
susunan  kimianya, sedangkan proses penghancuran secara kimia adalah perubahan susunan
kimia bahan. Kedua proses tersebut biasanya berlangsung bersama-sama dan saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga sukar dibedakan hasil pelapukannya.
Bahan-bahan yang merupakan hasil penghancuran secara mekanis dan kimiawi akan
bercampur menjadi satu membentuk lapisan-lapisan bakal tanah di permukaan kerak bumi dan
bahan-bahan ini merupakan subtrat bagi pertumbuhan jasad renik yang berbentuk bakteri dan
ganggang yang menjadi awal dari proses pembentukan tanah. Bakteri yang hidup dalam tanah
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,
sehubungan dengan kemampuannya mengikat N2  dari udara dan megubah amonium menjadi
nitrat. Termasuk ke dalam golongan ini yang membentuk spora, spora pada bakteri bukan untuk
alat berkembangbiak melainkan alat untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang tidak
menyenangkan (Sutedjo, 1996).
Organisme mempengaruhi pembentukan humus, pembentukan profil tanah, sifat fisika dan
kimia tanah. Di samping itu organisme hidup memperlancar peredaran unsur hara dan membina
struktur tanah yang baik dan memperlancar transfer nitrogn dari atmosfer ke tanah melalui hujan
secara tidak langsung dan fiksasi nitrogen secara langsung. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat
dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri
Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen. Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh
produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan
mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang
larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah
amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrit dan nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen
dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida
nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
Beberapa jenis hewan yang mempengaruhi pembentukan tanah seperti cacing tanah yang
sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi) serasah. Pada waktu malam hari, cacing membawa
guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-lubangnya dan mencampur dengan mineral-
mineral tanah. Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah
disekitarnya. Sehingga lubang-lubang cacing akan mempengaruhi aerasi dan perembesan air.
Mengeluarkan kotoran di pemukaan tanah, sehingga membantu pembentukan tanah. Akan
menjadi kacau horison apabila kotoran cacing berada di dalam tanah. Dan juga apabila jalan
cacing terisi oleh material-material lain,hal ini juga akan mengacaukan horizon tanah.  
Semut-semut menyusup ke dalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah ke
permukaan tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di
permukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan
organik. Kotoran rayap yang menempel itu sudah melapuk. Tikus dan binatang lain
menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia dalam proses pembentukan tanah mempengaruhinya dengan aktivitas-aktivitas
seperti penggunaan lahan, cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang ditanam, cara
pengolahan atau penggarapan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.
Jika system penanaman manusia yang tidak sesuai dengan lingkungan seperti pada perbukitan
tidak menggunakan system terasering, hal ini akan menyebabkan terjadinya erosi, dimana erosi
tersebut akan mempengaruhi proses penghancuran batuan. Di samping itu pola penanaman
manusia yang harus menyeimbangkan unsur-unsur tanah. Jika manusia melakukan penanaman
jenis tanaman karbohidrat secara terus-menerus, hal ini akan mengurangi unsur hara tanah dan
tingkat kesuburan tanahnya menurun sehingga diperlukan  pola penanaman secara tumpang sari
untuk mengembalikan kesuburan tanah. 
Tumbuhan dalam pembentukan tanah melalui akar, daun, dan ranting. Tumbuhan akan
menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan
tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik atau mikroorganisme
yang ada di dalam tanah. Selain itu, kandunga unsure-unsur kimia yang terdapat pada tanaman
akan berpengaruh pada sifat-sifat tanah. Contoh: jenis cemara akan member unsur-unsur kimia
seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat
keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
Organisme mempengaruhi pembentukan tanah dalam hal sebagai berikut, yaitu: 
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia
seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-
daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan
membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c.  Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi didaerah beriklim sedang
seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat
membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah
berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-
sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat
tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif
rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah
di bawah pohon jati.
Dalam perkembangan profil tanah, tumbuhan, dan hewan mengalami pelapukan sehingga
membentuk suatu horizon yang berupa penimbunan bahan organik berwarna hitam yang
dinamakan humus. Horizon ini disebut juga horizon organik yang sebagian besar terdiri atas
bahan organik baik yang masih segar maupun busuk dan terletak di lapisan paling atas dalam
profil tanah.
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
 Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia
seperti batu kapur larut oleh air.
 Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu
akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
 Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim
sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk
tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan
sisa-sisa rumput.
 Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-
sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang
relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi
daripada tanah di bawah pohon jati.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, Isa. 1990. Klasifikasi Tanah.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.


Dharmawijaya,isa.1992.Klasifikasi tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press.
Utomo, Dwiyono. 2010. Geografi Tanah.Malang: Universitas Negeri Malang.
http://zabrah98.multiply.com/journal/item/16/FAKTOR_PEMBENTUK_TANAH Diakses pada
tanggal 20 September 2012, pukul 14.00 WIB
http://www.litosferman.co.cc/2010/11/faktor-faktor-pembentuk-tanah.html. Diakses pada tanggal 21
September 2012, pukul 13.00 WIB
http://viogeo.blogspot.com/2012/05/organisme-sebagai-faktor-pembentuk.html. Diakses pada tanggal
22 September 2012, pukul 15.00 WIB
Anonymous,2011.http://databaseartikel.com/pendidikan/tumbuhan- pendidikan/201110977-
mengetahui-mikroorganisme-tanah.html
Anonymous.http://id.shvoong.com/exact-sciences/2221445- tanah/#ixzz1d51BIVoW
Anonymous,2010.http://el-andalucy.blogspot.com/2010/12/mikroba-di-tanah.html

 
 

Anda mungkin juga menyukai