OLEH :
SAMY ADJI
191000254211016
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Dasar-Dasar
Ilmu Tanah Yakni yang berjudul Faktor-faktor “Pembentukan Tanah’’ Meskipun banyak
hambatan yang Penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis juga sampaikan terima kasih kepada dosen Pengampu yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada temen-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukannya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Payakumbuh, 5 Juni 2020
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari organisme.
- Untuk mengetahui organisme yang berpengaruh dalam pembentukan tanah.
- Untuk mengetahui proses pembentukan tanah yang dipengaruhi oleh organisme.
BAB II
PEMBAHASAN
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
1. Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan:volume yang sangat besar
=> memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat.
2. Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
3. Distribusi keberadaan yang sangat luas
Macam-macam siklus hara penting:
a. Siklus Nitrogen
Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau
protein
Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
3. Pembentukan agregat tanah
Organisme tanah menghasilkan polimer organik (misal humic dan fulvic bahan acids)
yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat
Pembentukan mikroagregat menjadi makro agregat dimediasi oleh organik dan berbagai
jenis mikro dan makroorganisme (bakteri, jamur-terutama jamur VAM, algae, cacing, semut,
serangga dsb.)
4. Kesehatan Tanah
Tanah suppressive terhadap patogen tular tanah umumnya mempunyai total
mikroorganisme yang lebih besar dan tanah yang kondusif
Kompetisi nutrisi
Amuba memakan jamur
Populasi Pseudomonas spp (antagonistic bakteria) atau Trichoderma tinggi.
Bakteri sangat banyak di tanah karena kemampuannya beradaptasi dan berkembangbiaknya
dengan membelah diri. Ketahanan mikroba tanah terhadap logam berat juga beragam,tergantung
mekanisme yang dikandungnya untuk menyesuaikan diri terhadap polusi dan tergantung pada
kondisi lingkungan tempat tinggal organisme tersebut tumbuh. Ketahanan mikroba terhadap
logam berat bervariasi dalam kelompok mikroorganisme, genus maupun spesies. Pengaruh
logam terhadap mikroba tersebut terlihat pada beberapa daur kehidupannya. Pada fungi pengaruh
pengaruh tersebut terlihat dalam pembentukan miselium, maupun perkecambahan spora. Pada
khamir berupa peningkatan kegiatan lipolitik, respirasi(penghambatan sistein). Pada bakteri
terlihat pada penurunan dan perpanjangan laju. Pertumbuhan, penundaan perkembangbiakan dan
sebagainya. Berikut kandungan bakteri pada tanah :
Tanah pasir
320 – 500 ribu sel bakteri/gr tanah
Tanah lempung
Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan
menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan
organik tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti
cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah. Manusia mempengaruhi
pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam,
menentukan jenis tanaman yang ditanam, cara pengolahan atau penggarapan, cara pemanenan,
menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.
2. Azoospirilium SR
Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) dari udara bebas untuk diserap oleh tanaman.
3. Selulolitik
Menghasilkan enzim selulose yang berguna dalam proses pembusukan bahan organik.
7. Nitrosomonas merupakan sebuah bakteri berbentuk batang yang terdiri dari genus
chemoautotrophic. Berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan
tanaman
Tanah berasal
dari pelapukan ba
t uan dengan
bantuan
organisme,
membentuk tubuh
unik yang
menutupi batuan.
Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah
sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap
horizon menceritakan mengenai asal dan proses proses fisika, kimia, dan biologi yang telah
dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swis yang bekerja di Amerika Serikat,
menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/
pelapukan akibat dinamika factor, iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan
bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Tanah(s) = f (i,0, b, t, w)
Dimana i= iklim, 0= organisme, b=bahan induk, t=topografi dan w=waktu
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Dalam pembentukan tanah, organisme yang berperan aktif adalah
tumbuhan, hewan, dan manusia. Di antara makhluk tersebut yang paling berpengaruh adalah
vegetasi karena memiliki kedudukan tetap untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan
manusia umumnya berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Bahan organik berperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan
agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan
warna tanah coklat kehitaman serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah. Beberapa jenis
hewan dalam tanah mempunyai peranan dalam proses peruraian bahan organik menjadi unsur
hara dapat diserap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Salah satu tanah
yang berasal dari bahan organik adalah Tanah organosol atau tanah gambut mempunyai ciri
warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat
sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya
proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan,
dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
Tanah ini belum dimanfaatkan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Penyebarannya di
Sumatera sepanjang pantai Utara, Kalimantan dan Irian Barat/Papua.
Mikroorganisme yang hidup di dalam tanah berperan penting dalam perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam tanah, salah satunya adalah perubahan bahan organik menjadi
subtansi yang akan menyediakan nutrien kepada tumbuhan yang tumbuh di sekitarnya tanpa
adanya mikroorganisme kehidupan di muka bumi ini akan terhambat. Mikroorganisme yang
berperan merubah bahan organik menjadi subtansi adalah bakteri, cendawan, alagae, protozoa
dan virus (Sumarsih, 2003). Mikroorganisme berperan sebagai produsen, konsumen dan redusen.
Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari.
Mikroba yang berperan sebagi produsen adalah alage dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen
menggunakan bahan organik yang dihasilkan produsen. Contoh mikroba konsumen adalah
protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi
unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur
kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur ( Fungi).
Jumlah dan macam organisme sangat beragam bergantung dari iklim, suasana fisik-kimia
tanah, dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi. Flora mikro berpengaruh terhadap sifat
fisik dan kimia. Selama proses berlangsung, berbagai unsur hara dibebaskan menjadi mudah
tersedia. Organisme juga memperlancar siklus fosfor Herbivora mendapatkan fosfat dari
tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Selain itu hewan dan tumbuhan yang
mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Sehingga, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap dari air tanah
oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya,
terutama cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang ditanam, cara pengolahan atau
penggarapan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.